PENGAUDITAN II
“PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN
PEMBAYARAN: PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH”
Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.Si., Ak.
Oleh:
Nama Kelompok 1
Jenis aset, beban, dan liabilitas, bisa berbeda-beda antara perusahaan yang Satu
dengan perusahaan Iainnya, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang
usaha selain perusahaan dagang pengecer dan manufaktur.
Metodologi berkaitan dengan audit atas akun-akun ini serupa dengan audit untuk
akun-akun lain yang telah dibahas pada bab-bab yang sebelumnya. Dalam bab ini akan
dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa akun terpilih,
yaitu audit atas:
Properti, mesin, dan peralatan adalah akun-akun yang tergolong sebagai aset tetap,
yaitu aset yang diharapkan akan bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun,
digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan. Tujuan untuk menggunakan aset sebagai bagian dari operasi
bisnis klien dan taksiran umur penggunaan labih dari satu tahun adalah karakteristik
utama yang membedakannya dari aset-aset seperti persediaan, beban dibayar di muka,
1
dan investasi. Pembelian properti, mesin, dan peralatan terjadi melalui siklus pembelian
dan pembayaran.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan properti, mesin, dan peralatan
lainnya biasanya adalah master file aset tetap. Master file meliputi suatu catatan rinci
untuk setiap unit peralatan dan jenis properti lain yang dimiliki. Setiap catatan dalam
file mencakup suatu deskripsi tentang aset yang bersangkutan, tanggal pembelian,
harga perolehan, depresiasi tahun ini, dan akumulasi depresiasi untuk peralatan yang
bersangkutan.
Total dari semua catatan dengan saldo di buku besar untuk akun yang
bersangkutan: peralatan, depresiasi, dan akumulasi depresiasi. Master file juga berisi
informasi tentang peralat~ an yang dibeli dan dilepaskan ( dijual, ditukar, atau tidak
dipakai lagi) selama tahun yang diperiksa. Audit atas peralatan dan aset-aset tetap
lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang tergolong aset Iancar, karena tiga
alasan berikut:
a) Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering terjadi,
lebih-lebih yang berupa peralatan berat yang digunakan dalam perusahaan
manufaktur.
b) Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material.
c) Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama
beberapa tahun.
2
Karena perbedaan-perbedaan tersebut, pengauditan peralatan ditekankan pada
pemeriksaan atas pembelian peralatan pada periode ini, bukan pada saldo dalam akun
yang dibawa dari periode sebelumnya. Selain itu, taksiran umur aset lebih dari setahun
menimbulkan akun beban depresiasi dan akumulasi depresiasi, yang diaudit sebagai
bagian dari audit atas aset. Dan terakhir, peralatan mungkin dijual atau dihentikan, dan
menghasilkan ayat jurnal untuk mencatat laba atau rugi yang memerlukan
pemeriksaan oleh auditor.
a) Melaksanakan proseduranalitis
b) Memeriksa pembelian peralatan periode ini.
c) Memeriksa pelepasan peralatan periode ini.
d) Memeriksa saldo akhir dalam akun aset.
e) Memeriksa beban depresiasi.
f) Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi.
3
C. Memeriksa Pembelian Peralatan Tahun Ini
Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas
induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
Perolehan yang ada telah dicatat
Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan.
Pengujian kecocokan saldo atas cacatan dalam daftar pelepasan sangat penting,
termasuk memeriksa kebenaran penjumlahan vertikal dalam daftar, menelusur total
dari daftar ke catatan pelepasan di buku besar, dan menelusur biaya perolehan dan
akumulasi depresiasi dari aset yang dilepas ke master file properti. Karena kesalahan
pencatatan pelepasan aset yang tidak digunakan Iagi dalam perusahaan bisa
berpengaruh terhadap laporan keuangan secara signifikan, maka mencaripelepasan
aset yang tidak dicatat menjadi hal yang penting. Sifat dan kecukupan pengenda|ian
atas pelepasan mempengaruhi Iuasnya pencarian. Prosedur-prosedur di bawah ini
sering digunakan untuk memeriksa pelepasan:
a) Review apakah aset yang baru diperoleh diganti dengan aset yang lama.
4
b) Analisis Iaba atau rugi pelepasan aset dan pendapatan lain-lain yang diterima dari
pelepasan aset.
c) Review modifikasi pabrik dan perubahan produk yang dihasilkan, perubahan
dalam peralatan berkomputer berharga mahal, pajak kekayaan, atau coverage
asuransi untuk melihat kemungikinan adanya peralatan yang ditiadakan.
d) Melakukan wawancara dengan manajemen dan personil produksi tentang
kemungkinan adanya pelepasan aset.
Apabila suatu aset dijual atau dilepas tanpa ditukar untuk penggantinya, keteltian
pencatatan transaksi bisa diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan
master file properti. Auditor harus membandingkan biaya perolehan dan akumulasi
depresiasi dalam master file dengan catatan dalam jurnal umum dan hitung ulang laba
atau rugi yang timbul dari pelepasan aset untuk dibandingkan dengan catatan
akuntansi. Apabila terjadi penukaran aset tetap, auditor harus yakin bahwa aset baru
telah dikapitalisasi dan aset yang diganti telah ditiadakan dari pembukuan, dengan
mempertimbangkan nilai buku aset yang ditukarkan dan tambahan biaya perolehan
untuk aset yang baru.
E. Memeriksa Saldo Akhir Akun Aset
Dua tujuan auditor dalam pengauditan atas saldo akhir akun peralatan ialah
menentukan bahwa :
Semua peralatan terbukukan ada secara fisik pada tanggal neraca (keberadaan)
Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan (kelengkapan)
Pada umumnya auditor tidak perlu menguji ketelitian atau penggolongan aset
tetap yang dibawa dari periode Ialu, karena diasumsikan bahwa aset - aset tersebut
telah diverifikasi pada audit periode Ialu, pada waktu mereka dibeli. Akan tetapi
auditor harus memperhatikan bahwa perusahaan mungkin kadang-kadang memiliki
peralatan yang masih ada, tetapi tidak digunakan Iagi dalam operasi perusahaan.
Apabila jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah harus diturunka
nilainya ke nilai bersih bisa direalisasi (tujuan nilai bersih bisa direalisasi) atau
sekurang-kurangnya dikelompokkan secara terpisah sebagai “peralatan non-operasi”.
Selain melakukan prosedur-prosedur untuk mendapatkan bukti yang berkaitan dengan
tujuan audit saldo aset tetap, auditor juga melakukan prosedur audit yang berkaitan
dengan empat tujuan audit tentang penyajian dan pengungkapan aset tetap.
Pertimbangan utama dalam memeriksa pengungkapan yang berhubungan dengan aset
5
tetap. Petimbangan utama dalam memeriksa pengungkapan tentang aset adalah
kemungkinan adanya larangan hukum. Auditor bisa menggunakan beberapa metoda
untuk menentukan apakah peralatan dilarang secara hukum, dengan cara:
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian
dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. Jumlah
terbukukan ditentukan melalui pengalokasian internal bukan melalui transaksi
pertukaran dengan pihak luar. Apabila beban depresiasi material, diperlukan Iebih
banyak pengujian rinci depresiasi dibandingkan dengan akun yang telah diverifikasi
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi. Tujuan
audit saldo terpenting untuk beban depresiasi adalah ketelitian. Auditor fokus pada
penentuan apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode ke
periode dan apakah perhitungan klien sudah benar. Dalam menentukan konsistensi,
auditor harus mempertimbangkan empat hal berikut:
2. Metoda depresiasi.
6
dengan tarif depresiasi. Dalam melakukan perhitungan ini, auditor harus melakukan
penyesuaian untuk penambahan dan pelepasan yang terjadi tahun ini, aset dengan
masa manfaat yang berbeda, dan aset dengan metoda depresiasi yang berbeda. Banyak
KAP menggunakan spreadsheet elektronik dalam arsip permanen mereka yang
mencakup pembagian aset tetap sesuai dengan metoda depresiasi yang digunakan dan
masa manfaatnya. Apabila hasil kalkulasi dengan menggunakan software mendekati
totaI hasil perhitungan klien dan apabila risiko pengendalian untuk beban depresiasi
rendah, maka pengujian rinci untuk depresiasi dapat dieliminasi.
Pendebetan atas akun akumulasi depresiasi pada umumnya diuji sebagai bagian dari
pengauditan atas pelepasan aset, sedangkan kreditnya diperiksa sebagai bagian dari
beban depresiasi. Apabila auditor menelusur transaksi-transaksi tertentu ke catatan
akumulasi depresiasi dalam master file property sebagai bagian dari pengujian ini,
maka hanya tinggal sedikit yang membutuhkan pemeriksaan untuk saldo akhir akun
akumulasi depresiasi.
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam
akumulasi depresiasi :
Dalam hal tertentu, masa manfaat bisa berkurang secara signifikan karena terjadinya
penurunan permintaan konsumen atas produk, penurunan fisik yang tak terduga,
modifikasi dalam Operasi, atau perubahan Iainnya. Karena kemungkinan-
kemungkinan tersebut, auditor harus mengevaluasi kecukupan cadangan untuk
akumulasi depresiasi setiap tahun untuk memastikan bahwa nilai buku tidak lebih
tinggi dari nilai bersih aset bisa direalisasi.
7
3. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
` Beban dibayardi muka, beban ditangguhkan, dan aset tak berujud, iangka Waktunya
bisa bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Termasuk dalam
kategori ini adalah:
Pada bagian ini, kita akan membahas tipikal pengendalian internal dan pengujian
audit terkait yang biasa digunakan dalam audit atas beban asuransi dibayar di muka.
Dalam pembahasan berikut, digunakan suatu contoh yang mewakili akun-akun sejenis
ini, karena :
1. Asuransi dibayar di muka sering dijumpai pada kebanyakan audit hampir semua
perusahaan berhubungan dengan urusan asuransi.
8
3. Tanggungjawab auditor untuk mereview coverage asuransi adalah pertimbangan
tambahan yang tidak dijumpai pada akun lain dalam kategori ini.
A. Pengendalian Internal
B. Pengujian Audit
Dalam mengaudit asuransi dibayar di muka, auditor mendapatkan daftar asuransi dari
klien yang mendaftar setiap asuransi yang sedang berlaku yang berisi informasi
tentang :
9
dilakukan meliputi prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua
pembebanan ke dalam beban asuransi timbul dari pengkreditan terhadap akun asuransi
dibayar di muka. Karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi serta prosedur analitis,
maka tekanan dalam pengujian rinci saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
1) Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka benar - benar Ada
dan Semua Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan
Kelengkapan)
Pengujian keberadaan dan penghilangan polis asuransi yang sedang beriaku dapat
dilakukan pada daftar polis asuransi dibayar di muka melalui salah satu dari dua
cara berikut :
1. Memeriksa suatu sampel faktur asuransi dan polis yang sedang berlaku untuk
dibandingkan dengan daftar.
2) Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang 'I'ercantum dalam
Daftar Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima ganti-rugi atas klaim asuransi disebut sebagai pihak
yang berhak. Biasanya nama penerima ganti rugi yang tertulis dalam polis adalah
klien, tetapi dalam hal kredit hipotik atau kredit lain, klaim asuransi bisa juga
dibayarkan kepada kreditur. Review atas polis asuransi untuk menentukan pihak
yang berhak atas claim selain klien merupakan pengujian yang baik untuk
memeriksa ada tidaknya utang tidak dicatat dan aset yang digadaikan.
3) Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya
telah Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketelitian dan
Kecocokan Saldo)
10
ke asuransi belum terpakai (unexpired insurance). Jumlah premi untuk suatu polis
tertentu dan jangka waktu pertanggungan dapat diperiksa pada saat yang sama
dengan memeriksa faktur premi atau dengan mengirim konfirmasi ke agen asuransi.
Setelah dua hal ini diperiksa, perhitungan klien tentang asuransi yang belum
terpakai (yang merupakan asuransi dibayar di muka) dapat diuji dengan melakukan
rekalkulasi. Selanjutnya daftar polis asuransi dibayar di muka dapat diperiksa
penjumlahan vertikalnya dan totalnya ditelusur ke buku besar untuk merampungkan
pencocokan saldo.
Kategori ketiga dari akun-akun dalam siklus pembelian dan pembayaran adalah
beban-beban terutang yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari
jasa atau manfaat (benefit) yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak diantara
beban terutang merupakan kewajiban di masa datang untuk jasa yang belum dibayar
yang timbul dari berlalunya waktu tetapi belum saatnya dibayar pada tanggal neraca.
Sebagai contoh, benefit atau manfaat yang diperoleh dari property sewaan terutang
11
dengan berjalannya waktu sepanjang tahun. Oleh karena itu pada tanggal neraca, bagian
tertentu dari total beban sewa yang beium dibayar harus diakui sebagai utang.
Kewajiban-kewajiban Iain semacam itu misalnya :
12
Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk menguji apakah semua utang
beban telah dimasukkan. Auditor memeriksa jumlah pajak kekayaan terutang bersamaan
dengan audit atas pembayaran pajak kekayaan tahun ini. Dalam kebanyakan audit,
biasanya hanya terjadi sedikit transaksi pembayaran pajak kekayaan, tetapi setiap
pembayaran seringkan material, dan oleh karenanya perlu diperiksa satu per satu.
Auditor iuga perlu membandingkan jumlah pajak kekayaan terutang tahun ini dengan
tahun sebelumnya.
Auditor biasanya memulai pemeriksaannya dengan meminta daftar pembayaran pajak
kekayaan kepada klien dan kemudian membandingkan setiap pembayaran dengan daftar
tahun yang Ialu untuk memastikan apakah semua pembayaran telah dimasukkan dalam
daftar yang dibuat klien. Daftar aset tetap juga perlu diperiksa untuk memeriksa
kemungkinan adanya penambahan dan pelepasan aset yang bisa mempengaruhi pajak
kekayaan terutang. Semua kekayaan perusahaan yang terkena palak sesuai dengan
peraturan yang berlaku, harus dimasukkan ke dalam daftar, walaupun belum sekalipun
dibayar pajaknya. Setelah auditor yakin bahwa semua kekayaan yang merupakan
objek pajak telah dimasukkan ke dalam daftar, auditor selanjutnya mengevaluasi
kewajaran pajak kekayaan atas setiap kekayaan yang dimiliki klien untuk menaksir
jumlah pajak terutang. Dalam hal tertentu, jumlah pajak terutang sudah dibuat oleh
otoritas pajak berupa tagihan pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga auditor bisa
menggunakan nya untuk membandingkan antara jumlah dalam daftar dengan tagihan
pajak. Dalam situasi lain, total pembayaran pajak tahun Ialu perlu disesuaikan dengan
perkiraan kenaikan pajak kekayaan.
13
Dua konsep pengauditan akun-akun pendapatan dan beban berikut ini sangat
penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba-rugi:
2, Penerapan prinsip akuntansi secara konsisten untuk periode yang berbeda diperlukan
agar laporan bisa diperbandingkan.
Kedua konsep di atas harus diterapkan dalam pencatatan transaksi individual dan
untuk menggabungkan akun-akun di buku besar sehingga menjadi laporan keuangan.
1) Proseduranalitis
2) Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi
3) Pengujian rinci saldo akun
Pembahasan kita di sini ditekankan pada akun-akun pendapatan dan beban yang
langsung berhubungan dengan siklus pembelian dan Dembayaran, tetapi konsep yang
sama bisa diterapkan pada akun-akun laba-rugi dalam semua siklus Iainnya.
B. Prosedur Analitis
Bab 6 membahas tentang prosedur analitis. Bab-bab selanjutnya merujuk balik pada
prosedur tersebut sebagai bagian dari area audit khusus. Prosedur analitis harus
dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian, baik untuk akun-akun
neraca maupun akun-akun laba-rugi. Tabel 16-4 menunjukkan sejumlah kecil prosedur
analitis beserta kemungkinan kesalahan penyajian dalam pengauditan akun-akun
pendapatan dan beban.
14
Tabel 16-4 Prosedur Analitis Untuk Akun-Akun Pendapatan Dan Beban
Cara terbaik dalam pemeriksaan atas kebanyakan akun laba-rugi pada setiap
siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif golongan transaksi. Sebagai contoh, apabila auditor setelah
melakukan pengujian secukupnya menyimpulkan bahwa risiko pengendalian rendah
untuk transaksi-transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran, maka tambahan
verifikasi yang diperlukan untuk akun-akun laba rugi terkait (misalnya beban listrik dan
advertensi), hanyalah tinggal melakukan prosedur analitis dan pengujian pisah batas.
Namun, hendaknya diingat bahwa akun beban dan pendapatan tertentu sama sekali
belum teruji melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, dan
oleh karenanya perlu diuji secara lebih ekstensif dengan pengujian substantif yang Iain.
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-
dokumen pendukung transaksi individual dan jumlah-jumlah yang membentuk rincian
dari total suatu akun beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah
diuraikan dan digunakan untuk pengujian transaksi sebagai bagian dari pengujian
transaksi pembelian.
termasuk misalnya faktur, Iaporan penerimaan barang, order pembelian, dan kontrak-
kontrak pembelian.
Meskipun fokus analisis, akun beban adalah pada transaksi, pengujian ini
berbeda dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi dimaksudkan untuk
menilai risiko pengendalian. Dengan cara itu, pengujian dilakukan atas golongan
transaksi, seperti misalnya pembelian, dan oleh karenanya menyangkut banyak akun
yang berbeda-beda. Dalam analisis beban dan akun laba-rugi Iainnya, auditor
16
memeriksa transaksi-transaksi dalam akun tertentu untuk menentukan apakah transaksi-
transaksi tepat untuk klien, digolongkan dengan tepat, dan dicatat dengan akurat.
1) Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada transaksi yang
seharusnya merupakan transaksi properti, mesin, dan peralatan yang dimasukkan ke
dalamnya (seharusnya dikapitalisasi, tetapi telah diperlakukan sebagai beban
reparasi dan pemeliharaan).
2) Beban sewa dan sewa guna untuk menentukan apakah ada yang perlu dikapitalisasi.
3) Beban hukum untuk menentukan apakah ada yang berpotensi menjadi utang
kontinjen (contingent liabilities), tindakan melawan hukum, atau persoalan hukum
Iainnya yang mempengaruhi laporan keuangan.
Akun beban listrik, beban perjalanan, beban advertensi jarang dianalisis kecuali
apabila prosedur analitis menunjukkan potensi yang tinggi untukterjadinya kesalahan
penyajian material.
Auditor sering menganalisis transaksi akun beban sebagai bagian dari verifikasi atas
aset terkait. Sangat lazim bagi auditor untuk menganalisis beban reparasi dan
pemeliharaan sebagai bagian dari pemeriksaan atas aset tetap, atau memeriksa beban
asuransi sebagai bagian dari pemeriksaan atas asuransi dibayar di muka.
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan
bukan mempakan transaksl tersendiri (discrete transactions). Beban-beban seperti itu
misalnya depresiasi, deplesi, dan amortisasi copyright. Pengalokasian overhead pabrik
menjadi persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh tipe lain pengalokasian
yang mempengaruhi beban.
17
Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu
pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti
standar akuntansi keuangan atau gagal menghitung pengalokasian dengan benar, laporan
keuangan bisa mengandung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti
depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa
mantaat lebih dari setahun. Biaya perolehan asli dari suatu aset diverifikasi pada saat
pembelian, tetapi penyusutannya terjadi selama bertahun-tahun.
18
DAFTAR PUSTAKA
Auditing / Al. Haryono Jusup.-Ed. 2-. Yogyakarta. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, 2011
19