Anda di halaman 1dari 10

I.

Syarat Sediaan Jadi


No Parameter Satuan Spesifikasi
Sediaan yang
akan dibuat

1 Organoleptis -
 Bau Tidak berbau
 Warna Jernih
 Bentuk Larutan

2 pH 6

3 Volume mL 20ml

4 Bentuk Sediaan Injeksi

5. Wadah Botol vial


coklat

6 Homogenitas Homogen/jernih

7 Komponen  Asam
askorbat 50
%
 Na2 EDTA
0,0025%
 Na Asetat
qs
 Na
Benzoat
0,5%
 Aqua Pro
Injeksi 20
mL
II. Pemecahan Masalah
Permasalahan Solusi

Asam askorbat sangat tidak stabil dalam Digunakan vial berwarna coklat untuk
larutan air (mudah teroksidasi) menghindari terjadinya oksidasi vitamin C
membentuk asam dihidroaskorbat, dan oleh cahaya atau disimpan dalam tempat
juga tidak tahan dengan adanya cahaya, yang gelap dan terlindung dari cahaya
panas, dan udara matahari

Adanya ion logam dalam vial mampu Ditambahkan Na EDTA sebagai bahan
mengkatalisis reaksi peruraian vitamin C pengkhelat untuk mengikat ion logam
menjadi bentuk yang tidak stabil yang kemungkinan berasal dari botol vial
dan membentuk senyawa kompleks

pH vial yang diinginkan adalah 6 Ditambahkan natrium asetat sebagai


pengatur pH

Vitamin C mudah terdegradasi dengan Disterilisasi menggunakan cara


adanya panas penyaringan atau filtrasi

III. Pra Formulasi


A. Asam Askorbat (Zat Aktif)
No Parameter Data

1 Struktur Kimia

Pemerian Hablur atau serbuk putih atau


agak kuning oleh pengaruh
cahaya, lambat laun menjadi
berwarna gelap. Dalam
keadaan kering stabil di
udara, dalam larutan cepat
teroksidasi. Melebur pada
suhu lebih kurang 190ºC.

Kelarutan Agak sukar larut dalam etarol


; tidak larut dalam kloroform
eter.

Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup


rapat, tidak tembus cahaya.

Stabilitas Vitamin C (Asam Askurbat)


merupakan laktan tak jenuh
(estersi bolak balik)
membentuk asam
dehidroaskorbat. Laju
oksidasinya tergantung pada
pH dan konsentrasi oksigen
serta dikatalisis oleh ion
logam, kususnya tembaga dan
besi. Asam dehidroaskorbat
dapat mengalami hidrolisis
lebih lanjut membentuk
produk degradasi yang
bereaksi tidak bolak balik.
Asam dikitogulorat dan asam
oksalat. Asam oskorbat juga
gampang mengalami
degradasi di bawah kondisi
analrob, membentuk furfural
dan karbon dioksida. Profil
laju pH bagi keduanya baik
degradasi aerob maupun an-
aerob akan mencapai
maksimal pada sekitar pH.
Stabilitas maksimum terjadi
dekat pH 3 dan pH 6.
OTT Asam askorbat tidak cocok
bila digunakan bersama
dengan garam - garam besi,
bahan pengoksidasi dan
garam dari logam berat
terutama tembaga

B. Dinatrium Edetat (Na2EDTA)

No Parameter Data

1 Pemerian Serbuk hablur, putih

2 Kelarutan Larut dalam air, praktis tidak


larut dalam CHCl3 dan eter,
sedikit larut dalam etanol
95%, larut dalam 1:11 bagian
air.

3 Kegunaan Pengkhelat

C. Na benzoat
No Parameter Data

1 Pemerian Granul atau serbuk hablur,


putih; tidak berbau atau
praktis tidak berbau; stabil di
udara

2 Kelarutan Mudah larut dalam iar, agak


sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam
etanol 90%

3 Kegunaan Antimikroba

IV. Formulasi
No Bahan Kagunaan Pemakaian Perhitungan/unit Perhitungan
(%) @batch
1 Asam Zzat akif 500mg 500 𝑚𝑔 600mg
× 8 ml =
20
Askorbat (antioksidan)
200 mg
2 Na2EDTA Pengkhelat 0,1 0,1 0,12
× 8 ml = 0,04
20
3 Na Asetat Pengatur pH qs qs qs

4 Na Benzoat Antimikroba 0,5 0,5 0,6


× 8 ml = 0,2
20
5 Aqua Pro Cairan 20 mL 20mL 60 ml
Injeksi Pembawa

V. Perhitungan
 Volume larutan yang akan dibuat:
V = ( n × V’ ) + ( 2 × 3 )
= (3 × 0,60 ) + ( 2 × 3 )
= 1,8 + 6
= 7,8 ~ 8 ml
 Perhitungan Bahan
a. Asam askorbat 500 mg/100 ml
500 𝑚𝑔
× 8 ml = 200 mg
20 𝑚𝑙
b. Na2EDTA
0,1
× 8 ml = 0,04
20
c. Natrium Benzoat
0,5
× 8 ml = 0,2
20

 Metode Krioskopik
𝑊 × 1000
Δ TF = Liso ×
𝐵𝑀 ×V
a. Asam askorbat
10 ×1000
ΔTF = 1,9 ×
176,13 ×20
= 5,39°

b. Na2EDTA
0,0005 ×1000
ΔTF = 4,8 ×
36,2 ×20

= 0,00035°
c. Na Benzoat
0,1 ×1000
ΔTF = 3,4 ×
144,11 ×20

= 0,1179°
ΔTF = 0,51,4°> 0,52° merupakan hipertonis
 Metode Sprowls
𝑊 ×1000
Δ TF =Liso ×
BM ×V

a. Asam askorbat
𝑊 ×1000
Δ TF = Liso ×
BM ×V
0,3 × 1000
0,52 = 1,9 ×
176,13 ×V

V = 6,22 ml
0,3 0,10
=
6,22 x

X = 267,4 ml
b. Na2EDTA
𝑊 ×1000
Δ TF = Liso ×
BM ×V
0,3 × 1000
0,52 = 4,8 ×
336,2 × V

V = 8,236 ml
0,3 0,009
=
8,23 x

X = 0,137 ml
c. Natrium benzoat
𝑊 ×1000
Δ TF = Liso ×
BM ×V
0,3 × 1000
0,52 = 3,4 ×
144,11 × V

V = 13,61 ml
0,3 0,1
=
13,61 x

X = 4,53 ml
Total NaCl yang setara = 212,067 ml
NaCl yang ditambahkan = 20 – 212,067 ml
= - 192,067 ml (hipertonis)
 Metode Ekivalensi NaCl
a. Asam askorbat
1,9
E = 17 ×
176,13
10
= 0,183 = × 100 % = 50 %
20
b. Na2EDTA
17 ×4,8
E= = 0,025 % × 0,042 = 0,006 %
336,2

c. Natrium Benzoat
3,4
E = 17 × = 0,4010
144,17

NaCl yang ditambahkan = 0,9 – (9,15 + 0,006 + 0,2005)% = 8,45656


(hipertonis)
 Metode White Vincent
a. Asam askorbat = 9,15%
9,15
× 20 ml = 1,83 g
100
b. Na2EDTA = 0,006 %
0,006
× 20 ml = 0,0012 g
100
c. Natrium Benzoat = 0,2005%
0,2005
× 20 ml = 0,40 g
100

Total yang setara = 1,871 g


0,9 1,87
×
100 X
X = 207,9 ml
NaCl yang ditambahkan = 20 – 207,9 ml = - 187,9 ml (hipertonis)
VI. Alat dan Bahan
Alat:
1. Beaker glass
2. Pinset
3. Spuit
4. Corong kaca
5. Kertas saring
6. Erlenmayer
7. Spatula
8. Pipet tetes
9. Kaca arloji
10. Vial
11. Perkamen
12. Sudip
13. Oven
14. Autoklaf

Bahan:

1. Asam Askorbat
2. Na2EDTA
3. Na Asetat
4. Na Benzoat
5. Aqua Pro Injeksi
VII. Cara Pembuatan
A. Sterilisasi Alat
1. Siapkan alat
2. Sterilkan kedalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 18°C
3. Lalu masukkan pinset, spatula kedalam oven dengan suhu 121°C selama
30 menit
B. Pembuatan API
1. Ditimbang 1,5 gram karbon katif lalu di oven hingga bobot konstan.
2. Dididihkan 1 liter air lalu masukkan karbon aktif yang telah konstan.
3. Dididihkan air selama 10 menit lalu saring
4. Sterilisasi API dengan autoklaf
C. Pembuatan Injeksi
1. Siapkan alat dan bahan yang sudah steril
2. Timbang bahan
3. Larutkan asam askorbat dalam sedikit API lalu saring dengan kertas
saring sebanyak 3x
4. Larutkan Na2EDTA dan Na Benzoat dengan API dalam wadah lain, lalu
saring menggunakan kertas saring sebanyak 3x
5. Campur semua bahan, ukur pH lalu tambahkan API ad 20mL
6. Masukkan sediaan ke dalam vial, tutup, beri etiket dan masukkan
kedalam pengemas sekunder.

VIII. Evaluasi
A. Pengujian pH
1) Kertas lakmus
2) Indikator universal
3) pH meter
B. Uji Kekedapan
1) Ampul dikumpulkan dalam bak
2) Masukan larutan metilen biru (0,08-0,09%) yang dicampur dengan
benzil alkohol dan sodium hipoklorit
3) Bak ditutup dan divakum dengan tekanan 70 mmHF selama beberapa
menit.
4) Selanjutya bak dinormalkan kembali, lalu dibuka.
5) Perhatikan apakah ampul diwarnai oleh larutan bahan pewarna.
C. Kejernihan
1) Ampul atau vial diputar secara vertikal 180 C berulang-ulang di depan
suatu latar belakang yang gelap dan sisinya diberi cahaya lampu
Atherman atau lampu proyeksi dengan cahaya 1000-3500lux dengan
jarak 25 cm.
D. Uji Bebas Pirogen
a) Test kelici (FI)
1) Menggunakan 3 ekor kelinci
2) Suhu larutan uji 38,5 C
3) Injeksi larutan uji pada vena tlinga kelinci tidak kurang dari 0,5 ml
dan tdk lebih 10 ml per kg bb.
4) Catat temeperatur pada 1,2,3 jam sesudah penyuntikan
5) Syarat dapat dilihat pada tabel
Jumlah Kelinci Larutan uji memenuhi Larutan uji tidak
syarat bila jumlah respon memenuhi syarat bila
tidak melebih (°C) jumlah respon
melebihi (°C)

3 1,2 2,7

6 2,8 4,3

9 4,5 6,0

12 6,6 6,6

E. Uji Keseragaman Bobot (Dengan penimbangan)


1) Hilangkan etiket pada wadah. Timbang persatu dalam keadaan terbuka.
Selanjutnya keluarkan isi wadah, cuci dengan air lalu dengan etanol 95%
keringkan pada suhu 105 C hingga bobot tetap.
2) Bobot wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas tertentu dalam
tabel
Bobot yang tertera pada etiket Bobot penyimpanan dalam %

Tidak lebih dari 120 mg 10

Antara 120 mg – 300 mg 7,8

300 mg atau lebih 5

Anda mungkin juga menyukai