Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran yang diampu oleh Cepi Riyana, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Niken Alifya Dewi (1204220)

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013
1. Kurikulum memiliki makna yang cukup luas, tidak hanya sekedar sejumlah materi
pelajaran dan jadwal pelaksanaan pembelajaran, namun kurikulumnmemiliki
ruang lingkup yang setidaknya terdapat 4 dimensi kurikulum. Uraikan makna dari
4 dimensi kurikulum tersebut.

Jawaban:

Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulummemiliki empat dimensi


pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat
dimensi tersebut, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian,
khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai
suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum


sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai
suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

2. Landasan memiliki fungsi yang penting dalam pengembangan kurikulum, karena


menjadi dasar kokoh dan tidaknya sebuah bangunan pendidikan di sebuah Negara.
Terdapat 4 landasan kurikulum, uraikan dengan lengkap apa makna dari masing-
masing landasan tersebut dan disertai contoh penerapan masing-masing dalam
pembelajaran.

Jawaban:
a. Landasan Filosofis
Secara harfiah filsafat berarti “cinta akan kebijakan” {love of wisdom) untuk
mengerti dan berbuat secara bijak, ia harus memiliki pengetahuan, dan pengetahuan
yang diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara mendalam, logis dan
sistematis. Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berpikir secara radikal,
menyeluruh dan mendalam (Socrates). Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum ialah asumsi=asumsi atay rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir
secara mendalam, analitis, logis, dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan,
melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum. Penggunaan filsafat
tersebut baik dalam pengembangan kurikulum dalam bentuk program (tertulis),
maupun kurikulum dalam bentuk pelaksanaan (operasional) di sekolah.
Contoh: Indonesia pada masa penjajahan Belanda menganut kurikulum yang
berorientasi pada kepentingan politik Belanda. Pada saat diajajah Jepang, orientasinya
berpindah sesuai dengan kepentingan dan system nilai yang dianut oleh Jepang.
Setelah Indonesia mencapai kemerdekaanya, dan secara bulat dan utuh menggunakan
pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam berbangsa dan bernegara, maka kurikulum
pendidikan disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri.

b. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hunungan
dengan lingkungan, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program
pendidikan untuk merubah perilaku manusia. Oleh sebab itu dalam mengembangkan
kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan
bagaimana perilaku peserta didik harus dikembangkan. Melalui penerapan landasan
psikologi dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang dilakukan dapat
menyesuailan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi atau
bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau
pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.
Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai tingkatan perkembangan
merupakan kajian dari psikologi perkembangan, dan oleh karena itu dalam
pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan dengan program pendidikan
untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak harus dijadikan
dasar dalam upaya perkembangannya
Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui
proses belajar. Guru atau pendidik selalu mencari upaya untuk dapat membellajarkan
anak. Cara belajar dan mengajar yang bagaimana agar dapat memberikan hasil yang
optimal, tentu saja memerlukan pemiliran mendalam, yaitu dilihat dari kajian
psikologi belajar.
Contoh: Melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa.

c. Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah proses budaya, manusia yang akan dididik adalah mahluk yang
berbudaya dan senantiasa mengembangkan kebdayaannya. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan dengan didasarkan pada norma-norma sosial atau
budaya, dan sekaligus berfungsi berfungsi untuk mengembangkan kehidupan sosial
maupun budaya kearah yang lebih bauk sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
masyarakat yang berbudaya.
Contoh: Mengajarkan norma dan moral yang berlaku dimasyarakat.

d. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Pendidikan dihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan pesat. Oleh karena itu agar kurikulum dapat bertahan kuat, maka
pengembangannya harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
pula. Dengan demilian kurikulum akan mampu menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berkembang baik dilihat dari segi perkembangan sodial budaya maupun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contoh: menggunakan media infosus untuk mempermudah kegiatan belajar
mengajar.
3. Kurikulum merupakan sebuah system system, karena memiliki karakteristik,
diantaranya : (1) integral, (2) ada komponen, (3) memiliki fungsi, (4) tujuan.
Jelaskan kedudukan dan fungsi masing-masing komponen dalam kurikulum serta
gambarkan dalam sebuah bagan sehingga terlihat keterkaitan diantara komponen
tersebut!

Jawaban:

TUJUAN

EVALUASI ISI/MATERI

METODE

Sebuah system, masing-masing komponen membentuk sebuah integritas atau satu


kesatuan yang utuh. Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling
berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. Mislanya dalam menentukan bahan
pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu
disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang
sesuai. Dalam menentukan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan
pembelajaran, bahan yang disediakan media dan strategi yang digunakan, begitu juga
dengan komponen yang lainnya saling bergantung (intervedensi) dan saling terobos
(interprenetrasi).
a. Tujuan
Fungsi tujuan:

1. Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan
: (a) menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat
diamati; (b) menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik;
dan (c) memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat digunakan
peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama.
2. Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam
bentuk: (a) ketepatan atau ketelitian respons; (b) kecepatan, panjangnya dan
frekuensi respons.
3. Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku
peserta didik berupa : (a) kondisi atau lingkungan fisik; dan (b) kondisi atau
lingkungan psikologis.

b. Materi/Isi

Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topic/subtopic dan rinciannya. Secara
umum isi kurikulum itu dapat dipilih menjadi tiga unsure utama, yaitu: logika
(pengetahuan tentang benar-salah; berdasarkan prosedur keilmuan), etika
(pengetahuan tentang baik-buruk) berupa muatan nilai moral, dan estetika
(pengetahuan tentang indah-jelek) berupa muatan nilai seni. Sedangkan bila
memilahnya berdasarkan taksonomi Bloom dkk., bahan pembelajaran itu berupa
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai), dan psikomotor (keterampilan).

c. Metode

Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku
yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain metode dan
teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda
dengan metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut
keterampilan atau sikap.

d. Evaluasi

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan


pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum
itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.

Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah
dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu
perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya

4. Terdapat sejumlah prinsip dalam pengembangan kurikulum seperti : (1) goal


oriented. (2) efektivitas, (3) efisiensi, (4) objektivitas dan (5) relevansi. Salah satu
prinsip dalam pengembangan kurikulum tersebut adalah relevansi, baik internal
maupun eksternal. Jelaskan maksud kedua relevansi tersebut dalam kurikulum,
dan berikan contoh penerapannya dalam pendidikan kita.

Jawaban:

a. Relevansi eksternal artinya bahwa kurikulum itu hatus sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat baik kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang ada pada masa
kini maupun kebutuhan yang diprediksi pada masa yang akan datang.
b. Relevansi internal yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum itu snediri. Suatu
kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat relevansi internal yaitu adanya
koherensi dan konsisten antar komponennya

5. Terdapat berbagai macam model pengembangan kurikulum, seperti : (1) Model


Tyler, (2) Model Baucham, (3) Model Seller Meller, (4) Metode Hilda Taba, (5)
ModelOliva, dan lain-lain. Ambil salah satu model lalu jelaskan maksud dari model
tersebut, apa kelebihan dan kekurangannya!
Jawaban:

Model Ralph Tyler


Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan Tyler diajukan berdasarkan pada
beberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah-langkah dalam pengembangan
kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1. Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai oleh sekolah?
2. Pengalaman-pengalaman apakah yang semestinya diberikan untuk mencapai
tujuan pendidikan?
3. Bagaimanakah pengalaman-pengalaman pendidikan sebaiknya diorganisasikan?
4. Bagaimanakah menentukan bahwa tujuan telah tercapai?
Oleh karena itu, menurut Tyler ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan
kurikulum yang meliputi :
1. Menentukan tujuan pendidikan.
2. Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan.
3. Menentukan organisasi pengalaman belajar.
4. Menentukan evaluasi pembelajaran.

Berikut ini penjelasan setiap tahapan model pengembangan kurikulum Tyler :


1. Menentukan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran yang harus dicapai dalam program
pendidikan dan pembelajaran. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan sebagai
sumber dalam penentuan tjuan pendidikan menurut Tyler yaitu : a) Hakikat peserta
didik. b) Kehidupan masyarakat masa kini dan c) Pandangan para ahli bidang studi.
Selanjutnya difilter oleh nilai-nilai filosofis masyarakat dan nilai filosofis pendidikan
serta psikologi belajar.
Ada liam faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan, yaitu : pengembangan
kemampuan berpikir, membantu memperoleh informasi, pengembangan sikap
kemasyarakatan, pengembangan minat peserta didik dan pengembangan sikap social.

2. Menentukan Proses Pembelajaran


Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah
persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah
diperoleh siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses
pembelajaran selanjutnya.

3. Menetukan Proses Pengalaman Belajar


Pengalaman belajar harus mencakup tahapan-tahapan balajar dan isi atau materi
pembelajaran. Pengalaman harus diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat
memudahkan dalam pencapaian tujuan.

4. Menentuakn Evaluasi Pembelajaran


Jenis penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan
pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.

6. Decara historis kurikulum Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahanm


setidaknya beberpa decade/nama seperti kurikulum tahun 1965, kurikulum 1975,
kurikulum 85, kurikulum99, kurikulum KBK, KTSP dan kurikulum 2013. Jelaskan
erbedaan antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

Jawaban:

No KTSP 2006 Kurikulum 2013

Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
1 diturunkan dari kebutuhan
Standar Isi
masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Standar Isi diturunkan dari Standar
2
Lulusan Mata Pelajaran Kompetensi Lulusan
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk Semua mata pelajaran harus
3
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk berkontribusi terhadap
pengetahuan pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
Mata pelajaran diturunkan dari
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
kompetensi yang ingin dicapai
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, Semua mata pelajaran diikat oleh
5
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah kompetensi inti (tiap kelas)
Pengembangan kurikulum sampai
Pengembangan kurikulum sampai pada
6 pada buku teks dan buku pedoman
komptensi dasar
guru
Tematik Kelas I-III Tematik integratif Kelas I-VI
7
(mengacu mapel) (mengacu kompetensi)

Anda mungkin juga menyukai