All About Jahe
All About Jahe
Banyak orang sering kali merasa sulit membedakan antara jahe dan lengkuas. Pasalnya, kedua
rempah ini memiliki tampilan yang sangat mirip. Faktanya, jahe memang masih satu keluarga
dengan lengkuas. Bahkan, jahe juga masih satu keluarga dengan temulawak, temu hitam, kencur,
kunyit.
Ya, tanaman rempah satu ini ternyata termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae),
sehingga tak heran jika memiliki bentuk rupa yang sangat mirip dengan berbagai rempah-rempah
tersebut.
Rempah ini berasal dari Asia Pasifik dan tersebar luas dari India sampai Cina, termasuk
Indonesia.
Contohnya, di pulau Sumatra, jahe disebut halia bagi orang Aceh, bahing dalam bahasa Batak
Karo, sementara orang Minangkabau menyebutnya sipodeh. Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe
(sunda), jae (Jawa), dan jhai (Madura). Di Sulawesi, jahe disebut layu oleh masyarakat
Mongodow, melito (Gorontalo), laia (Makasar), dan pace (Bugis), dan masih banyak lagi.
Jahe merah
Sumber: maxmanroe
Jahe merah disebut juga dengan jahe sunti. Salah satu ciri fisik yang paling ketara dari tanaman
rempah satu ini adalah warnanya. Jahe jahe merah atau Zingiber officinale var. rubrum
mempunyai kulit rimpang yang berwarna hijau kemerahan dengan bagian dalam yang berwarna
merah muda sampai kuning.
Ukuran rimpang jahe merah lebih kecil ketimbang jahe biasa, dan ruasnya pun cenderung rata
dan sedikit menggembung. Tak hanya itu, kandungan dan rasanya pun berbeda. Jahe jenis ini
mempunyai rasa yang lebih pahit dan pedas dari jahe biasanya karena mengandung minyak astri
lebih banyak.
Tak seperti jahe biasa, jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Jahe ini cocok untuk ramuan
obat-obatan.
Jahe putih
Sementara jahe putih sering juga disebut dengan jahe gajah atau jahe badak. Jahe jenis ini
memiliki rimpang yang besar dan gemuk dengan warna putih kekuningan. Ruas rimpangnya juga
lebih menggembung dibandingkan dengan varietas lainnya.
Rasa yang dimiliki jahe putih tidak sepedas jahe merah. Tak harus menunggu hingga tua, Anda
bisa sudah bisa diolah sejak usianya masih terbilang muda. Entah itu dikonsumsi secara langsung
maupun diolah menjadi berbagai panganan dan minuman lain.
Manfaat jahe merah dan putih untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan sebenarnya sudah
terkenal sejak zaman dahulu. Ya, dari generasi ke generasi, jahe merupakan salah satu obat
herbal alami yang sering digunakan untuk memperlancar sekaligus mencegah berbagai masalah
pencernan.
Ekstrak minyak jahe merah dapat melindungi sistem pencernaan Anda dari bakteri, sehingga
mencegah Anda dari masalah pencernaan, seperti sakit perut. Agen antibakteri yang ada dalam
jahe dapat melawan bakteri jahat, seperti Escherichia coli, Salmonella enteriditis,
dan Staphylococcus aureus.
Bila ditambahkan dalam makanan, jahe dapat digunakan sebagai pengawet alami dan dapat
mencegah Anda dari keracunan makanan akibat bakteri. Tak hanya itu, kehangatan yang
diberikan oleh jahe juga dapat menenangkan pencernaan Anda. Kehangatan yang diberikan oleh
jahe juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi flu dan pilek.
Manfaat jahe merah untuk mengurangi peradangan ini sudah didukung oleh beberapa
penelitian. Sebuah penelitian yang dilakukan pada atlet sepak takraw membuktikan bahwa
pemberian ekstrak jahe selama 10 hari dapat mengurangi nyeri otot pada atlet sepak takraw.
Penelitian lain yang diterbitkan oleh American College of Rheumatology juga membuktikan
bahwa ekstrak jahe dapat membantu mengurangi gejala osteoarthritis, seperti nyeri otot. Salah
satu penelitian bahkan menyebut bahwa jahe lebih efektif mengurangi peradangan di dalam
tubuh ketimbang obat antiinfalamsi non streoid (NSAID).
Para peneliti menemukan bahwa berbagai kandungan dalam jahe dapat bertindak sebagai
antiperadangan sehingga dapat membantu Anda dalam melawan peradangan akut maupun
kronis. Beberapa komponen aktif dalam jahe yang dapat menurunkan leukotrien dan
portaglandin yang memicu peradangan di antaranya gingerol, gingerdione, dan zingeron.
Selain itu, jahe merah juga mengandung oleoresin yang lebih tinggi dari jahe lainnya, di mana
oleoresin juga dapat bekerja sebagai antiperadangan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta menemukan bahwa minyak atsiri jahe merah memiliki efek afrodisiak. Meski
begitu, efek aprodisiak minyak atsiri jahe merah masih lebih kecil dibanding dengan pasak bumi.
Afrodisiak sendiri merupakan zat kimia yang digunakan merangsang daya seksual dengan cara
meningkatkan serta melancarkan sirkulasi aliran darah dalam tubuh. Apabila sirkulasi darah
meningkat, maka kemungkinan aliran darah di daerah lemin juga meningkat. Alhasil, pria pun
memungkinkan untuk mengalami ereksi.
Di samping itu, penelitian lain juga menemukan bahwa rempah satu ini juga
mengandung antioksidan dan memiliki aktivitas androgenik. Hal tersebut membuat jahe merah
diyakini dapat meningkatkan jumlah hormon testosteron sehingga dapat meningkatkan
kesuburan pria.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe
yang dikombinasikan dengan mineral seng pada tikus albino jantan dapat meningkatkan hormon
testosteron, jumlah sperma, dan kualitas sperma pada tikus. Sehingga, hal ini dapat
meningkatkan fungsi testis pada tikus.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memperkuat temuan ini.
Manfaat jahe merah ternyata juga bisa membantu menurunkan asam urat. Mengutip dalam laman
website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), diketahui bahwa jahe
merah masuk dalam 10 daftar tanaman herbal yang efektif untuk mengobati asam urat.
Arthritis gout, alias penyakit asam urat merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika asam urat
mengalami penumpukkan di persendian, sehingga menyebabkan peradangan dan timbulah
nyeri. Jahe merah membantu mengurangi peradangan di sendi dan membuang tumpukan asam
urat dengan memperlancar sirkulasi darah. Alhasil, tingkat asam urat yang semulanya tinggi bisa
berangsur-angsur menurun ke dalam tahap yang normal.
Penelitian lain juga menemukan hal yang serupa. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam
International Journal of Scientific dan Technology pada tahun 2017, diketahui bahwa kompres
jahe merah yang dilakukan sehari sekali secara rutin dapat membantu mengurangi skala nyeri
asam urat yang dialami pasien lansia.
Para peneliti meyakini bahwa kompres jahe merah dapat mengurangi peradangan dengan cara
menurunkan kadar prostaglandin dan leukotrien pasien lansia dengan penyakit asam urat. Meski
terbukti membantu menurunkan kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh, masih dibutukan
penelitian lanjutan dengan cakupan yang lebih luas sekaligus indikator yang lebih mendetail
guna memastikan manfaat jahe merah yang satu ini.
Tips memilih jahe merah yang tepat
Agar manfaat jahe merah dapat Anda rasakan secara optimal, pastikan Anda memilih jahe
dengan kualitas terbaik. Jahe yang berkualitas memiliki kulit mengkilap dan bertekstur halus.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jahe merah biasanya baru dipanen jika sudah tua. Nah, jahe
merah yang sudah tua ini umumnya memiliki daging yang berat dan tebal. Jika daging buah
rempah ini terasa lunak dan berwarna kehitaman, itu artinya jahe sudah busuk.
Hindari jahe merah yang sudah mengkerut, karena hal tersebut menandakan bahwa rempah yang
Anda gunakan sudah tak segar lagi. Jahe yang tak segar akan memengaruhi rasa dari makanan
yang akan Anda olah nantinya. Jahe yang berkualitas baik ketika dicium juga memiliki aroma
pedas yang segar.
Nah, cara menjaga kualitas jahe merah sendiri sebenarnya tergantung pada proses
penyimpananya. Simpanlah jahe merah di tempat yang kedap udara. Anda bisa menyimpannya
dalam toples, atau membungkusnya dalam kantung kertas atau kain kering.
Agar kesegarannya tetap terjaga, simpanlah jahe dala lemari pendingin, di bagian tempan
penyimpanan sayur. Anda juga bisa menyimpan sisa jahe cincang ke dalam freezer supaya tetap
segar ketika akan digunakan untuk diolah menjadi bahan masakan lain.
Masyarakat Indonesia tentu sudah tak asing lagi dengan wedang jahe dan sekoteng. Ya,
minuman hangat yang nikmat ini memang sudah sangat populer di berbagai kalangan. Biasanya,
minuman ini menjadi menu andalan di angkringan.
Nah, ketimbang membeli sekoteng jahe di angkringan, tak ada salahnya sekali-sekali mencoba
membuat sendiri di rumah. Selain lebih hemat, minuman yang dibuat sendiri juga jelas terjamin
keamananya. Ya, Anda bisa memilih sendiri bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan
selera Anda.
Sebelum membuat sekoteng, pastikan kalau Anda memilih jahe segar yang masih berbentuk
umbi atau rimpang ketimbang yang sudah diolah menjadi bentuk lain, misalnya bubuk. Jahe
segar umumnya mengandung lebih banyak nutrisi daripada yang sudah dijadikan ekstrak.
1 liter air
2 sdm gula merah, sisir kasar
2 ruas jahe merah, geprek atau memarkan
2 batang serai, memarkan
2 lembar daun pandang, ikat simpul
1 genggam kacang tanah sangrai, buang kulitnya
50 gram kacang hijau, rebus hingga mtang
1 lembar roti tawar gandum, potong dadu
Kolang-kaling secukupnya, rebus sampai matang
Sejumput garam
Cara membuat
Mau mencoba sensasi yang berbeda? Tambahkan es batu dan nikmati semangkuk sekoteng
dingin yang menyegarkan. Bila rasa jahenya masih terlalu kuat, Anda bisa tambahkan madu atau
perasan air lemon.
Efek samping berupa sakit perut, perut kembung, hingga mulas dan diare. Selain itu, bagi Anda
yang sedang minum obat pengencer darah, baiknya berkonsultasi dulu ke dokter sebelum minum
air jahe. Pasalnya, konsumsi jahe dalam bentuk apa pun dikhawatirkan dapat menyebabkan
interaksi berbahaya jika Anda sedang minum obat pengencer darah.
Hal ini juga berlaku bagi ibu hamil. Walaupun minum air jahe tidak membahayakan apalagi
meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, Anda sebaiknya tetap konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan Anda sebelum minum air jahe saat hamil.
Idealnya, Anda tak dianjurkan mengonsumsi lebih dari 4 gram jahe per hari.