Anda di halaman 1dari 11

Literatur Review

DAMPAK PAJANAN METANA (CH4) TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Ervina Sepami AR (K012181008)

Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak

Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya Gas Metana yaitu hidrokarbon CH4.
Metana (Methane) adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas. Metana murni
tidak berbau, tidak berwarna, extremely flammable (sangat mudah terbakar) , asphyxian
(mampu menggeser oxygen), non toxic dan non corrosive. Pembakaran satu molekul metana
dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida). Bahaya Gas Metana
pada lingkungan diantaranya gas rumah kaca atau (greenhouse gas) disingkat GHG dan
merupakan penyebab terbesar pemanasan global dalam beberapa tahun terakhir. Gas metana
masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernapasan (inhalasi) dan paru-paru. Dampak
dari paparan gas ini akan merasa mual, sakit kepala, dan detak jantung lebih cepat. Efek akut
dari paparan gas metana adalah kekurangan oksigen, yaitu < 16%. . Kesimpulan : Gas metana
merupakan gas rumah kaca yang dihasilkan selama dekomposisi padatan limbah tempat
pembuangan sampah yang berkontribusi 20% terhadap efek radiasi yang mudah terbakar dan
dapat menimbulkan ledakan apabila bercampur dengan udara dengan konsentrasi 5-15%.
Selain menimbulkan bahaya kebakaran, gas metana merupakan sumber pencemar lingkungan
yang dapat menyebabkan keracunan sehingga mengganggu kesehatan, antara lain gangguan
saluran pernafasan seperti asphyxia (keadaan di mana darah kekurangan oksigen dan tidak
mampu melepas karbondioksida)
Kata Kunci: Metana,Toksikologi,Toksikokinetik,Toksikodinamik

Abstract
In human life can not be separated from the presence of Methane Gas, CH4 hydrocarbons.
Methane (Methane) is the simplest hydrocarbon in the form of gas. Pure methane is odorless,
colorless, extremely flammable (very flammable), asphyxian (capable of shifting oxygen),
non toxic and non corrosive. Burning one molecule of methane with oxygen will release one
molecule of CO2 (carbon dioxide). The dangers of methane in the environment include GHG
or GHG abbreviations and are the biggest cause of global warming in recent years. Methane
gas enters the human body through the respiratory system (inhalation) and lungs. The impact
of exposure to this gas will feel nausea, headaches, and a faster heartbeat. The acute effect of
exposure to methane is lack of oxygen, which is <16%. . Conclusion: Methane gas is a
greenhouse gas produced during the decomposition of solid waste landfills which contributes
20% to the effects of combustible radiation and can cause an explosion when mixed with air
with a concentration of 5-15%. In addition to causing fire hazards, methane gas is a source of
environmental pollutants that can cause poisoning that disrupts health, including respiratory
tract disorders such as asphyxia (a condition in which blood is deficient in oxygen and unable
to release carbon dioxide)
Keywords: Methane, Toxicology, Toxicokinetics, Toxicodynamics

Pendahuluan

Metana adalah komponen utama gas dalam batubara, terdiri dari 80% -90% atau
lebih total volume gas. Saat batu bara terbentuk, bahan organik yang terurai menghasilkan gas
metana, serta CO2, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan proporsi yang lebih rendah dari gas lain
seperti etana, propana, butana, dan argon. Selama diagenesis, karbon meningkat dari 60%
menjadi 90%, sedangkan hidrogen berkurang dari 5,5% menjadi 3%, artinya bahwa sejumlah
besar metana dilepaskan. Dengan meningkatnya produksi batubara di seluruh dunia, lebih
banyak perhatian diberikan pada kesehatan, keselamatan dan dampak lingkungan dari metana
yang dilepaskan selama penambangan batubara.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa telah
menunjukkan bahwa dampak metana di atmosfer lebih jauh daripada yang diperkirakan
semula, dan tambang batu bara adalah sumber terbesar keempat. Emisi metana setelah minyak
dan gas, TPA, dan industri peternakan. Akibatnya, fokus utama saat ini sedang diarahkan
untuk meminimalkan emisi metana dari seluruh rantai nilai industri batubara dari produksi
melalui pemanfaatan. Metana bereaksi dengan uap pada suhu tinggi untuk menghasilkan
karbon monoksida dan hidrogen; yang terakhir digunakan dalam pembuatan amonia untuk
pupuk dan bahan peledak. Metana di tambang batu bara akan selalu menjadi bahaya, tetapi
risiko ledakan telah sangat diminimalkan oleh peningkatan peraturan keselamatan, detektor
gas sensitif, peningkatan ventilasi, dan sistem drainase metana (Satar Mahdevari,2019)
Dalam industri kimia, metana adalah bahan baku untuk pembuatan metanol
(CH3OH), formaldehida (CH2O), nitrometana (CH3NO2), kloroform (CH3Cl), karbon
tetraklorida (CCl4), dan beberapa freon. Pembakaran tidak lengkap dari metana menghasilkan
karbon hitam, yang banyak digunakan sebagai bahan penguat dalam karet, komponen utama
ban mobil.
Salah satu gas yang paling banyak dihasilkan pada tumpukan sampah di TPA
adalah gas metana. Gas metana merupakan gas rumah kaca yang berkontribusi 20% terhadap
efek radiasi dihasilkan gas rumah kaca secara global, yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan apabila bercampur dengan udara. (Boucher,2009). Biogas adalah
sumber energi yang memiliki konsentrasi metana (CH4) yang tinggi. Komposisi biogas dan
CH4 secara fundamental ditentukan oleh keadaan reduksi karbon oksidasi dari karbon organik
dan proses pencernaan anaerob (Seppälä et al.,2009). Peningkatan biogas diperlukan untuk
pemanfaatan gas lebih lanjut yang membutuhkan penghilangan karbon dioksida (CO2)
hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), hidrogen (H2), nitrogen (N2), karbon monoksida
(CO), oksigen (O2) dan siloksan karena efek sampingnya berdampak pada konsumsi biogas
(Torben Kvist,Nabin Aryal 2019)
Metana, dengan potensi pemanasan global dua puluh lima kali lebih tinggi dari
CO2 adalah yang terpenting kedua gas rumah kaca yang dipancarkan saat ini. Biokonversi
menjadi molekul mikroba dengan nilai eceran tinggi di industri menawarkan solusi potensial
yang hemat biaya dan ramah lingkungan untuk mengurangi aliran sarat CH4 yang sarat
antropogenik. Methane refinery untuk produksi berbagai senyawa seperti ektoin, memberi
makan protein, biofuel, bioplastik dan polisakarida, selain dari karakteristik bioproduk baru.
Bakteri metanotropik, baru-baru ini diuji dalam bioreaktor terputus dan kontinyu dengan
menjanjikan hasil. (Rau l Mun˜ oz, Raquel Lebrero, Juan Carlos Lo´ pez, Yadira Rodrı´guez
and Pedro Antonio Garcı´a-Encina 2018)
Dalam konteks saat ini, polutan udara beracun adalah kelas bahan kimia yang
dapat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan secara signifikan. Polutan udara primer
adalah polutan yang dipancarkan langsung ke udara dari polusi sumber. Di sisi lain, polutan
udara sekunder terbentuk saat primer polutan mengalami perubahan kimia di atmosfer
(Speight, 2018).
Literature review ini dilakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait bahan
toksik “metana” yang sering kita jumpai dan dampak bagi kesehatan.
Metode
Referensi dalam literature review ini didapatkan melalui hasil pencarian dengan
strategi berikut ini. Pertama, penulis mencari jurnal dengan kata kunci: “Health methane”,
“Effect methane”,“Environmental Methane”,“Environmental toxicology”, “Methane
emision”,”Contamination Methane”. Hasil penelitian tersebut kami dapatkan dari beberapa
situs penyedia jurnal seperti Google Scholar dan Science Direct. Pencarian terbatas pada
penelitian yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir
yaitu pada tahun 2009-2019
Pembahasan
Berdasarkan penelitian (Siliang Shen, et all 2018) Karakteristik variasi dan faktor-
faktor pengaruh emisi metana di TPA Jiangchungou China, telah diselidiki oleh kampanye
pemantauan lapangan satu tahun selama 2015-2016. Konsentrasi metana di atas permukaan
TPA sangat bervariasi mulai dari yang dapat diabaikan hingga 33.975 ppm.
Sampah merupakan sektor hasil dari aktivitas manusia yang berkonstribusi dalam
pemanasan global. Sampah menyumbang gas rumah kaca dalam bentuk gas metana (CH4)
dan gas karbondioksida (CO2). Sampah yang tertimbun dalam jangka waktu tertentu akan
mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas-gas yang menyebar diudara, Gas-gas yang
dihasilkan dari proses degradasi sampah organik yang paling banyak dihasilkan yaitu gas
metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Gas metana yang dilepaskan ke udara begitu saja
memiliki emisi gas rumah kaca sebesar 21 kali lebih buruk dari CO2. (Hapsari dan Wilujeng,
2011) Metana adalah gas utama yang dihasilkan oleh pembusukan bakteri limbah di TPA.
Metana (CH4) dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran pada TPA jika berada di udara
dengan konsentrasi 5-15%. (Hapsari dan Wilujeng, 2011)
Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang ekuivalen.
Struktur elektroniknya dapat dijelaskan dengan 4 ikatan orbital molekul yang dihasilkan dari
orbital valensi C dan H yang saling melengkapi. Energi orbital molekul yang kecil dihasilkan
dari orbital 2s pada atom karbon yang saling berpasangan dengan orbital 1s dari 4 atom
hidrogen. Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja dibuat demi alasan keamanan) ditambahkan bau
belerang. Hal ini agar mudah untuk diketahui jika terjadi kebocoran pada gas. Adapun metana
yang berbentuk cair tidak mudah terbakar, kecuali juga diberi tekanan yang tinggi sebesar 4
sampai 5 atmosfer. Metana mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada tekanan 1
atmosfer.

Metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) adalah gas rumah kaca utama yang
dihasilkan selama dekomposisi padatan limbah tempat pembuangan sampah. Untuk
mengelola tempat pembuangan sampah secara berkelanjutan, dampak lingkungan dari
penyimpanan limbah padat, termasuk emisi gas rumah kaca, harus diminimalkan. (Noppharit
Sutthasil,et all 2018)
Sumber Gas Metana
Gas metana merupakan gas yang mudah ditemui karena berada di sekitar kita.
Adapun beberapa tempat dimana kita bisa menemukan gas tersebut (Rino Safrizal,2012)
1. Gas elpiji yang kita gunakan untuk memasak sehari-hari merupakan gas yang
mengandung metana.
2. Metana juga dapat ditemukan pada hewan, tepatnya pada kotorannya. Hewan-hewan
yang kotorannya mengandung metana, antara lain adalah sapi, kambing, domba, babi,
dan unggas.
3. Selain kotoran hewan, kotoran manusia juga mengandung metana.
4. Metana terdapat pada sampah-sampah organic setelah dilakukan perombakan oleh
bakteri (beberapa industry memanfaatkan sampah organic untuk mengisolasi gas
metana ini sebagai alternatif pengganti energy berbahan dasar fosil, termasuk isolasi
gas metana dari kotoran hewan ternak )
5. Metana dapat terbentuk melalui proses pembakaran biomassa atau rawa-rawa (proses
alam seperti biogenic, termogenik, dan abiogenik)
6. Lahan gambut juga bisa menghasilkan gas metana
Wilayah Yang Mengandung Metana
Selain di atas, di daerah-daerah tertentu juga diketahui mengandung metana dalam jumlah
yang sangat besar (3000 kali jika dibandingkan dengan gas metana yang ada di atmosfer
sekarang), tetapi dalam bentuk hidrat (Rino Safrizal,2012), seperti:
 Bagian barat Siberia (Danau Baikal) memiliki daerah kolam berlumpur seluas Prancis
dan Jerman yang beku oleh es abadi. Di daerah ini mengandung tidak kurang dari 70
miliar ton metan hidrat
 Daerah antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana dalam bentuk
hidratnya
 Gas metana juga ditemukan terperangkap pada lantai samudra di kedalam 1000 kaki
dengan jumlah yang sangat banyak, biasa disebut sebagai metan clathrate
Dampak gas metana
1. Dari segi ekonomi
Dari segi ekonomi dapat mengurangi ketegantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang
semakin hari semakin sedikit jumlahnya. Sehingga eksploitasi dan isolasi gas metana dapat
digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil. Mengingat jumlahnya yang sangat
besar, baik dalam bentuk metan hidrat yang ada di kutub utara dan selatan, danau Baikal serta
di dasar laut. Belum lagi ditambah gas metana hasil kotoran hewan ternak yang jumlahnya
melebihi penduduk bumi. Tentunya ini bisa jadi bahan pertimbangan jika suatu hari nanti
bahan bakar fosil habis .(Anna Karion, et all)
2. Dari segi lingkungan
Gas metana menjadi penyebab utama pemanasan bumi sehingga berdampak pada perubahan
iklim. tentunya sangat membahayakan bagi tatanan kehidupan yang ada di planet kita. Metana
adalah gas dengan emisi gas rumah kaca 23 kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2), yang
berarti gas ini kontributor yang sangat buruk bagi pemanasan global yang sedang
berlangsung. Berita buruknya adalah pemanasan global membuat suhu es di kutub utara dan
kutub selatan menjadi semakin panas, sehingga metana beku yang tersimpan dalam lapisan es
di kedua kutub tersebut juga ikut terlepaskan ke atmosfer. Para ilmuwan memperkirakan
bahwa Antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana beku, dan gas ini dilepaskan
sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring dengan semakin banyaknya bagian-bagian es di
antartika yang runtuh. Anda bisa membayangkan betapa mengerikannya keadaan ini: Bila
Antartika kehilangan seluruh lapisan esnya, maka 400 miliar ton metana tersebut akan
terlepas ke atmosfer! Ini belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang juga
terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat pemanasan global. (Rino
Safrizal,2012)
Metana merupakan gas dengan emisi rumah kaca 23 kali lebih ganas
dibandingkan dengan karbondioksida.
Kalkulasi emisi gas metana yang dihasilkan oleh hewan dan manusia tiap tahunnya adalah
sebagai berikut:
 Western cattle: 120 kg/year
 Non western cattle: 60kg/year
 Sheep: 8 kg/year
 Pig: 1.5 kg/year
 Human: 0.12 kg/year
Sumber: Nasa’s Goddard Institute for Space Science
Penggunaan Gas Metana :
1. Sebagai bahan bakar untuk kompor : Salah satu cara untuk dapat menghasilkan metana
dengan mudah adalah dengan melakukan rekayasa pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
Hal tersebut dilakukan di tempat-tempat tertutup yang memiliki sedikit oksigen atau tidak ada
sama sekali. Proses ini biasa disebut dengan fermentasi anaerobik. Fermentasi anaerobik
merupakan proses pengolahan makanan oleh bakteri tanpa oksigen dan menghasilkan gas
metana. Gas ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, seperti generator.
Generator bisa dimanfaatkan sebagai penghasil daya listrik dan bisa juga sebagai bahan bakar
kompor gas.
2. Sebagai bahan bakar kendaraan : Gas metana mampu menghasilkan panas yang sangat
banyak sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Gas ini merupakan sumber bahan bakar
yang lebih baik dibandingkan dengan bensin dan solar. Hal tersebut karena bahan bakar dari
metana tersebut lebih ramah lingkungan.
3. Sebagai bahan pembuat pupuk : Karena salah satu sumber dari gas metana adalah
kotoran hewan. Dari hal ini maka kotoran yang telah hilang gasnya bisa digunakan sebagai
pupuk organik. Adapun keunggulan dari pupuk yang terbuat dari kotoran tersebut adalah
pupuk ini baik bagi tumbuhan. Hal ini karena mengandung protein, selulose, dan lainnya yang
tidak termasuk pupuk kimia.
4. Sebagai bahan pembuat ban : Terdapat unsur karbon hasil dari pembakaran yang tidak
sempurna pada gas metana yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat ban.
5. Sebagai pembangkit tenaga listrik : Dalam proses mikrobiologi, sampah organik bisa
menghasilkan metana. Gas ini selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi seperti
untuk penerangan, penggerak mesin, dan juga daya listrik. Metana akan dialirkan melalui inlet
generator untuk menghasilkan sumber-sumber tersebut. Namun ada pula dampak negatif dari
gas ini, yaitu sebagai penyebab terjadinya perubahan iklim yang berupa pemanasan bumi. Hal
ini terjadi karena metana mengandung emisi gas rumah kaca 23 kali lebih berbahaya
dibandingkan dengan karbondioksida.
Proses penyerapan Bahan Kimia
Proses Penyerapan bahan kimia adalah faktor yang memerlukan perhatian khusus
ketika mempertimbangkan dosis dan paparan. Jika suatu zat tertelan dalam makanan atau
minuman memasuki saluran pencernaan ketika itu ada di udara (mis., sebagai gas, aerosol,
partikel, debu, atau asap), zat toksik tersebut masuk melalui inhalasi saluran udara bagian atas
dan paru-paru. Suatu zat juga bisa bersentuhan dengan kulit dan permukaan tubuh lainnya
seperti gas, cairan, atau padat. Beberapa zat dapat menyebabkannya cedera toksik pada titik
kontak awal (kulit, pencernaan), saluran udara bagian atas, paru-paru, atau mata). Pada
konsentrasi tinggi, sebagian besar zat dapat menyebabkan iritasi. Namun, untuk banyak zat,
toksisitas terjadi setelah diserap, yaitu, setelah mereka melewati penghalang tertentu (mis.,
dinding dari saluran pencernaan atau kulit itu sendiri), darah atau getah bening, dan
mendapatkan akses ke berbagai organ atau sistem tubuh. Beberapa bahan kimia dapat
didistribusikan di dalam tubuh dengan berbagai cara kemudian diekskresikan. Laju
penyerapan juga tergantung pada media di mana bahan kimia berada; zat yang berada dalam
air mungkin diserap berbeda dari zat yang sama didalamnya, katakanlah, diet berlemak.
Tingkat penyerapan juga bervariasi di antara spesies hewan dan di antara individu dalam
suatu spesies. Idealnya, perkiraan dosis sistemik harus mempertimbangkan tingkat
penyerapan (Gerba CP 2018). Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui sistem pernapasan (inhalasi).
Produksi dan Ekskresi Metana Pada Manusia
Bakteri metanogenik di usus besar manusia menghasilkan jumlah metana yang sangat
bervariasi antar individu. Persentase manusia sehat yang menghasilkan metana berkisar dari
sekitar 30% hingga lebih dari 50% (Bond et al., 1971; Bjsrneklett dan Jensen, 1982; McKay
et al., 1985). Metana yang diproduksi di usus besar sebagian diserap oleh darah di dalam
dinding usus besar dan dihembuskan melalui paru-paru. Ginjal merupakan organ yang sangat
efisien dalam mengalami toksikan dari tubuh. Senyawa toksik berupa gas dikeluarkan melalui
urine oleh mekanisme yang sama seperti pada saat ginjal membuang hasil metabolit dari
tubuh. Diukur CH, rasio pencampuran dalam udara yang dihembuskan dari individu yang
memproduksi metana sangat bervariasi, dari hanya beberapa ppm di atas rasio udara sekitar
hingga lebih dari 70 ppm, dengan rata-rata 14,8 ppm dari 280 individu yang sehat (Bond et
al., 1971). Levitt dan Bond (1970) melaporkan nilai rata-rata 21 ppm CH. Dalam serangkaian
percobaan pada 120 manusia sehat, Bjsrneklett dan Jensen (1982) mengamati rasio
pencampuran metana sedang dalam udara yang dihembuskan sebesar 16,3 ppm. Hal ini
menyebabkan rata-rata individu CH, laju pernafasan 40-50 g per tahun, dengan asumsi
volume pernafasan rata-rata 7 I / mnt (Schulz, 1972). Oleh karena itu, pernafasan metana oleh
populasi manusia 4,7 x lo9, sama dengan sekitar 0,2 Tg per tahun. Jumlah kecil yang
mengejutkan ini benar-benar dapat diabaikan dalam anggaran CH global.
Paparan Gas Metana
Dampak dari perubahan iklim yang sebagian besar disebabkan oleh metana adalah semakin
panasnya suhu di kutub utara dan selatan. Selain hal-hal tersebut, dampak lain metana bisa
terjadi pada orang yang terkena paparan gas ini. Dampak tersebut yaitu orang yang terkena
paparan gas ini akan merasa mual, sakit kepala, dan detak jantung lebih cepat. Selanjutnya
juga akan merasakan masalah kognitif yaitu mudah lupa atau hilangnya memori, pusing,
penglihatan kabur, gelisah, lesu dan lainnya, mengalami keluhan gangguan pernapasan
(batuk, nyeri dada, sesak nafas) dengan keluhan paling sering yaitu batuk dengan rasa mual
yang sangat. Selain itu, paparan gas metana juga bisa terjadi melalui sentuhan gas dari
kotoran atau tempat-tempat semacam lubang. Masalah kesehatan akan timbul jika terhirup gas
metana dalam konsentrasi tinggi. Gejala-gejala yang timbul adalah kekurangan oksigen, nafas
menjadi cepat, denyut nadi meningkat, koordinasi otot menurun, emosi meningkat, mual,
muntah, kehilangan kesadaran, gagal nafas, dan kematian (Slamet Widodo,et all. 2017). Efek
akut dari terpapar oleh gas metana adalah kekurangan oksigen, yaitu < 16%. Selain
menimbulkan bahaya kebakaran, gas metana merupakan sumber pencemar lingkungan yang
dapat menyebabkan keracunan sehingga mengganggu kesehatan, antara lain gangguan saluran
pernafasan seperti asphyxia (keadaan di mana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu
melepas karbondioksida)
Kesimpulan
1. Gas metana merupakan gas rumah kaca yang dihasilkan selama dekomposisi padatan
limbah tempat pembuangan sampah yang berkontribusi 20% terhadap efek radiasi yang
mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan apabila bercampur dengan udara dengan
konsentrasi 5-15%..
2. Selain menimbulkan bahaya kebakaran, gas metana merupakan sumber pencemar
lingkungan yang dapat menyebabkan keracunan sehingga mengganggu kesehatan, antara lain
gangguan saluran pernafasan
DAFTAR PUSTAKA

Boucher, Olivier; Friedlingstein, Pierre; Collins, Bill; Shine, Keith P, 2009. “The indirect
global warming potential and global temperature change potential due
tomethaneoxidation”. Environmental Research Letters.

Cantera Sara,et.all.2018. Technologies for the bioconversion of methane into more valuable
products
Gerba CP.2019. Environmental and Pollution Science Third Edition, Pages 511-540 Chapter
28 : Environmental and Toxicology
Hapsari, Chrismalia; Wilujeng, Susi Agustina. 2011. Studi Emisi Karbondioksia (CO2) dan
Metana (CH4) Dari Kegiatan Reduksi Sampah Diwilayah Surabaya Bagian Selatan.
Teknik Lingkungan, ITS. Surabaya.

Kvist Torben, Nabin Aryal.2019. Methane loss from commercially operating biogas
upgrading plants Waste Management

Karion Anna, et all. 2013 Methane emissions estimate from airborne measurements over a
western United States natural gas field
Osborn Stephan et.all. 2011 Methane contamination of drinking water a ccompanying gas-
well drilling andhydraulic fracturing Biology Department, Duke University, Durham
Ratih Andhika A.R1, Tofan Agung E.2016. THE EFFECT OF CH4 AND H2 EXPOSURE
ON RESPIRATORY DISORDER COMPLAINTS OF SCAVENGERS AT
LANDFILL OF MRICAN, PONOROGO REGENCY. Universitas Darussalam
Gontor Universitas Airlangga
Sutthasil Nopharit,et all.2018. The effectiveness of passive gas ventilation on methane
emission reduction in a semi-aerobic test cell operated in the tropics Thailand
Safrizal Rino. 2012. Global Warming
Speight, J.G Reaction Mechanisms in Environmental Engineering Analysis and Prediction
2018, Pages 43-79 Chapter 1 - Chemicals and the Environment
Satar Mahdevari Hamedan University of Technology, Hamedan, Iran. 2019. Coal mine
methane: Control, utilization, and abatement chapter 10
Siliang Shen,et all. 2018. Methane hotspot localization and visualization at a large-scale Xi'an
landfill in China: Effective tool for landfill gas management
Widodo Slamet,et all.2017.Rancang Bangun alat monitoring kadar udara bersih dan gas
berbahaya CO,CO2,CH4 di dalam ruangan berbasis mikrokontroler

Anda mungkin juga menyukai