Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………....1
1.2 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………….1
a. Tujuan
umum………………………………………………………………....1
b. Tujuan
khusus………………………………………………………………...1
BAB 2 TINJAUAN MATERI
1.1 Definisi
Sehat……………………………………………………………………..2
a. Rentang
sehat………………………………………………………………....2
b. Faktor pengaruh status
kesehatan…………………………………………….3
1.2 Definisi
Sakit……………………………………………………………………...4
a. Perilaku
sakit………………………………………………………………….5
b. Faktor yang mempengaruhi perilaku
sakit……………………………………6
c. Tahap perilaku
sakit…………………………………………………………..7
d. Dampak sakit pada klien dan
keluarga………………………………………..8
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa lalu sebagian besar masyarakat masih memandang kesehatan dengan baik,
mereka menilai bahwa jiwa yang bersih menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan
sedangkan jiwa yang jahat menimbulkan sakit.
Pada masa ini masyarakat kurang memperhatikan kesehatan yang disebabkan karena
terlalu sibuk dengan aktifitasnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan pun semakin
berkurang.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran penting karena perawat dituntut untuk peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penyusun tertarik untuk membahas konsep sehat-sakit serta
mengimplikasikannya terhadap asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat tentang keadaan dimana
masyarakat berada dalam keadaan sehat dan atau sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat mengetahui pengetahuan tersebut, diharapkan dapat menerapkan
konsep sehat-sakit pada kegiatan sehari-hari.

BAB 2
TINJAUAN MATERI
1.3 Definisi sehat

Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas
dari penyakit, tetapi penurunan daya tahan tubuh , variable genetic, dan psikologi . Membuat
definisi kesehatan tidaklah mudah karena setiap orang mempunyai konsep kesehatan sendiri.Sehat
bukanlah suatu pengetahuan ilmiah yang dapat diperoleh atau suatu benda, suatu bagian tubuh,
atau fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, atau pernafasan.Sehat adalah suatu keadaan
dimana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang ada pada dirinya.

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994 dalam fundamental keperawatan):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sedangkan menurut model sistem Neuman (1989,1990) berfokus pada sehat sebagai totalitas
dari seluruh proses kehidupan, termasuk memandang sakit sebagai sebuah proses.(Dalam
fundamental keperawatan).

Sehat dalam arti paling luas adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan .

a. Rentang sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera.Rentang ini
merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu
berubah dalam setiap waktu. Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit. (WHO 1947 dalam
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat
dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

b. Faktor pengaruh status kesehatan

Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit
yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social kultural, pengalaman masa lalu,
harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

1. Perkembangan
Artinya bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal
pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan dimulai dari usia bayi
sampai usia lanjut memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Apabila seseorang merespon baik terhadap perubahan kesehatannya, maka
akan memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat
perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya
sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.
2. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contohnya seseorang memiliki
lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu,
maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam rencana
keperawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan dan metode
keperawatan dengan latar belakang budaya klien.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan berdampak besar dalam
status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang pernah mengalami tifoid, karena
pengalaman masa lalu yang salah dalam menjaga pola hidupnya yang menyebabkan
dirinya masuk rumah sakit, maka seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak
mengulangi pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat memicu
perubahan pola hidupnya.

4. Harapan seseorang tentang dirinya


Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara
fisik,maupun psikologis, karena dengan adanya harapan seseorang akan memiliki motivasi
untuk hidup sehat dan menghindari hal-hal yang dapat menggangu kesehatannya.
5. Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak
terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon pada berbagai penyakit. Contohnya :
seorang ibu menderita diabetes mellitus maka ada kemungkinan untuk keturunannya si
anak akan menderita diabetes mellitus jika tidak menjaga pola hidupnya.
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yaitu udara, air, sungai, dan lain-lain.
7. Pelayanan
Pelayanan dapat mempengaruhi status kesehatan apabila pelayanan kesehatan berkualitas
dalam memberikan pelayanan kesehatannya maka akan dapat mempengaruhi seseorang
dalam berperilaku hidup sehat. Pelayanan kperawatan yang berorientasikan kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dipahami melalui berbagai aktifitas
kesehatan yang dilakukan pada tingkay primer, sekunder, dan tersier.

1.4 Definisi Sakit


Sakit bukan hanya keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit. Tetapi sakit
adalah suatu keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan,
atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu apabila dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta
terganggunya kemampuan individu untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang
normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).

Tim kesehatan dapat menjadi sumber yang memberi dukungan dan kepastian untuk
klien.Klien perlu diberikan keyakinan bahwa ketidakmampuan untuk merawat diri mereka
sendiri semata-mata disebabkan karena penyakit fisik yang dialaminya, bukan karena
kurangnya motivasi atau keinginan yang dimilikinya.

a. Perilaku sakit
Seorang yang sedang sakit pada umumnya mempunyai perilaku yang menurut
istilah sosiologi kedokteran disebut dengan perilaku sakit, dimana perilaku sakit itu
mencakup tentang cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan
menginterprestasikan gejala yang dialaminya, melakukan upaya penyembuhan, dan
menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Mechanic,1982 dalam buku Fundamental of
Nursing).
salah satu contoh perilaku sakit dapat terjadi pada klien yang mengalami kehilangan peran,
seorang bapak yang sedang menderita sakit “diare” mungkin harus berhenti sementara dari
tanggung jawabnya bekerja di kantor dan mencari nafkah. Selain dampak yang terjadi
akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorangpun selama sakit akan
mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan
perilaku yang terjadi selama sakit antara lain :
1. Adanya perasaan takut\
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai perasaan takut
sebagai dampak dari sakit. Apabila dibiarkan akan menggangu status mental seseorang.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan
yang dialami seseorangpun akan berbeda.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang yang sakit yang ditunjukan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain.

4. Sensitif terhadap persoalan kecil


Pada orang sakit perubahan perilaku ini ditimbulkan dengan mempersoalkan hal-hal
kecil sebagai dampak terganggunya psikologis, contohnya selalu mengomel jika
keadaan tudak sesuai dengan yang diinginkan oleh dirinya.
5. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukan oleh seseorang yang mengalami sakit dengan mudah
menangis, tersinggung, marah serta menuntut perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6. Perubahan persepsi
Persepsi pada orang sakit menganggap bahwa dokter dan perawat merupakan orang
yang dapat membantu bahkan menyembuhkannya.Sehingga klien menaruh harapan
yang besar pada dokter dan perawat tersebut.
7. Berkurangnya minat
Berkurangnya minat dikarenakan terjadinya stress (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang sedang dirasakannya serta menurunya kemampuan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.

b. Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit


Sama halnya dengan perilaku sehat, maka perilaku sakit juga dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Untuk membuat rencana perawatan yang individual,
perawat perlu memahami pengaruh dari berbagai faktor ini:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit
anatara lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Perilaku sakit
klien dapat juga disebabkan oleh asal penyakit yang dialaminya. Selain itu, dalam sistem
yang ada pada saat ini kadang kadang beberapa profesi pelayanan kesehatan tidak
mempunyai motivasi yang tinggi untuk tetap terlibat dalam perawatan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi sakit klien, terdiri dari gejala yang dapat
dilihat, kelompok social, latar belakang budaya, faktor ekonomi, kemudahan akses
kedalam sistem pelayanan kesehatan, dukungan sosial.

c. Tahap perilaku sakit


Perilaku sakit pada individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tapi pada
umumnya individu tersebut melalui 5 tahap perilaku sakit.Pengetahuan tentang perilaku
sakit memungkinkan perawat mampu mengkaji perilaku pasien, menentukan tahap
perilaku pasien, dan mengembangkan berbagai intervensi untuk meningkatkan fungsi fisik
emosional intelektual, social, dan spiritual yang optimal selama pasien sakit.
Tahap 1 : Mengalami gejala
Tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak
nyaman, seseorang biasanya mengenali perasaan tidak nyaman tersebut atau keterbatasaan
fungsi fisik, tetapi tidak menduga adanya diagnose tertentu.

Tahap 2 : Asumsi tentang peran sakit


Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan
akan merasakan keraguan- keraguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada
tubuhnya. Jika gejala menetap dan berubah menjadi berat pasien akan menerima peran
sakit ini. Pada tahap ini kondisi sakitnya menjadi sebuah fenomena, dan orang yang sakit
akan mencari informasi dari keluarga

Tahap 3: Kontak dengan pelayanan kesehatan


Pada tahap ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasihat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat, atau lainnya yang
dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.

Tahap 4: Peran klien dependen( ketergantungan)


Pada tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya
akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai
ketergantungan dalam pengobatan, setelah menerima penyakitnya dan mencari
pengobatan, pasien memasuki tahap ini. Pasien bergantung pada pemberi pelayanan
kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.Pasien menerima perawatan, simpati, atau
perlindungan dari berbagai tuntutan stress hidupnya.

Tahap 5 : Pemulihan dan Rehabilitasi


Tahap akhir dari perilaku sakit,yaitu penyembuhan dan rehabilitasi dapat terjadi secara
tiba-tiba, misalnya seperti saat terjadi penurunan demam. Jika penyembuhan tidak
dilakukan dengan tepat, maka perawatan jangka panjang munking perlu diberikan sebelum
pasien mampu mencapai tingkat fungsi yang optimal.( menurut Suchman dan diambil dari
buku fundamental of nursing ).

Tidak semua klien melewati tahap yang ada dan tidak semua klien melewatinya
dengan cepat yang sama atau dengan sikap yang sama. Namun demikian, pola perilaku
sakit yang telah digambarkan biasanya terjadi pada banyak kasus, dan pemahaman
terhadap semua tahap yang ada akan membantu perawat mengidentifkasi perubahan
perilaku sakit klien dan bersama sama dengan klien membuat rencana perawatan yang
efektif .

d. Dampak sakit pada klien dan keluarga


Pasien dan keluarganya harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat
kondisi sakit dan pengobatan yang dilaksanakan. Setiap pasien akan berespon secara
unik terhadap kondisi sakit yang dialaminya, oleh karena itu intervensi keperawatan
yang diberikan harus bersifat individual.
1. Dampak sakit pada peran keluarga
Setiap orang mempunyai berabagai peran dalam kehidupannya , seperti pencari
nafkah, pengambil keputusan, seorang professional atau sebagai orangtua. Ketika
terjadi suatu penyakit, peran peran klien denan keluarganya mungkin akan berubah.
2. Perubahan perilaku dan emosi
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda beda terhadap kondisi sakit atau
terhadap ancaman penyakit. Reaksi perilaku dan emosi individu bergantung pada
asal penyakit, setiap klien menghadapi penyakit tersebut, reaksi orang lain terhadap
penyakit yang dideritanya, dan berbagai variable dari perilaku sakit.

3. Dampak penyakit dari citra tubuh


Beberapa penyakit dapat mengakibatkan perubahan pada penampilan fisik, dan
pasien dan keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda beda terhadap
berbagai perubahan tersebut. Reaksi klien dan keluarga terhadap perubahan
gambaran tubuh bergantung pada beberapa hal berikut ini:
a. Jenis perubahan ( mis: kecacatan fisik)
b. Kapasitas Adaptasi
c. Kecepatan perubahan
d. Dukungan yang tersedia
4. Dampak pada konsep diri
Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek
kepribadinnya. Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan
anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri
karena kondisi sakitnya mungkin tidak lagi mampu memenuhi harapan keluargnya,
yang akhirnya akan menimbulkan ketegangan atau konflik. Dalam memberikan
perawatan, perawat mampu mengobservasi perubahan pada konsep diri klien atau
pada konsep diri anggota keluarga.
5. Dampak pada dinamika keluarga
Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Pada
beberapa kasus penyakit yang berkepanjangan, sering kali keluarga harus membuat
pola fungsi yang baru, yang merupakan suatu perubahan yang dapat menimbulka
stress emosional dan menyebabkan tanggungjawab yang bertentangan atau
menyebabkan koflik pada saat pengambilan keputusan

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Individu yang sehat dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada lingkungan internal
dan eksternalnya dan dapat mempertahankan kesehatan pada seluruh dimensi dalam dirinya,

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan social serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Sehat pun mempunyai karakteristik yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal
dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi
sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).

Rentang sehat-sakit sangat membantu perawat dalam membuat asuhan


keperawatan.Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek
keperawatan dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Potter

Hidayat,A.A, (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai