Konsep Sehat Sakit
Konsep Sehat Sakit
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………....1
1.2 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………….1
a. Tujuan
umum………………………………………………………………....1
b. Tujuan
khusus………………………………………………………………...1
BAB 2 TINJAUAN MATERI
1.1 Definisi
Sehat……………………………………………………………………..2
a. Rentang
sehat………………………………………………………………....2
b. Faktor pengaruh status
kesehatan…………………………………………….3
1.2 Definisi
Sakit……………………………………………………………………...4
a. Perilaku
sakit………………………………………………………………….5
b. Faktor yang mempengaruhi perilaku
sakit……………………………………6
c. Tahap perilaku
sakit…………………………………………………………..7
d. Dampak sakit pada klien dan
keluarga………………………………………..8
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN MATERI
1.3 Definisi sehat
Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas
dari penyakit, tetapi penurunan daya tahan tubuh , variable genetic, dan psikologi . Membuat
definisi kesehatan tidaklah mudah karena setiap orang mempunyai konsep kesehatan sendiri.Sehat
bukanlah suatu pengetahuan ilmiah yang dapat diperoleh atau suatu benda, suatu bagian tubuh,
atau fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, atau pernafasan.Sehat adalah suatu keadaan
dimana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang ada pada dirinya.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994 dalam fundamental keperawatan):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan menurut model sistem Neuman (1989,1990) berfokus pada sehat sebagai totalitas
dari seluruh proses kehidupan, termasuk memandang sakit sebagai sebuah proses.(Dalam
fundamental keperawatan).
Sehat dalam arti paling luas adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan .
a. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera.Rentang ini
merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu
berubah dalam setiap waktu. Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit. (WHO 1947 dalam
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat
dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit
yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social kultural, pengalaman masa lalu,
harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
1. Perkembangan
Artinya bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal
pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan dimulai dari usia bayi
sampai usia lanjut memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Apabila seseorang merespon baik terhadap perubahan kesehatannya, maka
akan memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat
perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya
sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.
2. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contohnya seseorang memiliki
lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu,
maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam rencana
keperawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan dan metode
keperawatan dengan latar belakang budaya klien.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan berdampak besar dalam
status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang pernah mengalami tifoid, karena
pengalaman masa lalu yang salah dalam menjaga pola hidupnya yang menyebabkan
dirinya masuk rumah sakit, maka seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak
mengulangi pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat memicu
perubahan pola hidupnya.
Tim kesehatan dapat menjadi sumber yang memberi dukungan dan kepastian untuk
klien.Klien perlu diberikan keyakinan bahwa ketidakmampuan untuk merawat diri mereka
sendiri semata-mata disebabkan karena penyakit fisik yang dialaminya, bukan karena
kurangnya motivasi atau keinginan yang dimilikinya.
a. Perilaku sakit
Seorang yang sedang sakit pada umumnya mempunyai perilaku yang menurut
istilah sosiologi kedokteran disebut dengan perilaku sakit, dimana perilaku sakit itu
mencakup tentang cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan
menginterprestasikan gejala yang dialaminya, melakukan upaya penyembuhan, dan
menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Mechanic,1982 dalam buku Fundamental of
Nursing).
salah satu contoh perilaku sakit dapat terjadi pada klien yang mengalami kehilangan peran,
seorang bapak yang sedang menderita sakit “diare” mungkin harus berhenti sementara dari
tanggung jawabnya bekerja di kantor dan mencari nafkah. Selain dampak yang terjadi
akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorangpun selama sakit akan
mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan
perilaku yang terjadi selama sakit antara lain :
1. Adanya perasaan takut\
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai perasaan takut
sebagai dampak dari sakit. Apabila dibiarkan akan menggangu status mental seseorang.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan
yang dialami seseorangpun akan berbeda.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang yang sakit yang ditunjukan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain.
Tidak semua klien melewati tahap yang ada dan tidak semua klien melewatinya
dengan cepat yang sama atau dengan sikap yang sama. Namun demikian, pola perilaku
sakit yang telah digambarkan biasanya terjadi pada banyak kasus, dan pemahaman
terhadap semua tahap yang ada akan membantu perawat mengidentifkasi perubahan
perilaku sakit klien dan bersama sama dengan klien membuat rencana perawatan yang
efektif .
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Individu yang sehat dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada lingkungan internal
dan eksternalnya dan dapat mempertahankan kesehatan pada seluruh dimensi dalam dirinya,
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan social serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Sehat pun mempunyai karakteristik yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal
dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi
sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
DAFTAR PUSTAKA
Potter