Disusun oleh :
KELOMPOK 1
Susilawati 191FK03045
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta beserta
isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “ Makalah Konsep Keseimbangan Asam
Basa ” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah suatu bentuk tanggung
jawab penulis untuk memenuhi mata kuliah KD 1. Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah
mahasiswa biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan dan penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan
saran dalam upaya evaluasi diri.
Disamping masih banyak ketidaksempurnaan, penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang
berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator
warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna
biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH
lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan
dengan indikator pH atau dengan pH meter.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis waktu dalam keadaan
tertidur, istilah pernapasan yang lazim igunakan mencakup dua proses yaitu pernapasan yaitu
pernapasan luar(eksterna)merupakan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secarah
keseluruhan serta dalam pernapasandalam (interna) merupakan penggunaan O2 dan
pembentukan CO2 oleh sel – sel serta pertukaran gas(paru) dan sebuah pompa ventilasi
paru.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara ekspirasi maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Organ yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu
hidung, pharynx, laring, trakhea, bronkus, bronkeolus, alveoli, dan paru-paru.
Pada sistem pernapasan juga terdapat keseimbangan asam dan basa dalam tubuh sangat
penting untuk mempertahankan proses kehidupan. Kadar kimia asam basa sukar dipisahkan
dengan konsentrasi ion H+ . Konsentrasi ion H+ dalam berbagai larutan dapat berubah dan
perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan fungsi sel.
Hampir semua reaksi biokimia di dalam tubuh kita tergantung dari pemeliharaan
konsentrasi ion hidrogen yang fisiologis. Konsentrasi ion hidrogen harus diatur secara ketat
karena Page 1 perubahan dari konsentrasi ion hidrogen ini menyebabkan disfungsi organ yang
luas. Pengaturan ini (yang dikenal sebagai keseimbangan asam basa) merupakan hal yang
sangat penting bagi anesthesiologist.
Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang keseimbangan
asam basa setra berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan dengan keseimbangan
asam basa dalam tubuh. Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan tentang gangguan
keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, beserta asuhan keperawatan yang dilakukan.
Semoga bermanfaat.
Asam adalah substansi yang mengandung 1 atau lebih H+ yang dapat dilepaskan
dalam larutan ( donor proton ). Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik dalam
tubuh Page 2 adalah menguap dan tak menguap (volatile dan nonvolatile). Asam volatile
dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas. Asam adalah senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam
mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
B. Basa
Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa
dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti natrium hidroksida
(NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa yang
lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian terurai dalam larutan dan
kurang bereaksi kuat dengan asam.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam
air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua
macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit,
terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan
ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan
asam.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam.
CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa.
A. Bufer Kimia
Bufer kimia merupakan substansi yang mencegah perubahan besar dalam ph cairan
tubuh dengan membuang atau melepaskan ion-ion hidrogen, bufer dapat bekerja dengan
cepat untuk mencegah perubahan yang berlebihan dalam konsentrasi ion hidrogen. Sistem
bufer utama tubuh adalah sistem bufer bikarbonat- asam karbonik.
Perawat harus mengingat bahwa karbondioksida merupakan asam potensial, jika CO2
dilarutkan dalam air, ia akan berubah menjadi asam karbonik (CO2 + H2O = H2CO3).
B. Ginjal
a. Pengertian
b. Penyebab
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru,
seperti:
1) Emfisema
2) Bronkitis kronis
3) Pneumonia berat
4) Edema pulmoner
5) Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi
bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.
c. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan
koma.
Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu
terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat,
namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
d. Manifestasi Klinik
2) H2CO3 akan berdisosiasi enjadi H+ dan HOO– sehingga dalam analisa gas darah
didapatkan PaCO2 meningkat dan PH turun.
3) pH yang rendah disertai meningkat 2.3 DPG intra seluler sel darah sehingga
mempermudah pelepasan O2 ke jaringan sehingga saturasi turun.
4) PCO2 meningkat, CO2 jaringan dan otak juga meningkat. CO2 akan bereaksi dengan
H2O membentuk H2CO3.
6) Pusing, bingung, letargi, muntah sebagai akibat dari penurunan CO2 dan H+ akan
mengakibatkan pembuluh darah cerebral.
7) Aliran darah cerebral meningkat sehingga terjadi oedema otak dan mendepresi
Susunan Saraf Pusat
10) Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis yang kritis akan mendepresi otak dan
fungsi jantung. Secara klinis akan tampak: PaCO2 menurun, pH turun, hiperkalemia,
penurunan kesadaran dan aritmia. Bila PaCO2 secara kronis diatas nilai 50 mmHg,
pusat pernapasan menjadi sensitif secara relatif terhadap karbondioksida sebagai
stimulan perbapasan menyisakan hipoksemia sebagai doronganutama pernapasan.
Pemberian oksigen dapat menghilangkan stimulus hipoksemia, dan pasien
mengalami “nekrosis karbondioksida,” kecuali situasi ini diatasi dengan cepat.
Karenanya, oksigen harus diberikan dengan sangat waspada.
e. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi gas darah arteri menunjukan pH kurang dari 7,35 dan PaCO2 lebih besar
dari 42 mmHg pada asidosis akut. Bila kompensasi telah terjadi secara sempurna (retensi
bikarbonat oleh ginjal), pH arteri mungkin dalam batasan normal lebih rendah.
Bergantung pada etiologi dari asidosis respiratorik tindakan diagnostik lain dapat
mencakup evaluasi elektrolit serum, rontgen dada untuk menentukan segala penyakit
pernapasan, dan skrin obat jika diduga terjadi takar lajak obat. Pemeriksaan EKG untuk
mengidentifikasi segala keterlibatan jantung sebagai akibat PPOK mungkin juga tampak.
f. Penatalaksanaan
1) Asidosis Respiratorik
Akut Respon kompensasi terhadap peningkatan PaCO2 secara akut (6-12 jam)
adalah terbatas. Sistem penyangga yang berperan secara primer dilakukan oleh
hemoglobin dan pertukaran H+ ekstraseluler dengan Na+ dan K+ dari tulang dan
kompartemen cairan interstisial.
Respon ginjal untuk mempertahankan bikarbonat dalam jumlah lebih sangat terbatas
pada keadaan yang akut. Sebagai hasilnya, [HCO3 - ] plasma meningkat hanya sekitar 1
mEq/L untuk setiap peningkatan 10 mmHg dari PaCO2 di bawah 40 mmHg. 2) Asidosis
Respiratorik
Kompensasi ginjal dapat dinilai hanya setelah 12-24 jam dan mungkin mencapai
maksimal setelah 3-5 hari. Selama waktu itu, peningkatan PaCO2 yang bertahan sejak
lama menyebabkan kompensasi ginjal yang maksimal.
B. Asidosis Metabolik
a. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut
bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
b. Penyebab
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila
dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti
beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam Jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita
gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.
3) Ketoasidosis diabetikum
c. Gejala Asidosis
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang
terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan
pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
e. Pengobatan
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan,
yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila
terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi bikarbonat
hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
C. Alkalosis Respiratorik
a. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah.
b. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
2) Sirosis hati
4) Demam
5) Overdosis aspirin.
c. Gejala
d. Diagnosa
e. Pengobatan
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan
nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan
kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali
nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak
6-10 kali.
a. Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
b. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai
contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain
itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah
yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan
asam basa darah.
c. Gejala
d. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
e. Pengobatan
b. Perhatikan tanda dan gejala klinis yang mengarah kepada gangguan asam basa.
1) Sayang sekali, banyak tanda dan gejala dari gangguan asam basa tidak jelas dan non
spesifik.
c. Periksa hasil pemeriksaan laboratorium untuk elektrolit dan data lainnya yang
mengarah kepada proses penyakit yang berkaitan dengan gangguan asam basa.
a. Pertama, periksa PH darah arteri untuk menentukan arah dan besarnya gangguan asam
basa.
1) Jika menurun, pasien mengalami asidemia dengan dua sebab yang mungkin:
asidosis metabolik atau asidosis respiratorik.
4) Pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah
yang sama.
5) Penyimpangan dari PaCO2 dan HCO3 dalam darah yang berlawanan menunjukkan
adanya gangguan asam basa campuran.
c. Perkirakan respon kompensatorik yang bakal terjadi pada gangguan asam basa primer.
1) Jika respon kompensatorik lebih berat atau ringan dari pada yang diperkirakan,
mungkin ada gangguan asam basa campuran (normogram asam basa juga dapat
digunakan untuk mengetahui gangguan asan basa campuran)
2) Hitung selisih (gap) anion plasma. Jika meningkat ( >16 mEq/l ), mungkin sekali
terjadi acidosis metabolik.
4) Jika peningkatan < dari selisih anion penurunan HCO3 , mungkin komponen dari
acidosis metabolik disebabkan oleh kehilangan HCO3.
5) Jika peningkatan selisih dari anion jauh lebih besar dari penurunan HCO3 berarti
ada alkalosis metabolik yang menyertainya.