Anda di halaman 1dari 9

Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di

Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

STUDI PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK WISATA ANYAR MANGROVE (WAM) DI


KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK SURABAYA

Oleh : Sardi Umasugi *) dan Suning **)

Abstrak :

Kelurahan Gunung Anyar Tambak merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan


Gunung Anyar Kota Surabaya yang terdapat objek wisata yang di beri nama Wisata Anyar
Mangrove (WAM). Metode penelitian yang digunakan dalam studi pengembangan potensi objek
wisata anyar mangrove (WAM) adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan metode analisis
hirarki proses (AHP), dengan melakukan pengamatan secara langsung, penyebaran kuisioner dan
wawancara. Dalam penelitian ini analisis AHP digunakan sebagai penentuan konsep
pengembangan objek wisata WAM di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya. Penelitian ini
menghasilkan arahan kebijakan mengenai konsep pengembangan potensi objek wisata WAM
agar dapat dikembangkan. Objek wisata WAM memiliki potensi alam berupa pemandangan yang
indah dan alami, berbagai jenis fauna dan flora seperti burung-burung dan hutan mangrove.
Arahan kebijakan yang dirumuskan menunjukan bahwa konsep pengembangan potensi wisata
WAM agar meningkatkan daya tarik wisata, sehingga dapat meningkatkan penghasilan
masyarakat setempat, meningkatkan kualitas hutan mangrove sehingga tetap terjaga, selain
berwisata, bisa menjadi tempat pendidikan/penelitian. Dengan dukungan dari pemerintah dan
peran serta masyarakat setempat. Karakter Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) termasuk
dalam jenis wisata lokal yang memiliki potensi alam yang indah dan alami, pemandangan yang
indah, dan terdapat berbagai jenis fauna dan flora. Pemanfaatan lahan pada kawasan objek
wisata WAM merupakan kawasan konservasi managrove, tambak ikan, dan perumahan. Jumlah
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata WAM merupakan wisatawan lokal dengan tujuan
rekreasi atau bersantai, tetapi masih dalam jumlah yang sedikit. Sarana dan prasarana wisata
serta akses jalan masih dalam kondisi kurang baik. Objek wisata WAM memiliki banyak potensi
yang perlu di kembangkan, selain itu melakukan promosi tentang potensi wisaata yang ada untuk
menarik daya tarik wisatawan.

Kata Kunci : Pengembangan, Potensi, Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM).

PENDAHULUAN Kecamatan Gunung Anyar merupakan salah


satu kawasan yang tumbuh tanaman
Potensi sumber daya pesisir timur kota mangrove. Di kecamatan Gunung Anyar
Surabaya sangat strategis untuk terdapat berbagai macam jenis taman
mengembangkan wisata demi meningkatkan mangrove yang memanjang di sepanjang
perekonomian dan kesejahteraan sungai, selain itu terdapat berbagai macam
masyarakat. Salah satu sumber daya di satwa yang hidup di kawasan tersebut.
wilayah pesisir yang sangat strategis untuk Wisata Anyar Mangrove atau disingkat
dikembangkan sebagai wisata adalah dengan WAM, adalah objek wisata baru di
ekosistem mangrove. Hutan mangrove juga surabaya, tepatnya di kelurahan Gunung
menyediakan habitat alami yang unik bagi Anyar-Rungkut. Area wisata yang berada di
berbagai macam flora dan fauna laut serta sekitar 2 km ke arah timur kampus UPN,
air payau. Hutan mangrove sangat selain menonjolkan hutan mangrove yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai alami, juga dilengkapi dengan hewan-hewan
wisata karena memiliki banyak keunikan dan yang masih langka, semisal monyet berekor
kekhasan tersendiri, salah satunya seperti panjang.
memiliki bentuk perakarannya yang unik dan
khas serta berbagai jenis fauna seperti
Monyet, Burung, Ular, Udang, Ikan, Kepiting
dan lain-lain. Selain itu, bisa dikembangkan
sebagai wisata alam yang berkelanjutan
untuk tujuan pendidikan dan konservasi *) Mahasiswa Perencanaan wilayah dan Kota (PWK)
**) Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
didalamnya sehingga kelestariannya tetap Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
terjaga.Wilayah Surabaya khususnya di

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867 29
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di
Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Selain monyet, kita bisa menikmati berbagai pengambilan keputusan menyajikan


spesies burung sepanjang perjalanan hubungan hirarki antara faktor, atribut,
menuju area mangrove. Untuk itu demi karakteristik atau alternatif dalam lingkungan
meningkatkan kualitas wisata WAM guna pengambilan keputusan multi faktor (Badiru,
meningkatkan kelestarian ekosistem 1995). Oleh sebab itu metode analisis hirarki
mangrove, lingkungan, ekonomi dan proses (AHP) digunakan dalam penelitian ini
kesejahteraan maka perlu untuk di kembang. sebagai penentuan dan perumusan konsep
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka terhadap pengembangan objek wisata anyar
penelitian dengan judul “Studi mangrove. Adapun kerangka penelitian yang
Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar digunakan dalam penelitian ini selengkapnya
Mangrove (WAM) di Kelurahan Gunung dapat dilihat pada diagram berikut:
Anyar Tambak Surabaya”, penting dilakukan
guna mengembangan Objek Wisata Anyar
Mangrove di kelurahan Gunung Anyar LATAR BELAKANG
Tambak.

1. Tujuan Studi RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas, maka tujuan
dari studi ini adalah sebagai berikut :
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui karakteristik Objek
Wisata Anyar Mangrove (WAM) di
Kelurahan Gunung Anyar Tambak.
2. Untuk mengetahui karakter KAJIAN PUSTAKA
wisatawan di Objek Wisata Anyar
Mangrove (WAM).
3. Untuk mengetahui kondisi sarana dan PENGUMPULAN DATA
prasarana penunjang Objek Wisata
Data Primer dan Data Skunder
Anyar Mangrove (WAM).
4. Untuk mengetahui bagaimana
konsep pengembangan Objek Wisata
PENGOLAHAN / ANALISIS DATA
Anyar Mangrove (WAM) yang DESKRIPTIF KUALITATIF
berkelanjutan.
1. Kakteristik Objek Wisata
2. Kakter Wisatawan
2. Metode Penelitian
3. Sarpras
Pendekatan/jenis penelitian yang
digunakan dalam studi pengembangan objek
Wisata Anyar Mangrove (WAM) adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan KONSEP PENGEMBANGAN WAM
AHP
melakukan pengamatan secara langsung,
penyebaran kuisioner, wawancara, serta
dokumen. Metode penelitian deskriptif KESIMPULAN DAN SARAN
kualitatif adalah metode penelitian yang
menggambarkan temuan variabel
dilapangan yang tidak memerlukan skala
Gambar 1 : Bagan Alur Penelitian
hipotesis. Jadi, sifatnya hanya
menggambarkan temuan dilapangan atau
fenomena yang diteliti dengan sistematis,
faktual, dan akurat. Analisis kualitatif ini di
gunakan untuk menganalisis karakteristik
objek wisata, karakter wisatawan, kondisi
sarana dan prasarana, dan jenis atraksi
wisata. penelitia yang di rancang untuk
mempermudah dalam proses melakukan
penelitian. Analisis hirarki proses AHP
merupakan pendekatan praktis untuk
memecahkan masalah dan mengambil
keputusan yang kompleks yang meliputi
perbandingan alternatif. AHP memungkinkan

30 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

KAJIAN PUSTAKA dan rumah adat, dan tata cara hidup


a. Pariwisata masyarakat, upacara tradisional, adat istiadat
Menurut Wardiyanto dan Baiquni (2011) dan lainnya) yang menjadi daya tarik bagi
Pariwisata adalah kegiatan atau aktivitas yang orang untuk mengunjunginya.
dilaksanakan untuk sementara waktu dalam Marpaung (2002) telah mengklasifikasikan
rangka menambah wawasan bidang sosial daya tarik wisata kedalam 3 (tiga) klasifikasi;
kemasyarakatan, sistem perilaku dari manusia  Daya tarik alam
itu sendiri dengan berbagai dorongan  Daya tarik budaya
kepentingan sesuai dengan budaya yang  Daya tarik buatan manusia
berbeda-beda yang berhubungan dengan
upaya mencari kesenangan, termasuk c. Sarana dan Prasarana Wisata
pengusahaan objek dan dayatarik wisata serta Dalam pengembangan pariwisata,
usaha lain yang terkait di bidang tersebut. aksesibilitas yang berkenaan dengan sulit atau
Sedangkan menurut Marpaung (2002), mudahnya seorang wisatawan mencapai
Pariwisata adalah pemindahan sementara suatu objek wisata. Aksesibilitas perlu
yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar diperhatikan mengingat aspek tersebut bisa
dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari memberikan pengaruh yang besar bagi para
tempat kediamannya. MenurutYoeti (1996), wisatawan. Beberapa hal yang mempengaruhi
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang aksesibilitas suatu tempat adalah kondisi jalan,
dilakukan untuk sementara waktu, yang tarif angkutan, jenis kenderaan, jaringan
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat transportasi, jarak tempuh dan waktu tempuh.
yang lain, dengan maksud bukan berusaha Semakin baik aksesibilitas suatu objek,
(business) atau mencari nafkah ditempat yang wisatawan yang berkunjung dapat semakin
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk banyak jumlahnya. Kemajuan fasilitas
menikmati perjalanan tersebut guna transportasi mendorong kemajuan pariwisata
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk dan sebaliknya ekspansi yang terjadi dalam
memenuhi keinginan yang beranekaragam. industri pariwisata dapat menciptakan
Wisata menurut UU RI No. 10 Tahun 2009 permintaan akan transportasi yang dapat
Tentang Kepariwisataan adalah kegiatan memenuhi kebutuhan wisatawan. Menurut
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang Yoeti (1996) dalam kepariwisataan terdapat
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tiga macam transportasi yang dapat digunakan
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, oleh wisatawan yaitu:
pengembangan pribadi, mempelajari keunikan  Transportasi Udara
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam  Transportasi Laut
jangka waktu sementara.  Transportasi Darat
d. Wisatawan
b. Objek dan Daya Tarik Wisata Menurut Yoeti (1996) wisatawan adalah
Menurut Yulianda (2006), wisata dapat seseorang yang meninggal tempat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, antara kediamannya untuk sementara waktu dengan
lain: alasan apapun juga tanpa memangku jabatan
 Wisata alam (nature tourism), atau pekerjaan di negara yang dikunjunginya.
merupakan aktifitas wisata yang Salah satu unsur yang sangat penting dalam
ditujukan pada pemanfaatan sumber pariwisata adalah wisatawan atau orang yang
daya alam atau daya tarik berkunjung kesuatu tempat untuk bersenang-
panoramanya. senang. Berdasarkan jenis-jenis wisatawan,
 Wisata budaya (cultural tourism), Yoeti (1996) telah membagi wisatawan
merupakan wisata dengan kekayaan kedalam beberapa jenis, antara lain:
budaya sebagai obyek wisata dengan  Wisatawan asing (Foreign Tourist),
penekanan pada aspek pendidikan. orang asing yang melakukan perjalanan
 Ecotourism, green tourism atau wisata, yang datang memasuki suatu
alternative tourism, merupakan wisata negara lain yang bukan negara dimana
berorientasi pada lingkungan untuk ia tinggal.
menjembatani kepentingan  Domestic Foreign Tourist, orang asing
perlindungan sumber daya yang berdiam atau bertempat tinggal
alam/lingkungan dan industri pada suatu negara, yang melakukan
kepariwisataan. perjalanan wisata di wilayah negara
MenurutYoeti (1996), objek wisata adalah dimana ia tinggal. Domestic Tourist,
segala sesuatu (kondisi fisik: iklim, bentang wisatawan dalam negeri, yaitu seorang
alam, flora dan fauna, dan lainya; hasil ciptaan warga negara suatu negara yang
manusia: benda-benda bersejarah, monument melakukan perjalanan wisata dalam

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867 31
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

batas wilayah negaranya sendiri tanpa frekuensi dan waktu kunjungan, dan tipe
melewati perbatasan negaranya. kunjungan (Suwantoro, 2004).
 Indigenous Foreign Tourist, warga
negara suatu negara tertentu, yang e. Mangrove
karena tugasnya atau jabatannya Menurut Wijayanti (2009) mangrove adalah
berada di luar negeri, pulang kenegara suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu
asalnya dan melakukan perjalanan jenis tumbuhan yang membentuk komunitas
wisata di wilayah negaranya sendiri. tesebut di daerah pasang surut, hutan
 Transit Tourist, wartawan yang sedang mangrove atau yang sering disebut hutan
melakukan perjalanan wisata kesuatu bakau merupakan sebagian wilayah ekosisten
negara tertentu, yang terpaksa mampir pantai yang mempunyai karakter unik dan
atau singgah pada suatu khas terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik
pelabuhan/airport/stasiun bukan atas yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat
kemauannya sendiri. mangrove. Sedangkan ekosistem mangrove
 Business Tourist, orang yang menurut Santoso (2000) dalam Zulkifly (2008)
melakukan perjalanan untuk tujuan adalah suatu sistem di dalam tempat
bisnis, bukan wisata tapi perjalanan berlangsungnya kehidupan yang
wisata akan dilakukannya setelah mencerminkan hubungan timbal balik antara
tujuannya yang utama selesai. Jadi, makhluk hidup dengan lingkungannya dan
perjalanan wisata merupakan tujuan diantara makhluk hidup itu sendiri. Ruang
sekunder, setelah tujuan primer yaitu lingkup konservasi hutan mangrove meliputi
bisnis selesai dilakukan. usaha perlindungan, pelestarian alam dalam
Karakter wisatawan antara lain adalah bentuk penyisihan areal sebagai kawasan
jumlah wisatawan, umur/usia wisatawan, suaka alam baik untuk perairan laut, pesisir
tingkat pendidikan wisatawan, asal dan jenis dan hutan mangrove.
wisatawan, tujuan kunjungan, motif kunjungan,
non-sawah berupa tambak dan kawasan
HASIL PENELITIAN konservasi hutan mangrove. Akan tetapi
1. Analisa Karakteristik Objek Wisata WAM kondisi dan keberadaan hutan mangrove
Berdasarkan analisa yang dilakukan, objek semakin berkurang, karena diakibatkan oleh
wisata anyar mangrove memiliki kondisi alam adanya pemanfaatan tambak ikan yang
yang tenang dan alami, udara yang sejuk, semakin meluas. Atraksi yang ada di Objek
pemandangannya yang indah, dan terdapat Wisata Anyar Mangrove (WAM) Kelurahan
berbagai jenis satwa yang masih langka. Gunung Anyar Tambak beupa atraksi yang
Wisata Anyar Mangrove (WAM) terletak di masih alami, karena memiliki pemandangan
Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan lautan yang indah, dengan suasana yang
Gunung Anyar Kota Surabaya. Wisata anyar tenang dan alami.
mangrove memiliki kodisi topografi yang datar
sehingga memberi kesan pada objek wisata 2. Analisa Karakter Wisatawan
terasa nyaman. Selain itu, Objek Wisata Anyar Berdasarkan jumlah responden yang
Mangrove (WAM) memiliki kondisi klimatologi diambil oleh peneliti sebanyak 33 responden,
yang mencirikan panasnya suhu udara maka karakter wisatawan berdasarkan usia
mengakibatkan objek wisata anyar mangrove yang berkunjung ke wisata anyar mangrove di
(WAM) asyik untuk di kunjungi. Karena pada dapatkan hasil sebanyak 20 responden
Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) identik (60.6%) dengan usia 15 – 24 tahun, sebanyak
dengan ekosistem mangrove yang begitu 9 responden (27.3%) dengan usia 25 – 34
banyak sehingga membuat suasana menjadi tahun, dan sebanyak 4 responden (12.1%)
lebih sejuk walaupun panasnya terik matahari. dengan usia 35 – 44 tahun. Analisa karakter
Pola tata guna lahan yang ada di Objek wisatawan berdasarkan asal wisataswan
Wisata Anyar Mangrove (WAM) Kelurahan sebanyak 23 responden (69.7%) berasal dari
Gunung Anyar Tambak antara lain sebagai kota surabaya, dan 10 responden (30.3%)
tambak ikan, kawasan konservasi hutan berasal dari Sidoarjo. Analisa karakter
mangrove dan kawasan permukiman. Adapun wisatawan berdasarkan tujuan kunjungan
lahan yang di pergunakan sebagai kawasan wisatawan sebanyak 25 responden (75.8%)
non-pertanian sebesar 19.20 Ha, pertanian memiliki tujuan berekreasi, dan 8 responden
non-sawah sebesar 422.77 Ha. Kawasan non- (24.2%) memiliki tujuan penelitian. Analisa
pertanian yang maksud berupa karakter wisatawan berdasarkan waktu
perumahan/permukiman, fasilitas publik, kunjungan wisatawan sebanyak 28 responden
perdagangan dan jasa, sedangkan pertanian (84.8%) berkunjung pada hari minggu, dan 5
32 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

responden (15.2%) berkunjung pada hari libur. Berdasarkan potensi dan permasalahan
Analisa karakter wisatawan berdasarkan diatas maka dilakukan perumusan konsep
atraksi wiasata yang di sukaui oleh wisatawan pengembangan objek wisata WAM
sebanyak 33 responden (100%) wisatawan menggunakan analisa AHP. Analisa prioritas
menyukai atraksi wisata alam yang memiliki AHP menggunakan program komputer (Expert
daya tarik wisata yang alami dan menarik Choice). Oleh sebab itu dari hasil kuisioner
pada objek wisata anyar mangrove gunung yang dijawab oleh responden diperolehhasil
anyar tambak berupa memiliki pemandangan Dari hasil prioritas konsep pengembangan
laut dan hutan mangrove yang indah, udara wisata, menghasilkan Konsep 2 sebagai
yang segar dan berbagai jenis fauna dan flora. prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,49
dan kriteria yang paling berpengaruh adalah
kriteria Karakteristik objek wisata dengan nilai
3. Analisa Kondisi Sarana dan Prasarana sebesar 0,62, selain itu konsep 3 sebagai
Wisata prioritas ke dua dengan bobot sebesar 0,30 %,
Dari jumlah responden yang diambil oleh konsep 4 sebagai priorotas ke tiga dengan
peneliti sebanyak 33 responden, maka kondisi bobot sebesar 0,12 %, dan konsep 1 sebagai
dermaga wisata WAM di kelurahan Gunung prioritaske empat dengan bobot sebesar 0,8
Anyar Tambak di dapatkan hasil sebanyak 29 %. Grafik penilaian prioritas dapat dilihat pada
responden (87.9%) memilih dalam kondisi Gambar 5.16.dengan cara yang sama
baik, dan 4 responden (12.1%) memilih dalam dilakukan analisis terhadap hasil kuisioner
kondisi sedang. Analisa kondisi responden yang lain. Lebih jelasnya dapat
perahu/angkutan wisata Anyar Mangrove di dilihat pada Grafik berikut :
kelurahan Gunung Anyar Tambak di dapatkan
hasil sebanyak 3 responden (9.1%) memilih
dalam kondisi baik, dan 30 responden (90.9%)
memilih dalam kondisi sedang. Analisa kondisi
tempat peristirahatan untuk wisatawan yang
berkunjung ke wisata Anyar Mangrove di
kelurahan Gunung Anyar Tambak di dapatkan
hasil sebanyak 3 responden (10.0%) memilih
dalam kondisi baik, 20 responden (66.7%)
memilih dalam kondisi sedang, dan 10
responden (30.30%) memilih dalam kondisi
buruk. Analisa kondisi toilet/WC yang ada di
objek wisata anyar mangrove kelurahan
gunung anyar tambak di dapatkan hasil
sebanyak 33 responden (100%) memilih
dalam kondisi buruk. Analisa kondisi tempat
sampah yang ada di objek wisata Anyar
Mangrove kelurahan Gunung Anyar Tambak di
dapatkan hasil sebanyak 8 responden (24.2%)
memilih dalam kondisi baik, 18 responden
(54.5%) memilih kondisi sedang, dan 7
responden (21.2%) memilih dalam kondisi
buruk. Analisa kondisi jalan akses ke objek
wisata Anyar Mangrove kelurahan Gunung Gambar 5 : Grafik Nilai Prioritas
Anyar Tambak di dapatkan hasil sebanyak 4 Perumusan Konsep Pengembangan
responden (12.1%) memilih dalam kondisi
baik, 19 responden (57.6%) memilih kondisi Jumla Priorit
sedang, dan 10 responden (30.3%) memilih R1 R2 R3 R4 h as
dalam kondisi buruk. Analisa ketersediaan K
0,9 0,8 0,8 0,7 0,32 IV
tempat parkir pada objek wisata Anyar 1
Mangrove kelurahan Gunung Anyar Tambak di K 0,4 0,4 0,3 0,3
2,26 I
dapatkan hasil sebanyak 33 responden 2 9 6 8 2
(100%) memilih dalam tidak ada. Analisa K 0,3 0,3 0.3 0,2
1,19 II
ketersidiaan kantor pengelola objek wisata 3 9 0 0 0
Anyar Mangrove kelurahan Gunung Anyar K 0,3 0,1 0,1 0,1
0,79 III
Tambak di dapatkan hasil sebanyak 33 4 3 9 5 2
responden (100%) memilih dalam kondisi tidak Tabel 5 : Hasil Perhitungan Prioritas
ada. Konsep Pengembangan

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867 33
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

lokal yang berasal dari kota Surabaya dan


Prioritas 1 : Mengembangkan potensi wisata sekitarnya. Tujuan kunjungan wisatawan
dengan meningkatkan hanya untuk berekreasi, selain itu terdapat
penanaman mangrove dan pula kunjungan dengan tujuan penelitian.
melestarikan flora dan fauna Waktu kunjungan wisatawan biasa dilakukan
untuk dijadikan sebagai daya pada hari minggu dan hari-hari libur.
tarik wisata alam. Wisatawan memilih berkunjung ke objek
Prioritas 2 : Peningkatan dan wisata WAM karena memiliki daya tarik
pengembangan kapasitas tersendiri, berupa pemandangan yang indah,
sarana dan prasarana wisata udara yang sejuk, dan lain sebagainya. Wisata
serta akses jalan ke objek WAM memiliki kondisi sarana dan prasarana
wisata sesuai dengan yang masih kurang baik. Hal ini diakibatkan
pemanfaatan ruang. karena kurangannya pengembangan dan
Prioritas 3 : Melakukan promosi ke publik peningkatan mutuh kualitas sarana dan
melalui media masa, elektronik, prasarana yang ada pada objek wisata WAM.
maupun media cetak. Sarana dan prasarana sangat berperan aktif
Prioritas 4 : Untuk keberlanjutan dalam perkembangan pariwisata itu sendiri.
pengembangan dan pelestarian Sedangkan dari analisa AHP dapat
objek wisata WAM, maka merumuskan beberapa konsep terhadap
diserahkan kepada pemerintah pengembangan objek wisata WAM.
kota Surabaya dengan Perumusan konsep pengembangan objek
melibatkan peran serta wisata WAM perlu dilakukan agar
masyarakat. perencanaan yang akan dikembangan atau
dilaksanakan bisa berjalan dengan baik
sebagaimana sesuai dengan konsep yang
PEMBAHASAN telah di buat.

Berdasarkan analisa deskriptif kualitatif 3. Simpulan dan Saran


maka dapat diketahui bahwa karakteristik 1. Simpulan
objek wisata WAM memiliki banyak potensi Pariwisata merupakan salah satu sumber
wisata yang perlu untuk dikembangkan. daya alam yang memiliki daya tarik tersendiri
Potensi yang ada berupa memiliki kondisi yang dapat menarik wisatawan untuk
alam yang tenang dan alami, udara yang berkunjung. Kawsan konservasi merupakan
sejuk, pemandangan yang indah dan terdapat salah satu kawasan hutan yang di lindungi
berbagai jenis fauna dan flora. Dengan potensi karena memiliki berbagai manfaat dan potensi,
yang ada tersebut bisa dikembangkan untuk salah satunya adalah potensi wisata. Objek
meningkatkan daya tarik para wisatawan untuk wisata Anyar Mangrove merupakan salah satu
berkunjung. Pemanfaatan lahan pada objek wisata alam yang memiliki berbagai
kawasan objek wisata WAM sebagai kawasan macam potensi. Wisata anyar mangrove mulai
perumahan, tambak ikan dan kawasn dikembangkan pada tahun 2010, dan pada
konservasi hutan mangrove. tahun tersebut wisata WAM mulai dikelola.
Wisatawan yang mengunjungi objek wisata Wisata Anyar Mangrove juga sangat
WAM memiliki berbagai karakter kunjungan. mempengaruhi kondisi tata guna lahan pada
Contohnya seperti karakter wisatawan sekitar kawasan objek wisata. Pengembangan
berdasarkan usia yang berkunjung ke Wisata wisata Anyar Mangrove sangat penting di
Anyar Mangrove di dominasi oleh sekelompok kelolah dengan baik, agar tidak terjadi
umur antara 15 – 24 tahun atau sebanyak 60.6 kesalahan dalam mengelolahnya. Karena
%. Dimana pada usia 15 – 24 tahun dapat di kawasan Objek Wisata Anyar Mangrove
ketahui karakter wisatawan yang berkunjung merupakan kawasan konservasi, jadi harus
ke objek wisata Anyar Mangrove mempunyai melakukan pengembangan secara benar. Baik
karakter wisata, yaitu : dari pengembangan atraksi wisata atau sarana
 Dengan usia yang muda dapat dikatan dan prasarana harus benar-benar
sebagai remaja yang lebih menyukai memperhatikan kebijakan pemanfaatan ruang.
untuk berekreasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
 Mempunyai motivasi dan kepentingan berkaitan dengan Pengembangan Potensi
untuk mengisi waktu senggang untuk Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM), dapat
bersantai. disimpulakan bahwa :
Sebagian besar wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata masih wisatawan
34 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

a) Wisata Anyar Mangrove berdasarkan d) Wisata WAM merupakan wisata yang


analisa karakteristik objek wisata, wisata baru dan harus mendapat perhatian yang
WAM termasuk dalam jenis wisata lokal khusus untuk dikembangkan, guna untuk
dan wisatawan yang datang pun menjaga kelestarian fauna dan flora.
merupakan wisatawan lokal. Hal ini Berdasarkan analisa yang di lakukan
disebabkan karena masih kurang menggunakan analisis AHP dapat
pengembangan terhadap potensi- dirumuskan beberapa konsep dalam
potensinya yang ada. Sedangkan potensi mengembangkan objek wisata WAM.
wisata WAM cukup banyak dan bagus, Perlu menentukan konsep agar
berupa memiliki konsidisi alam yang pembangunan bisa dilaksanakan sesuai
indah dan alami, berbagai jenis fauna dan rencana dan dapat di manfaatkan dengan
flora yang di jadikan sebagaai daya tarik baik. Adapun hasil analisis alternative
wisata. Kondisi pemanfaatan lahan di konsep pengembangan objek wisata
kawasan objek wisata WAM masih WAM menggunakan Analisa AHP didapat
kurang baik. Pemanfaatan lahan yang 4 (empat) prioritas konsep
lebih dominan adalah pengembangan pengembangan Wisata WAM dengan
perumahan, tambak ikan, dan kawasan urutan sebagai berikut :
konsevasi hutan mangrove. Kondisi hutan
mangrovepun sudah semakin berkurang Konsep 1 : Mengembangkan potensi wisata
di akibatkan pengembangan tambakan dengan meningkatkan
ikan dan pengembangan perumahan. penanaman mangrove dan
Apabilah hal ini tidak di kelolah dengan melestarikan flora dan fauna
baik khususnya pemberdayaan hutan untuk dijadikan sebagai daya tarik
mangrove, maka wisata WAM pun tidak wisata alam.
bisa di kembangkan. Konsep 2 : Peningkatan dan pengembangan
kapasitas sarana dan prasarana
b) Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata serta akses jalan ke objek
wisata WAM masih dalam jumlah yang wisata sesuai denga pemanfaatan
sedikit, dan wisatawan yang datang ruang kawasan.
berasal dari dalam lokal sendiri dengan Konsep 3 : Melakukan promosi ke publik
tujuan menikmati pemandangan alam melalui media masa, elektronik,
wisata yang memiliki suasana yang indah maupun media cetak.
dan tenang. Wisata dengan alam yang Konsep 4 : Untuk keberlanjutan
asri disekitarnya dapat memberikan pengembangan dan pelestarian
kesejukan, nyaman bagi siapapun. Objek objek wisata WAM, maka
wisata WAM memiliki keindahan alam, diserahkan kepada pemerintah
kesejukan iklim, sesuai lingkungan kota Surabaya dengan melibatkan
merupakan modal untuk berkembangya peran serta masyarakat.
kegiatantan wisata.
2. Saran
c) Berdasarkan analisa sarana dan prasana Hasil analisa yang diperoleh dari berbagai
pada objek wisata WAM masih belum macam analisa yang ditujukan pada studi
baik, terdapat beberapa fasilitas wisata pengembangan objek wisata anyar mangrove
yang masih kurang dan ada juga yang (WAM) di kelurahan Gunung Anyar Tambak
belum di kembangkan. Salah satu contoh kota Surabaya. Pengembangan objek wisata
seperti fasilitas kantor pengelolah wisata. khusunya wisata alam harus benar-benar di
Wisata WAM perlu dilakukan kembangkan dengan baik, agar kualitas dan
pengembangan agar dapat menarik kuantitas alamiahnya tetap terjaga dan
wisatawan untuk datang berkunjung. berkelanjutan. Dan untuk mewujudkan
Karena dengan demikian dapat memberi pengembangan objek wisata WAM harus di
berbagai keuntungan. Jalan akses perlukan beberapa studi terhadap :
menuju ke objek wisata WAM masih
terdapat beberapa jalan yang belum baik a) Harus di lakukan dan memperhatikan
karena masih rusak. Aspek trasportasi penataan kawasan wisata anyar
sangat penting untuk di kembangkan mangrove terutama pada pola
karena denga adanya sarana dan penggunaan lahan yang akan
prasana berupa akses jalan maka dikembangkan sarana dan prasarana
kegiatan kepariwisataan akan lebih wisata. Sarana dan parasarana yang di
lancar. kembangkan harus tetap memperhatikan
kibijakan pemanfaatan ruangnya. Dalam

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867 35
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya

mengembangkan kawasan wisata WAM


harus tetap menjaga kualitas lingkungan.

b) Perlu melakukan penanaman dan


pelestarian hutan mabgrove agar kualitas
wisata tetap terjaga dan berkelanjutan.
Untuk membangun fasilitas harus
didasarkan pada keinginan semata tanpa
melalui kajian secara matang, karena
dikawatirkan makna alami dari sutu
kawasan wisata WAM akan terganggu
atau hilang oleh karena itu
pengembangan wisata WAM harus tetap
menjaga keindahan dan kenyamanannya.

c) Perlu meningkatkan pengembangan dan


pelestarian sarana prasarana wisata
WAM untuk meningkatkan
kualitas wisata dan daya tarik wisatawan.
Selain itu melakukan promosi atau
mempublikasikan objek Wisata Anyar
Mangrove (WAM) agar wisatawan local
maupun wisatawan manca negara
mengetahui bahwa Wisata Anyar
Mangrove memiliki potensi wisata alam.

36 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867
Sardi Umasugi dan Suning : Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) Di
Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

DAFTAR PUSATAKA

Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta, Bandung.


Yoeti, H. Oka A. 1996. Pengantar Pariwisata. Angkasa, Bandung.
Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi, Yogyakarta.
WardiyantodanBaiquni, M. 2011. Perencanaan Dan Pengembangan
Pariwisata. LubukAgung, Bandung.
Sangadji, E.M, danSopiah, 2010. MetodePenelitian, Pendekatan Praktisi
Dalam Penelitian. Andi, Yogyakarta.
Yulianda, F, 2006.Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfatan
Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sehari
Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor.
Warpani Suwardjoko, P. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. ITB
Bogor. Soekadijo, 2000. Anatomi Pariwisata Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta Indonesia.
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan
Tentang Biologi Laut. Djambatan, Jakarta.
Zulkifly, 2008. Kajian Tingkat Keberhasilan Rehabilitas Vegetasi Mangrove
Ditinjau Dari Bioekologi Di Pantai Tokke-Tokke Kecamatan
Pitungpanua Kabupaten Wajo. Universitas Hasanudin Makassar,
Makassar.
Amiani, 2008.Pengembangan Ekowisata yang berbasis Masyarakat Menuju
Pariwisata Berkelanjutan Di Kelurahan Serangan, Bali. Jurnal
Kepariwisataan Indonesia.
Begen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.
Wijayanti, Tri, 2009. Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Wisata Pendidikan,
Surabaya. Jurnal Teknik Lingkungan UPN Veteran JawaTimur.
Adiwijaya, Hendra, 2009. Kondisi Mangrove Pantai Timur Surabaya dan
Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup, Surabaya. Jurnal Teknik
Lingkungan UPN Veteran Jawa Timur.
Shanty, 2011.Analisis Persepsi Wisatawan Yang Berkunjung Ke Pulau Samosir.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 10 Tahun 2009.Tentang
Kepariwisataan. Fokusindo Mandiri, Bandung.
Peraturan Mentri Kebudayaan Dan Pariwisata, Nomor:
KM.67/UM.001/MKP/2004. Pedoman Umum Pengembangan
Pariwisata Di Pulau-Pulau Kecil, Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Surabaya, Nomor 3 tahun 2007. Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Surabaya. Surabaya
Peraturan Walikota Surabaya, Nomor 65 Tahun 2011, Tentang Prosedur
Pengawasan dan Pengendalian Kawasan Mangrove di Wilayah Kota
Surabaya. Kota Surabaya.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412 – 1867 37

Anda mungkin juga menyukai