Konstipasi/Sembelit
Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memeneuhi Salah Satu Tugas Gizi
dan Diet yang Dibimbing Oleh :
Disusun Oleh :
A. Analisa Situasi
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat perorangan dengan hasil akhir
menurunnya angka kesakitan penyakit gangguan pencernaan. Sekarang ini
banyak sekali orang-orang yang sakit karena faktor kurang memahami
pentingnya pola hidup sehat.
B. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya pemahaman individu tentang gangguan pencernaan
berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit, peserta
yang mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan dapat memahami
tentang konstipasi pada gangguan pencernaan dengan benar dan tepat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit, peserta
yng mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan mengerti apa yang telah
disampaikan dengan kriteria hasil :
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian konstipasi.
b. Peserta dapat menjelaskan penyebab konstipasi.
c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala konstipasi.
d. Peserta dapat menjelaskan komplikasi dari konstipasi.
e. Peserta dapat menjelaskan penatalaksanaan konstipasi.
f. Peserta dapat menjelaskan pencegahan konstipasi.
g. Peserta dapat menjelaskan penanganan dan pengobatan konstipasi.
h. Peserta dapat menjelaskan obat tradisional konstipasi.
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Waktu
PENYULUH PESERTA
Pembukaan a. Memberikan salam a. Peserta menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Peserta mendengarkan
3 menit
c. Menyampaikan tujuan c. Peserta mendengarkan
d. Peserta menyetujui
umum, yaitu :
1. Peserta dapat
mejelaskan
pengertian
konstipasi.
2. Peserta dapat
menjelaskan
penyebab
konstipasi.
3. Peserta dapat
menjelaskan tanda
dan gejala
konstipasi.
4. Peserta dapat
menjelaskan
kompliaksi pada
konstipasi.
5. Peserta dapat
menjelaskan
penatalaksanaan
konstipasi.
6. Peserta dapat
menjelaskan
pencegahan
konstipasi.
7. Peserta dapat
menjelaskan
penanganan dan
pengobatan
konstipasi.
8. Peserta dapat
menjelaskan obat
tradisional yang
digunakan pada
pasien konstipasi.
d. Kontrak waktu
Penyampaian a. Menjelaskan isi Menyimak dan mendengarkan
Materi dan materi
b. Menunjukkan PPT
Tanya Jawab
dan Leaflet
10 menit
c. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
d. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
menjelaskan/
menyebutkan kembali
kesimpulan
a. Evaluasi materi a. Peserta memperhatikan
b. Peserta menjawab salam
penyuluhan kepada
peserta.
b. Menjelaskan
kesimpulan materi
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang
dijadwalkan.
b) Penyelenggaraan dilaksanakan di Prodi D3 Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember.
c) Pengorganisasian penyelengaraan dilaksanakan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
acara berakhir.
c) Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a) Apakah definisi dari konstipasi ?
b) Apa saja penyebab terjadinya konstipasi?
c) Apa saja tanda dan gejala dari konstipasi?
d) Apa saja komplikasi yang terjadi pada klien konstipasi?
e) Apa sajakah penatalkasanaan konstipasi?
f) Apa saja pencegahan yang diperlukan pada klien konstipasi?
g) Apa sajakah penanganan dan pengobatan yang tepat pada klien
konstipasi?
h) Apa saja obat tradisional yang dianjurkan untuk klien konstipasi?
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Konatipasi
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana
seorangmanusia (atau hewan) mengalami pengerasan feses yang sulit untuk
dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan hebat pada penderitanya.
Konstipasi dapatdisebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-
obatan, dan kelainan anatomis.
Konstipasi juga dapat di artikan masalah pada pencernaan yang umum
terjadi. Pada orang dengan konstipasi sering mengalami sensasi pergerakan
pada usus dan sulit buang air besar. Orang yang buang air besar lebih sedikit
dari tiga kali seminggu dengan tinja yang cenderung kering ada kemungkinan
mengalami konstipasi. Konstipasi hebat di sebut juga obstipasi.
B. Penyebab konstipasi
Konstipasi dibagi menjadi dua jenis, yakni konstipasi primer dan sekunder.
1. Konstipasi Primer
Merupakan konstipasi fungsional atau tidak ditemukannya kelainan
organik di dalam tubuh setelah dilakukannya pemeriksaan.
2. Konstipasi Sekunder
Disebabkan penyakit lain. Kebanyakan orang mengira kurang serat
sebagai penyebab utama konstipasi. Padahal ada banyak pemicu sembelit,
mulai dari gaya hidup, obat-obatan, sampai komplikasi penyakit.
Berikut beberapa di antaranya terkait konstipasi, yaitu :
1) Kurang Cairan
Kurang mengonsumsi cairan bisa menyebabkan tinja menjadi keras
sehingga sulitdikeluarkan. Minumlah sedikitnya 8 gelas cairan sehari.
2) Cokelat
Beberapa studi yang mengaitkan antara cokelat dengan terjadinya
sembelit. Meski pada beberapa orang mengkonsumsi cokelat justru
membantu melancarkan BAB. Bila Anda termasuk penggemar cokelat,
Anda bisa mulai menguranginya.
3) Kehamilan dan Persalinan
Konstipasi termasuk masalah yang sering dikeluhkan ibu hamil.
Biasanya kondisi ini masih akan terus berlanjut pasca persalinan.
Gangguan BAB ini terjadi karena melemahnya otot-otot perut atau efek
samping dari obat pereda nyeri.
4) Terlalu banyak makan daging
Pola makan yang rendah serat dan tinggi lemak seperti daging,
telur atau keju bisa membuat proses pencernaan menjadi lebih lambat.
Karena itu penuhi pula kebutuhan tubuh akan serat dengan mengonsumsi
cukup sayuran dan buah.
5) Vitamin
Vitamin secara umum tidak akan menyebabkan konstipasi, tetapi
beberapa jenis komponen seperti kalsium dan zat besi bisa jadi pemicu
terrjadinya konstipasi.
6) Pereda Nyeri dan Antidepresan
Penelitian menunjukkan, orang yang sering mengalami sembelit
kebanyakan adalah pengguna obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
7) Hipotiroid
Hipotiroid atau tidak aktifnya kelenjar tiroid akan memperlambat
proses metabolik tubuh dan usus. Tidak semua penderita hipotiroid akan
mengalami konstipasi. Biasanya dokter akan meminta pasien konstipasi
kronik untuk mengecek kadar tiroidnya.
8) Diabetes
Diabetes yang tidak dikendalikan bisa menyebab kerusakan saraf
yang berpengaruh pada kemampuan tubuh mencerna makanan.
9) Kurang Olahraga
Gaya hidup yang kurang bergerak juga bisa memicu konstipasi.
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Sejumlah faktor yang
menyebabkan antara lain :
a. Kekurangan cairan atau dehidrasi.
b. Kekurangan serat pada makan.
c. Perubahan gaya hidup atau rutinitas, termasuk hamil, penuaan.
d. Sering menggunakan atau penyalahgunaan obat nyeri.
e. Masalah pada usus besar dan dubur, seperti penyumbatan pada
usus.
f. Kerusakan pada kulit dubur dan ambeien.
g. Hilangnya kadar garam di dalam tubuh karena muntah atau diare.
D. Komplikasi Konstipasi
Konstipasi yang berlangsung lama dapat menyebabkan komplikasi berikut
ini :
a. Hemoroid,
b. Prolapse rectum,
c. Fisura ani (luka/lecet pada anus),
d. Fecal Impaction (feses atau tinja yang terlalu keras sehingga harus
dikeluarkan secara manual oleh dokter).
E. Penatalaksanaan Konstipasi
Konstipasi atau sembelit merupakan gangguan pencernaan yang sering
dialami oleh sebagian besar orang dan dapat menghambat aktivitas sehari-hari,
mempengaruhi kualitas hidup yang dapat bertambah parah dikemudian hari.
Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PBPGI) Pada tahun
2006 yang lalu telah menyusun suatu Konsensus Nasional Penatalaksanaan
Konstipasi di Indonesia, diharapkan menjadi acuan bagi para praktisi medis di
seluruh Indonesia dalam penatalaksanaan konstipasi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan kedokteran saat ini, telah
ditemukan juga berbagai data-data baru baik dalam upaya untuk menegakkan
diagnosis maupun pengobatan konstipasi/sembelit. Khusus mengenai
pengobatan konstipasi, saat ini terdapat bukti yang sangat kuat tentang
manfaat produk yoghurt yang mengandung probiotik khususnya
“bifidobacterium animalislactis”.
F. Pencegahan
1. Makan makanan kaya serat,
2. Batasi makanan rendah serat,
3. Minum yang cukup,
4. Rutin berolahraga,
5. Tidak menunda ketika ingin buang air besar,
6. Coba suplemen berserat,
7. Berhati-hati dalam memilih obat pencahar