Batu Salurah Kemih
Batu Salurah Kemih
DI SUSUN OLEH :
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) adalah keadaan patologis karena adanya
masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Terbentuknya
batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat
membentuk batu atau karena air kemih kekurangan materi-materi yang dapat
menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi air kencing, dan keadaan-
keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007).
Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi, dengan rasio pria-
wanita 4:1 dan penyakit ini disertai morbiditas yang besar karena rasa nyeri
(Tisher, 1997). Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini,
sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang menderita batu
saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi
disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat (Purnomo, 2011).
Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit batu diperkirakan sebesar 13%
pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Empat dari lima pasien
adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah dekade ketiga sampai keempat.
Fungsi ekskresi ginjal seringkali terganggu diantaranya oleh batu saluran
kemih yang berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis,
ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu prostat, dan batu uretra. Batu saluran kemih
terutama dapat merugikan karena obstruksi saluran kemih dan infeksi yang
ditimbulkannya (de jong, 2004). Batu dapat menyebabkan kerusakan atau
gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, urin akan mengalir balik kesaluran di dalam ginjal,
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit Batu saluran
kemih agar dapat memeberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan batu
saluran kemih sebaik mungkin.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Batu saluran kemih
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Batu saluran kemih
3. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Batu saluran kemih
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja manifestasi klinis dari Batu
saluran kemih
5. Untuk mengetahui dan memahami apa saja komplikasi dari Batu saluran
kemih.
3
6. Untuk mengetahui dan memahami apa saja farmakologi dari Batu saluran
kemih.
7. Untuk mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan yang sesuai
pada Batu saluran kemih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Batu saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat,
calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi
bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi.
Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat
sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin.
Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa
centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala
rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria.
Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and Suddarth, 2002).
Batu Saluran Kemih adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi
berbagai zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari
kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan
magnesium fosfat (batu tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan
sistin (1%).( Pierce A. Grace & Neil R. Borley 2006).
Batu saluran kemih adalah Kristal padat dari larutan mineral urine, biasa
ditemukan di dalam ginjal atau ureter. Penyakit ini dikenal juga dengan
sebutannephrolithiasis, urolithiasis, atau renal calculi.
B. Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake
cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi
saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.
4
5
Supersaturasi elemen urin seperti, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung
pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil
dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan
rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin.
Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang
menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan
akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal.
GFR turun
Suplai nutrisi Sekresi
GGK dalam darah eritripoitis turun
turun
Produksi Hb
MK : Nutrisbuhi turun
Sekresi protein terganggu kurang dari
Oksihemoglobin
Retensi Na kebutuhan tubuh
turun
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit batu saluran kemih bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi
obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik
dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Namun, beberapa batu jika ada
gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak inti fungsional
(nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (kolik). Gejala
klinis dari batu saluran kemih yang dapat dirasakan adalah :
1. Rasa Nyeri
Lokasi rasa nyeri tergantung dari letak batu. Bila nyeri mendadak menjadi
akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral tidak jarang disertai mual
dan muntah, maka dapat disimpulkan pasien tersebut sedang mengalami kolik
ginjal. Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut,
dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien yang mengalami kolik
ureter akan sering ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar,
dan biasanya air kemih disertai dengan darah.
2. Demam
Demam ini dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal.
3. Infeksi
Batu saluran kemih jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi
sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang
terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus.
4. Hematuria dan Kristaluria
Diagnosis adanya penyakit batu saluran kemih dapat dibantu dengan adanya
hematuria dan kristaluira. Hematuria adalah terdapatnya sel darah merah di dalam
air kemih, sedangkan kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
5. Mual dan Muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan
mual dan muntah.
8
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap,berdarah. Secara umum
menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal serta
serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
b. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
c. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
d. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat,
protein dan elektrolit.
e. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan
penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus
ginjal.
f. Darah lengkap :
Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
Sel darah merah : biasanya normal.
Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
g. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada
area ginjal dan
h. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul.
i. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.
E. Komplikasi
1. Sumbatan : akibat pecahan batu.
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3. Kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan
dan pengangkatan batu ginjal.
F. Farmakologi
Tatalaksana batu saluran kemih secara farmakologis
Pada dasarnya penatalaksanaan batu saluran kemih secara farmakologis meliputi
dua aspek:
9
G. Asuhan Keperawatan
1.1 Pengkajian
Bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan
lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan
pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu :
a. Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di dalam ginjal
10
a. Identitas Klien
Identitas klien terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan dan
alamat.
b. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan masa lalu
2. Apakah klien pernah menderita batu saluran kemih sebelumnya atau
infeksi saluran kemih, apakah klien pernah dirawat atau dioperasi
sebelumnya
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Biasanya klien mengalami nyeri pada sudut kostovertebralis, dan
didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketok, biasanya klien mengalami
mual, muntah, hematuri, Buang Air Kecil (BAK) menetes, BAK tidak
tampias, rasa terbakar, penurunan haluaran urin, dorongan berkemih.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat batu saluran kemih dalam keluarga
d. Riwayat psikososial
i. Penyuluhan /
Pembelajaran Gejala :
a) Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, cout, ISK
kronis
b) Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatinoklisme
c) Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol,
fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.
1.5 Intervensi
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat lokasi, lamanya intensitas (skala Membantu mengevaluasi tembat
0-10) dan penyebaran. Perhatikan obstruksi dan kemajuan gerakan
14
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Memberikan informasi tentan fungsi
Awasi pemasukan dan pengeluaran dan ginjal dan adanya komplikasi, contoh
karakteristik urine. infeksi dan perdarahan. Perdarahan
dapat mengindikasikan peningkatan
obstruksi atau iritasi ureter. Catatan :
16
H. Implementasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/ ditemukan, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan
oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama
dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat
memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
17
I. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan. Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan Batu Saluran Kemih ialah nyeri akut dapat tertangani dengan tepat,
proses eliminasi urin kembali normal, kekurangan volume cairan dapat terhindari
dan pasien memiliki pengetahuan mengenai penyakit yang dialaminya.
BAB III
KESIMPULAN
Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras
seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan
nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Masalah keperawatan yang
sering dialami pada batu saluran kemih ialah nyeri akut, gangguan pola eliminasi
urin, resiko tinggi kekurangan volume cairan dan defisiensi pengetahuan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth (alih Bahasa Kuncoro, Andry Hartono, Monica Ester, dan
Yasmin Asih), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi ke-8, Jakarta: EGC,
2003.
Sja’bani. (2006). Ilmu penyakit dalam. Jilid I Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
19