Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“BATU SALURAN KEMIH”
KELOMPOK 1

DI SUSUN OLEH :

0432950118001 Afifah Inayatul


0432950118007 Anisa
0432950118013 Elza Sulistiyan
0432950118020 Husni Mubarok
0432950118025 Muhamad Amirga
0432950118032 Nuraini Rafidah
0432950118038 Rifa Nadia Beniyarti
0432950118046 Sirotul Aen
0432950118052 Yulia Wenitamara

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM


STUDI D-III KEPERAWATAN STIKES
BANI SALEH 2019
BAB I............................................................................................................................. DAFTAR ISI
1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1. Tujuan Umum.................................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 4
A. Definisi .............................................................................................................. 4
B. Patofisiologi ....................................................................................................... 4
Pathway Batu Saluran Kemih .................................................................................. 6
C. Manifestasi Klinis ............................................................................................. 7
D. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................... 8
E. Komplikasi ........................................................................................................ 8
F. Farmakologi ...................................................................................................... 8
G. Asuhan Keperawatan ....................................................................................... 9
1.1 Pengkajian .................................................................................................. 9
1.2 Pemeriksaan Fisik .................................................................................... 10
1.3 Pemeriksaan Diagnostik .......................................................................... 12
1.4 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 13
1.5 Intervensi.................................................................................................. 13
H. Implementasi ................................................................................................... 16
I. Evaluasi ........................................................................................................... 17
BAB III ........................................................................................................................ 18
KESIMPULAN ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) adalah keadaan patologis karena adanya
masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Terbentuknya
batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat
membentuk batu atau karena air kemih kekurangan materi-materi yang dapat
menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi air kencing, dan keadaan-
keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007).
Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi, dengan rasio pria-
wanita 4:1 dan penyakit ini disertai morbiditas yang besar karena rasa nyeri
(Tisher, 1997). Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini,
sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang menderita batu
saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi
disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat (Purnomo, 2011).
Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit batu diperkirakan sebesar 13%
pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Empat dari lima pasien
adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah dekade ketiga sampai keempat.
Fungsi ekskresi ginjal seringkali terganggu diantaranya oleh batu saluran
kemih yang berdasarkan tempat terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis,
ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu prostat, dan batu uretra. Batu saluran kemih
terutama dapat merugikan karena obstruksi saluran kemih dan infeksi yang
ditimbulkannya (de jong, 2004). Batu dapat menyebabkan kerusakan atau
gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, urin akan mengalir balik kesaluran di dalam ginjal,

1
2

menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis)


dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal (Depkes, 2007). Pada umumnya
obstruksi saluran kemih sebelah bawah yang berkepanjangan akan menyebabkan
obstruksi sebelah atas. Jika tidak diterapi dengan tepat, obstruksi ini dapat
menyebabkan kegagalan fungsi dan kerusakan struktur ginjal yang permanen,
seperti nefropati obstruktif, dan jika mengalami infeksi saluran kemih dapat
menimbulkan urosepsis (Purnomo, 2011).
Untuk mengetahui adanya batu pada saluran kemih terkadang perlu
dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu melalui USG atau rontgen, bahkan
terkadang ditemukan pula ginjal yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi akibat
batu saluran kemih ini .Tingginya insidens rate batu saluran kemih, namun
rendahnya kesadaran masyarakat akan penyakit batu saluran kemih dan asuhan
keperawatannya inilah yang mendorong penulis untuk membahas atau membuat
makalah mengenai batu saluran kemih dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Perkemihan (Batu Saluran Kemih)”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit Batu saluran
kemih agar dapat memeberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan batu
saluran kemih sebaik mungkin.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Batu saluran kemih
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Batu saluran kemih
3. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Batu saluran kemih
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja manifestasi klinis dari Batu
saluran kemih
5. Untuk mengetahui dan memahami apa saja komplikasi dari Batu saluran
kemih.
3

6. Untuk mengetahui dan memahami apa saja farmakologi dari Batu saluran
kemih.
7. Untuk mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan yang sesuai
pada Batu saluran kemih
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Batu saluran kemih adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat,
calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi
bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi.
Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat
sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin.
Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa
centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala
rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria.
Urine berwarna keruh seperti teh atau merah. (Brunner and Suddarth, 2002).
Batu Saluran Kemih adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi
berbagai zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari
kalsium oksalat (60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan
magnesium fosfat (batu tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan
sistin (1%).( Pierce A. Grace & Neil R. Borley 2006).
Batu saluran kemih adalah Kristal padat dari larutan mineral urine, biasa
ditemukan di dalam ginjal atau ureter. Penyakit ini dikenal juga dengan
sebutannephrolithiasis, urolithiasis, atau renal calculi.

B. Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake
cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi
saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.

4
5

Supersaturasi elemen urin seperti, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung
pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute

dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah dengan metabolisme


purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung
pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine dapat mengendap dalam urin
yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin yang
alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.

Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju


tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang
akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau
pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks
sehingga terjadi batu.

Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu yang kecil
dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan akan menimbulkan
rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin.
Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang
menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan
akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal.

Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan


pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal
tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.
6

Pathway Batu Saluran Kemih

Infeksi Vaskuler Zat Toksik Obstruksi


saluran kemih
arteriosklerosi
Reaksi antigen s Tertimbun
antibody ginjal
Retensi urine Batu besar dan kasar Iritasi/cedera jaringan
Suplai darah
Hematuria
ginjal
Menekan saraf perifer
anemia

MK : Retensi Urine MK : Resiko infeksi

GFR turun
Suplai nutrisi Sekresi
GGK dalam darah eritripoitis turun
turun
Produksi Hb
MK : Nutrisbuhi turun
Sekresi protein terganggu kurang dari
Oksihemoglobin
Retensi Na kebutuhan tubuh
turun

Sindrom Uremia Total CES


Urokrom tertimbun di kulit Suplai O2 kasar turun

perpospatemia Tek. Kapiler naik


Gang. Perubahan Vol. Interstitial naik MK : Gang. MK :
MK : Gan. Keseimbangan warna kulit Perpusi jaringan Intoleransi
Integritas kulit asam-basa Retensi Na aktivitas
7

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit batu saluran kemih bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi
obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik
dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Namun, beberapa batu jika ada
gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak inti fungsional
(nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (kolik). Gejala
klinis dari batu saluran kemih yang dapat dirasakan adalah :
1. Rasa Nyeri
Lokasi rasa nyeri tergantung dari letak batu. Bila nyeri mendadak menjadi
akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral tidak jarang disertai mual
dan muntah, maka dapat disimpulkan pasien tersebut sedang mengalami kolik
ginjal. Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut,
dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien yang mengalami kolik
ureter akan sering ingin merasa berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar,
dan biasanya air kemih disertai dengan darah.
2. Demam
Demam ini dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal.
3. Infeksi
Batu saluran kemih jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi
sekunder akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang
terjadi di saluran kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobacter, Pseudomonas, dan Staphylococcus.
4. Hematuria dan Kristaluria
Diagnosis adanya penyakit batu saluran kemih dapat dibantu dengan adanya
hematuria dan kristaluira. Hematuria adalah terdapatnya sel darah merah di dalam
air kemih, sedangkan kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
5. Mual dan Muntah
Obstruksi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan
mual dan muntah.
8

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap,berdarah. Secara umum
menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal serta
serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
b. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
c. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.
d. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat,
protein dan elektrolit.
e. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan
penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus
ginjal.
f. Darah lengkap :
Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
Sel darah merah : biasanya normal.
Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
g. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada
area ginjal dan
h. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul.
i. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

E. Komplikasi
1. Sumbatan : akibat pecahan batu.
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
3. Kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan
dan pengangkatan batu ginjal.

F. Farmakologi
Tatalaksana batu saluran kemih secara farmakologis
Pada dasarnya penatalaksanaan batu saluran kemih secara farmakologis meliputi
dua aspek:
9

1. Menghilangkan rasa nyeri/kolik yang timbul akibat adanya batu


2. Menangani batu yang terbentuk,yaitu dengan meluruhkan batu dan juga
mencegah terbentuknya batu lebih lanjut(dapat juga sebagai
pencegah/profilaksis)
Pencegahan terbentuknya batu ginjal harus lebih diperhatikan jika pada pasien
terdapat faktor resiko sebagai berikut: batu terbentuk sebelum pasien berusia 30th,
adanya riwayat batu saluran kemih keluarga, batuk multipel, gagal ginjal, atau
adanya residu batuk setelah dilakukan
operasi sebelumnya.
Panduan umum dalam menatalaksana batu saluran kemih:
1. Setelah mendiagnosis adanya kolik ginjal/ ureter, tentukan apakah ada
obstruksi dan atau infeksi.
2. Obstruksi tanpa infeksi dapat diatasi dengan analgesik dan tindakan untuk
membebaskan penyebab obstruksi (batu), sedangkan infeksi tanpa obstruksi
dapat diatasi dengan pemberian antibiotik dan merujuk pasien ke urologis.
3. Jika tidak ada obstruksi (penuh) dan infeksi, maka analgesik dan agen untuk
mengeluarkan batu dapat dikeringkan, dimana 90% batu yang berukuran
kurang dari 4mm dapat keluar dengan sendirinya (pada literatur lain
disebutkan batu berukuran kurang dari 5-6 mm).
Jika ada obstruksi dan infeksi sekaligus, maka harus segera dilakukan tindakan
bedah dan pasien dirujuk dan urologis.

G. Asuhan Keperawatan

1.1 Pengkajian
Bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan
lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan
pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu :
a. Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di dalam ginjal
10

b. Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang


berada di ureter
c. Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang
berada di vesica urinaria
d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di uretra

1.2 Pemeriksaan Fisik

a. Identitas Klien
Identitas klien terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan dan
alamat.
b. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan masa lalu
2. Apakah klien pernah menderita batu saluran kemih sebelumnya atau
infeksi saluran kemih, apakah klien pernah dirawat atau dioperasi
sebelumnya
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Biasanya klien mengalami nyeri pada sudut kostovertebralis, dan
didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketok, biasanya klien mengalami
mual, muntah, hematuri, Buang Air Kecil (BAK) menetes, BAK tidak
tampias, rasa terbakar, penurunan haluaran urin, dorongan berkemih.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat batu saluran kemih dalam keluarga
d. Riwayat psikososial

e. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Aktivitas / Istirahat
11

Gejala : Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada


lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas / mobilisasi sehubungan
dengan kondisi sebelumnya.
2. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal Ginjal), Kulit
kemerahan dan hangat; pucat.
3. Eliminasi
Gejala :
a) Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalukulus)
b) Penurunan haluaran urine,kandung kemih penuh.
c) Rasa terbakar, dorongan berkemih.
d) Diare
Tanda : Olisuria, hematuria, piuria, perubahan pola berkemih
f. Makanan /
cairan Gejala :
a) Mual / muntah, nyeri tekan abdomen
b) Diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan / atau fosfat
c) Ketidak cukupan pemasukan cairan; tidak minum air dengan cukup
Tanda : Distensi abdominal, penurunan / tak adanya bising usus. Muntah.
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
Episode akut nyeri berat, nyeri kolik.Lokasi tergantung pada lokasi batu,
contoh pada panggul di region sudut kostovertebral, dapat menyebar
kepunggung, abdomen, dan turun ke lipat paha/genetalia.Nyeri dangkal
konstanmenunjulkkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat
digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain.
Tanda : Melindungi ; perilaku distraksi. Nyeri tekan pada area ginjal pada
palpasi
h. Keamanan
Gejala : Penggunaan alcohol. Demam, menggigil.
12

i. Penyuluhan /
Pembelajaran Gejala :
a) Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, cout, ISK
kronis
b) Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatinoklisme
c) Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol,
fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

1.3 Pemeriksaan Diagnostik


a. Urinalisa : Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum
menunjukkan SDM, SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat),
serpihan, mineral, bakteri, pus; pH mungkin asam (meningkatkan sistin
dan batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat
ammonium atau batu kalsium fosfat).
b. Urine (24 jam) : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
mungkin meningkat.
c. Kultur Urine : Mungkin menunjukkan ISK (Stapilococus aureus, Proteus,
Klebsiela, Pseudomonas).
d. Survei biokimia : Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat,
fosfat, protein, elektrolit.
e. BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal (tinggi pada serum/rendah
pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal
menyebabkan iskemia/nekrosis.
f. Kadar Klorida dan bikarbonat serum : Peninggian kadar klorida dan
penurunan kadar bikarbonat menunjakkan terjadinya asidosis tubulus
ginjal.
g. Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukkan
infeksi/septicemia.
h. SDM : Biasanya normal.
13

i. Hb/Ht : Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polistemia terjadi


(mendorong presipitasi pemadatan) atau anemia (perdarahan,
disfungsi.gagal ginjal).
j. Hormon paratiroid : Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH
merangsang reabsorpsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum
dan kalsium urine).
k. Foto ronsen KUB : Menunjukkan adanya kalkuli dan/atau perubahan
anatomic pada area ginjal dan sepanjang ureter.
l. IVP : Memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur
anatomic (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
m. Sistoureterokopi : Visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat
menunjukkan batu dan/atau efek obstruksi.

1.4 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang dapat kami angkat yakni :
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan
kontraksi ureteral, trauma jaringan.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih
oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral, obstruksi mekanik.
3. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan, salah
interpretasi informasi, sikap acuh terhadap interpretasi.

1.5 Intervensi

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat lokasi, lamanya intensitas (skala Membantu mengevaluasi tembat
0-10) dan penyebaran. Perhatikan obstruksi dan kemajuan gerakan
14

tanda non-verbal, contoh peninggian kalkulus. Nyeri panggul sering


TD dan nadi, gelisah, merintih, menyebar ke punggung, lipat paha,
menggelepar genetalia sehubungan dengan
proksimitas saraf pleksus dan
pembuluh darah yang menyuplai area
lain. Nyeri tiba tiba dan hebat dapat
mencetuskan katakutan, gelisah,
ansietas berat.

Jelaskan penyebab nyeri dan Memberikan kesempatan untuk


pentingnya melaporkan ke staf pemberian analgesi sesuai waktu
terhadap perubahan (membantu dalam meningkatkan
kejadian/karakteristik nyeri kemampuan koping pasien dan dapat
menurunkan ansietas) dan
mewaspadakan staf akan kemungkinan
lewatnya batu/terjadi komplikasi.
Penghentian tiba-tiba nyeri biasanya
menunjukkan lewatnya batu.
Mandiri
Berikan tindakan nyaman, contoh Meningkatkan relaksasi, menurunkan
piatan punggung, lingkungan istirahat. tegangan otot, dan meningkatkan
koping.
Bantu atau dorong penggunaan napas
berfokus, bimbingan imajinasi, dan Mengarahkan kembali perhatian dan
aktivitas terapeutik. membantu dalam relaksasi otot.

Dorong/bantu dengan ambulasi sering Hidrasi kuat meningkatkan lewatnya


sesuai indikasi dan tingkatkan batu, mencegah stasis urine, dan
pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari membantu mencegah pembentukan
dalam toleransi jantung. batu selanjutnya.
15

Perhatikan keluhan Obstruksi lengkap ureter dapat


peningkatan/menetapnya nyeri menyebabkan perforasi dan
abdomen. ekstravasasi urine kedalam area
parienal. Ini membutuhkan kedaruratan
bedah akut.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi:
Narkotik, contoh meperidine Biasanya diberikan selama episode
(Demerol), morfin; akut untuk menurunkan kolik uretral
dan meningkatkan relaksasi
otot/mental.
Antispasmodik, contoh flavoksat Menurunkan reflex spasme dapat
(Uripas); Oksibutin (Ditropan); menurunkan kolik dan nyeri.
Korikosteroid. Mungkin digunakan untuk
menurunkan edema jaringan untuk
Berikan kompres hangat pada membantu gerakan batu.
punggung Menghilangkan tegangan otot dan
dapat menurunkan refleks spasme.
Pertahankan patensi kateter bila Mencegah stasis/retensi urine,
digunakan menurunkan risiko peningkatan
tekanan ginjal dan infeksi.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Memberikan informasi tentan fungsi
Awasi pemasukan dan pengeluaran dan ginjal dan adanya komplikasi, contoh
karakteristik urine. infeksi dan perdarahan. Perdarahan
dapat mengindikasikan peningkatan
obstruksi atau iritasi ureter. Catatan :
16

Perdarahan sehubungan dengan


ulserasi ureter jarang.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Timbang berat badan tiap hari Peningkatan berat badan yang cepat
mungkin berhubungan dengan retensi.
Kolaborasi
Awasi Hb/Ht, elektrolit Mengkaji hidrasi dan
keefektifan/kebutuhan intervensi.
Berikan cairan IV Mempertahankan volume sirkulasi
(Bila pemasukan oral tidak cukup)
meningkatkan fungsi ginjal.
Berikan diet tepat, cairan jernih, Makanan mudah cerna menurunkan
makanan lembut sesuai toleransi. aktivitasi GI/iritasi dan membantu
mempertahankan cairan dan
keseimbangan nutrisi.
Berikan obat sesuai indikasi: Menurunkan mual/muntah.
antiemetic, contoh proklorperazin
(Compazin)

H. Implementasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/ ditemukan, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan
oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama
dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat
memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
17

2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan


3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien,
menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada,
mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk mengimple-mentasikan,
mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan
tambahan keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan
dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur
spesifik dan respon klien terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa
mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk memastikan
bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan
tugas sesuai dengan standar keperawatan.

I. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan. Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan Batu Saluran Kemih ialah nyeri akut dapat tertangani dengan tepat,
proses eliminasi urin kembali normal, kekurangan volume cairan dapat terhindari
dan pasien memiliki pengetahuan mengenai penyakit yang dialaminya.
BAB III

KESIMPULAN

Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras
seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan
nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Masalah keperawatan yang
sering dialami pada batu saluran kemih ialah nyeri akut, gangguan pola eliminasi
urin, resiko tinggi kekurangan volume cairan dan defisiensi pengetahuan.

18
DAFTAR PUSTAKA

B.B.Purnomo, Dasar-dasar Urologi, Malang: Fakultas Kedokteran Universitas


Brawijaya, 2000.

Brunner dan Suddarth (alih Bahasa Kuncoro, Andry Hartono, Monica Ester, dan
Yasmin Asih), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi ke-8, Jakarta: EGC,
2003.

Nursalam, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Jakara: Salemba Medika, 2001.

Sja’bani. (2006). Ilmu penyakit dalam. Jilid I Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai