Anda di halaman 1dari 17

TECHNOPEDIA

Sinopsis

Beri aku 1000 orang tua, maka niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 aku
10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.

Tokoh :

1. 3 Orang Siswa Penggemar Mobile Legend ( Laki-laki dan 2 Perempuan ) = A, B, dan C


2. 3 Orang Siswa Penggemar Tiktok ( Perempuan ) = D, E, dan F
3. 1 Orang Guru ( Perempuan ) = G
4. 1 Orang Warga ( Laki-Laki ) = H
5. 3 Orang Warga ( Perempuan ) = I, J dan K
6. 1 Lurah ( Perempuan ) = L
7. 1 Orang Pengusaha Asing ( Laki-laki ) = M
8. 2 Ajudan ( Laki-laki ) = N dan O

Panggung :

Menggambarkan sebuah pedesaan yang hampir kekotaan lengkap dengan kursi taman.

Pencahayaan :

Menggunakan lampu berwarna merah, kuning dan putih.

Teater SMA N 1 Pancur Batu


Adegan I

Para pemain mobile legend dan tiktok memasuki panggung diiringi dengan sebuah lagu
sehingga membentuk pola dan menggambarkan kondisi persekawanan yang erat ketika teknologi
belum menggerogoti mereka. Dengan diiringi suara yang mencekam tiba-tiba lampu mati dan para
aktor sudah menduduki bagian-bagian kursi taman.

Di sebuah taman yang agak asri karena pedesaan tersebut kurang semangat bergotong-
royong dan ada 6 orang anak SMA baru pulang sekolah. Mereka sangat sibuk dengan urusan
mereka masing-masing seperti kebanyakan anak zaman sekarang yang hobi bermain tiktok serta
mobile legend, baru putus cinta bahkan mendapatkan nilai ulangan yang jelek.

F : “Eh, kalian mau tau sesuatu gak?”

E : “Apa? Tentang apa? Kalau gak penting sih mending gak usah.”

F : “Ini itu sangat penting sekali, percayalah.”

D : “Hmmmmm, emangnya apaan sih ?”

F : “Lihat deh, ada aplikasi baru loh di hp ku. Kalian mau lihat?”

D : “Mana? Keren gak?”

E : “Iya, coba lihat”

F : “Eh eh, tapi, sebelum itu, aku beritahu dulu sama kalian tentang aplikasi ini, dengarkan baik-
baik ya. Aplikasi ini sangat begitu menyenangkan, sehingga dapat membuat aktivitas kalian
bisa terekam dan dapat dilihat banyak orang bahkan bisa terkenal. Dan aplikasi sangat penting
di hp kalian.”

E : “Halahhh... sepenting apasih?”

F : “Nih, lihat (sambil memainkan aplikasinya), bagaimana keren bukan ?”

A : “Halaaah, biasa aja kalau itu. Lagian itu tidak penting. Aplikasi kok tempat joget-joget, kalau
mau joget di kibotan wak keling pun bisa” (sambil memegang handphone)

F : “Ehh A, kau ngomong begitu karena sirik kan? Lagian kau pasti belum pernah mencobanya
kan? Makanya cobain dulu main yang beginian.”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


A : “Eitsss, jangan salah dulu, semua aplikasi sudah pernah aku download di hp ku, Cuma aplikasi
mu saja yang malas aku download, sampai-sampai aplikasi memecahkan soal matematika,
fisika kimia pun udah pernah aku download dan akhirnya hp ku rusak karena kebanyakan jawab
soal. Nih lihat aku beli hp baru lagi.”

D : “Hei F sudahlah, lagian ngapain sih kita dengerin omongan dia. Udah kita main aplikasi kamu
saja, kami udah download nih.”

E : “Bener tuh, buang-buang energi aja ngomong sama dia.”

F : “Oh iya, ngapain juga aku meladeni dia ya. Dah ah kami mau main lagi, bye.”

A : “Yasudah, lagian siapa juga yang nyuruh ngeladeni aku bicara.”

C : “Hallo, sayang, kamu dimana? Dengan siapa? Kenapa chat aku tak dibalas sih? Kamu lagi
selingkuh ya? Bilang aja kalau kamu lagi jalan sama anak itu. Alasan aja lagi kerja kelompok
kan? Padahal kamu lagi jalan sama dia? Tadi aku baca story instagram kamu,kamu bilang (
Kam ngenca ibas pusuhku, kam ngenca kuharapken teman geluhku ). Sudahlah .. aku sudah
muak, lebih baik kita putus....!!! ( sambil menelepon dan menangis )

B : “Hei min, kenapa kam menangis? Sudahlah jangan menangis! Memang beberapa hari ini tugas
dari buk G sangat banyak dan ulangan kam pun nilainya 10 dari 100, tapi itu bukanlah masalah,
kita kan masih bisa memperbaikinya, ya walaupun buk G sangat killer kemudian kam sering
pakek hotspot ku karena gak ada kuota internet itu bukan masalah min, sudalah tak perlu
menangis begitu.”

C : “Bukan itu lohhh B...” ( sambil menangis )

B : “Iyaa aku tau, walaupun buk G sering menghukum kita karena sering dapat nilai jelek, tapi itu
demi kebaikan kita kan? Agar kelak kita menjadi orang yang berguna.”

C : “Bukan juga itu....” ( semakin menangis )

A : “Hei C, sudahlah jangan menangis, aku tau ini berat, aku juga pernah mendapat masalah seperti
mu, bahkan lebih berat, hampir 1 ton lah. Bayangin aja, tugas aku ngerjakan, ulangan aku
selalu ngikuti, gak pernah bolos sekolah, apalagi bolos main mobile legend. Jadi kau tenang
saja, masih ada aku.”

C : “Bagaimana aku bisa tenang? Kau aja bicara terus dari tadi, aku mau ngomong kau potong
terus, seharusnya biarkan aku tenang lalu biarkan aku bicara. Jadi begini, aku mendapatkan

Teater SMA N 1 Pancur Batu


masalah yang berat dari kalian yang mungkin punya masalah yang tatkala beratnya sama ku
dan ini belum terjadi dalam hidupku. Sedih aku tu..” ( sambil menangis )

B : “Tenanglah min, aku ngerti perasaan mu itu sangat berat, jika kam tak sanggup untuk
memikirkan nya, ceritaken lah sama kami, mungkin ada solusinya.”

C : “Baiklah, jadi begini, aku baru saja mengalami hal yang buruk hari ini, tapi kalian jangan
bilang-bilang ya, ini sangat rahasia.”

B : “Tenang saja, aman terkendali.”

C : “Aku tadi menelepon pacarku, aku tanya lah kabar dia kan, soalnya gak ada kabarnya dari tadi
malam entah dimana pun wujud keberadaan nya, jadi aku telepon lah dia dengan kuota internet
seadanya yang semakin menipis, tapi ku korbankan demi dia, eh rupanya pas ku tanya katanya
lagi kerja kelompok, pas ku lihat story nya buat kata-kata mutiara pula dia, padahal gak pernah
dia buat kek gitu sama ku, gimana lah itu coba? Kesal lah aku kan, langsung ajalah ku putuskan
dia, habis itu habislah paketku, apa gak makin sedih aku.” ( sambil menangis )

B : “Hei, sudahlah min, aku kan jadi ikutan sedih juga, biarkan sajalah dia, karena yang hilang
akan berganti, aku ngerti kok perasaan mu walaupun aku belum pernah pacaran.” ( sambil
ikutan bersedih )

A : “Lohh, kok jadi berdua pula yang nangis, eh kenapa kalian? Siapa yang meninggal?”

B : “Eh min, tak ada yang meninggal disini, lagian siapa yang mau meninggal?”

A : “Sudahlah, itu saja ditangisi, aku yang sudah kalah main mobile legend sampe lima kali
berturut saja tidak menangis. Sebenernya apa yang kalian tangisi? Sampe mau banjir kalian
buat taman ini bah.”

B : “Gini min, sebenernya si C punya masalah dia yang tak bisa dikasih tau sama orang lain,
rahasia ini.”

A : “ Haa, rahasia apa itu?”

B : “Janji kam ya, jangan kasih tau orang lain, apalagi orang gila.”

A : “Uyeee pal, temi tumpah dan tanah air ini.”

B : “Diputuskan dia sama pacarnya.”

A : “Oh, itu nya, ku kira apa lah tadi. Sudahlah, mungkin kalian butuh piknik atau jalan-jalan.
Bagaimana ?”
Teater SMA N 1 Pancur Batu
C : “Jalan-jalan kemana?”

B : “Iyaa kemana?”

A : “Jalan-jalan aja kalian cepat, dikasih tugas sama buk G nanti-nanti kalian kerjakan. Yaudah ikut
aku.” ( sambil jalan-jalan mengelilingi panggung dan B serta C pun bingung )

C : “Kata mu jalan-jalan, ini disini aja nya.”

A : “Kan aku bilang jalan-jalan, yaudahlah inilah jalan-jalan namanya.” ( sambil tertawa )

B : “Oalah min, ku kira lah tadi betulan kam ajak kami jalan-jalan.”

A : “Hehehe, tenang lah tenang, ini bisa dibicarakan baik-baik.”

D : “Ehh, sedang apa kalian? Sini sini cobain ini yuk.”

C : “Ih sibuk aja, gak mau ah.”

B : “Iyaa, mending kita mabar aja yok, dasar generasi micin.”

E : “Apa kau bilang? Kalian juga generasi micin.” ( sambil marah-marah )

F : “Sudahlah, mereka kan gak ada bakat jadi artis kayak kita, siapa tau kita bisa terkenal kayak
Bowo Lolipop atau NurAlisa.”

Akhirnya mereka semua kembali duduk di tempat masing-masing sambil bermain


handphone yang sudah diisi dengan aplikasi yang mereka download menggunakan kuota internet.
Tak lama, tiba-tiba lewat lah salah seorang warga.

H : “Ehh udah pulang sekolah kalian? Kenapa tak pulang kerumah?

Tidak ada respon dari si A, B dan C, tetapi masih tetap bertanya.

H : “Kalian tidak dengar kah?”

Kemudian berjalan mendekati D, E dan F.

H : “Hei, kalian kenapa belum pulang kerumah? Nanti dicariin orang tua kalian.” ( heran melihat
tingkah ketiganya joget-joget depan hp )

E : “Hehehe, kami dengar kok paman, mau ikut joget lagi?”

H : “Ah sudahlah, paman tak mau, lebih baik aku beritau sama orang tua kalian.” ( sambil
mengancam )

Teater SMA N 1 Pancur Batu


Medengarkan itu semua pun sontak terkejut.

ALL : “Apa?”

A : “Janganlah paman, nanti kami dimarahi, paman capek kan? Sini kami urut paman.” ( sambil
menarik duduk )

F : “Iya paman, jangan dong nanti ditarik mamak ku hp ku, tak bisa lah aku jadi artis. Lebih baik
paman disini saja, biar kami yang pijitin.” ( berjalan menghampiri dan membawa ketempat
duduk mereka bermain tiktok )

Kemudian sama-sama terjadi tarik menarik antara kedua geng tersebut untuk merayu hati si
paman tadi.

H : “Sudah, lepaskan, ( sambil menghela nafas ). Beginilah anak sekarang, di tanyain dari tadi
tidak ada yang menjawab, jika di ancam langsung panik. Lagian kalian ini seharusnya sehabis
pulang ya ganti baju dulu, bukan sibuk dengan hp masing-masing. Ini lagi mau jadi artis
kerjaan nya joget depan hp, kalau mau jadi artis ya harus berprestasi bukan mencari sensasi.
Yasudah aku pulang saja, habis akal sehat ku disini. ( sambil berjalan keluar panggung )

D : “Ini sih karna kalian.”

C : “Apa kau bilang? Karna kami?

Kemudian mereka ribut lagi dan lagi

A : “Sudah-sudah, eh kalian D, E, dan F balik kesana. Kalian juga B dan C. Gini kan enak.”

Mereka masih asik sendiri dengan ponsel mereka, tiba-tiba buk G datang dan tak tau arah
angin mana yang membawanya kesana sehingga berjumpa dengan mereka berenam yang sedang
asik memainkan ponsel pribadinya.

G : “Ehemmmmmm...”

Tidak ada yang mendengarkan.

G : “Ehemmmmmm...”

Tetap tidak ada yang mendengarkan.

G : “Dalam hitungan ke tiga, jika tidak ada yang kemari, kalian saya hukum. 1..2..”

Akhirnya mereka bergegas mendekati ibu G.

Teater SMA N 1 Pancur Batu


G : “Kalian kenapa belum pulang? Tugas yang ibu kasih udah dikerjakan ?”

D : “Ehh ini buk, kami lagi mencari tugas di internet.”

C : “Iya buk, disini kan ada wifi nya, lumayan buat saya yg gak ada paket ini buk.”

F : “Betul buk, bentar lagi kami mau balik kok buk, iyakan we.”

A : “Pas kali yang dibilang si F buk, kan angkot 103 masih berkeliaran buk.” ( sambil tertawa )

G : “Nyari tugas kalian bilang? Ehh kalian itu, kalian pikir saya tidak tau? Kalian pasti sedang
bermain game kan? Terus bermain tiktak?”

E : “Tiktok bukk.” ( sambil joget-joget depan hp nya )

G : “Heh, diam kamu, saya juga tau. Terus kalian juga pasti bermain instjram kan?”

B : “Instgram bukk.”

G : “Kamu lagi, ngajar-ngajari saya, saya juga tau kalau G itu bahasa inggrisnya Ji, jadi ya
Instajram. Mau jadi apa generasi bangsa kalau bangsa nya tunduk sama teknoloji begini.
Kalian itu calon Agent of Change, masa depan bangsa ini ditangan kalian, kalau kerjaan
kalian masih begini mau dibawa kemana bangsa ini, lagian untuk apa kalian punya hp?
Ngabisin duit beli paket, bayar uang untuk kemajuan sekolah sudah panjang kali dari medan
sampe kabanjahe kalian bahas nanti itu. ”

A : “Kami minta maaf buk.”

G : “Sudahlah, naik gula darah ibuk kalian buat, nanti aku sita hp kalian itu, ngadulah kalian nanti
sama orang tua kalian, kalian bilanglah di sekap di gudang karena bawa hp kesekolah,
padahal Cuma hp nya aja yang ditahan, memang lah sekarang ini apa-apa mengadu. Lebih
baik kalian pulang, kerjakan tugas yg ibuk kasih, kalau sampai tidak. Habis kalian.
Mengerti!!!.”

Semua mengangguk pertanda mengerti. Dan buk G pun berjalan dengan sangat berhati-hati keluar
panggung.

F : “Yoklah wee, pulang ajalah kita. Asik asik kenak marahi aja pun.”

E : “Iyaa, yoklahhh, lagian nanti bisa nya kita kesini lagi yakan.”

Akhirnya si D, E dan F pulang dan meninggalkan panggung.

B : “Kita kek mana A ?”


Teater SMA N 1 Pancur Batu
A : “Yaudahlah, apa lagi, enceng lah kita.”

C : “Pas nya itu, ikutlah aku.”

A : “Kau ngikut aja kerjaan mu, ke jurang pun kami ikut juganya kau.”

B : “Udahlahh A, ayok kita pulang.”

C : “Naik apa kita we?”

B : “Iss ini pun paok kali, ya naik Ferarri si A lah.”

C : “Ih ada Ferrari mu A?”

A : “Ada, 103, ayoklah banyak kali pun cakap klen.”

Dengan perasaa amat kesal si C pun ikut pulang. Dan akhirnya mereka pun pulang bersama-sama
dalam keadaan suka.

Adegan II

Masih ditaman dengan segudang cerita yang penuh misteri namun kali ini bukan cerita
tentang anak SMA lagi tapi ini ada sangkut pautnya dengan desa mereka, ya desa yang bernama
Susah Sekali menyimpan segudang pertanyaan besar. Lalu kemudian ajudan N dan O memasuki
ruangan dengan sangat seram bak malaikat pencabut nyawa.

N : “Hallo buk Lurah, kami sudah disini buk. Oke kami tunggu.”

O : “ Bagaimana? Apa katanya?.”

N : “Katanya sih lagi di jalan, dia telat.”

O : “Telat? Wajar sih, begini memang kebanyakan pejabat di negeri ini, tau nya terlambat.”

N : “Ya begitulah.”

Tiba-tiba masuklah lurah L dengan sangat anggun dan menawan bak ratu sejagad semalam
dengan perlahan dan tertatih dia melangkah kan kaki nya menuju ke arah pengawal diiringi musik
yang sangat syahdu dan kedua pengawal pun sampai tepana bahkan terpingkal dibuatnya.

L : “Maaf, saya terlambat, maklum saya ini pejabat, sibuk urus sana-sini.”

N : “Tidak apa-apa buk, lagian kami baru setengah jam yang lalu berada disini.”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


L : “Yasudah, mana bos kalian? ( sambil melihat keduanya ) apakah kamu? ( sambil menunjuk ke
arah O karena ketampanan nya yang luar biasa ) wahh kalau bos nya ganteng begini saya juga
mau, hehehe.”

O : “Bukan buk, bukan saya, saya juga ajudan seperti dia hehe.”

L : “Oalah, ternyata zaman sekarang percaya sama penampilan dan tampang tidak cukup ya.”

N : “Sebentar buk saya panggil kan bosnya.” ( sambil bersiul memangil sang bos, menunjukkan
kode )

Lalu masuklah bos mereka dengan penampilan yang sangat nyentrik bak mafia yang sangat kaya
raya, sebut saja cina keling diiringi musik yang menggambarkan seorang mafia kelas kakap.

O : “Ini buk, bos kami, bos ini pejabat di tempat ini.”

M : “Ooh jadi ini, perkenalkan, nama saya adalah M. Saya merupakan pengusaha asing yang akan
membangun berbagai apartemen mewah untuk tempat ini, seperti yang saya katakan kemarin,
jika semua sudah beres kamu akan dapat komisi. Bagaimana ?”

L : “Tenang saja bos, semua bisa diatur. Aman terkendali lah pokoknya. Bos tidak usah
khawatir.”

M : “Yayaya, saya percaya sama kamu. Apakah masih ada kendala lagi?”

L : “Tidak ada bos, beres lah pokoknya. Yang penting SUMUT bos.”

M : “SUMUT apa itu?”

L : “Heheh, SUMUT itu Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai Bos.”

M : “Ooohh tenang saja, kamu tinggal bilang, nanti anak buah saya yang transfer.”

L : “Siap bos.”

M : “Saya permisi dulu karena saya mau mengurus yang lain. Kalau ada apa-apa hubungi saja.”

Lalu si bos dan ajudannya pun pergi meninggalkan ruangan atau tempat desa tersebut.

L : “Sebaiknya aku pulang jugalah, mau ketemua sama bos-bos yang lain.”

Dan akhirnya lurah pun ikut pergi meninggalkan ruangan bersama segudang impiannya
dan tetap dengan gaya berjalan yang sangat anggun dan eksotis bak ratu sejagad semalam.
Kemudian masuklah beberapa orang warga perempuan para pedagang disekitar desa itu yang

Teater SMA N 1 Pancur Batu


menggantungkan hidupnya pada dangangan mereka yang ternyata tempat dagangannya akan
digusur.

I : “Ehhh sudah tau kalian tempat jualan kita nanti mau digusur?”

K : “Iyaa aku dengar pun begitu. Wuihhh kalau terjadi mau ku kasih makan apa lah anakku.”

J : “Aku pun bingung mau pindah kemana jadinya, apa apa disini banyak kali tukang kutip duit
untuk nyewa tempat aja. Padahal punya pemerintah, tapi banyak kali tukang kutipnya.”

Tak selang berapa lama kemudian, muncul lah warga H yang tidak sengaja mendengarkan
percakapan 3 warga perempuan ini.

H : “Hei, sore-sore begini sudah merumpi saja. Pulang lah kerumah.”

J : “Loh, kam tak tau berita? Kalau lapak tempat kita jualan itu mau digusur.”

H : “Haaa? Kenapa? Buat apa?”

I : “Katanya sih mau dibangun gedung apartemen gitu. Aku pun tak tau, begitu informasi dari
lurah.”

H : “Aihhh, gimanalah nasib ku ini bayaaa.”

K : “Itulah yang kami pikirkan sedari tadi.”

I : “Jadi bagaimana ini? Atau bagaiman besok kita sama-sama jumpa buk Lurah untuk
memperjelas semua ini.”

J : “Nggo pal. Uyee.”

Adegan III

Keesokan hari nya masih dengan tempat yang sama hanya waktu yang berbeda, anak-anak
SMA yang sekarang hobinya sudah bermain mobile legend dan tiktok berkumpul ditaman seperti
biasa, selain mencari wifi gratis apalagi kalau bukan untuk bermain ponsel kesayangan mereka,
padaha sebenarnya lagi ada permasalahan desa yang sangat penting. Tapi akhirnya mereka pun
mengetahui nya dari internet berkat ponsel yang mereka gunakan.

D,E dan F memasuki taman terlebih dahulu.

E : “Ah susah sekali ulangan tadi. Berapa nilai kalian?”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


F : “Iyaa padahal aku tau loh jawabannya tapi karena aku gak belajar jadi gatau lah jawabannya.”

E : “Yaampun, sama aja itu tetap gatau. Masa aku dapat nilai 50 sih.”

D : “Hahaha kalian makanya belajar, lihat dong aku dapat 100.” ( sambil tertawa )

F : “Wuihh hebat kali kau, kok bisa?”

D : “Apasih sebenernya yang tidak bisa di dunia ini, semua itu tergantung kepada niat kita masing-
masing.”

E : “Iyaa sihh, bener yang kau bilang. Coba aku lihat nilai mu.”

D : “Ini, kan 100.” ( sambil menunjukkan hasil ulangan matematika dan fisika nya )

F : “Ini sih bukan 100 tapi 50.”

D : “Lohh itu 100, 50+50 kan 100 hasilnya. Hahahaha.” ( tertawa terbahak-bahak )

E : “Udah ah, mending kita main tiktok lagi.”

Mereka berjalan kearah bangku taman tempat yang sudah disediakan. Tiba-tiba muncul dari arah
yang bersamaan anak SMA yang juga bermain mobile legend.

A : “Sial kali rasaku hari ini, segitu segitu aja nilai ku.”

C : “Iyakan, pelit kali pun buk G itu ngasih nilai, gak bisa dimakluminya.”

B : “Kalian itu taunya nyalahin aja, makanya belajar. Nih ya, pada dasarnya, segala sesuatu itu
dapat dipelajari, tergantung kepada orangnya.”

A : “Iyaa juga sih. Yaudah ah, mabar lagi yok. Aku mau naikkan grade.”

B : “Aku lagi malas main nih, kalian aja, aku mau lihat info baru dulu.”

C : “Yaudah, ayoklah kita mabar A.”

Kedua geng tersebut sibuk bermain dengan ponsel yang mereka gunakan, hanya si B saja yang lagi
tidak mood untuk bermain game, dia lebih asik melihat info terbaru dan sambil melihat, ternyata
dia menemukan informasi tentang desanya yang akan dilakukan penggusuran di tempat
kebanyakan orang berdagang untuk dijadikan apartemen yang sangat mewah.

B : “Eh eh.. ada info baru nih, penting loh. Dengerin dulu aku.”

Namun si A dan si C tidak menanggapi yang disampaikan oleh si B.

Teater SMA N 1 Pancur Batu


B : “Kalian denger gak sih.” ( dengan perasaan kesal )

C : “Emang apasih.? Penting banget?”

B : “Bukan penting lagi, sangat penting.”

A : “Sudah sampaikan saja.”

B : “Aku baca dari berita harian ku, katanya desa kita ini mau diadakan penggusuran, dan
tempatnya itu tempat dimana para pedagang berjualan loh, tempat kita bisa beli burger bik
Ema, katanya lagi mau dijadiin apartemen.”

A & C : “Apa??”

C : “Seriusan? Wahh gawat nih. Gimana dong?”

A : “Iyaa yaa? Gak bisa dibiarin sih kalau begini menurutku. Itukan menyangkut nasib banyak
orang.”

B : “Nah, makanya itu. Sialnya lagi, mereka tidak diganti rugi. Kan kasihan sih.”

A : “Itu sih kelewatan.”

D,E dan E yang asik bermain tiktok mendengar kawan-kawan nya yang lain tiba-tiba ribut
membahas sesuatu pun ikut bertanya.

D : “Eh ada apa sih? Kenapa kalian ribut-ribut.”

E : “Iyaa kenapa sih? Jadi Kepo.”

F : “Alahhh paling juga sih mereka membahas masalah yang gak penting.” ( sambil tetap bermain
tiktok )

C : “Dengerin dulu baru nyerocos. Kayak tong kosong nyaring bunyi nya kau.”

B : “ Jadi begini, desa kita ini mau digusur, tempatnya itu tempat dimana banyak pedagang yang
menggantungkan nasib keluarganya disana.”

F : “Itu bener kan? Soalnya sekarang ini banyak sekali berita-berita HOAX yang dibangun untuk
menjatuhkan orang-orang tertentu.”

E : “Iyaa, nanti itu Cuma bohong aja, lelah aku dibohongin.”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


B : “Menurutku ini bener sih, karna aku bacanya di koran yang biasa dibaca orang tua ku, soalnya
sudah ada aplikasinya kan. Lagi pula disitu ada gambar lurah kita langsung yang
diwawancarai.”

E : “Ini gak bisa dibiarin sih. Bagaimana dong?”

A : “Kau aja bingung, apalagi kami.”

Tiba-tiba lewat lah tukang jual kue sambil menjajakan kue kepada anak-anak dan kebetulan
mereka pun bertanya.

H : “Kue, lapet, ombus-ombus. Eh kalian, mau beli kue uwak kalian?”

B : “Enggak lah wak, kenyang pulak aku.”

A : “Tengok gak bayar kan wak?”

H : “Enggaklah hehehe. Kalian kenapa? Kok bingung?”

B : “Begini wak, katanya tempat pedagang itu mau digusur ya?”

H : “Iyaa betul, makanya wak sekarang keliling aja. Kemarin juga wak dikasih tau sama bibik
bibik yang biasa jualan disana.”

F : “Berarti bener dong, terus gimana wak?”

H : “:Uwak juga kurang paham yang kek gitu. Kalian tanya aja sama lurahnya langsung. Wak mau
lanjut jualan lagi lah. Belum laku-laku jualan uwak.” ( sambil berjalan keluar )

E : “Alah wak, cepat kali perginya, belum lagi kita main tiktok.”

D : “Husss, kau sempat-sempatnya.”

Dalam kebingungan mereka yang sangat mendalam, tiba-tiba munculah sumber informasi yang
ditunggu-tunggu yaitu lurah setempat.

A : “Nah, ada buk lurah ini we, tanya lah.”

L : “Apa?”

C : “Wuihh galaknya ibuk ini.”

D : “Begini buk, apa benar tempat para pedagang itu akan digusur?”

L : “Kenapa rupanya?”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


F : “Kan kasihan buk, dimana mereka jualan nantik, mereka kan butuh mencari nafkah juga.”

L : “Apa urusan kalian? Tugas kalian itu belajar biar pintar.”

E : “Buk, dinegara ini banyak orang pintar buk, tapi kepintarannya disalahgunakan, ada yang
korupsi lah, ada yang ini lah, kami gak mau jadi orang pintar yang seperti itu.”

L : “Dasar kalian anak kecil, tau apa kalian tentang negara ini? Sudahlah belajar yang benar, itu
bukan urusan kalian. Saya pergi dulu.” ( berjalan keluar panggung )

A : “Dasar buk lurah, mentang-mentang kita anak SMA dibilang gak tau apa-apa. Emang harus
orang tua semua apa yang bisa menyelesaikan semuanya? Kalau bisa kenapa negara ini begini-
begini saja.” ( dengan perasaan kesal )

Ditengah-tengah kebingungan dan kekesalan yang melanda mereka, tiba-tiba muncul dua orang
ajudan yang ditugaskan oleh bos nya untuk meninjau lokasi yang akan dibangun dan digusur.

N : “Nahh disekitar sini tempatnya.”

A : “Ehh itu siapa? Mencurigakan sekali.”

F : “Aaaaaaa, ( teriak ) bowo pedelpop. Foto dong.” ( sambil berlari kearah ajudan yang dikira
artis )

O : “Ehh apa-apan ini, kamu siapa? Saya bukan bowo.” ( sambil melepaskan genggamannya )

A : “Ehh sini, dasar, buat malu saja.” ( sambil menarik si F )

Tetapi yang lain masih saja terpana dengan ketampanan ajudan O.

B : “Gantengnyaaaa.”

D : “Iyaaa bener...”

ALL : “Aaaaa, opaaaa, sarangbeoo”

O : “Hahhh, adaa-ada saja tingkah anak sekarang. Mari kita pergi.”

N : “Sarangbeo..”

Tiba-tiba ekspresi semuanya berubah.

C : “Ehh tadi itu siapa yaa?”

A : “Huuuu makanya perhatiin. Mereka itu ajudannya si bos yang akan menggusur tempat ini.”

Teater SMA N 1 Pancur Batu


F : “Haah? Bowoku kok jahat sih.”

E : “Yahhh kecewa dehhh.”

B : “Gak bisa dibiarkan ini min, gimana kalau kita pulang ganti baju baru kita cari info lagi.”

D : “Iyaa bener, besok kan bajunya masih dipakai, nanti kotor habis aku kenak repetin mamakku.”

A : “Iyaudahh, yuk. Naik Ferrari 103.”

Lalu semua aktor keluar dari panggung.

Adegan IV

Masih ditempat yang sama, dan cerita ini hampir habis disini. Dimana penggusuran mulai
dilakukan. Dan nasib warga pun tak tau bagaimana jadinya. Diawal kisah masuklah lurah dan
beberapa warga desa.

L : “Bapak ibu, hari ini bisa ditinggalkan ya, soalnya hari ini sudah mulai dilakukan penggusuran.”

H : “Alah makk, tak bisa besok buk?”

I : “Iyaa buk, ijinkan kami membersihkan barang-barang kami.”

K : “Apakah tidak ada ganti rugi nya buk?”

L : “Aduhh banyak sekali pertanyaan kalian. Lebih baik segera bergegas, karena mereka sudah
mulai dekat.”

Tiba-tiba muncul anak-anak SMA itu bermaksud untuk mencari solusi namun malah yang dilihat
adalah perdebatan antara lurah dan warga.

F : “Wuihh rame yaa kek dipajak.”

D : “Husssss.”

B : “Kenapa ini bik?”

J : “Ini nak, katanya hari ini kami digusur.”

A : “Haah, buk, tolong dipikirin lagi.”

L : “Kalian lagi kalian lagi, pusing saya. Sudah tidak usah ikut campur.”

Kemudian datang ajudan dan bosnyaa, bermaksud untuk menggusur.


Teater SMA N 1 Pancur Batu
M : “Laksanakan tugas kalian.”

Kedua ajudan pun membersihkan satu persatu. Melihat kejadian itu A dan kawan kawan
tidak tinggal diam, mereka mengerjai para ajudan bahkan memberontak demi desa mereka. Terjadi
perlawanan antara anak SMA dan ajudan serta antara warga dan ibu Lurah. Akhirnya dua ajudan
terikat oleh mereka dan ibu Lurah berusaha melarikan diri, tinggalah si Bos yang santai sedari tadi
tidak tau apa-apa karena kacamata nya hitam dan tidak kelihatan.

M : “Bagaimana ? Lohh?? Kenapa jadi begini?.” ( sambil membuka kacamat dan terheran heran )

A : “Hehehe, maaf pak bos, sekarang giliran bapak.”

J : “Haaa ini ini orangnya, iya ini dia.”

K : “Iyaa ayokk kita ikat juga.”

M : “Jangan-jangan, maafkan saya bik, jangann.” ( sambil terjatuh dan menangis memanggil
mamak nya )

Semua pun terheran heran melihat si Bos tadi dan mereka pun akhirnya tertawa. Kemudian
desa mereka tidak jadi dilakukan penggusuran dikarenakan ulah anak-anak SMA tadi.

B : “Makanya jangan sepele sama anak muda.”

D : “Benar sekali. Kita anak muda harus berani membenarkan yang benar bukan membenarkan
yang salah.”

A : “Dan buat kalian semua, teknologi seharusnya dijadikan tempat belajar, bukan hanya hiburan.”

C : “Manfaatkan teknologi dengan sebaiknya.”

F : “Betul, mari tiktok lagi.”

ALL : “ F.......................................” ( lampu mati )

SELESAI

Teater SMA N 1 Pancur Batu


Teater SMA N 1 Pancur Batu

Anda mungkin juga menyukai