Sinopsis
Beri aku 1000 orang tua, maka niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 aku
10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.
Tokoh :
Panggung :
Menggambarkan sebuah pedesaan yang hampir kekotaan lengkap dengan kursi taman.
Pencahayaan :
Para pemain mobile legend dan tiktok memasuki panggung diiringi dengan sebuah lagu
sehingga membentuk pola dan menggambarkan kondisi persekawanan yang erat ketika teknologi
belum menggerogoti mereka. Dengan diiringi suara yang mencekam tiba-tiba lampu mati dan para
aktor sudah menduduki bagian-bagian kursi taman.
Di sebuah taman yang agak asri karena pedesaan tersebut kurang semangat bergotong-
royong dan ada 6 orang anak SMA baru pulang sekolah. Mereka sangat sibuk dengan urusan
mereka masing-masing seperti kebanyakan anak zaman sekarang yang hobi bermain tiktok serta
mobile legend, baru putus cinta bahkan mendapatkan nilai ulangan yang jelek.
E : “Apa? Tentang apa? Kalau gak penting sih mending gak usah.”
F : “Lihat deh, ada aplikasi baru loh di hp ku. Kalian mau lihat?”
F : “Eh eh, tapi, sebelum itu, aku beritahu dulu sama kalian tentang aplikasi ini, dengarkan baik-
baik ya. Aplikasi ini sangat begitu menyenangkan, sehingga dapat membuat aktivitas kalian
bisa terekam dan dapat dilihat banyak orang bahkan bisa terkenal. Dan aplikasi sangat penting
di hp kalian.”
A : “Halaaah, biasa aja kalau itu. Lagian itu tidak penting. Aplikasi kok tempat joget-joget, kalau
mau joget di kibotan wak keling pun bisa” (sambil memegang handphone)
F : “Ehh A, kau ngomong begitu karena sirik kan? Lagian kau pasti belum pernah mencobanya
kan? Makanya cobain dulu main yang beginian.”
D : “Hei F sudahlah, lagian ngapain sih kita dengerin omongan dia. Udah kita main aplikasi kamu
saja, kami udah download nih.”
F : “Oh iya, ngapain juga aku meladeni dia ya. Dah ah kami mau main lagi, bye.”
C : “Hallo, sayang, kamu dimana? Dengan siapa? Kenapa chat aku tak dibalas sih? Kamu lagi
selingkuh ya? Bilang aja kalau kamu lagi jalan sama anak itu. Alasan aja lagi kerja kelompok
kan? Padahal kamu lagi jalan sama dia? Tadi aku baca story instagram kamu,kamu bilang (
Kam ngenca ibas pusuhku, kam ngenca kuharapken teman geluhku ). Sudahlah .. aku sudah
muak, lebih baik kita putus....!!! ( sambil menelepon dan menangis )
B : “Hei min, kenapa kam menangis? Sudahlah jangan menangis! Memang beberapa hari ini tugas
dari buk G sangat banyak dan ulangan kam pun nilainya 10 dari 100, tapi itu bukanlah masalah,
kita kan masih bisa memperbaikinya, ya walaupun buk G sangat killer kemudian kam sering
pakek hotspot ku karena gak ada kuota internet itu bukan masalah min, sudalah tak perlu
menangis begitu.”
B : “Iyaa aku tau, walaupun buk G sering menghukum kita karena sering dapat nilai jelek, tapi itu
demi kebaikan kita kan? Agar kelak kita menjadi orang yang berguna.”
A : “Hei C, sudahlah jangan menangis, aku tau ini berat, aku juga pernah mendapat masalah seperti
mu, bahkan lebih berat, hampir 1 ton lah. Bayangin aja, tugas aku ngerjakan, ulangan aku
selalu ngikuti, gak pernah bolos sekolah, apalagi bolos main mobile legend. Jadi kau tenang
saja, masih ada aku.”
C : “Bagaimana aku bisa tenang? Kau aja bicara terus dari tadi, aku mau ngomong kau potong
terus, seharusnya biarkan aku tenang lalu biarkan aku bicara. Jadi begini, aku mendapatkan
B : “Tenanglah min, aku ngerti perasaan mu itu sangat berat, jika kam tak sanggup untuk
memikirkan nya, ceritaken lah sama kami, mungkin ada solusinya.”
C : “Baiklah, jadi begini, aku baru saja mengalami hal yang buruk hari ini, tapi kalian jangan
bilang-bilang ya, ini sangat rahasia.”
C : “Aku tadi menelepon pacarku, aku tanya lah kabar dia kan, soalnya gak ada kabarnya dari tadi
malam entah dimana pun wujud keberadaan nya, jadi aku telepon lah dia dengan kuota internet
seadanya yang semakin menipis, tapi ku korbankan demi dia, eh rupanya pas ku tanya katanya
lagi kerja kelompok, pas ku lihat story nya buat kata-kata mutiara pula dia, padahal gak pernah
dia buat kek gitu sama ku, gimana lah itu coba? Kesal lah aku kan, langsung ajalah ku putuskan
dia, habis itu habislah paketku, apa gak makin sedih aku.” ( sambil menangis )
B : “Hei, sudahlah min, aku kan jadi ikutan sedih juga, biarkan sajalah dia, karena yang hilang
akan berganti, aku ngerti kok perasaan mu walaupun aku belum pernah pacaran.” ( sambil
ikutan bersedih )
A : “Lohh, kok jadi berdua pula yang nangis, eh kenapa kalian? Siapa yang meninggal?”
B : “Eh min, tak ada yang meninggal disini, lagian siapa yang mau meninggal?”
A : “Sudahlah, itu saja ditangisi, aku yang sudah kalah main mobile legend sampe lima kali
berturut saja tidak menangis. Sebenernya apa yang kalian tangisi? Sampe mau banjir kalian
buat taman ini bah.”
B : “Gini min, sebenernya si C punya masalah dia yang tak bisa dikasih tau sama orang lain,
rahasia ini.”
B : “Janji kam ya, jangan kasih tau orang lain, apalagi orang gila.”
A : “Oh, itu nya, ku kira apa lah tadi. Sudahlah, mungkin kalian butuh piknik atau jalan-jalan.
Bagaimana ?”
Teater SMA N 1 Pancur Batu
C : “Jalan-jalan kemana?”
B : “Iyaa kemana?”
A : “Jalan-jalan aja kalian cepat, dikasih tugas sama buk G nanti-nanti kalian kerjakan. Yaudah ikut
aku.” ( sambil jalan-jalan mengelilingi panggung dan B serta C pun bingung )
A : “Kan aku bilang jalan-jalan, yaudahlah inilah jalan-jalan namanya.” ( sambil tertawa )
B : “Oalah min, ku kira lah tadi betulan kam ajak kami jalan-jalan.”
F : “Sudahlah, mereka kan gak ada bakat jadi artis kayak kita, siapa tau kita bisa terkenal kayak
Bowo Lolipop atau NurAlisa.”
H : “Hei, kalian kenapa belum pulang kerumah? Nanti dicariin orang tua kalian.” ( heran melihat
tingkah ketiganya joget-joget depan hp )
H : “Ah sudahlah, paman tak mau, lebih baik aku beritau sama orang tua kalian.” ( sambil
mengancam )
ALL : “Apa?”
A : “Janganlah paman, nanti kami dimarahi, paman capek kan? Sini kami urut paman.” ( sambil
menarik duduk )
F : “Iya paman, jangan dong nanti ditarik mamak ku hp ku, tak bisa lah aku jadi artis. Lebih baik
paman disini saja, biar kami yang pijitin.” ( berjalan menghampiri dan membawa ketempat
duduk mereka bermain tiktok )
Kemudian sama-sama terjadi tarik menarik antara kedua geng tersebut untuk merayu hati si
paman tadi.
H : “Sudah, lepaskan, ( sambil menghela nafas ). Beginilah anak sekarang, di tanyain dari tadi
tidak ada yang menjawab, jika di ancam langsung panik. Lagian kalian ini seharusnya sehabis
pulang ya ganti baju dulu, bukan sibuk dengan hp masing-masing. Ini lagi mau jadi artis
kerjaan nya joget depan hp, kalau mau jadi artis ya harus berprestasi bukan mencari sensasi.
Yasudah aku pulang saja, habis akal sehat ku disini. ( sambil berjalan keluar panggung )
A : “Sudah-sudah, eh kalian D, E, dan F balik kesana. Kalian juga B dan C. Gini kan enak.”
Mereka masih asik sendiri dengan ponsel mereka, tiba-tiba buk G datang dan tak tau arah
angin mana yang membawanya kesana sehingga berjumpa dengan mereka berenam yang sedang
asik memainkan ponsel pribadinya.
G : “Ehemmmmmm...”
G : “Ehemmmmmm...”
G : “Dalam hitungan ke tiga, jika tidak ada yang kemari, kalian saya hukum. 1..2..”
C : “Iya buk, disini kan ada wifi nya, lumayan buat saya yg gak ada paket ini buk.”
F : “Betul buk, bentar lagi kami mau balik kok buk, iyakan we.”
A : “Pas kali yang dibilang si F buk, kan angkot 103 masih berkeliaran buk.” ( sambil tertawa )
G : “Nyari tugas kalian bilang? Ehh kalian itu, kalian pikir saya tidak tau? Kalian pasti sedang
bermain game kan? Terus bermain tiktak?”
G : “Heh, diam kamu, saya juga tau. Terus kalian juga pasti bermain instjram kan?”
B : “Instgram bukk.”
G : “Kamu lagi, ngajar-ngajari saya, saya juga tau kalau G itu bahasa inggrisnya Ji, jadi ya
Instajram. Mau jadi apa generasi bangsa kalau bangsa nya tunduk sama teknoloji begini.
Kalian itu calon Agent of Change, masa depan bangsa ini ditangan kalian, kalau kerjaan
kalian masih begini mau dibawa kemana bangsa ini, lagian untuk apa kalian punya hp?
Ngabisin duit beli paket, bayar uang untuk kemajuan sekolah sudah panjang kali dari medan
sampe kabanjahe kalian bahas nanti itu. ”
G : “Sudahlah, naik gula darah ibuk kalian buat, nanti aku sita hp kalian itu, ngadulah kalian nanti
sama orang tua kalian, kalian bilanglah di sekap di gudang karena bawa hp kesekolah,
padahal Cuma hp nya aja yang ditahan, memang lah sekarang ini apa-apa mengadu. Lebih
baik kalian pulang, kerjakan tugas yg ibuk kasih, kalau sampai tidak. Habis kalian.
Mengerti!!!.”
Semua mengangguk pertanda mengerti. Dan buk G pun berjalan dengan sangat berhati-hati keluar
panggung.
F : “Yoklah wee, pulang ajalah kita. Asik asik kenak marahi aja pun.”
E : “Iyaa, yoklahhh, lagian nanti bisa nya kita kesini lagi yakan.”
A : “Kau ngikut aja kerjaan mu, ke jurang pun kami ikut juganya kau.”
Dengan perasaa amat kesal si C pun ikut pulang. Dan akhirnya mereka pun pulang bersama-sama
dalam keadaan suka.
Adegan II
Masih ditaman dengan segudang cerita yang penuh misteri namun kali ini bukan cerita
tentang anak SMA lagi tapi ini ada sangkut pautnya dengan desa mereka, ya desa yang bernama
Susah Sekali menyimpan segudang pertanyaan besar. Lalu kemudian ajudan N dan O memasuki
ruangan dengan sangat seram bak malaikat pencabut nyawa.
N : “Hallo buk Lurah, kami sudah disini buk. Oke kami tunggu.”
O : “Telat? Wajar sih, begini memang kebanyakan pejabat di negeri ini, tau nya terlambat.”
N : “Ya begitulah.”
Tiba-tiba masuklah lurah L dengan sangat anggun dan menawan bak ratu sejagad semalam
dengan perlahan dan tertatih dia melangkah kan kaki nya menuju ke arah pengawal diiringi musik
yang sangat syahdu dan kedua pengawal pun sampai tepana bahkan terpingkal dibuatnya.
L : “Maaf, saya terlambat, maklum saya ini pejabat, sibuk urus sana-sini.”
N : “Tidak apa-apa buk, lagian kami baru setengah jam yang lalu berada disini.”
O : “Bukan buk, bukan saya, saya juga ajudan seperti dia hehe.”
L : “Oalah, ternyata zaman sekarang percaya sama penampilan dan tampang tidak cukup ya.”
N : “Sebentar buk saya panggil kan bosnya.” ( sambil bersiul memangil sang bos, menunjukkan
kode )
Lalu masuklah bos mereka dengan penampilan yang sangat nyentrik bak mafia yang sangat kaya
raya, sebut saja cina keling diiringi musik yang menggambarkan seorang mafia kelas kakap.
M : “Ooh jadi ini, perkenalkan, nama saya adalah M. Saya merupakan pengusaha asing yang akan
membangun berbagai apartemen mewah untuk tempat ini, seperti yang saya katakan kemarin,
jika semua sudah beres kamu akan dapat komisi. Bagaimana ?”
L : “Tenang saja bos, semua bisa diatur. Aman terkendali lah pokoknya. Bos tidak usah
khawatir.”
M : “Yayaya, saya percaya sama kamu. Apakah masih ada kendala lagi?”
L : “Tidak ada bos, beres lah pokoknya. Yang penting SUMUT bos.”
M : “Ooohh tenang saja, kamu tinggal bilang, nanti anak buah saya yang transfer.”
L : “Siap bos.”
M : “Saya permisi dulu karena saya mau mengurus yang lain. Kalau ada apa-apa hubungi saja.”
Lalu si bos dan ajudannya pun pergi meninggalkan ruangan atau tempat desa tersebut.
L : “Sebaiknya aku pulang jugalah, mau ketemua sama bos-bos yang lain.”
Dan akhirnya lurah pun ikut pergi meninggalkan ruangan bersama segudang impiannya
dan tetap dengan gaya berjalan yang sangat anggun dan eksotis bak ratu sejagad semalam.
Kemudian masuklah beberapa orang warga perempuan para pedagang disekitar desa itu yang
I : “Ehhh sudah tau kalian tempat jualan kita nanti mau digusur?”
K : “Iyaa aku dengar pun begitu. Wuihhh kalau terjadi mau ku kasih makan apa lah anakku.”
J : “Aku pun bingung mau pindah kemana jadinya, apa apa disini banyak kali tukang kutip duit
untuk nyewa tempat aja. Padahal punya pemerintah, tapi banyak kali tukang kutipnya.”
Tak selang berapa lama kemudian, muncul lah warga H yang tidak sengaja mendengarkan
percakapan 3 warga perempuan ini.
J : “Loh, kam tak tau berita? Kalau lapak tempat kita jualan itu mau digusur.”
I : “Katanya sih mau dibangun gedung apartemen gitu. Aku pun tak tau, begitu informasi dari
lurah.”
I : “Jadi bagaimana ini? Atau bagaiman besok kita sama-sama jumpa buk Lurah untuk
memperjelas semua ini.”
Adegan III
Keesokan hari nya masih dengan tempat yang sama hanya waktu yang berbeda, anak-anak
SMA yang sekarang hobinya sudah bermain mobile legend dan tiktok berkumpul ditaman seperti
biasa, selain mencari wifi gratis apalagi kalau bukan untuk bermain ponsel kesayangan mereka,
padaha sebenarnya lagi ada permasalahan desa yang sangat penting. Tapi akhirnya mereka pun
mengetahui nya dari internet berkat ponsel yang mereka gunakan.
E : “Yaampun, sama aja itu tetap gatau. Masa aku dapat nilai 50 sih.”
D : “Hahaha kalian makanya belajar, lihat dong aku dapat 100.” ( sambil tertawa )
D : “Apasih sebenernya yang tidak bisa di dunia ini, semua itu tergantung kepada niat kita masing-
masing.”
E : “Iyaa sihh, bener yang kau bilang. Coba aku lihat nilai mu.”
D : “Ini, kan 100.” ( sambil menunjukkan hasil ulangan matematika dan fisika nya )
D : “Lohh itu 100, 50+50 kan 100 hasilnya. Hahahaha.” ( tertawa terbahak-bahak )
Mereka berjalan kearah bangku taman tempat yang sudah disediakan. Tiba-tiba muncul dari arah
yang bersamaan anak SMA yang juga bermain mobile legend.
A : “Sial kali rasaku hari ini, segitu segitu aja nilai ku.”
C : “Iyakan, pelit kali pun buk G itu ngasih nilai, gak bisa dimakluminya.”
B : “Kalian itu taunya nyalahin aja, makanya belajar. Nih ya, pada dasarnya, segala sesuatu itu
dapat dipelajari, tergantung kepada orangnya.”
A : “Iyaa juga sih. Yaudah ah, mabar lagi yok. Aku mau naikkan grade.”
B : “Aku lagi malas main nih, kalian aja, aku mau lihat info baru dulu.”
Kedua geng tersebut sibuk bermain dengan ponsel yang mereka gunakan, hanya si B saja yang lagi
tidak mood untuk bermain game, dia lebih asik melihat info terbaru dan sambil melihat, ternyata
dia menemukan informasi tentang desanya yang akan dilakukan penggusuran di tempat
kebanyakan orang berdagang untuk dijadikan apartemen yang sangat mewah.
B : “Eh eh.. ada info baru nih, penting loh. Dengerin dulu aku.”
B : “Aku baca dari berita harian ku, katanya desa kita ini mau diadakan penggusuran, dan
tempatnya itu tempat dimana para pedagang berjualan loh, tempat kita bisa beli burger bik
Ema, katanya lagi mau dijadiin apartemen.”
A & C : “Apa??”
A : “Iyaa yaa? Gak bisa dibiarin sih kalau begini menurutku. Itukan menyangkut nasib banyak
orang.”
B : “Nah, makanya itu. Sialnya lagi, mereka tidak diganti rugi. Kan kasihan sih.”
D,E dan E yang asik bermain tiktok mendengar kawan-kawan nya yang lain tiba-tiba ribut
membahas sesuatu pun ikut bertanya.
F : “Alahhh paling juga sih mereka membahas masalah yang gak penting.” ( sambil tetap bermain
tiktok )
C : “Dengerin dulu baru nyerocos. Kayak tong kosong nyaring bunyi nya kau.”
B : “ Jadi begini, desa kita ini mau digusur, tempatnya itu tempat dimana banyak pedagang yang
menggantungkan nasib keluarganya disana.”
F : “Itu bener kan? Soalnya sekarang ini banyak sekali berita-berita HOAX yang dibangun untuk
menjatuhkan orang-orang tertentu.”
Tiba-tiba lewat lah tukang jual kue sambil menjajakan kue kepada anak-anak dan kebetulan
mereka pun bertanya.
H : “Iyaa betul, makanya wak sekarang keliling aja. Kemarin juga wak dikasih tau sama bibik
bibik yang biasa jualan disana.”
H : “:Uwak juga kurang paham yang kek gitu. Kalian tanya aja sama lurahnya langsung. Wak mau
lanjut jualan lagi lah. Belum laku-laku jualan uwak.” ( sambil berjalan keluar )
E : “Alah wak, cepat kali perginya, belum lagi kita main tiktok.”
Dalam kebingungan mereka yang sangat mendalam, tiba-tiba munculah sumber informasi yang
ditunggu-tunggu yaitu lurah setempat.
L : “Apa?”
D : “Begini buk, apa benar tempat para pedagang itu akan digusur?”
L : “Kenapa rupanya?”
E : “Buk, dinegara ini banyak orang pintar buk, tapi kepintarannya disalahgunakan, ada yang
korupsi lah, ada yang ini lah, kami gak mau jadi orang pintar yang seperti itu.”
L : “Dasar kalian anak kecil, tau apa kalian tentang negara ini? Sudahlah belajar yang benar, itu
bukan urusan kalian. Saya pergi dulu.” ( berjalan keluar panggung )
A : “Dasar buk lurah, mentang-mentang kita anak SMA dibilang gak tau apa-apa. Emang harus
orang tua semua apa yang bisa menyelesaikan semuanya? Kalau bisa kenapa negara ini begini-
begini saja.” ( dengan perasaan kesal )
Ditengah-tengah kebingungan dan kekesalan yang melanda mereka, tiba-tiba muncul dua orang
ajudan yang ditugaskan oleh bos nya untuk meninjau lokasi yang akan dibangun dan digusur.
F : “Aaaaaaa, ( teriak ) bowo pedelpop. Foto dong.” ( sambil berlari kearah ajudan yang dikira
artis )
O : “Ehh apa-apan ini, kamu siapa? Saya bukan bowo.” ( sambil melepaskan genggamannya )
B : “Gantengnyaaaa.”
D : “Iyaaa bener...”
N : “Sarangbeo..”
A : “Huuuu makanya perhatiin. Mereka itu ajudannya si bos yang akan menggusur tempat ini.”
B : “Gak bisa dibiarkan ini min, gimana kalau kita pulang ganti baju baru kita cari info lagi.”
D : “Iyaa bener, besok kan bajunya masih dipakai, nanti kotor habis aku kenak repetin mamakku.”
Adegan IV
Masih ditempat yang sama, dan cerita ini hampir habis disini. Dimana penggusuran mulai
dilakukan. Dan nasib warga pun tak tau bagaimana jadinya. Diawal kisah masuklah lurah dan
beberapa warga desa.
L : “Bapak ibu, hari ini bisa ditinggalkan ya, soalnya hari ini sudah mulai dilakukan penggusuran.”
L : “Aduhh banyak sekali pertanyaan kalian. Lebih baik segera bergegas, karena mereka sudah
mulai dekat.”
Tiba-tiba muncul anak-anak SMA itu bermaksud untuk mencari solusi namun malah yang dilihat
adalah perdebatan antara lurah dan warga.
D : “Husssss.”
L : “Kalian lagi kalian lagi, pusing saya. Sudah tidak usah ikut campur.”
Kedua ajudan pun membersihkan satu persatu. Melihat kejadian itu A dan kawan kawan
tidak tinggal diam, mereka mengerjai para ajudan bahkan memberontak demi desa mereka. Terjadi
perlawanan antara anak SMA dan ajudan serta antara warga dan ibu Lurah. Akhirnya dua ajudan
terikat oleh mereka dan ibu Lurah berusaha melarikan diri, tinggalah si Bos yang santai sedari tadi
tidak tau apa-apa karena kacamata nya hitam dan tidak kelihatan.
M : “Bagaimana ? Lohh?? Kenapa jadi begini?.” ( sambil membuka kacamat dan terheran heran )
M : “Jangan-jangan, maafkan saya bik, jangann.” ( sambil terjatuh dan menangis memanggil
mamak nya )
Semua pun terheran heran melihat si Bos tadi dan mereka pun akhirnya tertawa. Kemudian
desa mereka tidak jadi dilakukan penggusuran dikarenakan ulah anak-anak SMA tadi.
D : “Benar sekali. Kita anak muda harus berani membenarkan yang benar bukan membenarkan
yang salah.”
A : “Dan buat kalian semua, teknologi seharusnya dijadikan tempat belajar, bukan hanya hiburan.”
SELESAI