Anda di halaman 1dari 13

1

TERM OF REFFERENCE (TOR)


PEMBENTUKAN TEAM DETEKSI DINI (SDIDTK)

INSTANSI : Puskesmas Melata


BIDANG/UPT : Pembinaan Pelayanan Balita Dan Anak Sekolah
PROGRAM : Pembentukan Team Deteksi Dini
SASARAN PROGRAM Balita
INDIKATOR KINERJA PROGRAM Tercapainya Tumbuh Kembang Balita Dan Anak
Sesuai Dengan Umurnya
KEGIATAN : Membentuk Team Deteksi Dini Di Setiap Sekolah
Paud,Tk,Raudatul Ulum
SASARAN KEGIATAN : Sekolah Paud Dan Tk,Raudatul Ullum
KELUARAN : Untuk Meningkatkan Kesadaran Mengenai Pentingnya
Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan Agar
Tumbuh Kembang Balita Sesuai Umurnya Mendeteksi
Secara Dini Apabila Terjadi Gangguan Pertumbuhan
Serta Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat Untuk
Membantu Menciptakan Generasi Baru Yang Sehat
HASIL : Team Dan Petugas Kesehatan Serta Orang Tua Balita
Dapat Mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan
Anak/Balita
TARGET/VOLUME KEGIATAN : 100%
PENDANAAN ANGGARAN (TAGGING) : BOK
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orangtua sering kali membandingkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan anak-
anak seusianya. Kegiatan membandingkan ini sering kali menjadi beban tersendiri bagi orangtua
yang merasa bahwa pertumbuhan anaknya lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak lain. Disisi
lain, orangtua dengan anak yang tumbuh kembangnya sudah baik menjadi berkurang perhatiannya
akan tugas-tugas tumbuh kembang lain yang seharusnya dicapai anak sesuai usianya karena
disebut-sebut sudah lebih baik dari anak-anak lain.
Tidak ada yang salah dengan kegiatan membanding-bandingkan tumbuh kembang anak yang
satu dengan anak yang lain. Justru kegiatan ini perlu diberikan apresiasi karena orangtua sudah
memiliki perhatian yang baik terhadap tumbuh kembang anaknya. Namun, apakah pertumbuhan
dan perkembangan satu anak dapat dijadikan rujukan untuk anak yang lain? Tentu saja tidak,
terlebih lagi jika anak tersebut berbeda usia, jumlah saudara, lingkungan, rumah, dan tingkat
pendidikan orangtua.
Kita sebagai orangtua perlu lebih mencermati pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usianya yang sudah terstandar secara ilmiah, bukan dari anak-anak tetangga kita.

1|Page
2

Kegiatan membandingkan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan standar ilmiah
yang ada dapat diistilahkan dengan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Kenapa kita perlu melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada anak? Bukankah anak akan
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya? Terkadang pertanyaan-pertanyaan seperti itu timbul
apabila anak-anak terlihat sudah mampu melakukan tugas tumbuh kembangnya.

Bahkan apabila anak-anak belum mampu maka orangtua akan berusaha meyakinkan dalam
dirinya bahwa suatu saat nanti anak akan mampu dengan sendirinya,Kenapa kita perlu melakukan
deteksi dini tumbuh kembang anak? Karena dengan deteksi dini tumbuh kembang anak, kita
dapat mengetahui lebih dini dan dapat mencegah anak yang mengalami gangguan tumbuh
kembang seperti tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai usia, stunting (tubuh pendek),
gangguan bicara, gangguan emosional, gangguan kepribadian, bahkan kita dapat mengetahui
lebih dini apakah anak memiliki gejala autis,Adanya deteksi dini akan memudahkan kita
mengenali masalah atau gangguan tumbuh kembang anak sejak awal dan penanggulangan sejak
dini memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tumbuh kembang anak yang normal sesuai
usianya.Anak yang tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan umur, dalam artian tumbuh dan
kembang dibawah usianya disebut mengalami masalah tumbuh kembang, dapat digolongkan
dalam 2 kategori yaitu terlambat atau terganggu. Keterlambatan tumbuh kembang merupakan
masalah global yang dialami anak dengan usia kurang dari 5 tahun, khususnya di negara-negara
berkembang. Anak-anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang akan berdampak pada
gangguan intelektual, yaitu kesulitan belajar saat memasuki usia sekolah dan berdampak sampai
dewasa nanti.

B. Dasar Hukum
Permenkes Nomor 66 tahun 2014 tentang Pemantauan, Pertumbuhan, Perkembangan
dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
C. Gambaran Umum Singkat
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1.
Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan
sosial). Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin
sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang
anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti
ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat

2|Page
3

menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.


Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemapuan
sosialisasi dan kemandirian. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


Kegiatan pembentukan team deteksi dini tahun anggaran 2020 melibatkan peran serta
masyarakat terutama guru yang ada di sekolah,orang tua anak dan balita dan di harapkan
dengan kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat serta menumbuhkan kesadaran
masyarakat untuk menciptakan generasi yang maju dan sehat.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a) Maksud kegiatan
Di harapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan terutama kesehatan anak dan balita karena anak dan balita adalah
harapan generasi ke depan yang lebih baik serta dapat mewujudkan program pemerintah
untuk meningkatkan derajat kesehatan.
b) Tujuan Kegiatan
a.Dapat mengetahui tumbuh kembang balita sesuai dengan umurnya
b.Mencegah keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan
c.apabila di temukan keterlambatan tumbuh kembang petugas bisa segera menindaklanjuti

4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a) Pelaksana Dan Penanggung Jawab Kegiatan
Keluaran/output yang di harapkan dari kegiatan DAK non fisik adalah dalam rangka
meningkatkan pelayanana kesehatan anak dan balita di kabupaten lamandau tahun
anggaran 2020,sebagai pelaksana kegiatan ini dan yang bertanggung jawab adalah
pemegang program pelayanan kesehatan anak dan balita bekerjasama dengan lintas
program yang ada di puskesmas melata.
b) Penerima manfaat
a) masyarakat, terutama balita dan orang tua balita

5. JADWAL DAN MATRIK KEGIATAN


3|Page
4

Berisi tentang jadwal pelaksanaan disertai matrik kegiatan :


jadwal
Kode belanja
No KEGIATAN pelaksanaan penarikan
yang digunakan
bulan minggu bulan minggu
1 Pembentukan 5.2.2.15.01 Bulan
Team Deteksi mei 2020
Dini

6. BIAYA
Sumber Pendanaan berisi tentang menggunakan Dana APBD Murni / DAK sesuai perkiraan
total biaya untuk kegiatan sesuai dalam Rencana Anggaran Biaya/ RAB (Terlampir).
Lamandau 10 November 2019
Sebagai penanggung jawab kegiatan

IMA ALFA ALETA, AMG

NIP. 19890315 201503 2 004

TERM OF REFFERENCE (TOR)

4|Page
5

PENJARINGAN ANAK SEKOLAH

INSTANSI : Puskesmas Melata


BIDANG/UPT : Pembinaan Pelayanan Anak usia Sekolah dan Remaja
PROGRAM : Penjaringan Anak Sekolah
SASARAN PROGRAM Anak dan remaja usia sekolah
INDIKATOR KINERJA PROGRAM Terpantaunya kesehatan dan tumbuh kembang anak
usia sekolah
KEGIATAN : Melaksanakan penjaringan anak sekolah/peserta didik
kelas I,VII dan X yang ada di wilayah kerja.
SASARAN KEGIATAN : Anak usia sekolah/peserta didik kelas I,VII,X
KELUARAN : Untuk Meningkatkan Kesadaran Mengenai Pentingnya
Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan Agar
Tumbuh Kembang Anak usia sekolah dan remaja
Sesuai Umurnya serta apabila di temukan anak dan
remaja yang tidak sehat petugas bisa segera di tangani
HASIL : a. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan
peserta didik
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai
perkembangan kesehatan peserta didik, maupun
untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program
pembinaan peserta didik.

TARGET/VOLUME KEGIATAN : 100%


PENDANAAN ANGGARAN (TAGGING) : BOK
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar ( 30%) dari jumlah penduduk, mereka juga
merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Dari beberapa
penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang
cukup serius, dan prevalensi kecacingan pada cukup tinggi, serta kesehatan gigi dan
kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masih ditemukan.
Melihat permasalahan diatas, pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada
upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif
antara lain kegiatan penjaringan kesehatan ( Screening kesehatan ) untuk peserta didik.

5|Page
6

B. Dasar Hukum
1. UU No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
2. UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak
3. UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
4. PP No 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan SPM
5. PP No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
6. SKB 4 Menteri No 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
7. SK MenKes No 1457 Tahun 2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pelayanan kesehatan.

C. Gambaran Umum Singkat


Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera
mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta
didik kelas 1 SD, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA yang meliputi
pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi
melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk
anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik
di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui kuisioner
mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan mental remaja, intelegensia dan reproduksi
melalui self assessment serta bahan edukasi/konseling.
2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan penjaringan peserta didik tahun anggaran 2020 melibatkan peran serta lintas
program dan guru yang ada di sekolah, di harapkan dengan kegiatan ini memberikan
manfaat bagi masyarakat serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan
generasi yang maju dan sehat.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a). Maksud kegiatan
Di harapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan terutama kesehatan anak dan remaja usia sekolah yang merupakan
harapan generasi ke depan yang lebih baik serta dapat mewujudkan program pemerintah
untuk meningkatkan derajat kesehatan.

b) Tujuan Kegiatan

6|Page
7

1. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik


2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan
kesehatan sekolah
3. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program pembinaan peserta didik.

4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a) Pelaksana Dan Penanggung Jawab Kegiatan
Keluaran/output yang di harapkan dari kegiatan DAK non fisik adalah dalam rangka
meningkatkan pelayanana kesehatan anak dan balita di kabupaten lamandau tahun
anggaran 2020,sebagai pelaksana kegiatan ini dan yang bertanggung jawab adalah
pemegang program pelayanan kesehatan anak dan balita bekerjasama dengan lintas
program yang ada di puskesmas.
b) Penerima manfaat
masyarakat, peserta didik anak dan remaja

5. JADWAL DAN MATRIK KEGIATAN


Berisi tentang jadwal pelaksanaan disertai matrik kegiatan :
jadwal
Kode belanja
No KEGIATAN pelaksanaan penarikan
yang digunakan
bulan minggu bulan minggu
1 Pembentukan 5.2.2.15.01 Bulan
Team Deteksi juli 2020
Dini

6. BIAYA
Sumber Pendanaan berisi tentang menggunakan Dana APBD Murni / DAK sesuai perkiraan
total biaya untuk kegiatan sesuai dalam Rencana Anggaran Biaya/ RAB (Terlampir).
Lamandau 10 November 2019
Sebagai penanggung jawab kegiatan

IMA ALFA ALETA, AMG

NIP. 19890315 201503 2 004

7|Page
8

TERM OF REFFERENCE (TOR)


SWEPING VITAMIN A

INSTANSI : Puskesmas Melata


BIDANG/UPT : Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
PROGRAM : Sweping Vitamin A
SASARAN PROGRAM Balita 06 -60 bulan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM Seluruh Balita di Wilayah Kerja Mendapat Vitamin A
KEGIATAN : Mencari Balita yang Belum Mendapatkan Vitamin A
agar segera di berikan Vitamin A
SASARAN KEGIATAN : Balita 06 bulan-60 bulan
KELUARAN : Untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita agar selalu
membawa balita ke posyandu untuk mendapatkan
Vitamin A
HASIL : a.seluruh balita di wilayah kerja mendapatkan
Vitamin A
.

TARGET/VOLUME KEGIATAN : 100%


PENDANAAN ANGGARAN (TAGGING) : BOK
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa yang paling penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada masa ini diperlukan vitamin A dalam jumlah yang cukup untuk
pertumbuhan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Kekurangan vitamin A dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh balita serta meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian. Kekurangan vitamin A juga merupakan penyebab utama kebutaan pada anak
yang dapat dicegah. Untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada balita dengan
kekurangan vitamin A, Pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemberian vitamin A
dalam bentuk kapsul vitamin A biru 100.000 IU bagi bayi usia 6 (enam) sampai dengan
11 (sebelas) bulan, kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk anak balita usia 12 (dua
belas) sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan, dan ibu nifas. Kapsul Vitamin A
yang saat ini dikonsumsi bayi, anak balita, dan ibu nifas belum memiliki standar sehingga
diperlukan adanya peraturan mengenai standar kapsul vitamin A bagi bayi, anak balita,
dan ibu nifas. B. Maksud dan Tujuan Standar kapsul vitamin A bagi bayi, anak balita, dan
ibu nifas dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan semua pihak yang berkaitan dengan
program pemberian kapsul vitamin a bagi bayi, anak balita, dan ibu nifas. Adapun
tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan kapsul vitamin A yang berkualitas dan

8|Page
9

memenuhi syarat dalam rangka mencegah dan menanggulangi terjadinya kekurangan


vitamin 6 (enam) sampai dengan 11 (sebelas) bulan, anak balita usia 12 (dua belas)
sampai dengan 59 (lima puluh sembilan bulan), dan ibu nifas.Spesifikasi Teknis Kapsul
Vitamin A A. Deskripsi kapsul vitamin A Kapsul vitamin A merupakan kapsul lunak
dengan ujung (nipple) yang dapat digunting, tidak transparan (opaque), dan mudah untuk
dikonsumsi, termasuk masuk ke dalam mulut balita. B. Spesifikasi produk 1. kapsul
vitamin A 200.000 IU untuk anak balita usia 12 (dua belas) sampai dengan 59 (lima
puluh sembilan) bulan dan Ibu Nifas: a. kapsul lunak berwarna merah; dan b. Tiap kapsul
gelatin lunak mengandung Retinol (palmitate/acetate) 200.000 IU. 2. Kapsul vitamin A
100.000 IU bagi bayi usia 6 (enam) sampai dengan 11 (sebelas) bulan: a. kapsul lunak
berwarna biru; dan b. tiap kapsul gelatin lunak mengandung Retinol (palmitate/acetate)
100.000 IU. C. Kemasan Botol tidak transparan (opaque) dengan dimensi proporsional
terhadap isi kapsul. Kemasan harus, dapat menjamin stabilitas dan kualitas Kapsul
Vitamin A.
7. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015

8. Gambaran Umum Singkat


Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Salah satu jenis
vitamin yang harus diperhatikan adalah vitamin A. Penanggulangan masalah Kurang
Vitamin A ( KVA ) bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga berkaitan dengan
upaya memacu pertumbuhan dan kesehatan anak. Menurut WHO, kebutaan anak di dunia
kini telah mencapai 1,5 miliar dengan temuan setengah juta kasus baru dalam satu tahun,
gangguan penglihatan ini terutama terjadi pada awal kehidupan

2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


Kegiatan Sweping VitaminA tahun anggaran 2020 melibatkan peran serta kader
posyandu di setiap desa di harapkan dengan kegiatan ini memberikan manfaat bagi
masyarakat serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan generasi yang
maju dan sehat.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a). Maksud kegiatan
Di harapkan dengan kegiatan ini semua balita di wilayah kerja mendapat vitamin A
b).Tujuan Kegiatan
Seluruh balita di wilayah kerja mendapatkan vitamin A
4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
b) Pelaksana Dan Penanggung Jawab Kegiatan

9|Page
10

Keluaran/output yang di harapkan dari kegiatan DAK non fisik adalah dalam rangka
meningkatkan pelayanana kesehatan anak dan balita di kabupaten lamandau tahun
anggaran 2020,sebagai pelaksana kegiatan ini dan yang bertanggung jawab adalah
pemegang program Upaya perbaikan Gizi Masyarakat dan kader posyandu
b) Penerima manfaat
a) Balita

5. JADWAL DAN MATRIK KEGIATAN


Berisi tentang jadwal pelaksanaan disertai matrik kegiatan :
jadwal
Kode belanja
No KEGIATAN pelaksanaan penarikan
yang digunakan
bulan minggu bulan minggu
1 Pembentukan 5.2.2.15.01 Bulan
Team Deteksi Maret dan
Dini Bulan
September

6. BIAYA
Sumber Pendanaan berisi tentang menggunakan Dana APBD Murni / DAK sesuai
perkiraan total biaya untuk kegiatan sesuai dalam Rencana Anggaran Biaya/ RAB
(Terlampir).
Lamandau 10 November 2019
Sebagai penanggung jawab kegiatan

IMA ALFA ALETA, AMG

NIP. 19890315 201503 2 004

TERM OF REFFERENCE (TOR)

10 | P a g e
11

PEMANTAUAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA

INSTANSI : Puskesmas Melata


BIDANG/UPT : Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
PROGRAM : Pemantauan Kesehatan Bayi Dan Balita
SASARAN PROGRAM Balita 0-60 bulan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM Seluruh Balita di Wilayah Kerja terpantau berat badan
dan tinggi badan balita dan setiap bulan ke posyandu
KEGIATAN : Melakukan pemantauan kesehatan bayi dan balita di
posyandu pengukuran berat badan dan tinggi badan.
SASARAN KEGIATAN : Balita 06 bulan-60 bulan
KELUARAN : Untuk memantau kesehatan bayi dan balita berat badan
dan tinggi badan setiap bulan
HASIL : a.seluruh balita di wilayah kerja terpantau
kesehatannya

TARGET/VOLUME KEGIATAN : 100%


PENDANAAN ANGGARAN (TAGGING) : BOK
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Anak Berusia 1 Tahun, Angka Kunjungan Ke Posyandu Biasanya Akan
Semakin Menurun. Terutama Bagi Para Ibu Yang Merasa Vaksinnya Sudah Lengkap,
Ia Akan Enggan Untuk Membawa Anaknya Ke Posyandu. Padahal Posyandu Tidak
Hanya Berkaitan Dengan Vaksinasi. Di Posyandu, Berat Badan, Tinggi Badan, Dan
Lingkar Kepala Anak Diukur Untuk Mendeteksi Sejak Dini Jika Terjadi Hal-Hal Tidak
Diinginkan Seperti Kekurangan Gizi. Namun Sayangnya, Mindset Yang Berkembang
Adalah Posyandu Hanya Untuk Menimbang Berat Badan Dan Memberikan Vaksin
Anak. Hingga Anak Berusia 5 Tahun, Ibu Harus Rutin Membawanya Ke Posyandu.
Sebab Jika Tidak, Dikhawatirkan Tumbuh Kembang Anak Serta Pemenuhan Gizinya
Tidak Dapat Terpantau Dengan Baik.
Selain Karena Merasa Vaksinasinya Sudah Lengkap, Para Ibu Terkadang Tidak
Membawa Anaknya Ke Posyandu Karena Sudah PAUD. Mereka Menganggap Anaknya
Sudah Sehat Dan Sudah Bisa Bersekolah Sehingga Tidak Perlu Lagi Dibawa Ke
Posyandu. Sejak Tahun 2015, Terdapat Program Bernama Posyandu Terintegrasi Yaitu
Posyandu Yang Diintegrasikan Dengan PAUD Dan BKB (Bina Keluarga Balita).
Ada Banyak Manfaat Posyandu Yang Belum Disadari Oleh Para Ibu. Dengan Rutin
Datang Ke Posyandu, Tumbuh Kembang Anak Selama Masa Keemasannya (0-5 Tahun)
Akan Terpantau Dengan Baik. Tidak Hanya Ditimbang Dan Diukur Tinggi Badannya,
Anak-Anak Akan Diberikan Asupan Makanan Bergizi Yang Baik Untuk Pertumbuhan.

11 | P a g e
12

Para Ibu Juga Bisa Berkonsultasi Langsung Dengan Kader Kesehatan Dan/Atau Petugas
Kesehatan, Sehingga Berbagai Permasalahan Kesehatan Anak Dapat Segera
Terselesaikan Dengan Benar. Lebih Dari Itu, Para Ibu Bisa Berbagi Pengalaman Dengan
Ibu Lainnya Selama Berada Di Posyandu. Hal Ini Tentu Akan Berdampak Sangat Positif
Pada Tumbuh Kembang Anak.
Sejak Awal Tahun 2000an Pemerintah Merevitalisasi Posyandu, Dengan
Menggalakkan Kembali Program Posyandu Demi Mengurangi Angka Gizi Buruk Di
Indonesia. (Kenapa Disebut Revitalisasi Posyandu, Karena Posyandu Sudah Ada Sejak
Tahun 1984, Namun Kemudian Ada Yang Kondisinya ‘Mati’, Sehingga Perlu
Direvitalisasi). Seharusnya Hal Ini Mendapat Dukungan Positif Dari Masyarakat. Oleh
Karena Itu, Para Ibu Sebaiknya Meningkatkan Kesadaran Dan Menyadari Betapa
Pentingnya Rutin Membawa Balita Ke Posyandu
B. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013

C. Gambaran Umum Singkat


Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM). Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa di gedung posyandu disebut dengan
Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan
keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran,
aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya
2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan pemantauan Kesehatan Bayi dan balita di posyandu tahun anggaran 2020
melibatkan peran serta kader posyandu,kepala desa,masyarakat di setiap desa di
harapkan dengan kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan generasi yang maju dan sehat.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a). Maksud kegiatan
Di harapkan dengan kegiatan ini semua balita datang ke posyandu
b).Tujuan Kegiatan
Seluruh bayi dan balita di wilayah keerja kesehatannya terpantau dan selalu
datang ke posyandu setiap bulan
4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
a) Pelaksana Dan Penanggung Jawab Kegiatan

12 | P a g e
13

Keluaran/output yang di harapkan dari kegiatan DAK non fisik adalah dalam
rangka meningkatkan pelayanana kesehatan anak dan balita di kabupaten lamandau
tahun anggaran 2020,sebagai pelaksana kegiatan ini dan yang bertanggung jawab adalah
pemegang program Upaya perbaikan Gizi Masyarakat dan kader posyandu
b) Penerima manfaat
Masyarakat dan balita

5. JADWAL DAN MATRIK KEGIATAN


Berisi tentang jadwal pelaksanaan disertai matrik kegiatan :
jadwal
Kode belanja
No KEGIATAN pelaksanaan penarikan
yang digunakan
bulan minggu bulan minggu
1 Pembentukan 5.2.2.15.01 Januari
Team Deteksi sampai
Dini desember

6. BIAYA
Sumber Pendanaan berisi tentang menggunakan Dana APBD Murni / DAK sesuai
perkiraan total biaya untuk kegiatan sesuai dalam Rencana Anggaran Biaya/ RAB
(Terlampir).
Lamandau 10 November 2019
Sebagai penanggung jawab kegiatan

IMA ALFA ALETA, AMG

NIP. 19890315 201503 2 004

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai