Anda di halaman 1dari 4

1. Apa itu ca serviks?

2.
3. Penyebab ca serviks ? HPV 16,18
TIDAK SEMUA MENYEBABKAN CA

4. Factor pemicu ca serviks? IMUNITAS MENURUN


5. Siapa saja yang beresiko mengalami ca serviks?

Aktivitas seksual terlalu dini: Melakukan hubungan seksual pada umur


terlalu dini akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.

Berganti-ganti pasangan seksual: Memiliki banyak pasangan seksual akan


meningkatkan risiko terinfeksi HPV.

Merokok: Wanita yang merokok berisiko dua kali lipat. Ini mungkin
disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dari tembakau yang muncul di leher
rahim.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Kondisi ini mungkin dikarenakan


mengonsumsi obat tertentu seperti imunosupresan. Obat ini digunakan agar
tubuh tidak menolak donor organ dari orang lain atau karena
menderita HIV/AIDS.

Melahirkan anak: Makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka
risiko mengidap kanker serviks semakin tinggi. Wanita yang punya tiga anak,
tiga kali lebih berisiko terkena kanker serviks daripada wanita yang tidak
punya anak sama sekali. Diperkirakan bahwa perubahan hormon saat sedang
hamil membuat leher rahim lebih rentan terserang HPV.

Minum pil kontrasepsi atau KB lebih dari lima tahun: Mengonsumsi pil KB
cukup lama akan meningkatkan risiko dua kali lipat mengalami kanker
serviks. Meski hal ini masih belum jelas alasannya.

6. Apakah ca serviks berhubungan juga dengan IMS dan HIV?


7. Cara mendiagnosis ca serviks?
IVA—PRA KANKER POSITIF
KASAT MATA –DIAGNOSIS SEMENTARA
DIBUKTIKAN DG BIOPSI ATAUPUN KOLPOSKOPI

8. Penatalaksaan ca serviks?
9. Stadium ca serviks

 Stadium 0: stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada
perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut
sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
 Stadium 1: kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada
penyebaran.
 Stadium 2: kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan
sekitarnya. Tapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
 Stadium 3: kanker sudah menyebar ke dinding panggung dan/atau ke bagian
bawah dari vagina.
 Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ
lain, seperti paru-paru

10. IVA test dan papsmear apakah dapat mendiagnosis ca serviks?

11. Apakah itu IVA test dan bagaimana prosedur papsmear?

12. Siapa saja yang boleh dan bisa melakukan papsmear juga IVA test?

13. Prosedur pelaksanaan papsmear?

14. Siapa saja yang boleh dan bisa melakukanpapsmear juga IVA test?

15. Apakah gaya hidup dan pola makan dapat memicu terjadinya ca serviks?

16. Tanda-tanda gejala ca serviks?

17. Apakah ca serviks dapat menyerang segala usia?

18. Vaccine mencegah ca serviks, apakah benar?

 Jenis pertama adalah Umumnya digunakan untuk mencegah kanker serviks


dan pra kanker. Vaksin jenis ini akan mencegah infeksi HPV-16 dan HPV-18
yang umum menyebabkan kanker. Vaksin HPV ini ditujukan untuk wanita
berusia 10-25 tahun.
 Jenis kedua adalah Gardasil. Digunakan untuk mencegah kanker dan pra
kanker serviks, vulva, vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang
disebabkan HPV-16 dan HPV-18, vaksin ini juga menangkal infeksi HPV-6
dan HPV-11 sebagai penyebab kutil kelamin. Untuk laki-laki, penggunaan
vaksin ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.
 Jenis terakhir yaitu Gardasil 9. Cakupan pencegahan infeksi HPV dari vaksin
ini lebih luas dari Gardasil sebelumnya, yaitu mencakup HPV-31, HPV-33,
HPV-45, HPV-52, dan HPV-58 yang juga merupakan penyebab kanker
serviks. Untuk laki-laki, Gardasil 9 dapat digunakan untuk usia 9-15 tahun.

19. Kapan boleh dilakukan, bagaimana prosedur penyuntikan vaksin ca serviks?


Bagaimana Cara Pemberian Vaksin Kanker Serviks?
Untuk wanita, saat ini di Indonesia pemberian vaksin kanker serviks
disarankan mulai dari usia 10 tahun ke atas. Vaksinasi ini mencegah infeksi
virus HPV penyebab utama kanker serviks. Vaksin HPV diberikan sejak usia
remaja, sebab bila pemberian vaksin diberikan saat sudah melakukan
hubungan seksual, bisa saja sudah terjadi infeksi HPV.

Untuk usia 10-13 tahun, pemberian vaksin cukup membutuhkan 2 dosis.


Sedangkan usia 16-18 tahun atau remaja akhir, vaksin diberikan dalam 3
dosis. Dengan jarak 1-6 bulan antara masing-masing dosis penyuntikan.Dosis
vaksin tersebut diyakini memberi perlindungan jangka panjang dari infeksi
HPV. Jika saat remaja dosis vaksin belum lengkap, ada baiknya berkonsultasi
dengan dokter untuk melengkapi dosis vaksin.

Tidak hanya wanita, pria pun dapat memperoleh manfaat dari vaksin HPV,
karena virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, serta
kanker tenggorokan. Vaksin HPV direkomendasikan terutama pada pria
berusia 26 tahun ke bawah, yang berhubungan intim dengan sesama pria
ataupun yang memiliki gangguan imunitas.

20. Penatalaksanaan ca serviks perstadium?

Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi dua. Yang pertama adalah
penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau
seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya. Dan yang kedua adalah
penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi,
dan kadang operasi juga perlu dilakukan.
Jika diagnosis kanker serviks sudah diketahui sejak awal, kemungkinan pulih
sepenuhnya cukup bagus. Tapi jika kanker sudah menyebar, peluang pulih total
akan berkurang. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, mungkin
akan disarankan untuk dilakukan perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi
untuk memperlambat penyebaran kanker, memperpanjang usia pasien dan
mengurangi gejala yang muncul, misalnya rasa sakit dan pendarahan vagina

21. Apakah penderita ca serviks dapat menularkan kepada pasangan seksnya ketika melakukan
hub seksual?
22. Jika ya, bagaimana cara mencegahnya?
23. Tips mencegah ca serviks?

Cara utama dalam mencegah kanker serviks adalah mencegah tertular virus
HPV. Diperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh
virus ini. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terkena kanker serviks meliputi berhubungan seks dengan aman, setia pada
pasangan, screening rutin pada leher rahim, vaksinasi, serta berhenti
merokok.
Kebanyakan kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV jenis
tertentu. Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang tidak
aman, maka gunakan kondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi
risiko tertular HPV.
24. Apakah yang sudah menggunakan vaksin hpv tidak perlu melakukan papsmear?

25. Apakah penderita ca serviks dapat hamil? Dan pakah benar penatalaksannan ca serviks
membuat wanita tidak dapat hamil lagi?

Untuk kasus yang belum tergolong parah, kanker serviks bisa ditangani dengan
operasi trakelektomi radikal (radical trachelectomy), yaitu pengangkatan leher rahim.
Pada tindakan ini, rahim dan ovarium dibiarkan, sehingga memungkinkan wanita
untuk hamil di masa yang akan datang.

Pada stadium lebih lanjut, penanganan kanker serviks umumnya dilakukan dengan
histerektomi atau pengangkatan rahim. Sebagai konsekuensi,
histerektomi membuat wanita tidak dapat mengandung lagi.

Ada pula pilihan pengobatan lain yaitu dengan radioterapi dan kemoterapi untuk
mematikan sel-sel kanker. Sayangnya, radioterapi yang dilakukan fokus pada
daerah panggul diketahui berpotensi merusak sel telur dan ovarium. Untuk
mengantisipasi kerusakan ovarium, dokter mungkin akan memindahkan ovarium dari
sekitar area yang harus dilakukan radiasi untuk sementara.

Kerusakan pada sel telur dan ovarium bisa berangsur-angsur membaik setelah
perawatan kanker dihentikan, tetapi mungkin juga bersifat permanen atau menetap.
Jika kerusakan terjadi secara permanen, seorang wanita tidak lagi dapat
mengandung.

Yang perlu diperhatikan, yaitu rahim wanita yang sebelumnya terpapar sinar radiasi
saat hamil lebih tinggi risiko mengalami kelahiran prematur. Risiko lain adalah
keguguran akibat bekas luka dan berkurangnya aliran darah ke rahim. Sementara
itu, obat kemoterapi juga berpotensi merusak sel-sel telur di dalam ovarium
sehingga risiko keguguran pun lebih tinggi.

26. Sebesar apa angka harapan hidup penderita ca serviks?

 Stadium 1 – 80-99 persen


 Stadium 2 – 60-90 persen
 Stadium 3 – 30-50 persen
 Stadium 4 – 20 persen

Anda mungkin juga menyukai