Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT OLAHRAGA TERATUR DENGAN KESEHATAN

OTAK
OLEH:

dr. Murni Diasfara


Menurut beberapa penelitian yang dilakukan di Irlandia pada peserta yang selesai berolahraga
lalu menjalani pemeriksaan darah, didapatkan peningkatan kadar BDNF (Brain Derived
Neutropic Factor). BDNF merupakan protein khusus di dalam otak yang membantu memperkuat
dan menjaga sel-sel di saraf tetap dalam keadaan sehat. Selain itu, BDNF juga membantu
menstimulasi pertumbuhan sel saraf di otak yang baru. Sedangkan pada peserta yang tidak
melakukan olahraga, tidak terjadi perubahan kadar BDNF.

Alasan lain mengapa olahraga sangat baik untuk kesehatan otak adalah terjadinya peningkatan
aliran darah saat berolahraga, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan aliran darah
ke pembuluh darah di bagian otak. Selain itu juga adanya metabolisme glukosa dan lemak saat
berolahraga, yang berdampak baik sebagai asupan nutrisi ke otak.

Selain beberapa hal di atas, berikut ini 5 manfaat olahraga untuk kesehatan otak:

1. Meningkatkan daya ingat

Saat olahraga, bagian otak yang paling memberikan respon kuat adalah hipokampus.
Hipokampus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam menyimpan ingatan. Jadi jika
Anda ingin terus memiliki daya ingat yang baik, rutinlah berolahraga setiap hari.

2. Meningkatkan daya konsentrasi

Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, terdapat hasil adanya peningkatan konsentrasi
pada peserta penelitian, yaitu pelajar yang selesai berolahraga menjadi lebih konsentrasi belajar,
daripada mereka yang tidak berolahraga.

3. Memperlambat menurunnya fungsi kognitif

Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang dalam daya bahasa, daya ingat, intelegensia dan
visuospasial. Seiring dengan bertambahnya umur, fungsi kognitif manusia akan berkurang dan
berisiko menderita demensia.

Olahraga dapat menurunkan risiko demensia karena berperan menstimulasi sel neuron yang
baru.

4. Memperbaiki Suasana Hati

Saat olahraga, tubuh memproduksi hormon endorfin. Hormon ini bertugas membuat seseorang
merasa nyaman dan senang. Selain itu setelah olahraga, bagian otak yang bernama amigdala
akan mengecil. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas dan takut.

5. Mengendalikan Stres

Saat seseorang sedang stres tubuh akan memproduksi hormon kortisol dan epinefrin. Menurut
berbagai penelitian, olahraga yang dilakukan teratur dapat menurunkan stres seseorang dengan
menurunkan hormon kortisol dan epinephrine. Selain itu juga meningkatkan hormon serotonin
dan endorfin yang berperan memberikan rasa senang dan nyaman.
Untuk tetap menjaga kesehatan otak Anda, mulailah dengan olahraga yang Anda sukai dan
nyaman. Lakukan minimal 30 menit setiap hari, ya.

Demensia atau pikun adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap
dianggap normal bagi orang tua. Bahkan, banyak orang yang cenderung
membiarkan orang tua mengalami gangguan memori ini tanpa memberikan
pengobatan sama sekali. Padalah, demensia bisa membuat seseorang
mengalami perubahan kualitas hidup dengan sangat signifikan. Padahal, jika
orang tua mau melakukan gaya hidup yang sehat, masalah demensia ini bisa
dicegah dengan baik.

Pakar kesehatan menyebutkan jika orang tua yang rutin berolahraga akan
lebih baik dalam mencegah demensia. Bahkan, sebuah penelitian yang
dilakukan oleh University of California Los Angeles (UCLA) menunjukkan
fakta menarik bahwa orang tua yang rutin melakukan aktifitas fisik akan
membuat ukuran otak mereka tidak mudah mengalami penyusutan.
Penelitian yang juga dimuat dalam Journals of gerontology Series A:
Biological Sciences and Medical Sciences ini menyebutkan jika dengan
melakukan olahraga secara rutin, maka ukuran hippocampus, bagian otak
yang berperan besar dalam memori jangka pendek akan terjaga.

Penelitian ini sendiri dilakukan dengan meneliti 3.700 partisipan yang


merupakan para lanjut usia dimana dalam penelitian ini, aktifitas fisik dan
juga pengaruhnya pada demensia dipelajari secara mendetail. Hasilnya
adalah, pakar kesehatan sangat menyarankan para lansia, khususnya yang
berusia 75 tahun atau ke atas untuk melakukan olahraga denagn rutin. Pakar
kesehatan yang terlibat bahkan menyebutkan jika tidak akan ada usia yang
terlalu tua bagi siapapun untuk berolahraga, khususnya bagi para lansia
yang ingin masa tua mereka bisa dinikmati tanpa adanya masalah demensia.

Sebagai informasi, demensia tidak hanya tentang penurunan memori saja.


Kemampuan motorik layaknya berbicara, berpikir, hingga berinteraksi, dan
memecahkan masalah juga akan mengalami penurunan jika seseorang
terkena penyakit ini.

KLIKDOKTER.com -- Menjadi tua itu pasti, namun menjaga kesehatan itu tetap harus
dilakukan. Olahraga sangat penting untuk lansia (lanjut usia) sangat penting. Berbagai penelitian
sudah membuktikan bahwa gaya hidup santai menjadi faktor utama risiko terkena penyakit
jantung. Sementara itu, olahraga secara teratur dapat mengurangi kematian dan keparahan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan usia.

Penelitian di Houei Group Nursing Centre Miyakonojo, Miyazaki, Jepang, menjelaskan, untuk
olahraga lansia sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, olahraga apa yang cocok.
Karena kondisi fisik setiap lansia berbeda, dan kadar aktivitas akan berbeda supaya olahraga
tetal sehat. Pada prinsipnya, olahraga untuk lansia harus dimulai pada kadar aktivitas yang
sangat ringan kemudian secara bertahap dan meningkatkan sampai pada aktivitas sedang.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, olahraga lansia sebaiknya terdiri dari tiga komponen
olahraga, yaitu;

1. Latihan aerobik, artinya latihan olahraga untuk kesehatan jantung dan paru-paru, berupa
gerakan tubuh secara umum seperti berjalan kaki. Latihan aerobik dapat dilakukan selama 30
menit setiap hari dalam seminggu. Selain jalan, latian aerobik bisa dilakukan
dengan berenang, bersepeda, serta memancing.
2. Latihan kekuatan, bisa dilakukan dengan bentuk angkat botol air mineral yang dilakukan
perlahan-lahan, dari menggerakan tangan tanpa beban beberapa menit, lalu dengan beban agar
persendian teratur dan tidak kaget. Latihan kekuatan juga bisa dengan cara, bangun lalu berdiri
dari kursi, hal inipun sama dilakukan perlahan dulu seperti pemanasan.
3. Latihan keseimbangan, latihan ini sangat penting karena memang memiliki bukti ilmiah, tetapi
secara empiris baik dilakukan untuk meningkatkan stabilitas dan menghindari risiko lansia jatuh.
Latihan ini bisa dengan cara, berdiri pada satu kaki, peregangan otot-otot lengan dan kaki,
seperti saat kita melakukan pemanasan sebelum berolahraga pada umumnya. Latihan ini
dilakukan seminggu dua kali.

Dalam penelitian ini, diluncurkan sytem perawatan lansia atau 'Long-Term Care Insurance
System' oleh Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, untuk memberi
dukungan pada lansia agar tetap sehat dengan berolahraga. Karena dengan lansia yang sehat,
akan mempengaruhi pendapatan ekonomi untuk biaya kesehatan.

Mengingat pentingnya berolahraga, selain untuk menunjang kesehatan juga kebugaran lansia,
orang-orang disekitar lansia harus mendukung dan memberi semangat pada lansia untuk
berolahraga. Lansia biasanya mengalami berbagai halangan secara personal, sosio-ekonomi,
dan lingkungan untuk memulai berolahraga. Orang-orang disekitar lansia sebaiknya memberikan
waktu dan tenaga untuk meyakinkan lansia akan manfaat olahraga, merancang kegiatan
olahraga yang bersifat individual sampai dengan mendampingi saat lansia berolahraga. Dengan
begitu, lansia dapat berolahraga dengan nyaman, senang, dan berkelanjutan hingga menjadi
lansia yang sehat.

Bagi Anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di
fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami. Budayakan hidup sehat sebagai
kebutuhan![](SN)

Anda mungkin juga menyukai