Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep motivasi
1. Definisi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motivus yang artinya adalah
sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu dan ide pokok yang berpengaruh terhadap tingkah laku
manusia . Thoha (2011)

Motivasi adalah didefinisakn sebagai hasrat atau keinginan dari dalam diri
nya sendiri untuk melakukan sesuatu tindakan. Sedangkan menurut
Wiliam G.scott (dalam kerlinger dan pedharuz,1997) motivasi sebagai
serangkai dorongan untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang
diinginka. gerungan (2002)

Motivasi mengandung tiga pokok yaitu menggerakan, mengarahkan dan


menopang tingkah laku manusia. Menggerakan berarti menimbulkan
kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi
juga mengarahkan pada pada tingkah laku seorang individu yang
diarahkan terhadap sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Taufik (2017)

2. Faktor yang mempengaruhi motivasi


1. Pemberian PMT ( pemberian makanan tambahan )
PMT adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi balita dalam bentuk kudapan yang
aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan
memperhatikan aspek mutu serta keamanaan pangan.
Macam macam PMT :
a. Pemberian makanan tambahan pemulihan dapat berupa
makanan yang berbasis dari bahan makanan lokal.
Diutamakan berupa dari sumber vitamin dan mineral
terutama dari sayur dan buah.
b. Pemberian makanan tambahan penyuluhan adalah
makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang
disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT penyuluhan
adalah sebagai sasaran penyuluhan kepada orang tua balita
tentang makanan kudapan ( snack ) yang baik diberikan
untuk balita sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan
gizi pada balita serta untuk mendukung kegiatan posyandu.
2. Pemberian reward / sertifikat
Bagi ibu dan anak yang aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu
maka akan diberikan reward / sertifikat dari pihak anggota
posyandu
3. Pemberian kencleng atau tabungan

3. Faktor faktor yang memotivasi ibu balita mengikuti posyandu


Menurut teori Lawrence Green yang dikutip Notoatmojo ( 2005 ) faktor
utama perilaku kesehatan seseorang yaitu :
a. Faktor fredisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Kepercayaan
5. Nilai nilai budaya yang digunakan dimasyarakat.
b. Faktor pendukung
Terdiri atas fasilitas fisik seperti rumah sakit, puskesmas dan
sebagainya seperti fasilitas umum seperti media informasi ( TV,
Koran, Majalah).
c. Faktor penguat
Meliputi sikap, persepsi dan perilaku petugas kesehatan yang harus
menjadi panutan dan bagi pasien dan masyarakat.

4. Menurut WHO faktor perilaku yang mempengaruhi penggunaan


pelayanan kesehatan yaitu :
1) Pemikiran dan perasaan ( Thoughts and Feeling ) yaitu berupa
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang
terhadap obyek kesehatan.
2) Orang penting sebagai referensi ( Personal Referensi ) yaitu seseorang
yang dianggap penting dan berpengaruh besar terhadap dorongan
penggunaan pelayanan kesehatan.
3) Sumber sumber daya ( Resources ) yaitu mencakup fasilitas uang,
waktu, dan tenaga. Sumber sumber daya juga berpengaruh terhadap
masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh
tersebut bersifat positif dan negatif.
4) Kebudayaan ( culture ) yaitu berupa norma norma yang ada
dimasyarakat dalam konsep sehat sakit.

B. Konsep posyandu
1. Definisi
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan pemberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, guna memberdaya masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh peleyanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi. ( Menkes RI,2014).

Posyandu adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam


pembangunan kesehatan dengan sasaran utamanya adalah kelompok
bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui serta wanita usia subur.
Pelaksanaan kegiatan posyandu merupakan salah satu upaya untuk
mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan kesehatan
primer. Semakin tinggi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
diharapkan akan semakin meningkat derajat kesehatan masyarakat.
(Depkes RI, 2000)

Posyandu merupakan kegiata kesehatan dasar yang diselenggarakan


dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
diwilayah kerja puskesmas , karna program ini dilaksanakan dibalai
dusun, kelurahan, maupun tempat tempat lain yang mudah didatangi
oleh masyarakat. Posyandu dikenal sebagai sistem pelayanan
kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit. (ismawati, 2014:27)

2. Faktor faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu datang ke


posyandu :
1. Jumlah balita
Jumlah balita yang terdapat didalam keluarga dapat mempengaruhi
kunjungan ibu datang keposyandu, dimana dalam keluarga
memiliki jumlah balita lebih sedikit maka ibu akan lebih sering
datang ke posyandu.
2. Pendidikan
Pendidikan dikatakan dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang
dilingkungan masyarakat atau dilingkungannya, dan ibu yang
rendah pendidikannya kurang mengetahui tentang manfaat
pentingnya posyandu sehingga dapat mempengaruhi penerimaan
pengetahuan informasi tentang posyandu terbatas.
3. Pengetahuan
Dimana keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan tentang
kesehatan, tanda dan gejala maka keluarga tersebut akan segera
melakukan tindakan dan dapat meminimalkan dampak yang lebih
buruk terhadap kondisi anggota keluarganya.
4. Jarak rumah ke posyandu
Jarak antara rumah ke posyandu ternyata dapat mempengaruhi ibu
untuk berpartisipasi datang ke posyandu.
5. Dukungan keluarga terdekat
Jika ada dukungan dari keluarga terdekat misalkan suami atau
pengasuh balita maka ibu aktif membawa anaknya untuk
mengikuti dalam kegiatan posyandu.
6. Usia ibu
Umur ibu merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang
yang sangat utama
7. Pekerjaan ibu
Pekerjaan sangatlah penting dan pekerjaan merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, namun pada ibu yang bekerja dia harus tetap
memperhatikan kesehatan anaknya termasuk dalam memberikan
imunisasi lengkap.

3. Kegiatan pelayanan posyandu


1. Kegiatan pelayan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan
pengembanagn ( buku peganga kader, pusat promkes kementrian
kesehatan RI 2015, yaitu :
Mencakup 5 kegiatan ( panca krida posyandu ) yaitu :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi
e. Pencegahan dan penanggulangan diare.
2. Petugas posyandu menurut buku pegangan kader, pusat promkes
RI ( 2015 ) yaitu :
a. Kader
b. Petugas kesehatan
c. petugas PPKB ( PLKB ).
3. Sasaran posyandu menurut buku pegangan kader, pusat promkes
RI ( 2015 ) yaitu :
a. Bayi dan anak balita
b. Bumil, ibu nifas, dan ibu menyusui
c. PUS
d. Pengasuh anak

4. Kegiatan sistem 5 meja posyandu :


a. Kegiatan di meja 1 :
1. pendaftaran balita
2. pendaftaran ibu hamil
b. Kegiatan di meja 2 :
1. Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan dicatat di
buku KMS
2. Setelah ditimbang ibu dan anak dipersilahkan lanjut ke meja 3
c. Kegiatan di meja 3 :
1. Buku KMS balita yang bersangkutan.
2. Pindahkan hasil penimbangan anak dari selembar kertas ke
KMS nya.
3. Pada penimbangan pertama isi kolom yang tersedia pada KMS
nya.
4. Bila ada kartu kelahiran catatlah bulan lahir anak dari kartu
tersebut.
5. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat catalah bulan
lahir anak di kartu tersebut.
6. Bila ibu tidak ingat dan hanya ingat usia anaknya maka
perkirakan bulan lair anak dan catat.
d. Kegiatan di meja 4
1. Penyuluhan untuk semua orang tua balita, mintalah buku KMS
anak dan perhatikan umur anak dan hasil penimbangan pada
bulan ini kemudian ibu dan balita beri penyuluhan kesehatan.
2. Penyuluhan untuk semua ibu hamil, anjurkan ibu hamil untuk
memeriksa kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama
kehamilan kepada petugas kesehatan atau bidan desa.
3. Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya
ASI, kapsul iodium dan vitamin A.
e. Kegiatan di meja 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan KB,
imunisasi serta pojok oralit yang dipimpin oleh petugas
puskesmas.

C. Konsep ibu
Konsep ibu adalah perempuan yang sudah bersuami dan mempunyai anak,
panggilan pada kaum wanita yang patut untuk di hormati
(purwodarminto,2015).

D. Konsep kunjungan

E. Konsep Peran
Konsep peranan menunjuk pada perilaku sistematis yang dimainkan atau
dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan kedudukan, jabatan, atau
atribut lain yang dimilikinya. Hal ini ditegaskan oleh Soekanto (2002)
bahwa peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Sejalan dengan itu,
Thoha (2011) juga berpendapat bahwa peranan adalah suatu rangkaian
perilaku yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau
karena adanya suatu faktor yang mudah dikenali. Hal yang kurang lebih
sama juga dapat dicermati pada definisi yang disampaikan oleh Gibson
dkk (2006) yang mengartikan peranan sebagai hal-hal yang harus
dilakukan seseorang untuk menyahihkan (validity) kedudukannya dalam
suatu posisi tertentu.

Berry mengungkapkan bahwa di dalam peranan terdapat 2 (dua) macam


harapan, yaitu :

1) harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau


kewajiban dari pemegang peran.

2) harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap


masyarakat atau terhadap orang-orang yang behubungan dengannya
dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya (Gibson
dkk, 2006; Soekanto, 2002).

Kader kesehatan masyarakat bertanggungjawab terhadap masyarakat


setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat
pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk
yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah
tim kesehatan (Meilani, 2009).

Kader Posyandu memiliki tugas-tugas tertentu. Menurut Yulifah dan


Johan (2009), tugas kader meliput persiapan dan hari buka posyandu dan
di luar posyandu Menurut Iswarawanti (2010), secara teknis, tugas kader
yang terkait dengan gizi adalah melakukan pendataan balita, melakukan
penimbangan serta mencatatnya dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
Kader juga memberikan makanan tambahan, mendistribusikan vitamin
A, melakukan penyuluhan gizi serta kunjungan ke rumah ibu yang
menyusui dan ibu yang memiliki balita.

Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi pendorong


motivator dan penyuluh masyarakat. Kader diharapkan dapat
menjembatani antara petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat serta
membantu masyarakat mengidentifikasi dan menghadapi/ menjawab
kebutuhan kesehatan mereka sendiri. Kader juga diharapkan dapat
menyediakan informasi bagi pejabat kesehatan berwenang yang mungkin
tidak dapat mencapai masyarakat langsung, serta mampu mendorong
para pejabat kesehatan di sistem kesehatan agar mengerti dan merespons
kebutuhan masyarakat. Kader dapat membantu mobilisasi sumber daya
masyarakat, mengadvokasi masyarakat serta membangun kemampuan
lokal.

F. Peran kader dalam memotivasi ibu balita berkunjung ke posyandu

Upaya untuk memotivasi ibu balita agar aktif berkunjung ke posyandu


membutuhkan dukungan eksternal khususnya dari kader posyandu yang
ada di wilayah masyarakat.

Menurut ( pohan 2007 ) mengatakan bahwa fungsi posyandu sangat besar


yaitu mulai dari tahap perintis posyandu, sebagai penghubung dengan
lembaga yang menunjang penyelenggaraan posyandu, sebagai pembina
serta penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam
kegiatan posyandu di wilyahnya.

Penelitian Nugroho ( 2010 ) menunjukan bahwa ibu balita datang ke


posyandu sebagian besar memiliki motivasi yang cukup baik, yaitu
sebanyak 80 0rang (38,6%), penelitian lain menunjukan pentingnya
peran kader dalam mendorong minat ibu balita berkunjung ke posyandu.

Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki


berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi
pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap
penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini, yaitu sebagai
berikut: Ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, Kewajaran dan
penerimaan masyarakat, Mudah dicapai oleh masyarakat, Terjangkau
dan Mutu.

Anda mungkin juga menyukai