Jurnal Reading
Jurnal Reading
Marilyn S. Sommers, Yadira Regueira, Deborah A. Tiller, Janine S. Everett, Kathleen Brown, Emily Brignone, Jamison D.
Fargo
Oleh:
Preseptor :
Penulis
Kata Kunci : kekerasan seksual, cedera genital-anal, warna kulit, biomekanik kulit,
pemeriksaan forensik
1. Pendahuluan
Deteksi dan pendokumentasian cedera genital-anal karena kekerasan
seksual merupakan komponen penting dari pemeriksaan forensik kekerasan seksual
dari sudut pandang kesehatan dan peradilan.1-5 Cedera perlu dinilai dan diobati.
Jaksa mencatat bahwa bukti cedera dapat menguatkan pernyataan korban kekerasan
seksual dan/atau membantu jaksa melawan tersangka pelaku, dan menunjukkan
bahwa insiden tersebut merupakan hal yang serius.1 Penelitian menggunakan
metode prospektif untuk meneliti cedera setelah hubungan seksual konsensual
2.3 Pengukuran
Cedera ditentukan oleh jumlah total robekan, ekimosis, lecet, kemerahan,
dan pembengkakan (klasifikasi TEARS) pada bagian eksterna, interna, dan anal.
Beberapa sistem klasifikasi tersedia untuk mengkategorikan cedera dalam
pemeriksaan forensik kekerasan seksual.3,23,24 Kurikulum inti untuk Keperawatan
Forensik tidak merekomendasikan satu sistem pun; alih-alih penulis Kurikulum Inti
merekomendasikan penggunaan terminologi yang konsisten, strategi untuk
memperkirakan tingkat keparahan cedera, dan nomenklatur yang terstandarisasi.23
Kami memilih klasifikasi TEARS karena prevalensinya dalam literatur forensik
baru-baru ini,4,19,20,25 penggunaan terminologi yang konsisten, dan kemampuan
5. Kesimpulan
Temuan kami memberikan dukungan bahwa pentingnya warna kulit selama
pemeriksaan forensik. Wanita dengan warna kulit terang mungkin memiliki kulit
yang lebih mudah terluka daripada wanita dengan warna lebih gelap. Penguji dapat
lebih mudah mendeteksi cedera genital eksternal wanita berkulit cerah
dibandingkan dengan kulit gelap. Cedera yang terdeteksi dapat diperlakukan secara
medis dan berfungsi sebagai bukti untuk menguatkan seksual pernyataan
penyerangan korban dan / atau membantu jaksa membangun kasus. Wanita dengan
viskoelastisitas yang menurun dan peningkatan hidrasi mungkin lebih mudah
terluka. Temuan ini mendukung kebutuhan untuk mengembangkan forensik.
Ya Tidak TR
Judul Makalah
1. Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek V
2. Menggambarkan isi utama penelitian V
3. Cukup menarik V
4. Tanpa singkatan, selain yang baku V
Pengarang & Institusi
5. Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal V
Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur V
7. Mencakup komponen IMRAD V
8. Secara keseluruhan informatif V
9. Tanpa singkatan, selain yang baku V
10. Kurang dari 250 kata V
Pendahuluan
11. Ringkas, terdiri 2-3 paragraf V
12. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian V
13. Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian V
14. Didukung oleh pustaka yang relevan V
15. Kurang dari 1 halaman V
Metode
16. Disebutkan desain, tempat, dan waktu penelitian V
17. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau) V
18. Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi V
19. Disebutkan cara pemilihan subjek (teknik sampling) V
20. Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya V
21. Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai V
22. Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal V
23. Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga V
orang lain dapat mengulanginya
24. Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci V
25. Pengukuran dilakukan secara tersamar V
26. Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) V