Anda di halaman 1dari 6

INDONESIA PRA ISLAM

Indonesia merupakan Negara kepulauan di asia tenggara yang banyak di singgahi oleh
pedagang-pedagang asing sehingga dari sinilah kebudayaan-kebudayaan islam mulai
memasuki kepulauan Indonesia. Adapun sebelum masuknya islam di Indonesia peradaban
yang ada di Indonesia adalah hinduisme dan budhisme yang peninggalan-peninggalannya
masih bisa dibuktiikan sampai sekarang seperti bangunan candi, relief dan sebagainya.

Peradaban bangsa Indonesia dan malaka telah mengenal jaman sejarah, yakni zaman di
mana mereka telah mengenal tulisan.zaman ini adalah atas pengaruh agama hindu dan budha
yang mengenal huruf pallawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun 1400-1478, bahwa
masuknya hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang semula atas
pemilihan ” primus inter pares” berubah menjadi sistem dinasti berdasarkan hukum kasta.

Critera epos Ramayana dari pujangga walmiki, merupakan sumber lakon pertunjukan
wayang Indonesia bersama ceritera Ramayana. Seni pagelaran wayang ini merupakan hasil
budaya hindu yang banyak digemari.

Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh hindu dan budha yang lebih
menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan petunjuk
khusus sebagai peninggalan pengaruh hinduisme dan budhisme, sekalipun sebenarnya pola
bangunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan prasejarah. Bahkan pada
bangunan ini banyak pula gambar-gambar relief pada dinding candi yang melukiskan flora
dan fauna Indonesia asli, bukan dari hindia. 1

A. Kondisi Geografis di Indonesia Pra-Islam

Kepulauan Indonesia yang terletak antara benua Asia dan Australia sering diumpamakan
sebagai sebuah jembatan antara kedua benua tersebut. Hasil penelitian prasejarah
menunjukkan bahwa di masa lampau berbagai suku bangsa telah memasuki kepulauan ini
dari daratan Asia Tenggara. Mereka menyeberangi lautan yang memisahkan kepulauan
Indonesia di daratan Asia.

Kepulauan Indonesia terletak antara 5 45’ Lintang Utara dan 11 Lintang Selatan, serta 95
0101’ Bujur Timur dan 141 02’ Bujur Barat. Oleh karena itu ia termasuk daerah khatulistiwa
dan daerah hembusan angin musim Indo-Australia. Ciri-ciri iklimnya ialah berhawa tropis
dan curah hujan yang tinggi.

Indonesia mempunyai iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh pegunungan dan laut.
Temperatur berkisar 20 C/30 C. Curah hujan lebih dari 102 cm setahun. Beberapa daerah
seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Tengah, dan Malukulebih banyak turun hujan
dengan curah 200-250 cm setahun. Kepulauan Indoensia dipengaruhi oleh dua musim: musim
kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berlangsung antara bulan Mei sampai
dengan September, dan musim penghujan Oktober sampai denngan April. 2

Keadaan geografis dan wilayah yang dimiliki bangsa ini, telah membentuk keragaman
dan perbedaan struktur masyarakatnya. Secara sederhana, keragaman ini ditunjukkan
setidaknya oleh tiga jenis kelompok masyarakat yang berkembang di seluruh wilayah
nusantara. Kelompok I, adalah masyarakat yang hidup di daerah-daerah pedalaman dan
kawasan-kawasan yang terpencil. Masyarakat ini biasanya memiliki kepercayaan animisme
dan komitmen kesukuannya sangat kuat. Kelompok II, adalah masyarakat yang hidup di
sepanjanggaris pesisir, dimana jalur-jalur pedagangan laut telah memudahkan mereka untuk
dapat mengenal dan bertukar kebudayaaan dengan dunia luar. Sedangkan kelompok III,
adalah masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur budaya keraton. Pada umumnya, kelompok
masyarakat ini hidup dalam sebuah kota di sekitar kawasan istana yang mudah dijangkau.
Sehingga memungkinkan mereka disebut sebagai kelompok elit yang memiliki kebudayaan
tinggi.

Dari tiga jenis masyarakat itu, islam datang pertama kali ke bumi Nusantara melalui
masyaraakat kedua, yakni masyarakat yang hidup di sekitar daerah pesisir. Sebab, pola
perdagangan yang terdapat di jalur-jalur pantai itu, telah berkembang menjadi pola hubungan
timbal balik dan pertukaran budaya antara masyarakat pesisir dengan para pedagang asing.
Oleh karena itu, adalah sbuah kenyataan sejarah yang tidak dipungkiri bahwa pola hubungan
perdagangan di sekitar daerah-daerah pantai itu, telah mengenalkan islam sebagai agama
kultural yang disebarkan dengan jalan damai, tanpa ada tendensi kekuasaan ataupun politik
tertentu.

Agaknya, pola penyebaran ini yang menyebabkan Islam dengan mudah dapat diterima
oleh masyarakat Indonesia. Sebab dengan proses penyebaran yang kultural ini, Islam mampu
berkembang dengan pesat dan bahkan, bagi masyarakat pesisir, Islam adalah bagian dari
kehdupan mereka yang tidak terpisahkan. Inilah sebabnya mengapa masyarakat pesisir
dikenal sebagai masyarakat yang berkomitmen kuat terhadap agama Islam. Namun demikian,
sepertinya perkembangan wajah islam di negeri ini sama sekali berbeda dengan
perkembangan Islam di wilayah-wilayah lain. Perbedaan ini menyangkut karakteristik dan
ciri khas wajah Islam Indonesia yang tidak dijumpai pada wajah Islam manapun, termasuk
Timur Tengah.3

Kepulauan Indonesia juga terletak dalam jalur perdagangan antara dua pusat
perdagangan jaman kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan
internasional ini bsar pengaruhnya pada perkembangan sejarah bangsa.karena itu sejak jaman
prasejarah, penduduk Indonesia adalah pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan
lepas. Lautan di sekitar dan diantara pulau-pulau Indonesia tidak pernah menjdai penghalang,
bahkan menjadi faktor nomor satu. Pada awal sejarah kuno Indonesia, kita melihat
tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dibeberapa tempat di pesisir Sumatera, Jawa, Sulawesi,
Kalimantan, Maluku, dan sebagainya. Pada pusat-pusat perdagangan inilah agama Islam
memulai aktivitasnya di Indonesia.4
B. Situasi Pemerintahan di Indonesia Pra-Islam
Kedatangan Islam diberbagai daerah di Indonesia tidaklah bersamaan. Dan demikian
pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah didatanginya mempunyai situasi pemerintahan dan
sosial budaya yang berlainan. Pada waktu kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasannya
sekitar abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim
dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggaradan Asia Timur. Berdasarkan berita
Cina Zaman Tang, pada abad-abad tersebut diduga masyarakat Muslim telah ada, baik di
kanfu (kanton) maupun di daerah Sumatera sendiri. Perkembangan pelayaran dan
perdagangan yang bersifat internasinonal antara neger-negeri di Asia bagian barat dan timur
mungkin disebabkan oleh kegiatan kerajaan Islam dibawah bani Umaiyyah dibagian barat
maupun kerajaan Cina jaman Dinasti tang di Asia Timur serta kerajaan Sriwijaya di Asia
Tenggara.

Dari abad ke-7 sampai abad ke-12 kerajaan Sriwijaya masih menunjukkan kemajuannya
dibidang ekonomi dan politik sejak akhir abad ke -12 mulai menunjukkan tanda-tanda
kemunduran dibidang perdagangan.5 Kemunduran olitik dan ekonomi Sriwijaya
dipercepatoleh usaha-usaha kerajaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa. Kerajaan jawa
ini melakukan ekspedisi pamalayu tahun 1275 M dan berhasil mengalahkan kerajaan melayu
di Sumatera. Keadaan itu mendorong daerah-daerah di selat Malaka yang dikuasai kerajaan
Sriwijaya melepaskan diri dari kekuasan kerajaan tersebut.

Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan pula oleh pedagang-pedagang Mulim untuk


mendapatkan keuntungan-keuntungan politik dan perdagangan. Mereka mendukung daerah-
daerah yang mennyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Samudera Pasaidi
pesisir timur laut Aceh. Daerah ini sudah di singgahi pedagang-pedagang muslim sejak abad
ke-7 dan ke-8 M. Proses Islamisasi tentu berjalan disana sejak abad tersebut. Kerajaan
Samudera Pasai segera berkembang baik dalam bidang politik maupun perdagangan.

Karena kekecewaan-kekecewaan dalam negeri sendiri akibat perebutan kekuasaan di


istana, kerajaan Singasari, juga pelanjutnya, Majapahit, tidak mampu mengontrol daerah
melayu dengan selat Malaka dengan baik, sehingga kerajaan Samudera Pasai dan Malaka
dapat berkembang mencapai puncak kekuasaaanya hingga abad ke-16 M.

Dikerajaan Majapahit, ketika Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada masih berkuasa,
situasi politik pusat kerajaan memang tenang, sehingga banyak daerah di kepulauan
Nusantara mengakui berada perlindungannya. Tetapi sejak Gajah Mada meninggal dunia
(1364 M) dan disusul Hayam Wuruk (1389), situasi Majapahit kembali mengalami
keguncangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawhardana dan Bhere Wirabumi
meninggal, perebutan kekuasaan dikalangan istana kembali muncul dan berlarut-larut. Pada
tahun 1468 M Majapahit diserang Girindrawardhana dari Kediri. Sejak itu,kebesaran
Majapahit dapat dikatakan sudah habis.6

Kedatangan dan penyebaran Islam di pulau Jawa mempunyai apek-aspek ekonomi,


politik dan sosial budaya. Situasi dan kondisi politik di Majapahit yang lemah karena
perpecahan dan perang dikalangan keluarga raja-raja dan perbutan kekuasaan, maka
kedatangan dan penyebaran Islam makin dipercepat. Bupati-bupati pesisir merasa bebas dari
pengaruh kekuasaan raja-raja majapahit. Mereka makin lama makin yakin akan
kekuasaannya sendiri dibidang ekonomi dan daerah-daerahnya. Daerah pesisir merasa
semakin lamamakin merdeka, justru oleh karena kelemahan-kelemahan pendukung-
pendukung kerajaan yang sedang mengalami keruntuhan. Perjuangan antara kota-kota
perdagangan di pesisir dengan dareah-daerah agraris di pedalaman sedang dimulai
perkembangan ekonomi dan politik mempunyai tujuan sendiri, dan melalui bupati-bupati
pesisir yang memeluk agama Islam maka agama menjadi kekuatan baru dalam proses
perkembangan masyarakat.7

C. Agama dan Kebudayaan di Indonesia Pra-Islam


Bila ditinjau dari sudut arkeologi setelah zaman prasejarah berakhir di Indonesia lahirlah
kebudayaan baru. Kebudayaan tersebut ditandai dengan datangnya orang-orang India sebagai
pembawa kebudayaan Hindu, yaitu pengaruh alam pikiran dan tingkah laku orang-
orang India yang datang ke Indonesia. Pengaruh ini menyebabkan perubahan cara hidup
manusia Indonesia baik dalam tata cara hidup kemasyarakatan, perekonomian dan
keagamaan.

Sudah sejak zaman prasejarah telah terdapat hubungan maritime


antara India dan Indonesia. Diantara kedua bangsa tersebut terdapat kesamaan kebudayaan
sehingga kedatangan mereka tidak dirasakan sebagai bangsa yang akan menguasai Indonesia.
Kedatangan orang-orang India ini tidak dapat ditetapkan secara pasti, akan tetapi dapat
diperkirakan pada permulaan abad pertama sesudah masehi mereka telah mengunjungi
kepulauan Indonesia. Pada abad ke IV sampai abad ke XV sesudah masehi pengaruhnya
terhadap penduduk telah menemukan corak kehidupan tersendiri, lebih-lebih dalam lapangan
keagamaan dan kebudayaan. Pada masa tersebut diatas, Indonesia terdiri dari kerajaan-
kerajaan besar kecil berdiri sendiri atau dalam kesatuan kerajaan.

Bangunan candi-candi yang terdapat di Indonesia merupakan bukti adanya pengaruh


Hindu. Fungsi candi-candi Indonesia-Hindu adalah sebagai tempat penguburan abu jenazah
raja-raja. Raja-raja yang meninggal dibuatkan patung dan perwujudannya melambangkan
dewa-dewa yang mereka puja semasa hidupnya.
Masyarakat Indonesia-Hindu menganggap rajanya sebagai dewa yang memerintah di
dunia. Gelar-gelar kedewaan diberikan kepada raja-raja terutama setelah mereka meninggal
dunia. Kepercayaan demikian menunjukkan adanya hubungan dengan tradisi kepercayaan
pada masa pra Hindu, ketika mereka memuja ruh-ruh nenek moyang yang biasanya
diwujudkan dalam patung-patung dan menhir-menhir di atas punden-punden berundak.8
Sejak abad-abad pertama hingga akhir abad ke-15 indonesia terdapat beberapa kerajaan
yang menerima pengaruh Hindu-Buddha, namun pengaruh tersebut hanyalah merupakan
lapisan tipis dan penghalus semata-mata. Karena itulah dari sudut kebudayaan, istilah
indonesia Hindu mungkin lebih tepat untuk menyebut masyarakat kerajaan-kerajaan yang
mendapat pengaruh Hindu Buddha yang muncul dan berkembang di beberapa bagian
Indonesia sejak abad-abad pertama sampai lebih kurang akhir abad ke-15 itu.

Anda mungkin juga menyukai