Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI INSULIN

Oleh :
Aliyah Adek R. (105070200111024)
Afrida Diyan F. (105070200111041)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2012
Satuan Acara Penyuluhan Terapi Insulin

Pokok Bahasan : Terapi Insulin


Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruang rawat inap cendrawasih
Hari/tanggal : 8 Juli 2019
Alokasi waktu : 30 menit
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi

A. Tujuan lnstruksional
a. Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping mengerti dan
memahami tentang pengertian diabetes, penyebab diabetes, tanda dan gejala betes,
pengertian insulin, baik terkait alat, area, cara penyuntikan, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.
b. Khusus :
1. Keluarga pasien memahami tentang pengertian diabetes
2. Keluarga pasien memahami tentang penyebab diabetes
3. Keluarga pasien memahami tanda dan gejala diabetes
4. Keluarga pasien memahami tentang pengertian insulin
5. Keluarga pasien mengerti tentang area penyuntikkan insulin
6. Keluarga pasien mengerti tentang cara penyuntikkan insulin
7. Keluarga pasien mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian diabetes
2. Penyebab diabetes
3. Tanda dan gejala diabetes
4. Pengertian insulin
5. Area penyuntikan insulin
6. Cara penyuntikan insulin
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media &


kegiatan alat
Pembukaa (5 menit) 1.Salam pembukaan 1. Menjawab salam Ceramah
n 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri keterangan
3. Menjelaskan Penyaji
maksud dan tujuan
4. Membagikan
leaflet

Penyajian ( 20 menit) 1.Menyampaikan Memperhatikan dan Ceramah Leaflet


materi mendengarkan Diskusi
keterangan penyaji

Simulasi (20menit) 1.Mempraktikkan Praktik dan simulasi Praktik Pen Insulin,


cara penyuntikkan pemberian insulin Alkohol
insulin mandiri Swab,
2.Mempraktikkan Tempat
cara penyimpanan sampah
insulin medis
Penutup (15menit) 1.Melakukan Tanya Mendengarkan Ceramah, Leaflet
jawab dan bertanya diskusi,
2.Menutup serta menjawab Tanya
pertemuan pertanyaan Jawab
3.Menyampaikan
kesimpulan

D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses :
a. Perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik
b. Perserta terlibat aktif dalam pembelajaran
c. Perserta aktif dalam diskusi tanya jawab
2. Evaluasi hasil :
a. Keluarga pasien memahami tentang pengertian diabetes
b. Keluarga pasien memahami tentang penyebab diabetes
c. Keluarga pasien memahami tanda dan gejala diabetes
d. Keluarga pasien memahami tentang pengertian insulin
e. Keluarga pasien mengerti tentang area penyuntikkan insulin
f. Keluarga pasien mengerti tentang cara penyuntikkan insulin
g. Keluarga pasien mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan

Terapi Insulin

I. Pengertian Diabetes Melitus


DM lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, di mana kadar glukosa
(gula sederhana) di dalam darah menjadi tinggi karena tubuh tidak dapat
memproduksi atau mengeluarkan insulin secara cukup. Dan dari beberapa tes
secara langsung, pada umumnya air seni pengidap diabetes rasanya manis karena
mengandung banyak gula.
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh.
Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya,
termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas
menghasilkan insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh.
Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar
untuk menghasilkan energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat
menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan.
Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan
gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi
energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat
memanfaatkan insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan
pankreas, sebuah organ di samping lambung.

II. Penyebab Diabetes Melitus


a. Faktor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang
mengalaminya.
b. Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan
cepat saji atau fast food yang menyajikan makanan berlemak dan tidak
sehat.
c. Kadar kolesterol yang tinggi.
d. Jarang berolahraga.
e. Obesitas atau kelebihan berat badan.

III. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


a. Sering buang air kecil dalam jumlah banyak
b. Sering merasa haus yang hebat
c. Sering merasa cepat lelah dan lemas
d. Sering kesemutan
e. Kulit terasa tebal
f. Badan terasa panas
g. Badan sering nyeri seperti tertusuk jarum
h. Mudah mengantuk dan lelah
i. Sering kram
j. Penglihatan menjadi rabun
k. Gairah seksual menurun drastis
l. Penurunan berat badan yang mencolok

IV. Pengertian insulin


Insulin adalah hormon alami yang diproduksi oleh tubuh yang berfungsi
melakukan penyerapan karbohidrat dan gula darah dalam tubuh. Insulin berperan
dalam penggunaan gula darah oleh tubuh untuk pembentukan energi, apabila tidak
ada insulin maka fungsi tubuh tidak dapat digunakan.

V. Area menyuntik insulin


Tempat penyuntikan insulin bisa dilengan, perut, atau paha. Bila dengan bantuan
orang lain, dilakukan dilengan. Bila menyuntik sendiri, lakukan diperut atau paha.
Jarak suntikan satu dengan yang lainnya sekitar 2 cm. Jangan terlalu dekat.
Lakukan rotasi agar tidak terus menyuntik di tempat yang sama untuk
menghindari terjadinya lipodistrofi (atrofi jaringan) dan hipertrofi (penebakan)
kulit. Untuk suntikan di perut, jauhi pusar dengan jarak 5 cm. Hindari penyuntikan
pada kulit yang luka atau infeksi. Jaga kebersihan, usap atau bersihkan dengan
alkohol sebelum dan sesudah penyuntikan.
Berikut gambar lokasi penyuntikan insulin :
( Tandra, Hans. 2007)

VI. Cara menyuntik insulin


Penyuntikan Insulin dilakukan berdasarkan aturan umum sbb:
1. Setiap lokasi penyuntikan mempunyai kecepatan penyerapan obat yang
berbeda sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatur waktu penyuntikan
dan prediksi efek optimal dikaitkan dengan asupan makan.
2. Insulin kerja lambat dan sedang sebaiknya disuntikkan pada lokasi pantat.
3. Hindari penyuntikan tembus pakaian.
4. Harus melakukan rotasi lokasi penyuntikan tiap hari dengan jarak kurang
lebih 1 jari (2,5cm) dari lokasi terakhir.
5. Memilih teknik cubit / tidak, tegak lurus / miring, disesuaikan dengan
lokasi dan panjang jarum (5mm ; 8mm ; standar 12,7mm). Teknik cubit
pada perut & pantat boleh tegak lurus dan pada lengan atas serta paha
sebaiknya cubit & miring.
6. Paling aman adalah dengan teknik cubit.
7. Masase dan peningkatan aktivitas pada tempat penyuntikan akan
mempercepat penyerapan obat dan menyebabkan hipoglikemia.
8. Insulin sebelum disuntikkan harus sudah campur homogen dengan cara
menggeraakkannya secara bergelombang, usahakan jangan dikocok.
Periksa ulang, jangan sampai ada gelembung udara dalam spuit.
9. Kelola dengan baik pembuangan bekas spuit dan jarum agar tak
membahayakan orang lain.
10. Hindari pemakaian jarum suntik berulang kali, paling ideal 1 jarum untuk
1-2 kali penyuntikan.
11. Simpan insulin persediaan / yang terpakai pada lemari pendingin dan
jangan sampai kadaluarsa. Insulin yang sudah dipakai, simpan pada suhu
kamar maksimal selama 1 bulan dan tidak terkena sinar matahari langsung.
12. Sebelum disuntikkan, keluarkan insulin dari lemari pendingin minimal
1jam sebelumnya, karena penyuntikkan saat insulin masih dingin akan
menimbulkan rasa nyeri.
13. Pegang spuit pada saat menyuntik seperti memegang alat tulis.
(Sutejo, A. Y. 2010)

Prosedur Penyuntikan Insulin Mandiri dengan menggunakan spuit :


1. Cuci tangan dengan baik
2. Bersihkan tempat penyuntikan (dengan sabun & air atau isoprofil alkohol
70%)
3. Usap bagian atas vial insulin dengan isoprofil alkohol 70%
4. Giling-gulingkan vial insulin dalam telapak tangan untuk mencampur
insulin dengan baik (untuk semua jenis insulin kecuali insulin kerja
singkat)
5. Suntikkan sejumlah udara yang sama dengan jumlah dosis insulin yang
akan digunakan ke dalam vial. Aspirasi insulin kerja singkat terlebih
dahulu kemudian kerja sedang / kerja lama (bila diberikan insulin
campuran)
6. Amati spuit terhadap adanya gelembung udara
7. Cubit dan tahan lipatan kulit dan suntikan pada sudut 90 derajat (bila anda
kurus dan berkulit kendur suntikan insulin pada sudut 45derajat untuk
menghindari suntikan intramuskular, yang dapat menyerap insulin lebih
cepat)
8. Dalam penyuntikkan insulin tidak diperlukan rutinitas aspirasi, suntikkan
insulin
9. Jika suntikan terasa sakit atau merembes darah / serum dari tempat
suntukan, berikan tekanan selama 5-10menit
(Rumahorbo, Hotma. 1999)
Prosedur penyuntikan insulin dengan menggunakan pena insulin ( insulin pen ) :
1. Lepaskan penutup pena atau topi
Jika menggunakan intermediate-acting insulin dengan lembut putar pena
diantara telapak tangan 15 detik untuk campuran
2. Lepaskan kertas dan pasang jarum
a. Tarik penutup kertas dari pena jarum
b. Pasang jarum ke ujung pena insulin
c. Lepaskan penutup jarum luar
d. Lepaskan penutup jarum dalam
3. Pastikan pena siap
a. Putar tombol pemilih dosis di ujung pena untuk 1 atau 2 unit ( dosis
monoton perubahan tanda dengan berubahnya tombol )
b. Pegang pena dengan jarum menunjuk ke atas. Tekan tombol dosis
sampai benar-benar sampai menetes. Ulangi jika perlu, sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Dial akan kembali ke nol setelah
menyelesaikan langkah dasar
4. Mengatur dosis
Putar dosis tombol untuk mengatur dosis insulin ( anda dapat memutar
mundur juga ). Pena akan memugkinkan untuk menerima hanya jumlah
yang telah ditetapkan. Periksa jendela dosis untuk memastikan dosis yang
akan disuntikkan sudah tepat.
5. Pilih tempat injeksi
Pilih tempat injeksi. Perut adalah tempat yang disukai untuk banyak jenis
insulin-antara bagian bawah rusuk dan kemaluan baris, menghindar sekitar
3-4 inci pusar. Bagian atas paha dan belakang lengan atas ( jika anda
pleksibel ) dapat juga digunakan
6. Menyuntikkan insulin
a. Posisikan ibu jari di ujung atas tombol pena dengan tenang untuk
terus aman
b. Dengan lembut mencubit kulit dengan tangan bebas
c. Cepat masukkan jarum pada sudut 90 derajat. Melepaskan cubitan
d. Gunakan ibu jari untuk menekan tombol dosis sampai berhanti
( jendela dosis akan kembali pada nol ). Biarkan jarum di tempat
selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari bocor
keluar dari tempat injeksi
e. Tarik jarum langsung keluar dari kulit. Kadang-kadang akan keluar
sedikit darah atau terjadi memar adalah normal. Lap dengan tisu atau
bola kapas beralkohol, tapi jangan ditekan
7. Tutup kembali insulin pen
Tutup kembai insulin. Buang jarum pergi dalam wadah keras ( pil kosong
atau deterjen wadah kendi aman contoh: letakkan penutup jarum luar
kembali pada pena

VII. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam terapi insulin, diantaranya adalah :
1. Efek Samping Insulin
Jika insulin diberikan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk
metabolisme glukosa akan menimbulkan reaksi hipoglikemia atau syok
insulin, reaksi hipoglikemik ini lebih mudah terjadi pada saat waktu
puncak kerja obat. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan gula peroral
atau intravena untuk meningkatkan pemakaian insulin. Keadaan
sebaliknya dimana jumlah insulin tidak cukup, gula tidak dapat
dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme lemak
(glukoneogensis), dimana pada peristiwa glukoneogenesis selain
menghasilkan glukosa, juga akan menghasilkan benda keton. Pemakaian
asam lemak [ keton ] untuk energi menimbulkan penumpukan benda
keton didalam tubuh, dimana jika benda keton terlalu banyak didalam
tubuh akan memicu terjadinya keadaan ketoasidosis (keadaan
dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan
ketosis) . Berikut tanda dan gejala dari terjadinya reaksi hipoglikemia dan
ketoasidosis diabetikum :

REAKSI TANDA DAN GEJALA

Reaksi Hipoglikemik Sakit kepala, kepala terasa ringan

[ syok insulin ] Gelisah terasa takut, tremor, keringat berlebihan


dingin, kulit lembab, takikardi, bicara tersendat-
sendat, lupa, kekacauan mental, kejang, kadar
gula dara < 60 mg/dl.

Ketoasidosis diabetik Sangat haus, poliuria. Bau napas seperti buah,


pernapasan kusmaul [ dalam, cepat, melelahkan,
[ reaksi hiperglikemik ]
terasa menekan , sesak ], denyut nadi cepat dan
lemah, selaput lendir kering dan turgor kulit
buruk, kadar gula darah > 250 mg/dl.

2. Cara penyimpanan insulin


Cara penyimpanan insulin tidak boleh di simpan di dalam freezer. Jika
insulin belum di buka, cartridge sistem dan perangkat insulin pen harus di
simpan di dalam lemari es 360F-460F (20C-80C), buang setelah melewati
tanggal kadaluarsa. Jika menggunakan vial dan telah dibuka (sedang
digunakan), vial harus dibuang setelah 28 hari setelah dibuka. Jika
pendinginan tidak mungkin, botol terbuka dapat disimpan di-unrefrigerator
sampai 28 hari yang harus terhindar dari panas dan cahaya secara
langsung, asalkan suhu tidak lebih dari 860F (300C). Jika menggunakan
cartridge yang dibuka (sedang digunakan), tidak harus didinginkan tetapi
harus disimpan pada suhu kamar (di bawah 860F) jauh dari panas dan
cahaya langsung. Sistem cartridge harus di buang setelah 28 hari.
3. Cara pemakaian botol dan alat injeksi.
Jika masih menggunakan spuit injeksi dan vial yang menggunakan NPH
atau lente bersama-sama insulin reguler, teknik pengambilan harus
memasukkan terlebih dahulu insulin reguler sebelum mengambil insulin
NPH atau lente untuk menghindari kerusakan jangka panjang pada insulin
reguler
4. Ciri insulin yang tidak layak pakai atau rusak
Pemakaian insulin harus diperhatikan kelayakannya, hal ini penting untuk
menghindari terjadinya keadaan yang tidak diinginkan (dapat terjadi
toksik), yaitu :
a. Insulin masih dalam masa penggunaan (belum masuk atau mendekati
waktu kadaluarsa)
b. Perhatikan penampilan insulin, jika ia adalah insulin reguler maka
kenampakannya adalah jernih. Jika ia merupakan insulin intermediet
maka kenampakannya adalah keruh. Kerusakan insulin sebelum masa
kadaluarsa banyak terjadi akibat kesalahan dalam pencampuran antara
insulin reguler dan insulin intermediet. Warna keruh pada insulin
reguler merupakan tanda bahwa insulin tersebut telah rusak
c. Insulin yang masih layak pakai tidak mengandung endapan. Pada
insulin intermediet, pengecekan dilakukan dengan cara menggulung
dengan lembut insulin di telapak tangan untuk mencampur subtansi
didalamnya, jika tidak ada endapan maka insulin tersebut masih layak
pakai. Jika mengandung endapah harus dibuang.
Daftar Pustaka

Donna.I. 1996. Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Mosby Year Book.

Greenspan dan Baxter.2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.


Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009. A Guide To The Pattern Approach:
Management of Diabetes Mellitus For Nurses and Health Care Professionals Sixth
Edition. New York: Springer

Kee and Hayes.1996. Farmakologi, Pendekatam Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta : EGC

Sutejo, A. Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius

Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes: Panduan
Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan Mudah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai