Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Aliran Pendididikan dan
Pusat- Pusatnya Serta Pemikiran Pendidikan ” ini sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah pengantar pendidikan . Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan aliran pendidikan , bagi pembaca maupun penyusun.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari
kata sempurna . Oleh karena itu , kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan guna menjadi acuan bagi kami agar bisa menjadi lebih baik di masa
mendatang.
Penyusun
~i~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I ..........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN .........................................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................iii
BAB II ......................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 1
2.1. Pengertian Aliran Pendidikan......................................................................................... 1
2.2. Macam – macam pemikiran dalam pendidikan ............................................................. 2
2.2.1. Pemikiran Klasik dalam Pendidikan ............................................................................ 2
2.2.2. Pemikiran Baru tentang Pendidikan ........................................................................... 7
2.3. Implikasi pemikiran klasik dan pemikiran baru dalam dunia pendidikan .................... 21
2.3.1. Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia .. 21
2.3.2. Pengaruh gerakan baru dalam pendidikan terhadap penyelengaraan pendidikan di
Indonesia ............................................................................................................................. 22
BAB III ...................................................................................................................................... 23
PENUTUP ................................................................................................................................. 23
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24
~ ii ~
BAB I
PENDAHULUAN
~ iii ~
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar sehingga dalam
penerapannya dibutuhkan sebuah landasan atas apa yang harus dilakukan dan
bagaimana cara melakukannya.
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan
itu disebut aliran-aliran pendidikan.Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran –
pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan
yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melhirkan lagi
~1~
pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Dalam dunia pendidikan
setidaknya ada 2 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik dan aliran baru
tentang pendidikan.
1. Aliran Empirisme
Empirisme berasal dari bahasa latin, asal katanya empiri, yang berarti
pengalaman. Aliran ini dipelopori oleh John Locke (1632-1704), filosof kebangsaan
Inggris, yang terkenal dengan teorinya “Tabularasa” artinya meja berlapis lilin yang
belum ada tulisan di atasnya. Dengan kata lain, sesorang dilahirkan seperti kertas
kosong yang belum ditulisi maka pendidikanlah yang akan menulisnya.
Perkembangan seseorang tergantung seratus persen pada pengaruh lingkungan atau
pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya. Oleh karena itu
pendidikan memegang peranan penting sebab pendidik dapat menyediakan
lingkungan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-
pengalaman.
~2~
Menurut John Locke (dalam Blishen, 1970) hal-hakl yang perlu diperhatikan
dalam pendidikan adalah:
1) Apa yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat
perkembangannya)
4) Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional, dalam hal ini kepada
anak harus diberikan alasan tentang hal-hal yang dituntut darinya
~3~
berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap
tidak menentukan.
2. Aliran Nativime
Nativisme berasal dari bahasa latin, asal katanya “natives” berarti terlahir,
aliran ini dipelopori oleh Sckophenhauer seorang filosof kebangsaan Jerman yang
hidup dalam tahun 1788-1880. Dia berpendapat “pendidikan ialah membiarkan
seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya”. Seseorang akan berkembang
berdasarkan apa yang dibawanya sejak lahir. Hasil akhir perkembangan dan
pendidikan manusia ditentukan oleh pembawaannya dari lahir. Pembawaan itu ada
yang baik dan ada yang buruk. Oleh karena itu manusia akan berkembang dengan
pembawaan baik maupun pembawaan buruk yang dibawanya dari lahir.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lingkungan tidak
akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan tidak berpengaruh
sama sekali terhadap perkembangan seseorang. Penddidikan yang diberikan tidak
sesuai dengan pembawaan seseorang, tidak akan ada gunanya untuk
perkembangannya. Dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan anak mirip orang
tuanya secara fisik dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya.
Sebaagi contoh orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pelukis. Ia berusaha
mempersiapkan alat-alat untuk melukis dan mendatangkan guru yang mengajar
melukis, tetapi gagal karena dalam diri anak tidak ada bakat melukis. Oleh karena itu
aliran ini merupakan aliran pesimis dalam pendidikan.
~4~
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak
berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini
menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi
jahat, sebaliknya kalau anak itu pembawaannya baik maka dia akan menjadi baik.
Pembawaan baik dan buruk ini tidak diubah oleh kekuatan dari luar.
3. Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari bahasa latin dari kata “nature” artinya alam, tabiat,
dan pembawaan. Aliran ini dipelopori oleh J. J. Rousseau (1712-1778), filofof
kebangsaan Perancis. Aliran ini dinamakan juga nativisme ialah aliran yang
meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan
pembawaan yang baik. Ciri utama aliran ini ialah dalam mendidik seseorang
kembalilah kepada alam agar pembawaan seseorang ynag baik itu tidak dirusak ol;eh
pendidik. Dengan kata lain pembawaan yang baik itu supaya berkembang secara
spontan. Kalau akan diberikan juga pendidikan hendaklah dikembangkan aturan-
aturan masyarakat yang demokratis, sehingga kecenderungan alamiah anggota
masyarakat dapat terwujud, untuk menjaga agar pembawaan seseorang yang baiik itu
tidak dirugikan. Jangalah anak itu dianggap sebagai manusia yang kecil, akan tetapi
dia mempunyai tahap-tahap perkembangan yang perlu pula dikembangkan secara
alamiah. Sebagai contoh, pada masa anak-anak pada masa perkembangan panca
indera dilakukan melalui kegiatan anak itu sendiri. Untuk membimbing tingkah laku
anak, buku tidak diperlukan, yang penting adalah pengembangan alam/lingkungan
dan berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Pada masa remaja agama dan moral
hendaklah diajarkan kepada mereka semata-mata dalam kaitannya dengan alasan
alamiah, kemampuan berfikir harus dikembangkan dan fantasi tidak dibiarkan bekerja
leluasa. Pengajaran yang tujuannya ingin menanamkan suatu aturan atau otoritas
tertentu lebih baik ditunda pelaksanaannya.
a. La Nouvelle Heloise
~5~
b. Le Constract Sosial
d. Confession
Jadi Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan itu baik,
dan akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan, dia juga berpendapat
bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan
yang baik anak itu.
4. Aliran konvergensi
~6~
para pendidik dapat menciptakan suatu lingkungan yang tepat dan cukup kaya atau
beraneka ragam agar pembawaan dapat berkembang semaksimal mungkin. Sebagai
contoh: pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara seakan-akan dua garis
yang menunjuk ke suatu titik pertemuan.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan
untuk mengembangkan itu.
~7~
memberi konstribusi secara bervariasi terhadap penyelenggaraan kegiatan belajr
mengajar di sekolah sekarang ini.
~8~
d. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi
intelektual yang kokoh dan tidak verbalitas. Yang dimaksud dengan apersepsi
intelektual ialah segala sesuatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus
dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak.
Harus terjadi proses asimilasi antara pengertahuan dengan yang baru
~9~
belajar atau bahkan menangkap berbagai permasalahan dari berbagai objek
pengamatan itu.
c. Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif. Hal ini sesuai
dengan kodrat alam anak-anak, yaitu untuk selalu aktif dalam rangka
mengembangkan dirinya.
Salah seorang tokoh alam sekitar ialah J.Lingthar seorang ahli pendidikan
bangsa belanda. Pengajaran alam sekitar ini dinamakan “ pengajaran barang
sesungguhnya”. Ia menekankan bahwa dalam pelaksanaan pengajaran yang amat
penting ialah suasananya, yaitu ketulus ikhlasan, kasih sayang, persaudaraan, dan
~ 10 ~
kepercayaan. Pengajaran alam sekitar selanjutnya menjadi benih bagi berkembangnya
pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek.
a. Metode global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan
tes, dapatlah ia menetapkan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara
global (keseluruhan). Jadi ini berdasarkan atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam
mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan kalimat lebih mudah daripada
mengajarkan kata-kata lepas. Sedangkan kata lebih mudah diajarkan daripada huruf-
huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat video visual sebab arti suatu kata yang
diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan tanda (tulisan), atau gambar yang dapat
dilihat.
~ 11 ~
apabila tidak, misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak
akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat spontan terhadap diri sendiri dan
terhadap diri sendiri itu dapat dibedakan menjadi:
~ 12 ~
d. Anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan dididik untuk
menjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab
e. Harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah.
Demikian juga hendaknya dengan keseluruhan warga dan lembaga yang ada di
masyarakat.
3. Sekolah Kerja
~ 13 ~
c. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu
memprtinggi dan menyempurnakan kesusiaaan dan keselamatan negara.
~ 14 ~
b. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak, bukan guru,
metode maupun bahan pembelajaran
c. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri
dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang baik
4. Pengajaran Proyek
Dasar filosofis dan paedagogis dari pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey (1859-1952), namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya yaitu W. H.
Kalipratik. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (terhadap
pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek yang ditentukan oleh anak,
mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia menemui kesukaran. Anak dengan
sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang didinginkannya. Proyek
itulah yang menyebabkan mata pelajaran-mata pelajaran itu tidak terpisah-pisah
antara yang satu dengan yang lain. Pengajaran berkisar di sekitar pusat-pusat minat
sewajarnya. Menurut Dewey yang menjadi kompleks pokok ialah, pertukangan kayu,
~ 15 ~
memasak, dan menenun. Mata pelajaran seperti menulis, membaca dan berhitung
serta bahasa, tidak ada sebab semua itu berjalan dengan sendirinya pada waktu anak-
anak melaksankan proyek itu. Anak tidak boleh dipisahkan dari pelajaran bahasa ibu
sebab bahasa ibu merupakan alat pernyataan pengalaman dan perasaan anak-anak.
Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara berkelompok untuk
menghidupkan rasa gotong royong. Juga dalam bekerja sama itu akan lahir sifat-sifat
baik pada diri anak seperti saingan secara sportif, bebas menyatakan pendapat, dan
disiplin sewajarnya. Sifat-sifat manusia tersebut sangat diperlukan dalam masyarakat
luas yang kapitalistik dan demokratis.
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar
di indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit dan
sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara kompeherensif.
Dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah secara
multidisiplin. Pendekatan multidisiplin tersebut semakin lama makin penting,
utamanya dalam masyarakat yang maju.
a. Persiapan. Langkah ini ialah penetapan masalah yang akan dibahas. Dalam
hal ini guru merangsang anak-anak agar mereka dapat memikirkan, mengusulkan dan
mendiskusikan apa yang perlu mereka pelajari. Setelah masalah itu ditetapkan
persiapan lebih lanjut dilakukan, seperti menetapkan jenis kegiatan yang akan
dilakukan, siapa yang akan melakukan kegiatan itu, peralatan yang akan diperlukan,
jadwal kegiatan. Persiapan ini perlu dibentuk rencana nyata, lengkap dan jelas
sangkut pautnya kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Dalam menyusun persiapan
ini perlu dipraktikan metode ilmiah yang berupa penyusunan hipotesis dan pengajuan
alternatif.
~ 16 ~
perjalanan sekolah, karya wisata, peninjauan atau pengamatan suatu objek, membaca
buku, majalah, dan membuat catatan tentang apa yang diamati atau dibaca itu.
Berdasarkan hasila kegiatan seperti diskusi, membuat karangan, menyusun model,
menjawab pertanyaan, menyusun diagram, membuat laporan dan sebagainya.
Kegiatan belajar ini pada dasarnya merupakan usaha mencari jawaban atas
pertanyaan atau hipotesis yang telah dikemukakan terlebih dahulu.
5. Home Schooling
Home schooling berasal dari bahasa Inggris yaitu, home dan schooling, home
berarti rumah, schooling berarti bersekolah. Jadi home schooling berarti bersekolah di
rumah, maksudnya yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah dilakukan di
rumah.
Home schooling juga sama dengan home education yaitu pendidikan yang
dilakukan secara mandiri oleh keluarga, dimana materi-materinya dipilih dan
disesuaikan dengan kebutuhan anak.
~ 17 ~
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal. Hal ini disebabkan beberapa
hal, diantaranya mereka telah menyadari, kalau sistem pendidikan kita telah
ditempatkan sebagai usaha komersil oleh kaum kapitalis sehingga terkesan mahal.
~ 18 ~
dan obat-obatan terlarang menjadi momok yang terus menghantui para orang tua
sedangkan mereka tak dapat mengawasi putra putrinya setiap waktu
6. Sekolah Alam
Dengan konsep alam, maka pihak yang menyediakan sekolah tersebut tidak
secara permanen menyediakan ruang atau bangunan khusus seperti sekolah pada
umunya. Dengan begitu, siswa daapt merasakan kesegaran dan keindahan alam meski
dalam proses pembelajaran. Pembelajarannya pun membebaskan siswanya untuk
~ 19 ~
mengeksplorasikan apa yang ada di sekitar mereka tanpa aturan yang mengekang
keingintahuannya. Dengan pemahaman sekaligus pengarahan yang baik, siswa akan
lebih peduli dan sadar akan lingkungannya.
Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik
dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam
lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi
dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya
“Boarding School yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi
oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu
sekolah berasrama” Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang
negatif seperti merokok, narkoba, tayangan film atau sinetron yang tidak mendidik
dan sebagainya. Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan
dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem
konvensional.
~ 20 ~
2.3. Implikasi pemikiran klasik dan pemikiran baru dalam dunia pendidikan
Meskipun dalam hal-hal tertentu sangan diutamakan bakat dan potensi lainnya
dari anak (umpama pada bidang kesenia, keterampilan tetentu dan sebagainya),
namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan
itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan pandangan
empirimsme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan
dengan pendekatan elektis fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan,
namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
Khusus dalam latar pesekolahan kini terdapat sejumlah pendapat yang lebih
menginginkan agar peserta didik lebih ditempatkan pada posisi yang seharusnya,
yakni sebagai manusia yang dapat dididik tetapi juga dapat mendidik dirinya sendiri.
Hubungan pendidik dan peserta didik seyogianya adalah hubungan yang setara antara
dua pribadi, meskipun yang satu lebih berkembang dari yang lain. Hubungan
kesetaraan dalam interaksi edukatif tersebut seyogianya diarahkan menjadi suatu
hubungan yang transaksional, suatu hubungan antar pribadi yang memberi peluang
baik peserta didik yang belajar, meskipun pendidikan yang ikut belajar (co-learner).
Dengan demikian, cita-cita pendidikan seumur hidup diwujudkan melalui belajar
seumur hidup. Hubungan tersebut sesuai dengan asa Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani, serta pendekatan Cara Belajar
Siswa Aktif adalam kegiatan belajar mengajar. Dalam UU-RI nomor 20 tahun 2003
~ 21 ~
tentang SISDIKNAS, peran peserta didik dalam mengembangkan bakat. Minat, dan
kemapuannya itu telah diakui dan dilindungi.
~ 22 ~
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang
terus berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran atau gerakan baru
dalam pendidikan. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh
dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita
tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab
pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada
saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. Aliran-aliran
pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat
aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2) aliran Nativisme, (3)
aliran naturalisme, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya aliran-aliran pendidikan
kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu. Inilah inti dari
masyarakat pedagogik. Inilah inti dari masyarakat pedagogik. Sudah tentu aliran-
aliran pedagogik di atas mempunyai keterbatasan.
Pemikiran baru tentang pendidikan juga terdiri dari beberapa macam, yaitu :
pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran
proyek, home schooling, sekolah alam, pendidikan berasrama.
~ 23 ~
DAFTAR PUSTAKA
Rilfitriadi.2016.Aliran-aliran pendidikan di
http://syahrilfitriadi87.blogspot.com/2016/06pemikiran-pendidikan-
ddip.html?m=1 (di akses 1 Oktober)
~ 24 ~