Anda di halaman 1dari 8

Bioteknologi adalah bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis

organisme hidup atau komponen subsellulernya pada berbagai industri seiring berjalannya waktu
bioteknologi mulai berkembang . Penguasaan teknik rekombinan DNA telah memungkinkan
berkembangnya teknik rekayasa materi genetik yangmemungkinkan dibentuknya tumbuhan ,hewan,
atau hasil olahan yang ansgenic.

102. Tomat Beraroma Buah Lemon Dan Bunga MawarPara peneliti israel berhasil melakukan rekayasa
genetika terhadap tomatsehingga memiliki aroma buah lemon dan bunga mawar. Tomat transgenik
itumengubah gen basil jeruk

Ocimum basilicum

, yang menghasilkan enzim pembuat aroma, geraniol synthase, tulis laporan efraim lewinsohn newe
yaarresearch centre.Suatu kelompok beranggotakan 82 orang mencicipi buah percobaan itu dan buah
yang tidak dimodifikasi. Hampir semuanya dapat mencium aroma baruseperti aroma "parfum", "mawar"
"geranium" dan "sirih." Tomat transgenikmempunyai warna merah muda karena hanya mempunyai
setengah antioksidan"lycopen", dibandingkan dengan tomat konvensional. Sebagai
pengimbangrendahnya kadar lycopen, tomat transgenik memiliki kadar "terpenoid rawan"yang tinggi,
yang berguna sebagai antimikrobial, pestisidal dan antifungal,sehingga tomat itu lebih tahan lama dan
hanya perlu sedikit pestisida untuk pertumbuhan.Saat ini tak ada tomat hasil rekayasa genetika yang
ditanam secara komersial diamerika serikat, menurut (www. Gmo-compass.org), situs web yang
didanaikomisi eropa. Tomat segar transgenik belum pernah dijual di eropa karena adakekhawatiran
mengenai lingkungan hidup dan dampak kesehatan dari makanantransgenik.3. Tomat Bt yang Tahan
HamaTeknologi rekombinan DNA dapat juga digunakan untuk merakit tanamantomat yang resisten
terhadap serangga hama yakni

12Gen penghasil toksin pada

Bacillus thuringiensis

di klon dan di tranfer ketanaman budidaya yang banyak diusahakan. Tanaman tomat dan
kentangtransgenik yang mengandung gen toksin
Bacillus thuringiensis

memperlihatkan resistensi terhadap serangan serangga hama.4. Tomat Tahan DinginTomat pada
dasarnya tidak tahan terhadap dingin, dan jika disimpan dalam pendingin akan menyebabkan lebam-
lebam dan perubahan rasa dan tekstur dan pada akhirnya akan cepat busuk. Dengan teknologi rekayasa
genetik gen tomatdisispi dengan gen yang diambil dari jenis ikan kutub yang tahan dingin,melalui klon
yang menggunakan virus dihasilkan tomat GMO baru yang tahanterhadap dingin, bisa disimpan dalam
pendingin dan tahan lama tanpa banyakmengalami perubahan yang merugikan.5. Tomat Tahan
Insektisida Dan HerbisidaDalam budidaya tomat terkadang petani tidak dapat terlepas dari
penggunaaninsektisida dan herbisida. Tomat yang tahan insektisida dan herbisida dapatmeningkatkan
produktivitasnya. Gen tahan insektisidan dan herbisida dapatdiambil dari DNA bakteri atau pun DNA
tumbuhan lain yang memangmemiliki sifat tersebut.Proses dalam teknologi rekayasa genetika pada
tomat transgenik ini padaumumnya serupa. Komponen atau perangkan utama yang dibutuhkan
dalamteknik DNA rekombinan ini diantaranya adalah enzim restriksi, DNA ligase, plasmid bakteri atau
virus dan gen target, yaitu gen yang ingin diisolasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengisolasi
gen dari organisme target yangmemiliki sifat yang kita inginkan. Organisme target ini dapat berupa
hewan,tumbuhan ataupun bakteri. Kemudian DNA plasmid dari suatu jenis bakteri jugadiisolasi. Langkah
berikutnya adalah menyelipkan gen yang diinginkan ke dalamDNA plasmid. Pada langkah inilah digunkan
enzim restriksi untuk memotong-motong DNA baik DNA target maupun DNA plasmid. Kemudian kedua
jenisDNA tersebut disambungkan dengan menggunakan enzim DNA ligase yang akanmenghasilkan DNA
rekombinan

13Gambar 5. Proses kloning DNA rekombinan ke dalam plasmid bakteri.Langkah ketiga adalah
memasukkan kembali plasmid ke dalam selbakteridan sel diklon dengan gen yang diinginkan. Langkah
berikutnya adalahmengidentifikasi klon yang diharapkan. Jika kita menginginkan gen yang tahandingin,
maka diberi perlakuan yang sesuai sehingga diketahui bahwa klon sudahmemiliki sifat yang dimaksud.
Langkah terakhir adalah mentransfer salinan genke organisme yang ingin kita ubah sifatnya, dalam
pembicaraan kita adalah tomat.Dan diakhiri dengan regenerasi tanaman untuk kepentingan pembibitan

Pembuatan Golden Rice Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji padi
terdapat bahan dasar (prekusor) untuk bioseintesis karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu geranyl
geranyl diphosphate (GGDP). Namun secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi
penghambatan fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene.
Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkan dengan cara mengintroduksi
gen PHY dari tanaman daffodil (bunga narsis/bakung) dengan
logo 4Pusat Penelitian Bioteknologi

"Bioteknologi Untuk Kehidupan Lebih Baik"

SEARCH...

Email| Print |

GOLDEN RICE: DULU, KINI, DAN NANTI

Oleh Oleh M. Suudi

Dunia sempat dikejutkan dengan padi hasil rekayasa genetik "Golden Rice" (padi emas) pada tahun 2000
[1].

Oleh Oleh M. Suudi

Dunia sempat dikejutkan dengan padi hasil rekayasa genetik "Golden Rice" (padi emas) pada tahun 2000
[1]. Padi varitas baru yang berhasil didapatkan ini adalah sebuah temuan mutakhir dalam bidang
bioteknologi tanaman pangan. Varitas baru tersebut tidak bisa dihasilkan dengan persilangan biasa
(breeding), tetapi melalui teknik DNA rekombinan atau rekayasa genetik. Ide rekayasa padi yang
mengandung beta-karoten pada awalnya muncul ketika para ahli biotek menemukan sebuah fenomena
dimana terdapat banyak anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A terutama di benua Asia dan
Afrika.

Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kebutaan dan bisa memperburuk penderita diare, sakit
pernafasan dan penyakit cacar air. Selain itu, pemberian vitamin A secara oral menjadi hal yang
problematik karena kurangnya infrastruktur yang menunjang. Maka sebuah alternatif sangat dibutuhkan
untuk memeratakan konsumsi vitamin A khususnya pada anak-anak. Salah satu terobosan yang bisa
dilakukan adalah merekayasa padi agar bisa menghasilkan beta-karoten (provitamin A) pada biji
(endosperma)-nya. Padi menjadi pilihan karena merupakan bahan pangan utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia. Bagaimana rekayasa golden rice dilakukan sehingga bijinya bisa mengandung beta
karoten dan berwarna orange kekuningan?

Rekayasa Padi Golden Rice

Rekayasa padi golden rice memang baru terdengar saat keberhasilan tersebut termuat dalam jurnal
Science pada tahun 2000. Namun sebenarnya sekitar sepuluh tahun sebelumnya, ilmuwan Jepang telah
mengawali mengisolasi gen yang menyandi jalur biosintesa karotenoid dari bakteri fitopatogenik Erwinia
uredovora [2]. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa gen CrtI mengkode enzim phytoene desaturase
yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadi lycopene.

Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji padi terdapat bahan dasar
(prekusor) untuk biosintesa karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu geranyl geranyl diphosphate
(GGDP) [3]. Namun secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi penghambatan
fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene.

Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkan dengan cara mengintroduksi
gen phy dari tanaman daffodil (bunga narsis/ bakung) dengan menggunakan promoter spesifik untuk
endosperma [3]. Selain phy dan CrtI, masih ada satu enzim lagi yang diperlukan untuk mengubah
lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase (LYC) yang juga berasal dari tanaman daffodil.
Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:

Transformasi dengan menggunakan Agrobacterium menunjukkan bahwa modifikasi jalur biosintesa beta
karoten berhasil dilakukan. Hal ini terbukti berdasarkan hasil analisa fotometrik dengan menggunakan
HPLC (high-performance liquid chromatography) yang menunjukkan adanya karotenoid, termasuk beta-
karoten, pada golden rice yaitu 1.6 mikrog/g [1]. Keberhasilan ini dilanjutkan dengan uji coba pada
varietas yang berbeda seperti indica (IR 64) dan japonica (Taipei 309). IR 64 dan Taipei 309 dipilih karena
kedua varitas tersebut paling banyak digemari di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara dan China.
Namun demikian, hasil yang dicapai masih kurang memuaskan karena kandungan karotenoid pada
varitas IR 64 dan Taipei 309 tersebut masih tergolong rendah yaitu berturut-turut 0.4 mikrog/g dan 1.2
mikrog/g [4].

Golden Rice 2

Munculnya golden rice pada tahun 2000 langsung mendapat reaksi keras dari para oposisi GMO
(genetically modified organism). Reaksi ini muncul karena adanya kekhawatiran masyarakat akan tingkat
keselamatan konsumsi golden rice. Namun polemik yang muncul tersebut tidak mematahkan semangat
dua peneliti utama golden rice, yaitu Ingo Potrykus dan Peter Beyer, untuk terus berkarya dan melakukan
penelitian dengan tujuan lebih meningkatkan kandungan beta-karoten pada biji padi.

Bahkan untuk menjawab polemik yang muncul tersebut, Ingo Potrykus menulis sebuah artikel dalam
jurnal Plant Physiology dengan judul "Golden Rice and Beyond" yang merupakan penjelasan menyeluruh
terhadap status golden rice dan bagaimana seharusnya masyarakat umum menyikapinya [5].

Penelitian peningkatan kandungan beta-karoten pada golden rice terus dilakukan selama kurang lebih
lima tahun. Fokus riset masih bertumpu pada tingkat efisiensi ke-3 jenis gen yang telah diintroduksikan
yaitu psy, crtI dan lyc. Sehingga pada akhirnya para ahli tersebut merumuskan hipotesa bahwa gen psy-
lah yang paling berperan dalam jalur biosintesa karotenoid tersebut.

Untuk menguji kebenaran hipotesa, mereka mengisolasi dan menguji efisiensi gen psy dari berbagai
tanaman seperti Arabidopsis, wortel, paprika, jagung, tomat, bahkan padi sendiri. Pengujian awal
dilakukan dengan cara overeskpresi gen-gen psy pada callus jagung. Callus dipilih karena sifat
integrasinya yang stabil terhadap gen yang ditransformasikan (transgene) [6].

Seleksi efisiensi dilakukan berdasar jumlah karotenoid yang diproduksi dan warna callus (intensitas
warna) yang menunjukkan tingkat efisiensi transgene. Gen psy dari jagung menunjukkan tingkat efisiensi
paling tinggi dibanding dengan psy dari tanaman lainnya. Berdasar pada hasil tersebut, maka
transfromasi pada padi lakukan dengan menyisipkan gen psy dari jagung bersama dengan gen crtI. Hasil
yang dicapai bisa dibilang memuaskan karena kandungan karotenoid pada biji "Golden rice 2" mencapai
37 mikrog/g [7], yang berarti 23 kali lipat dibanding golden rice generasi pertama. Dari total karotenoid
tersebut, 31 mikrog/g-nya adalah beta-karoten. Penampakan biji golden rice generasi pertama dan
golden rice 2 bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Penampakan biji padi biasa (wilt type), golden rice 1 (Np Psy/crtI), dan golden rice 2 (Zm
Psy/crtI)

Potensi Golden Rice 2

RDA (recommended daily allowance) dari vitamin A untuk anak-anak berumur 1 sampai 3 tahun adalah
300 mikrog. Sedangkan faktor konversi beta-karoten (provitamin A) dari total makanan adalah 12.
Dengan menggunakan faktor konversi tersebut maka bisa dibuat semacam hitungan sederhana yaitu 24
mikrog/g provitamin A, sehingga 72 gram berat kering golden rice 2 mampu menyediakan 50% RDA
untuk anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa golden rice 2 memiliki sebuah potensi yang besar untuk
menyelamatkan anak-anak dari kekurangan vitamin A.

Satu lagi pertanyaan yang timbul di benak para petani dan masyarakat pada umumnya yaitu bagaimana
mendapatkan benih golden rice dan mahalkah harganya? Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama
menjadi topik diskusi para perakit (ilmuwan) dan penyuntik dana riset golden rice itu sendiri (Syngenta).
Dan berdasarkan berita dari IRRI (International Rice Research Institute) yang dikutip kantor berita
Reuters, pengujian penanaman golden rice di lahan di Asia (Philipina) telah dimulai awal April tahun ini.
Sedangkan untuk para petani, benihnya baru bisa didapatkan pada tahun 2011. Dengan mudahnya para
petani mendapat benih dan membudidayakan golden rice, maka secara tidak langsung akan dapat
menekan harganya. Namun terlepas dari itu semua, keamanan konsumsi bagi anak-anak untuk
kelengkapan kebutuhan vitamin A tetap menjadi prioritas utama.

Bahan bacaan:

1. Ye, X. et al. Engineering the provitamin A (beta-ca

Sumber : http://www.beritaiptek.com/
Social Like

Lock full review www.8betting.co.uk 888 Bookmaker

English French German Italian Portuguese Russian Spanish

PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI LIPI

TENTANG KAMI

BUKU TAMU

SEJARAH

ORGANISASI

TUGAS DAN FUNGSI

VISI DAN MISI

PIMPINAN

SUMBER DAYA MANUSIA

SARANA DAN PRASARANA

VIDEO P2BIOTEK LIPI

HUBUNGI KAMI

Fanpage Banner 10
Fanpage Banner 11

Fanpage Banner 12

feed-image RSS P2Biotek Site

LIPI

INTRA

WebMail

SisINFO-PHP BIOTEK

SIERAJIN

Galeri

Blog

Website Edisi 2018,Copyright @2016 Puslit Bioteknologi LIPI, Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong, Bogor, Jawa
Barat, 16911; Tlp. +62 (021) 8754587,87905152; Fax. +62(021) 8754588

Anda mungkin juga menyukai