Anda di halaman 1dari 3

1.

Hubungan Gagaj jantung dengan Dibetes Mellitus

Kerangka Pikiran

Diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan adanya sindrom abnormalitas

metabolik yang meliputi hiperglikemi, obesitas sentral, dislipidemia, hiperkoagulasi,

hipertensi dan resistensi insulin. Deposisi plak lemak pada arteri dan vasa darah besar
meningkatkan resiko stroke dan infark miokard. Kasus terbesar penyebab mortalitas

dan morbiditas dari pasien diabetes khususnya diabetes tipe 2 adalah penyakit jantung

koroner (Patel, 2003). Akhir-akhir ini, ditemukan bahwa atherosclerosis dipengaruhi

oleh lipoprotein yang dimodifikasi secara in vivo oleh radikal bebas menjadi LDL

teroksidasi dan menginisiasi perkembangan lebih lanjut dari lesi aterosklerosis.

Diabetes merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya aterosklerosis (Alberti et

al, 1997). Hipertensi yang terjadi pada pasien diabetes disebabkan oleh karena adanya

peningkatan glukosa darah sehingga dapat menurunkan fungsi sel endothel pembuluh

darah. Adanya banyak komplikasi terhadap vascular inilah yang menyebabkan

terjadinya gagal jantung pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

2. Bagaimana gagal jantung masuk kedalam kategori penyebab kematian?

Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan

merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung (Maggioni

AP . 2005). Diperkirakan hamper lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit,

4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam setahun diperkirakan 2,3

– 3,7 perseribu penderita pertahun (Santoso A dkk.2007).

Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin

bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark

miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi

jantung (Davis RC.2000).


Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis

serta tidak spesifik serta hanya sedikit tanda – tanda klinis pada tahap awal penyakit.

Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta

perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan

angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan

kelangsungan hidup (Santoso A dkk.2007).

Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak lagi dapat

memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Keadaan ini dapat timbul dengan atau

tanpa penyakit jantung. Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi

diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan

afterload. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian pada pasien (Davis RC.2000).

DAFTAR PUSTAKA

Alberti K.G.M.M., Zimmet P. dan DeFronzo R.S (eds). 1997. International Text
Book of Diabetes Mellitus Second Edition Volume 2. Chicester: John Wiley and Sons,
pp: 1456-1457.
Patel A. 2003. Diabetes in Focus Second Edition. London: Pharmaceutical press
Maggioni AP. Review of the new ESC guidelines for the pharmacological
management of chronic heart failure. European Heart Journal Supplements. 2005;7
(Supplement J):J15-J20.
Santoso A, Erwinanto, Munawar M, Suryawan R, Rifqi S, Soerianata S. Diagnosis
dan tatalaksana praktis gagal jantung akut. 2007
Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH. ABC of heart failure: History and epidemiology.
BMJ 2000;320:39-42.

Anda mungkin juga menyukai