Recycling Water Wudhu System Sistem Daur-Dikonversi
Recycling Water Wudhu System Sistem Daur-Dikonversi
BIDANG KEGIATAN :
Diusulkan oleh:
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul Recycling
Water Wudhu System “Sistem Daur Ulang Air Wudhu dengan Pembuangan
Terpusat dan Terintegerasi pada Kawasan Masjid di Indonesia”.
Seiring penyelesaian Karya Tulis ini, penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan berupa masukan, saran-
saran, bimbingan, serta semangat kepada penulis. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr.rer.nat Nurul Hidayat Aprilita M.Si., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan ilmu, dukungan, semangat dan saran demi
tersusunnya proposal ini,
2. Dr. Ing Ari Setiawan, M.Si., Selaku wakil Dekan bidang akademik dan
kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam
Universitas Gadjah Mada yang mendukung penyusunan karya tulis ini,
3. Dr. Drs. Senawi, M.P., selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas
Gadjah Mada yang mendukung penyusunan karya tulis ilmiah ini,
4. dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berperan dalam menyukseskan penyusunan proposal ini.
Karya Tulis ini dibuat dalam rangka usulan Program Kreativitas Mahasiswa
Gagasan Tertulis (PKM- GT ) yang diadakan oleh DIKTI ( Direktor Pendidikan
Tinggi ) serta demi memenuhi hasrat penulis untuk bersama menuangkan gagasan
yang ingin penulis ajukan sebagai salah satu penyelesaian masalah yang sekarang
berkembang di masyarakat mengenai krisis sumber daya manusia yang cakap dan
kompeten dalam bidangnya.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penusunan proposal ini.
Namun, penulis tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga gagasan yang kami tuangkan dalam proposal ini dapat
memberikan inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.
Yogyakarta, 5 Maret 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
RINGKASAN.....................................................................................................v
PENDAHULUAN..............................................................................................1
GAGASAN.........................................................................................................2
KESIMPULAN...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
BIODATA DIRI..................................................................................................12
iv
RINGKASAN
v
1
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan sebagaimana
dibutuhkan manusia, hewan, dan tumbuhan dalam keberlangsungan hidup.
Hampir tidak ada aktivitas manusia yang lepas dari fungsi air untuk minum,
mandi, berwudhu, mencuci, dan aktivitas lainnya. Di samping itu, kegunaan air
dalam kehidupan meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rekreasi, dan
aktivitas lingkungan. Berdasarkan paparan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
eksistensi air sangat „vital‟ bagi kehidupan. Fungsi tersebut membawa kita pada
pernyataan bahwa akses mendapatkan air bersih merupakan hal fundamental
dalam hak asasi manusia.
Namun, seiring dengan bertambahnya populasi manusia di bumi termasuk
di Indonesia, keperluan untuk menjamin keamanan dan ketersediaan air untuk
masyarakat pun semakin meningkat. Ketersediaan air bersih tersebut tidak
diimbangi dengan pertamahan kuanitas penduduk dunia secara pasti, terutama
pada daerah yang sumber airnya terbatas maupun pengelolaan airnya kurang baik.
Meskipun telah diterapkan beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini
seperti melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan
air saat berlebih, pembangunan waduk namun masalah ini belum teratasi dengan
baik dan pelaksanaan secara optimal. Fenomena ini membawa kita untuk berpikir
kritis dan inovatif tentang penggunaan efektifitas air bersih.
Masalah kelangkaan air tersebut menjadi suatu ancaman bagi masyarakat
Indonesia yang faktanya didominasi oleh umat muslim. Hal itu dikarenakan
kebutuhan akan air bersih sangat penting terutama untuk bersuci. Salah satu
bentuk bersuci adalah wudhu sebagai salah satu syarat sah sholat yang wajib
dilakukan orang mukmin sebelum melakukan shalat. Dilakukan dengan
membasuh beberapa bagian dari tubuh secara tertib, teratur, dan sesuai rukunnya,
dengan menggunakan air yang suci, bersih dari kotoran, dan mengalir.
Penggunaan air wudhu yang sejatinya memang harus dipakai demi sahnya
ibadah shalat termasuk dalam daftar konsumsi air bersih di dunia, yang akhirnya
ikut berimbas pada menipisnya jumlah persediaan air di bumi. Dalam sehari umat
muslim menggunakan air untuk berwudhu sebanyak 5 kali. Jumlah air tersebut
relatif banyak apabila dikalikan dengan penduduk muslim yang setiap harinya
melakukan shalat 5 waktu. Setelah air tersebut dipakai untuk berwudhu, air
tersebut mengalir ke tempat pembuangan. Padahal apabila kita cermati bersama
air wudhu merupakan limbah air yang paling higienis diantara limbah air yang
kita gunakan selain untuk berwudhu. Hal ini dikarenakan air wudhu tersebut
hanya terkena bagian tubuh kita yang tidak mengandung bahan kimia. Lain ketika
kita menggunakan air tersebut untuk mandi, mencuci dan lain sebagainya yang
pada saat digunakan tercampur dengan bahan-bahan kimia lainnya yang melekat
di tubuh. Sehingga, potensi untuk mendaur ulang air tersebut merupakan salah
satu langkah untuk menghemat penggunaan air.
Oleh karena itu, hendaknya kita bertugas untuk mencari cara agar tidak
terjadi krisis sumber daya air bersih sehingga air bersih tersebut dapat terus
tersuplai dengan baik. Konsep kami menawarkan gagasan dalam menciptakan
suatu sistem daur ulang air wudhu. Prinsip “Recycling Water Wudhu System”
merupakan salah solusi dalam menjaga kelestarian air bekerja dengan cara
menyaring bekas air wudhu menggunakan selaput semipermeabel yang di pasang
sedemikian rupa dalam pipa. Kebersihan air juga sangat diutamakan terhadap
hasil dari proses penyaringan ini dengan harapan, sistem daur ulang ini dapat
mengurangi pasokan limbah air wudhu yang terbuang sia-sia serta, membantu
mengurangi dampak dari krisis air bersih di dunia.
B. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Air merupakan komponen terpenting dalam berlangsungnya keseimbangan
ekosistem. Penggunaan air sangat vital bagi keberlangsungan hidup, mengingat
perannya yang begitu besar : tubuh manusia sendiri mengandung 55% sampai
77% komposisi air, daratan bumi juga telah diselimuti diselumuti 71%-nya, juga
peran pentingnya dalam proses metabolisme, zat palarut, maupun sistem regulasi
tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal terpenting adalah fakta bahwa
bumi menjadi planet yang layak dihuni atas dasar eksistensi air. Tak ayal lagi jika
dalam berbagai kesempatan, air sering disebut sebagai „sumber kehidupan‟.
شي ء حي
ِِ ء و َج َع ْلنَا
َما ْل ا َل
َه م ك
“Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.” (al-Anbiya :
30)
Pada kondisi kekinian, beberapa daerah di Indonesia mengalami krisis
persediaan air bersih. Padahal, ditinjau dari letak teritorial dan kondisi geografis
meneguhkan, Indonesia mencakup daerah maritim. Hal ini terjadi sebagai akibat
dari ekspansi industri maupun perluasan pemukiman penduduk tanpa meninjau
prinsip konservasi lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi baik oleh zat
kimia berbahaya hasil dari limbah domestik industri yang kurang arif dalam
mengelola zat buangan dan pemukiman yang tidak menerapkan prinsip ramah
lingkungan. Berbagai kasus seperti pencemaran lingkungan di sepanjang sungai
Tangerang sungai Ciujung, sungai Cisadane, dan sungai Cirarab akibat dari
pengolahan limbah industri yang tidak memenuhi kriteria standar keamanan
lingkungan. Pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Bengkulu,
Nusakambangan Cilacap, dan beberapa daerah lainnya yang tersebar di kepulauan
Indonesia.
Dalam mengatasi kondisi krisis air, peran dari 3-R (reuse, reduce, recycle)
menzjadi ranah substansial. Hal ini didasari oleh paradoks : meningkatnya
kebutuhan konsumsi air, namun tidak diimbangi dengan krisis air yang sudah
dalam tahap krusial.
Sunnah Rasulullah SAW mengajarkan tentang keutamaan menghemat air,
sebagaimana diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :
Dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi
Shallallaahu „Alaihi wa Sallam diberi air dua pertiga mud lalu beliau mulai
menggosok dua tangannya dengan air itu.” (HR Ahmad dan dinyatakan shahih
oleh Ibnu Khuzaimah).
Hal ini mengindikasikan keutamaan dalam berhemat air sebagaimana
diamalkan oleh Rasulullah SAW dalam memanfaatkan dua pertiga mud
segenggam penuh air bila kedua telapak tangan dipenuhi air ( Abu, 2010).
Berdasarkan hal itu pula, penduduk muslim (sebagai mayoritas penduduk
Indonesia) sudah seyogyanya berpartisipasi dalam melakukan penghematan air.
Hal ini berdasarkan pada penggunaan air yang dibutuhkan untuk bersuci, sebagai
kaitannya dalam berwudhu, menyucikan diri membasuh wajah, tangan, dan kaki
untuk berwudhu lima kali sehari membutuhkan sedikitnya 41 liter (Hasina, 2012).
Kondisi ini menuntut adanya kesadaran dalam pemanfaatan limbah air wudhu
seefektif mungkin untuk meningkatkan efektifitas air, termasuk menggagas
teknologi daur ulang limbah air wudhu.
Penelitian
Konsep „recycling water wudhu system‟ dengan menggunakan sistem
selaput semipermeabel diaplikasikan dalam daerah yang ditentukan, untuk
menghitung probablitis kesuksesan gagasan dengan relasinya terhadap kondisi
dalam lingkungan terkait dan permasalahan kontemporernya.
Sosialisasi
Setelah dianggap penelitian yang sukses dan seluruh data relasi kebutuhan
masyarakat kesuksesan konsep dengan berbagai situasi kondisi tertentu didapat,
perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat demi suksesnya aplikasi gagasan ini.
Aplikasi
Sebagai poin utama dan membuktikan klimaks dari keberhasilan konsep
dalam merealisasikan tujuannya : meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
peningkatan akses air bersih untuk bersuci dengan pemanfaatan limbah air wudhu
sendiri.
d. Media Sosial
Pemanfaatan perkembangan teknologi di era globalisasi menjadi
batu loncatan besar dalam menyebarkan konsep „recycling water
wudhu system‟. Sebagai katalisator penyebar berita, media
sosial diharapkan sebaik mungkin dapat memposisikan diri melakukan
metode pendekatan dan persuasi pada masyarakat melalui tokoh-tokoh
agama untuk menjelaskan hukum bersuci menggunakan limbah air
wudhu.
e. Masyarakat
Sebagai subjek eksekusi gagasan ini, masyarakat sebagai golongan
yang seyogyanya diberikan indoktrinasi tentang penggunaan
„recycling water wudhu system‟. Tingkat kesuksesan implementasi
konsep ini sangat tergantung dari daya partisipasi masyarakat dalam
mendukung program efektifitas penggunaan air.
C. KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Gagasan Recycling air wudhu ini dapat sukses dijalankan jika semua
pihak sadar dan peduli akan krisis air bersih dan solusi dalam mengatasinya.
Masjid sebagai media dalam menerapkan gagasan ini dapat mendukung secara
penuh sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Begitu pula dibutuhkan
peran dan kontribusi pihak-pihak terkait pemerintah, teknisi mesin, ahli fiqih,
hingga ke lapisan masyarakat. Melalui „Recycling water wudhu system‟
sebagai awal gerakan Indonesia menuju aksi „save water‟ dalam mengatasi
krisis air bersih di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Alkarami, Imam. 2007. Salman Water Recycling.
http://alkarami.wordpress.com/2007/11/08/salman-water-recycling/.
Diakses tanggal 03 Maret 2013.
Anonim. 2012. Hukum air Musta‟mal. http://islampos.com/hukum-air-mustamal- 24121/.
Diakses tanggal 03 Maret 2013.
Dzakira, Abu. 2010. Islam Hemat Air.
http://abudzakira.wordpress.com/category/uswatun-hasanah/. Dakses
tanggal 05 Maret 2013.
Gori, Hasina. 2012. Mosque goes Green for Nature.
http://www.salatomatic.com/cbe.php?id=142. Diakses tanggal 03 Maret
2013.
Lin, Shun Dar. 2001.
Osmosis.
http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/osmosis.html. Diakses tanggal
04 Maret 2013.
Muawiah, Abu. 2011. Air musta‟mal dan hukumnya. http://al-atsariyyah.com/air-
mustamal-dan-hukumnya.html. Diakses tanggal 03 Maret 2013.
Nereim, Vivian. 2012. Green wudhu‟ wins student environment contest.
http://www.thenational.ae/news/uae-news/green-wudhu-wins-student-
environment-contest. Diakses tanggal 03 Maret 2013.
Suprihatin. 2009. Penerapan Air Daur Ulang di Berbagai Negara. Departemen
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Pertanian
Bogor : Bogor.
Yoga. 2011. Teknologi Daur Ulang Air Wudhu.
http://yogadetraveler.wordpress.com/2011/01/27/teknologi-daur-ulang-air-
wudhu/. Diakses tanggal 05 Maret 2013.
13
14
15