disease by non-experts
Andrea Beaton
308236
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang
bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral)
sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR). Penyebab terjadinya
penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang
disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada
tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik
serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.
B. Tujuan
Dari latar belakang diatas, HAND memiliki sensitivitas dan spesifitas yang baik
yang dilakukan oleh dokter spesialitas jantung dalam pendeteksian dini PJR, namun
karena kurangnya dokter ahli pada PJR di daerah endemik dan sumber daya yang
rendah, sehingga menuntut perawat untuk membuat skrining PJR yang praktis. Peneliti
memeriksa kinerja perawat dalam menginterpretasikan hasil dari HAND untuk
screening PJR sebagai skrining PJR di tangan non ahli.
2
BAB II
Kritisi Jurnal
1. Gaya penulisan
Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak (tujuan penelitian, pengaturan, metode, hasil dan
kesimpulan), kemudian disusul pendahuluan, metode, hasil, pembahasan dan
kesimpulan. Walaupun pada abstrak design dan kata kunci tidak dicantumkan
dalam jurnal tersebut. Tapi setting penelitian, populasi, protocol pelaksanaan,
analisa statistik dijelaskan dengan rinci.
Penulis dalam penelitian ini dokter dari departemen kardiologi anak, USA,
Universitas Michigan bagian kardiologi anak dan Uganda Heart Institusi
bagian kardiologi anak
3. Judul
Judul penelitian kurang jelas, karena menyebutkan subjek dengan kata “non
expert” sedangkan kata tersebut kita bisa berpikir tenaga kesehatan lain ,
misalnya bisa perawat, tehnisi alat atau radiografer.
4. Abstrak (Ringkasan yang jelas termasuk penelitian, sampel, metodologi, hasil dan
rekomendasi)
3
Abstrak tidak menampilakan kata kunci
5. Referensi
Semua sumber telah disitasi dengan betul sesuai dengan style referencing
yang digunakan.
6. Kesimpulan Penelitian
a. Populasi
Partisipan dalam penelitian ini siswa- siswa dari dua sekolah dasar di
Gulu, Uganda, yaitu sebanyak 997 anak. Penelitian dilakukan dari bulan Juni
sampa dengan Agustus. Partisipan yang berumur di bawah 8 tahun, orangtua
yang menandatangani persetujuan tindakan (inform concent) dan anak-anak di
atas 8 tahun diberikan inform assent.
b. Test
Dengan menggunakan dua alat echocardiograpy di hari yang sama,
melakukan skrining, yaitu HAND dilakukan oleh satu dari dua perawat dan
dibandingkan dengan STAND oleh seorang dokter senior anak .
c. Pengaturan/ setting
Setiap partisipan menjalani dua echocardiogram di hari yang sama,
kedua operator ECG (perawat dan dokter) menerapkan prinsip blinding, setiap
partisipan maupun orang tua tidak memberitahu hasil ECG kepada para
operator ECG tersebut.
d. Tujuan
HAND memiliki sensitivitas dan spesifitas yang baik yang dilakukan
oleh dokter spesialitas jantung dalam pendeteksian dini PJR, namun karena
kurangnya dokter ahli pada PJR di daerah endemik dan sumber daya yang
rendah, sehingga menuntut perawat untuk membuat skrining PJR yang praktis.
4
Peneliti memeriksa kinerja perawat dalam menginterpretasikan hasil dari
HAND untuk screening PJR sebagai skrining PJR di tangan non ahli.
2. Apakah ada perbandingan dengan jawaban yang tepat sesuai standar referensi?
Setelah partisipan menjalankan uji dengan HAND maka hari itu juga
langsung di uji dengan STAND
Tapi pada STAND ada tambahan pada pengambilan gambar pada parasternal
short axis dan rekaman CW doppler pada katup mitral dan katup aortic
(sesuai standar WHF 2012), sedang pada HAND tidak memiliki pengaturan
ini. Jadi ini adalah salah satu kekurangan dari penelitian ini.
Perbedaan dari alat HAND dan STAND sangat jauh dimana STAND ada
tambahan pada pengambilan gambar pada parasternal short axis dan rekaman
CW doppler pada katup mitral dan katup aortic, sedang pada HAND tidak
memiliki pengaturan ini.
5
Kesimpulan pada HAND hanya menyimpulkan screen positif atau screen
negatif jika didapatkan mitral regurgitasi maupun aorta regurgitasi,
sedangkan STAND menggunakan penegakan diagnostik PJR sesuai WHF
2012 untuk menentukan standar acuan diagnosis normal.
Prinsip blinding ada, setiap partisipan maupun orang tua tidak memberitahu
hasil ECG kepada para kedua operator ECG tersebut
Uji dilakukan secara mandiri, perawat dengan HAND dan dokter dengan
STAND, tapi alat HAND mempunyai banyak kekurangan dibandingkan
STAND sebagai referensi standar
5. Apakah status penyakit dari populasi yang diuji dijek\laskan dengan jelas?
Keduanya mengikuti protokol yang ada pada alat masing-masing, tapi bias
juga besar karena perbedaan alat maupun penentuan diagnosa tidak sama.
C. Hasil Penelitian
Sensitivitas dengan HAND oleh perawat 74,4% dan spesifitas 78,8% untuk
mendeteksi RHD. Kinerja perawat baik ketika mendeteksi RHD yang pasti
yaitu 90,9%
6
namun, ada 205 kasus yang tidak mempunyai kesepakatan (ada perbedaan),
dimana 95% (194/205) datang dari HAND yang mendapatkan penelitian
“positif” yang kemudian dievaluasi oleh STAND ditemukan normal. Hanya
5% (11/205) dari HAND yang mendapatkan studi “negatif” sedangkan
STAND menemukan adanya RHD laten.
HAND dengan positif palsu (false positif) disebabkan karena kekeliruan pada
warna jet tentang MR/AR, dan tidak benar pada pengukuran jet regurgitasi,
sedangkan studi negatif palsu (false negatif) disebabkan karena kesalahan
deteksi pada pemcitraan MR < 1,5cm. Penyebab lain seperti muncul frozen
padda layar, overheating dan daya baterai yang pendek pada skrining
menggunakan HAND.
8. Seberapa yakin kita tentang hasilnya, konsekuensi dan biaya yang dilakukan?
Penelitian HAND untuk skrining RHD yang dilakukan oleh non expert
(perawat) merupakan penelitian pertama kali dilakukan dengan mengevaluasi
alasan positif palsu dan studi negatif palsu pada penelitian, dari hal ini dapat
menjadi informasi pelatihan dan protokol skrining yang baik dan efektif
dimasa yang akan datang. HAND oleh perawat menunjukkan sensitivitas
74,4% yang dapat diterima dan spesifitas 78,8% untuk RHD bordeline dan
pasti. Dan dengan sensitivitas yang tinggi (90,9%) untuk RHD yang pasti.
7
Identifikasi MR sudah benar dan diukur, tapi panjang jet <1,5 cm yang
mengkin berhubungan dengan perubahan teknologi pada HAND, sehingga
menjadi pertimbangan penting dalam memilih cut-off point.
Perawat mampu menyelesaikan protokol HAND pada waktu ynag tepat, tetapi
dibatasi oleh masalah tekhnis seperti yang disampaikan di atas.
D. Aplikabilitas
Hasilnya bisa diterapkan tapi perlu perbaikan diberbagai tempat dilihat dari
alasan terjadinya false positif dan false negatif pada penelitian , yaitu:
dari perbaikan diatas penelitian tersebut dapat diterapkan apalagi penelitian ini
menggunakan referensi standar yang sangat akurat.(perbandingan STAND)
8
sangat mahal dan kurangnya tenaga kesehatan yang terampil. Sensitivitas dan
spesifitas yang cukup diperoleh pada penelitian ini terhadap perawat,
mempunyai potensi besar untuk melakukan skrining RHD, meskipun
perbaikan lebih lanjut harus dilakukan. Sedangkan alat HAND belum bisa
direkomendasikan untuk dilakukan oleh perawat karena adanya kekuranngan
pada alat tersebut.
dengan pendeteksian dini pada penyakit RHD terutama penyakit katup maka
penanganan profilaksis sekunder dapat dilanjutkan dengan tidak mengabaikan
pemeriksaan lain dalam penegakan diagnosa RHD.
Dari hasil deteksi dini juga pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya,
mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari, misalnya
aktivitas, olahraga, diet dan lain-lain
12. Dampak pada penggunaan uji ini pada pasien yaitu untuk dampak negatif tidak ada
karena HAND atau STAND merupakan penegakan diagnosa non invasive dan
tidak menyakitkan, hanya saja dari hasil penelitian dengan deteksi menggunakan
HAND harus di compare dengan STAND sevagai second opinian yang akurat. Dan
penjelasan pada pasien sangat penting tentang hal yang ditemukan jika terdetksi
penyakit RHD pada HAND. Dampak positif yaitu dapat dideteksi dini RHD tapi
harus dilakukan juga pemeriksaan second opinian yang lain. Tapi jika di daerah
menurut saya, sangat penting ada ditiap RS, karena pendeteksian dini sangaf
penting untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat.
9
cost $1.500,00 = Rp 19.500.000 $ 33.500,00 = 435.500.000
Daftar Pustaka
Beaton A, Lu JC, Aliku T, et al. The utility of handheld echocardiography for early rheumatic
heart disease diagnosis: a field study. Eur Heart J Cardiovasc Imaging 2015;16:475–82.
11