Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh kita adalah struktur yang sangat kompleks di ciptakan oleh Tuhan,di banding
dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya,namun disisi lain tubuh kita juga sangat rentang
terhadap serangan sejumlah unsur penginvasi yang potensial baik berasal dari allergen
maupun mikroorganisme yang secara terus- menurus mengancam pertahanan tubuh.
Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling efektif adalah kemampuannya untuk
melengkapi diri sendiri dengan pelbagai senjata ( antibody) yang secara individual di desain
agar sesuai dengan setiap penyerang yang baru,yaitu protein spesifik yang disebut antigen.
Antibodi bereaksi dengan antigen melalui 3 cara:
 Dengan menyalut permukaannya; jika antigen tersebut berupa subtansi tertentu
 Dengan antigen menetralkannya; jika antigen tersebut toksik
 Dengan mengendapkannya; dari larutan jika antigen tersebut terlarutkan.
Bila antigen merupakan zat asing yang sejati,tubuh akan di lindungi terhadap antigen
tersebut,jika tidak dapat terjadi imonupatology kalau keadaan ini terjadi,maka respon umum
yang dalam keadaan normal bersifat proktektif akan mengakibatkan gangguan fungsi dalam
system kekebalan tersebut. Keadaan ini terjadi bilamana tubuh menghasilkan respons yang
tidak tepat atau berlebihan terhadap antigen spesifik,yang dikenal dengan kelainan
hipersensitivitas ( Alergy).
B. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui pengertian dari; alergi makanan,alergi obat,alergi bahan kimia
2. Untuk memahami tentang Asuhan Keperawatan pada pasien Alergi

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Alergi adalah respon system imun yang tidak tepat dan kerap kali membahayakan
terhadap substansi yang biasa tidak berbahaya(Soedarto,2012).

Alergi adalah suatu reaksi system kekebalan tubuh( imunitas) terhadap suatu bahan/zat
asing(allergen). Bentuk reaksi itu macam-macam,bisa berbentuk ruam kemerahan,
penyumbatan ( kongesti) pilek,bersin,radang mata,asma, shock, atau bahkan kematian (
jarang terjadi).menurut brunnert and suddarth, 2002.

Reaksi Alergi merupakan manifestasi cedera jaringan yang terjadi akibat interaksi antara
antigen dan antibody.

1. Alergi obat adalah respon yang ditandai dengan rangsangan imun yang sangat kuat
terhadap allergen yang terkandung dalam bahan obat-obatan. Istilah alergi obat
kadang juga disebut hipersensitifitas alergi obat. (alergi obat -scribd. (2013, mar, 26).
https://ml.scribd.com/doc/187126969/ALERGI-OBAT .pdf)

2. Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang
dicetuskan oleh reaksi spesifik pada system imun dengan gejala yang spesifik pula.
Selain itu juga pengertian alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai
banyak organ dan sisitem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan
makanan.

(manifestasialergimakanan-kalbe. (2011). www.kalbemed.com/portals/6/05_187 , 38,


CDK 187.)

3. Alergi bahan kimia adalah alergi yang berasal dari bahan-bahan yang terkandung di
dalam kosmetik yang bisa menyebabkan timbulnya alergi pada orang-orang yang
berkulit sensitive.
Alergi dapat berasal dari makanan atau obat. sebagian besar penyebab alergi makanan
adalah zat-zat protein tertentu dalam susu sapi,putih telur,gandum, kedelai,udang,dll.

2
Sedangkan dari obat-obatan misalnya penisilin dan turunannya yang paling banyak
menimbulkan reaksi alergi.
Jenis obat dengan kecenderungan besar menimbulkan reaksi alergi adalah jenis
sulfa,barbiturate,antikonvulsi,insulin dan anastesi local.

B. KLASIFIKASI HIPERSENSITIVITAS
Reaksi hipersensitivitas telah diklasifikasikan oleh Gell dan Coombs menjadi empat tipe
reaksi yaitu :
1. Hipersensitivitas anafilaktik ( tipe I )
- Terjadi seketika yang dimulai dalam tempo beberapa menit sesudah terjadi kontak
dengan antigen.
- Mediator kimia terus dilepaskan,reaksi lambat dapat berlanjut sampai selama 24 jam.
- Reaksi ini diantar oleh antibody IgE ( reagin) dan bukan oleh antibody IgG atau IgM.
- Kontak yang terjadi antara antigen yang spesifik,dapat memicu terjadinya antibody
IgE oleh sel-sel plasma.
- Prosesnya berlansung dalam kelenjar limfe tempat sel-sel T helper membantu
menggalakan reaksi ini.
- Antibody IgE akan terikat dengan reseptor membrane pada sel-sel mast yang
dijumpai dalam jaringan ikat dan basofil.
- Pengikatan ini mengaktifkan reaksi seluler yang memicu proses degranulasi serta
pelepasan mediator kimia ( histamine,leukotrien,dan ECF-A
- Efeknya pada kulit,paru-paru dan traktus gastrointestinal.

2. Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe II).


a) Reaksi ini merupakan akibat dari antbodi yang melakukan reaksi-silang dan pada
akhirnya dapat menimbulkan kerusakan sel serta jaringan.
b) Reaksi ini meliputi pengikatan antibody IgG atau IgM dengan antigen yang terikat
sel.
c) Akibat pengikatan antigen-antibodi berupa pengaktifan rantai komplemen dan
destruksi sel yang menjadi tempat antigen terkait.

3
d) Contoh; penyakit miastenia gravis dimana tubuh secara keliru menghasilkan antibody
terhadap reseptor normal ujung saraf.
3. Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe III ).
 Antigen akan terikat dengan antibody dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah
lewat kerja fagositik.
 Kompleks ini akan bertumpuk dalam jaringan atau endothelium vascular
 Terdapat dua buah factor yang turut menimbulkan cidera yaitu ;
Peningkatan jumblah kompleks imun yang beredar dan adanya amina
vasoaktif,sebagai akibat terjadi peningkatan permeabilitas vascular dan cidera
jaringan( terutama ginjal; oragan yang rentang terkena cidera )
 Contoh ; sistemik lupus eritematosus, arthritis rematoid,serum signess.
4. Hipersensitivitas tipe- lambat ( tipe IV)
- Dikenal sebagai hipersensitivitas seluler,terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak
dengan allergen.
- Terdiri dari makrofag dan sel-sel T yang sudah tersensitisasi
- Contoh ; efek penyuntikan intradermal antigen turbokulin atau PPD.
- Sel-sel T akan tersensitisasi dan bereaksi dengan antigen di area tempat penyuntikan
- Pelepasan limfokin akan menarik dan mengaktifkan serta mempertahankan sel-sel
makrofad tersebut.
- Lisozim yang dilepas oleh sel-sel makrofag akan menimbulkan kerusakan jaringan.
- Edema dan fibrin merupakan penyebab timbulnya reaksi tuberculin yang positif.
- Dermatitis kontak merupakan hepersentivitas tipe IV yang terjadi akibat kontak
dengan allergen seperti kosmetik,plester,obat-obat topical,bahan adiptif obat dan
racun tanaman.

C. ETIOLOGI
1. Factor yang berperan dalam alergi makanan :
a) Factor Internal:
1) Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi;asam
lambung,enzyme-enzym usus,glycocalyx)maupun fungsi-fungsi

4
imunologi(missal;IgA sekretorik)memudahkan penetrasi alergi makanan. Imaturitas
juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.
2) Genetic berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi allergen dini mulai janin sampai
masa bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan
setempat.
3) Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan allergen
bertambah.
b) Faktor Eksternal :
 Factor pencetus ; factor fisik( dingin,panas,hujan),factor psykis( sedih dan
stress),beban Latihan ( lari dan olah raga)
 Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya ;
Makanan yang dapat menimbulkan Dampak % yang timbul reaksi alergi
reaksi alergi
Ikan 15%
Telur 12,7%
Susu 12,2%
Kacang 5,3%
Gandum 4,7%
Apel 4,7%
Kentang 2,6%
Coklat 2,1%
Babi 1,5%
Sapi 3,1%

 Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan
Reaksi alergi.

2. Faktor penyebab alergi bahan kimia


 Dermatitis kontak alergi; paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul ≤
500 – 1000 dalton yang disebut dengan bahan kimia sederhana, bahan-bahan kimia
tersebut biasa ditemukan pada plastic kosmetik, tanaman, nikel, krom, obat-obatan.

5
Alergi ini biasanya tidak menyebabkan perubahan kulit yang nyata pada kontak
pertama, akan tetapi menyebabkan perubahan-perubahan yang spesifik setelah 5-7
hari atau lebih.
3. Faktor penyebab alergi obat-obatan
1) Ukuran serta kompleksitas pemberian molekul obat serta rute pemberian obat :
Golongan obat anti konvulsan, allupurinol, golangan sulfa yang terkait dengan
timbulnya SHO ( sindrom hipersensitifitas obat ) misalnya, anti kejang,
karbamazepin, phenitoin, pentobarbital, zonisamid, lamotrigen, minosiklin, dapson,
sulfasalazin, dan mexiletin.
2) Factor keturunan;
Berperan dalam timbulnya kerentanan individu untuk mengalami SHO.
3) Jenis kelamin;
Pada wanita dewasa yang memiliki riwayat alergi sebelumnya serta
polimorfisme genetic merupakan factor resiko terjadinya reaksi alergi obat.
4) Riwayat penyakit
Asma, limfoma, lupus eritematosis sistemik (SLE),human herpes virus 6 (HHV),
Virus Epstein Barr (VEB), sitomegalo virus (CMV) dan HIV.
D. Manifestasi Klinik

1. Alergi obat (alergi obat -scribd. (2013, mar, 26).


https://ml.scribd.com/doc/187126969/ALERGI-OBAT .pdf)

1) Gejala alergi obat sangat bervariasi dan tidak spesifik untuk alergi obat tertentu.
Satu macam obat dapat menimbulkan berbagai gejala, dan pada seseorang dapat
berbeda dengan orang lain. Gejala klinik tersebut kita sebut sebagai alergi obat
bila terdapat antibody atau sel limposit T tersensitisasi yang spesifik terhadap obat
atau metaboliknya serta konsisten dengan gambaran reaksi inflamasi imunologik
yang sudah dikenal.
2) Reaksi sistemik yang melibatkan multiorgan:
 Anafilaksis (dimediasi oleh IgE)→AB β lactam, NSAID
Umumnya reaksi terjadi 30 menit setelah paparan, bila tidak segera
dilakukan pengobatan yang tepat maka akan menyebabkan kematian
dalam hitungan menit.

6
 Serum sickness →antiseraheterolog →melawan toksin
Gejalanya berupa demam,lesu, erupsi kulit, nyeri sendi dan limfodenopati
muncul 6-21 hari setelah paparan obat.
 Demam obat
Penderita mengalami penderita mengalami demam tinggi serta menggigil,
rash pada kulit, pada pemeriksaan lab dijumpai lekositosis dan
peningkatan LED yang menyerupai poses inflamasi.
 Drug induced autoimmunity ( drug induced SLE )→INH, β bloker,
antitiroid
Gejalanya berupa demam, malaise, nyeri sendi dan otot, pleuritis dan
penurunan BB timbul segera setelah paparan obat.
 Vasculitis
Reaksi ini ditandai oleh inflamasi dan nekrosis pada pembuluh darah.
Organ atau jaringan yang banyak memiliki aliran pembuluh darah
merupakan tempat predileksi utama. Gambaran klinik tersering berupa
purpura yang dapat di raba pada kulit ekstremitas bawah dan daerah
sacral. Demam, malaise, nyeri otot, anoreksia dapat menyertai lesi kulit.
 Reaksi yang mengenai organ spesifik;
 Diantaranya: eksanterma/erupsi morbiliformis,urtikaria dan
angioderma,fixed drug eruption,toxic epidermal necrolisis.
 Asma,infiltrate paru,pneumolitis dan fibrosis,edema paru non cardiogenik
 Eusionofilia,trombositopenia,anemia hemolitik
 Kolestatik,kerusakan hepatoseluler
 Glomerulonefritis,syndrome nefrotik,interstitial nefritis acut
 Miocardritis
 Neuritis
2. Alergi makanan :

Biasanya menyerang pada hidung,telinga,dan tenggorokan.( Dr.judarwanto widodo., S.


(2005, september,9). alergi makanan,diet dan autisme.
puterakembara.org/archives3/widodo2.pdf .)

7
 Pada hidung ; sering ditemukan berupa hidung tersumbat,secret yang jernih dan
encer,hidung gatal,bersin-bersin,menurunnya ketajaman penglihatan,allergic
salute,rasa penuh pada wajah dan sakit kepala akibat sinusitis.
 Rongga mulut ;
Rasa gatal dan bengkak pada bibir dan palatum,mulut terasa kering,dan
halitosis.bernafas lewat mulut terus menerus akibat obstruksi hidung yang menetap
karena alergi dapat mengakibatkan hipertrofi ginggiva serta bibir kering dan pecah-
pecah.
 Laringofaring :
Keluhan suara serak yang hilang timbul.faringitis kronik,rasa ingin selalu
membersihkan tenggorok akibat secret hidung yang turun ke tenggorokan. Pada
daerah laring,dapat dijumpai edema epiglottis dan pita suara yang pucat,disertai secret
yang lengket dan kental.juga dapat dijumpai nodul pita suara,polip,atau edema reinke.
3. Alergi bahan kimia :

Salah satu contoh alergi bahan kimia adalah; kosmetik,biasanya keluhan yang
pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis.pada yang acut dimulai dengan bercak eritema,yang berbatas jelas kemudian
diikuti dengan papulovesikel,vesikel atau bulla.vesikel atau bulla dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi ( basah). Pada yang kronis terlihat kulit
kering,berskuama,papul,dan fisur. Biasanya gejalanya tidak lansung muncul sebelum 24-
48 jam atau bahkan sampai 72 jam (dermatitis kontak alergi - scribd. (2012, jan, 2).
https://ml. scribd.com/doc/76957734/dermatitis-kontak-alergi .)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA REAKSI ALERGI


1. ALERGI OBAT :
o Anamnesis
o Uji hipersensitivitas in vivo
 Uji tusuk kulit( skin pric test)
 Uji tempel ( patch test)
 Uji propokasi
1) Prinsip umum→menghentikan obat

8
2) Pengobatan simtomatik
Penanganan alergi obat terutama pada keadaan anapilaktik sangat tergantung pada
kecepatan diagnose pada pengelolaannya.contoh: pemberian adrenalin pada syok
anapilaktik dan anti histmin,kortikosteroid.
2. ALERGI MAKANAN ;
a. Uji kulit alergi
b. Pemeriksaan darah ( Ig E,RASt,dan IgG )
c. Antibody lemak monoclonal dalam sirkulasi
d. Pelepasan histamine oleh basofil ( BHR )
e. Intestinal mast cellhistamine release ( IMCHR )
f. Provokasi intra gastralmelalui endoscopy
g. Biopsy usus setelah dan sebelum makan
h. Selain itu ada juga alternative yang lain seperti ; kinesiology terapan ( pemeriksaan
otot)
Alat vega ( pemeriksaan kulit elektrodermal),metode reflex telinga jantung,cytotoxic
food testing,ELISA/ACT,analisa rambut,iridology dan Tes nadi.
3. ALERGI BAHAN KIMIA :
a. Uji tempel atau patch test
b. Provocative use test
c. Uji photopatch
d. Test in vitro

F. KUNCI UTAMA TATALAKSANA REAKSI ALERGI


1. Menghentikan pemberian( obat,alat kosmetik yang dipakai,serta makanan) yang
menimbulkan alergi.
2. Mengatasi reaksi alergi yang terjadi
3. Identifikasi dan mencegah reaksi silang dari alergi yang ditimbulkan
4. Menentukan jenis reaksi alergi yang cara pengobatan terhadap alergi tersebut.
5. Apabila memungkinkan tentukan penanganan alternative yang dapat diberikan segera
6. Apabila diperlukan pertimbangkan desensitisasi

9
G. PATOFISIOLOGI
Kelompok hanya mengangkat patofisiologi dari salah satu reaksi alergi yaitu reaksi alergi
makanan :
Saat pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh seseorang yang
mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua
kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala – gejala
timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda – tanda itu muncul maka antigen akan
mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang
akan merangsang sel B untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan
melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami
paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal yaitu,:

10
PATOFISIOLOGI TERJADI ALERGI

Masuknya unsur penginvasi yang potensial ( allergen)


kedalam tubuh

sel B atau limposit B sebagai senjata pertahanan tubuh akan


memberitahukan bahwa terdapatnya sebuah antigen di tubuh

Sel T & sel B akan menstimulus Sel- sel plasma yang memproduksi antibody sehingga
abtibodi ini yang akan mengeluarkan, menghancurkan, dan menghilangkan antigen

Sel B yang memberikan respon ke antibody untuk menghantarkan suatu stimulus


imunoglobin di antaranya IgE, IgD, IgG,Ig M, IgA. Terutama Ig E yang berperan dalam
reaksi alergi

Kadar IgE meningkat menjadi dua atau lebih pada saat


gangguan alergi dan menjadi sebagai infeksi parasit.

IgE akan mengikat dirinya dengan allergen

Memicu sel- sel mast untuk melepaskan histamine,serotinin,kinin,SRS-A (


slow-reacting substance of anaphylaxis)

Gejala Alergi

11
1. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap
berbagai sel terutama dalam menarik sel – sel radang misalnya netrofil dan eosinofil,
sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.
2. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel
mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin
tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit,
alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan
pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat
mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama
anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran
menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian

12
Diagnosa keperawatan

1. Kerusakan perfusi jaringan berhubunga dengan


2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya kemerahan pada kulit
3. Kekurangan volume cairan

13

Anda mungkin juga menyukai