Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PROBLEM DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN JATI


DIRI BANGSA INDONESIA

Pembimbing : Drs. Saikku Ahmad Husen


Disusun oleh :
1. Alvia Anggreini S. (FKM) 101611233001
2. Esti Trihanifah (FKM) 101611233020
3. Siti Nur Aisa (FKp) 131611133138
4. Novita Dwi Andriana (FKp) 131611133116
5. Muh. Dzakiyyul Fikri W (FKp) 131611133115

KELAS BERSAMA MATA KULIAH WAJIB UNIVERSITAS


(MKWU)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Problem dan Implementasi Pengembangan
Jati Diri Bangsa Indonesia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami meneima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah yang bejudul


“Problem dan Implementasi Pengembangan Jati Diri Bangsa Indonesia” ini dapat
memberikan inspirasi sekilas tentang pengetahuan terhadap pembaca.

Surabaya, 17 September 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar .........................................................................................1


2. Daftar isi ...................................................................................................2
3. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................3
4. Bab II Isi dan Pembahasan .......................................................................4
5. Bab III Penutup.........................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai banyak sekali


keanekaragaman, baik dari budaya yang beraneka ragam, suku yang beraneka
ragam, bahasa, kuliner, destinasi wisata bahkan flora dan faunanya yang sangat
banyak dan beraneka ragam. Hal ini dapat menjadi kebanggaan tersendiri
khususnya bagi rakyat indonesia dan kita sebagai warga negara yang baik harus
ikut menjaga dan melestarikan keanekaragaman yang dimiliki indonesia
tersebut.

Memiliki banyak sekali keanekaragaman tentu sangat bermanfaat untuk


Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Indonesia sendiri. Manfaatnya adalah kita
dapat menikmati berbagai budaya yang ada di Indonesia yang di negara lain belum
tentu mempunyai kekayaan yang beraneka ragam seperti ini. Tetapi disisi lain
mempunyai banyak budaya tentu mempunyai banyak perbedaan, perbedaan itulah
jika tidak ada rasa saling toleransi akan menyebabkan disintegrasi bangsa.

Pembangunan karakter bangsa tentu sangat penting, karena keadaan


suatu bangsa tergantung dari karakter-karakter rakyatnya. Contoh –contoh
karakter bangsa yang diimpikan suatu negara dan bagaimana cara
mengimplementasikan akan dibahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Apa yang dimaksud dengan problem dan implementasi pembangunan
jati diri bangsa?
Apa saja nilai-nilai karakter suatu bangsa?
Bagaimana strategi pembangunan karakter bangsa
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang karakter bangsa
2. Mampu ikut serta mengimplementasikan nilai karakter bangsa
BAB II

PEMBAHASAN

Jati diri bangsa Indonesia merupakan karakter atau identitas yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia.Identitas ini merupakan identitas nasional yang dimiliki
suatu bangsa untuk membedakan dengan bangsa yang lain karena identitas ini
merujuk pada kepribadian bangsa itu sendiri.Bangsa pada hakiaktnya merupakan
sekelompok orang yang memiliki persamaan nasib dan proses sejarahnya, sehingga
mempunyai persamaan watak dan karakter yang kuat untuk bersatu dan berjuang
bersama dalam kesatuan nasional. Setiap bangsa memiliki keunikan, ciri-ciri, sifat
dan karakter dari bangsa tersebut oleh karena itu identitas nasional tidak dapat
terpisahkan dari jati diri suatu bangsa untuk mempertahankan keunikan tersebut
sebagai bangsa Indonesia harus menanamkan cinta tanah air dengan menaati dan
mematuhi peratura nada serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang dijadikan
falsafah hidup bangsa Indonesia.

Dalam membangun jati diri sebuah bangsa tentunya tak mudah apalagi
bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama. Cukup sulit
menyatukan dan membentuk jati diri bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke sehingga problematika banyak terjadi
dalam proses pengembangan jati diri bangsa Indonesia.

Problematika dalam pengembangan jati diri bangsa Indonesia dipengaruhi oleh


beberapa factor diantaranya yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses
mendunia yang mana pertukaran informasi dan barang dapat diakses dengan begitu
cepat dapat diakses tanpa batas. Globalisasi menyebabkan ketergantungan antar
bangsa di seluruh dunia melalui interaksi. Interaksi dilakukan melalui media social
seperti faceboook, twitter, instagram, line, bbm, whatsapp dengan aplikasi tersebut
yang segalain formasi dapat diakses melalui telepon seluler dengan mudahnya. Hal
inilah yang dapat menimbulkan dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya
termasuk nilai-nilai ideology dan agama yang sulit dikendalikan sehingga nantinya
dapat mengancam jati diri bangsa Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa
globalisasi sangat memengaruhi pola berpikir dan tindakan masyarakat Indonesia.
Terutama bagi kalangan kaum muda bangsa Indonesia yang mudah terpengaruh
oleh budaya-budaya luar meniru gaya hidup budaya luar yang mana tidak
seluruhnya sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia yang
berdasarkan Pancasila seperti melakukan pergaulan bebas, atheis (tidak memiliki
Tuhan). Kaum muda merupakan generasi penerus bangsa sehingga harus ada upaya
untuk membentengi kaum penerus bangsa tetap menjaga nilai-nilai dan jati diri
bangsa yang terdapat Pancasila sehingga generasi muda tidak kehilangan
kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia.

Yang kedua adalah lingkungan regional. Pengaruh globalisasi juga membawa


dampak terhadap terkikisnya budaya lokal di zona negara Asia Tenggara. Dampak
tersebut berwujudnya ekspansi budaya dari negara-negara maju yang menguasai
teknologi informasi. Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui
program kerjasama kebudayaan, namun melalui teknologi infomasi yang
dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja masuk. Perkembangan regional
seperti Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa perubahan terhadap pola
berpikir dan tindakan masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan
strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-
nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap memiliki kepribadian
sebagai bangsa Indonesia.

Faktor selanjutnya yaitu Lingkungan Nasional. Perkembangan politik di dalam


negeri dalam era reformasi telahmenunjukkan arah terbentuknya demokrasi yang
baik. Selain itu telah direalisasikan adanya kebijakan desentralisasi kewenangan
melalui kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat ini, pemahaman dan
implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran pemimpin
nasional masih belum memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat mengganggu
proses demokrasi dan bahkan mengganggu persatuan nasional.

Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia sejak
lebih dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan fisik dimulai dari zaman orde
lama, orde baru, orde reformasi hingga pasca reformasi terasa sangat pesat,
termasuk pembangunan infra struktur pendukung pembangunan yang mencapai
tingkat kemajuan cukup berarti.

Kemajuan di bidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan non fisik,


termasuk membina karakter dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh
dan memiliki pendirian yang teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman
pasca reformasi saat ini perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter
terus mendapat perhatian tinggi. Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan
menekankan pentingnya jati diri bangsa sebagai salah satu tema pokok pembinaan
karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Lama, Nation and Character
Building merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde
Baru, pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme penataran
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman Reformasi,
sejumlah elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan karakter
bangsa yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.

Dalam mengatasi faktor-faktor yang mengakibatkan problem dalam


pemmbangunan jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa Indonesia kita dapat
mempraktikkan bagaimana cara membangun jati diri bangsa Indonesia diantaranya
sebagai berikut:

Untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan


dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam
konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks
berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepadaTuhan Yang Maha
Esa.Pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan
dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama seluruh
komponen bangsa dan negara.
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun
individu. Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam
menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga
terinternalisasi didalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam
sikap dan perilaku yang baik.

Pemberdaya Karakter)

Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan


pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki
tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.

Perekayasa Karakter)

Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya,
pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa
yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Pembangunan karakter bangsa harus diaktualisasikan secara nyata dalam bentuk


aksi nasional dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika
pembangunan bangsa sebagai upaya untuk menjaga jati diri bangsa dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam naungan NKRI. Pembangunan
karakter bangsa harus dilakukan melalui pendekatan sistematik dan integratif
dengan melibatkan keluarga; satuan pendidikan; pemerintah; masyarakat termasuk
teman sebaya, generasi muda, lanjut usia, media massa, pramuka, organisasi
kemasyarakatan, organisasi politik, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat; kelompok strategis seperti elite struktural, elite politik, wartawan,
budayawan, agamawan, tokoh adat, serta tokoh masyarakat. Adapun strategi
pembangunan karakter dapat dilakukan melalui sosialisasi, pendidikan,
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama dengan memperhatikan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat serta pendekatan multidisiplin yang tidak
menekankan pada indoktrinasi.

Advertiser

Dalam rangka meningkatkan pembangunan karakter yang berhasil guna, diperlukan


upaya-upaya nyata antara lain penyusunan desain pembangunan karakter secara
nasional, penyusunan rencana aksi nasional secara terpadu, pencanangan
pembangunan karakter bangsa oleh Presiden Republik Indonesia sebagai tonggak
dimulainya revitalisasi pembangunan karakter bangsa, serta implementasi
pembangunan karakter oleh semua komponen bangsa dan aktualisasi nilai-nilai
karakter secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai – Nilai Karakter


a) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
b) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
e) Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
f) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
g) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h) Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
i) Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j) Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k) Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l) Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
m) Bersahabat / Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
n) Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
o) Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
p) Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
q) Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
r) Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Strategi Pengembangan Karakter Bangsa


Ada 3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
a) Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan
pendidikan karakter individu.
b) Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan
akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa
terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR
atau Partai Politik.
c) Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang
atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung
nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut telah
berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Nilai-
nilai luhur tersebut adalah:
· Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
· Martabat Kemanusiaan
· Persatuan
· Musyawarah
· Adil
BAB III

PENUTUP

Demikianlah uraian tentang urgensi dan implementasi pembangunan karakter


bangsa. Semoga bisa bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan sahabat-
sahabat membumikan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.membumikanpendidikan.com/2015/03/urgensi-dan-implementasi-
pembangunan.html

Anda mungkin juga menyukai