Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA SDR.E DI KELUARGA TN.

W DENGAN
PENYAKIT DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

DI KAMPUNG PANGADEGAN KEC. CIBEUREUM

A. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. W
2. Alamat Kepala Keluarga : Kp. Pangadegan Rt/Rw 06/01 kel. Kota Baru,
Kec. Cibeurem
3. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
4. Komposisi Keluarga

No Nama Hubungan Umur Jenis Status Pendidikan Pekerjaan Keterangan


Dengan Kelami Perkawina Imunisasi
KK n n
1 Ny.L Istri 52 th P kawin SD Penjahit lengkap
2 Tn.H Ank.kandu 30 th L kawin SMK Buruh lengkap
ng
3 Sdr.E Ank. 20 th L belum SMA Pelajar lengkap
kandung
4 Ny.R menantu 29 th P kawin SMA IRT lengkap
5 Ank. Cucu 2 th P belum ____ ___ lengkap
M

Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan

: Sudah Meninggal

: Klien

: Menikah

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

5. Tipe Keluarga
Keluarga Tn W termasuk keluarga besar (estended family) yang terdiri dari Kepala Keluarga,
istri, 2 anak, 1 orang menantu, 1 orang cucu.
6. Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku sunda, Indonesia
7. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan
menjalankan perintah Tuhan YME.
8. Status Social Ekonomi Keluarga
Pekerjaan Anggota Keluarga
Tn.W bekerja sebagai buruh jasa di sebuah perusahaan. Sedangkan Ny. L bekerja sebagai
penjahit rumahan. Anak pertama yang sudah menikah bekerja sebagai supir di perusahaan.
Sebagian besar anggota keluarga mempunyai penghasil perbulannya, yaitu :
 Kepala Keluarga : 1.500.000/bulan
 istri (Ibu l) : 500.000/bulan
 Anak 1 : 900.000/bulan
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Dilihat dari penghasilan masing-masing anggota keluarga yang sudah bekerja, keluarga
mempunyai status social ekonomi menengah. Dengan pengeluaran perbulan mencapai untuk
Tn.W dengan Ny.L sebesar ± Rp. 1.500.000. sedangkan penghasilan anak pertama di
gunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya sebesar Rp. ±700.000.

9. Kebutuhan Rekreasi
1) Rekreasi Yang Digunakan Dalam Rumah
Keluarga Tn. W tidak pernah pergi bersama untuk berekrasi, hanya saja bila ada kemauan
dan waktu luangnya digunakan menonton TV dan membersihkan rumah bersama-sama
anggota keluarga di saat hari libur.
2) Rekreasi Yang Dilakukan Di Luar Rumah
Keluarga Tn. W jarang berekreasi di luar di tempat rekreasi, hanya saja berkunjung ke
rumah saudara terdekat.
B. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. W mempunyai 2 orang anak, anak pertama laki-laki dengan umur 30 tahun
dan sudah menikah mempunyai 1 orang isteri dan 1 orang anak, dan anak ke-2 laki-laki 20
tahun. Maka keluarga Tn. W berada pada tahap perkembanngan keluarga dengan anak
dewasa.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tn. W sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu :
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah
Namun, hanya sebagian tugas kepala keluarga untuk membantu anak untuk mandiri sebagai
keluarga baru di masyarakat. Sebab anak pertama yang telah menikah belum tinggal sendiri
atau terlepas dari KK yang dilatar belakangi materil.
3. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat
masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
1) Kepala Keluarga, Tn. W pernah mengalami riwayat penyakit Vertigo, sehingga
harus dirawat inap selama 10 hari di Rumah Sakit dan sekarang dinyatakan belum
sembuh total sehingga menyebabkan mobilisasinya terganggu.
2) Isteri, Ny. L tidak mempunyai riwayat penyakit yang mengharuskan Ny. L berobat
dan rawat inap di Rumah Sakit.
3) Anak Pertama, Tn. H tidak mempunyai riwayat penyakit yang mengharuskan Ny.
L berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
4) Anak Kedua, Sdr. E pernah mengalami riwayat penyakit DHF, sehingga harus
dirawat inap selama 10 hari di Rumah Sakit dan sekarang dinyatakan sudah sembuh .
5) Menantu, Ny. R tidak mempunyai riwayat penyakit yang mengharuskan Ny. L
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
6) Cucu , An. M tidak mempunyai riwayat penyakit yang mengharuskan Ny. L
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dari keluarga Tn.W, Tn.W pernah mengidap penyakit vertigo. Akibat dari vertigo sendiri
keseimbangan berjalan Tn.W tidak normal seperti semula. Sedangkan anggota keluarga
yang lain hanya mengalami penyakit pusing biasa dan sembuh dengan membeli obat dari
warung.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a) Status
Luas tanah 12 m x 8 m luas rumah 6 m x 7 m .
Tipe rumah : permanen dengan jumlah 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang kerja. Jendela 16 buah, pintu 5 buah,
setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. perlengkapan rumah tangga
tertata dengan rapi, cahaya matahari dapat tersalurkan kesetiap ruangan, sumber air
dari PDAM.
b) Perincian Denah
Keterangan :

1. Dapur
1 5 6 2. Kamar
mandi
3. Kamar
2 tidur
3 4. Ruang
8
tamu
3 5. Ruang kerja
4
3 6. Parkir
7. halaman
utama
7

c) Keadaan rumah
Lantai menggunakan keramik, tidak licin, ruang tamu tampak tidak tertata rapi.
Ruang tamu memiliki 1 jendela selalu terbuka. Tiap kamar tidak terdapat genting
kaca sehingga rumah terlihat kurang terang. Kamar tidur utama mempunyai jendela,
kamar tidur ketiga tidak ada jendela namun memiliki ventilasinya. An. L lebih sering
tidur di kamar ketiga. Dapur terletak seruangan dengan ruang makan terdapat
ventilasi. Lingkungan sekitar rumah jalan sudah dikeraskan atau di semen, posisi
rumah dekat dengan rel kereta api dan tidak ada pembuangan sampah (bak sampah).
d) Kebiasaan Keluarga dalam Perawatan Rumah
Kebersihan rumah adalah tanggung jawab semua anggota keluarga, dimana semua
anggota keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
kebersihan rumah. Namun keluarga Tn. W dan Tn. H jarang untuk membersihkan
atau merawat rumah karena kesibukan pekerjaan sehingga pekerjaan membersihkan
rumah dilakukan oleh Ny.L dan Ny.R.

e) Sistem Pembuangan Sampah


Dalam keluarga Tn. W sampah keluarga di buang di belakang rumah di tampung dan
di bakar. Karena tidak terjangkau mobil angkutan sampah sehingga sampah rumah di
musnahkan dengan cara di bakar di belakang rumah sekitar 2 m dari rumah.
f) System drainase air
Sumber air yang digunakan Tn.W menggunakan air PDAM, disediakan tempat
penampungan air dan memisahkan antara air buat memasak dan buat mencuci. Di
samping rumah ada selokan dan dijadikan pembuangan air bekas.
g) Kondisi air
Kondisi air tidak berwarna, jernih dan tidak berasa. Air PDAM di gunakan untuk
memasak dan keperluan sehari-hari. Untuk minum menggunakan air isi ulang.
h) Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan
Lingkungan
Keluarga menganggap kesehatan sangat penting harus tetap jaga kebersihan.
2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas Rw
Keluarga merasa nyaman hidup ditengah-tengah warga sekitar rumah karena keluarga
merasa warga sekitar saling bantu-membantu dan tidak merugikan dalam berbagai hal.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Sejak Tn. W Menikah Dengan Ny. L keluarga Tn. W tinggal di kp pangadean dan tidak
perrnah pindah. Alat transportasi yang ada di daerah keluarga Tn. W adalah angkutan umum
dan angkutan motor (ojek). Alat Transportasi yang Biasa Digunakan Keluarga Alat
transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepeda motor dan angkutan umum.
4. Perkunpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a) Peran Serta Keluarga dalam Perkumpulan di Masyarakat
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Walaupun Ny. L
tidak bisa mengikuti kegiatan ibu-ibu setempat karena sibuk kerja dari pagi sampai
malam namun tetap menjaga hubungan baik dengan warga sekitar. Tn.W mengkuti
kegiatan perkumpulan tiap bulan sekali, sedangkan Tn.H suka pulang kerja tidak
menentu tetapi bila ada kgiatan dalam masyarakat selalu mengikuti
b) Persepsi Keluarga Mengenai Perkumpulan di Masyarakat
Keluarga mengatakan perkumpulan di masyarakat sangat berguna memecahkan
masalah-masalah yang ada lingkungan dan tempat berinteraksi antar tetangga
(silaturahim).
c) Adat dan Kebiasaan Komunitas Sekitar
Selama ini tetangga-tetangganya mempunyai kebiasaan apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka saling bantu-membantu. Bergotong royong
membersihkan kampung tiap dua minggu sekali.

5. System pendukung keluarga


Keluarga memiliki fasilitas kesehatan yang memadai misalnya: tersedia MCK, kotak obat
pribadi, motor sebagai sarana transportasi. Sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan misalnya : penyuluhan DBD, diadakannya imunisasi seperti tetanus,
campak, polio, dan lain-lain. Sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga
terpenuhi dengan baik.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga menerapkan kepada seluruh anggota keluarga untuk selalu terbuka jika ada
sesuatu hal. Komunikasi yang diterapkan dalam keluarga adalah dua arah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama, setiap
anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya jika ada
masalah yang dirasakan. Pengambil keputusan adalah Tn. W tetapi bila dalam keadaan
tertentu Tn. W tidak ada di tempat, maka keputusan diambil oleh istrinya.
3. Struktur peran (formal dan informal)
 Tn.W:
Peran formal : Tn.W tidak pernah menjadi pengurus dalam masyarakat, sekarang
hanya menjadi anggota masyarakat
Peran informal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah kakek, mertua, dan
menantu.
 Ny.L:
Peran formal : aktif sebagai anggota masyarakat, perkumpulan ibu-ibu pengajian,
dan perkumpulan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal.
Peran informal : sebagai ibu rumah tangga, sitri, nenek, dan mertua.
 Tn. H :
Peran formal : sebagai anggota masyarakat, anggota ketua karang taruna.
Peran informal : aktif sebagai anggota keluarga, suami, anak, ayah.
 Ny.R :
Peran formal : sebagai anggota perkumpulan ibu-ibu di lingkungan tempat
tinggal
Peran informal : sebagai ibu rumah tangga, ibu, istri, menantu di keluarga.
Sdr.E :
Peran formal : sebagai anggota ikatan mahasiswa
Peran informal : anak, adik. sepupu
An.M :
Peran formal : --------
Peran informal : anak, cucu, keponakan.

4. Nilai dan norma keluarga


Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri di rumah mengurus anak, menurut pendapat keluarga bisa saja
istri bertindak sebagai pencari nafkah tambahan asalkan tugas sebagai istri dan ibu tidak
begitu terabaikan. Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga dan menyayangi serta memberi kebebasan pada An. E tetapi bertanggung
jawab. Nilai yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut,
tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status
kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh masyarakat
dan tidak bertentangan dengan masyrakat sekitar.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Perhatian yang kurang sehingga penderita DHF (Dengue Haemorragic Fever) tidak
mendapatkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
2. Fungsi Sosial
Tingkat kependidikan dan pengetahuan masyarakat rendah, sehingga dalam proses
sosialisasi masyarakat, keluarga tidak mendapatkan informasi yang tepat tentang DHF
dan penanganannya.
3. Fungsi perawatan keluarga
1. Mengenal Masalah
Saat pengkajian semua anggota keluarga dalam keadaan sehat, akan tetapi An. E
yang sudah 10 hari di rawat di Rumah Sakit sudah sembuh dari penyakit DHF,
namun masih mengalami mual tiap kali makan, BB menurun, keengganan untuk
makan, membran mukosa bibir kering, tampak masih lemah dan merasakan selalu
haus. Keluarga tidak tahu tentang pengertian DHF, penyebab DHF, tanda dan gejala
serta faktor penyebab yang mempengaruhi DHF.
2. Mengambil Keputusan
Keluarga Tn. W mengatakan saat Sdr. E demam tinggi dulu diberi obat dari warung.
Namun selama 2 hari demam tinggi Sdr.E tidak mengalami penurunan suhu tubuh.
Diduga Sdr. E mengalami penyakit tipes sehingga keluarga memberikan obat
tradisional. Akan tetapi tidak sembuh-sembuh Sehingga keluarga Tn. W mendapat
saran dari tetangga terdekat untuk mengambil keputusan membawa Sdr.E ke
pelayanan kesehatan terdekat (Puskesmas).
4. Fungsi Reproduksi
Tn. W mempunyai 2 anak (Tn.H dan sdr. E), keluarga Tn. W merencanakan jumlah anak
dengan melakukan KB terutama Ny. L sejak dulu. Tn. W dan Ny. L tidak mengalami
gangguan dalam reproduksi.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandnag, pangan, dan papan dari pendapatan
yang diterima perbulan serta keluarga mampu menyisihkan pendapatannya untuk
keperluan yang tidak terduga.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti puskesmas,
posyandu balita, dan rumah sakit.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek
Apabila keluarga mempunyai masalah dalam kesehatan, anggota keluarga ada yang
menderita DHF maka bagaimana cara keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita tersebut.
2. Stressor jangka panjang
 Kekambuhan penyakit vertigo pada Tn.W.
3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor
Keluarga Tn. A begitu peka terhadap situasi yang terjadi dalam anggota keluarga,
sehingga akan lebih cepat dalam mengambil keputusan sehingga tidak berakibat
buruk, misal akibat atau komplikasi dari DHF.
4. Stressor Koping yang Digunakan
Keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang tidak adaptif terkait dengan
masalah kesehatan yang muncul, misal tidak segera membawa anggota keluarga
yang sakit ke pelayanan kesehatan cenderung akan mempengaruhi tingkat kesehatan
keluarga.
5. Strategi adaftasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambing hitamkan anak, memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan
masalah.
6. Harapan Keluarga pada Perawat
Keluarga Tn.W dan Ny.L menyambut baik mahasiswa kesehatan yang dating
kerumahnya, sehingga semakin tahu bagaimana bahaya dan pelajaran cara mencegah
penularan nyamuk yang menyebabkan DHF/DBD. Keluarga juga mengharapkan
mahasiswa aktif dalam bersosialisasi kepada masyarakat sehingga ilmu yang didapat
dapat diaplikasikan kepada masyarakat.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Nama anggota keluarga
Tn.W Ny.L Tn.H Ny.R Sdr.E An.M
fisik
TB 169 cm 160 cm 170 cm 165 cm 167 cm 75 cm
BB 65 kg 70 kg 65 kg 60 kg 55 kg 15 kg
TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg -------
RR 25 x/menit 23 x/menit 25 x/menit 22 x/menit 25 x/menit 20 x/menit
N 80 x/menit 84 x/menit 70 x/menit 75 x/menit 80 x/menit
Rambut Bersih, Bersih, hitam, Bersih, hitam, Bersih, hitam, Bersih, hitam, Bersih,
beruban, lurus agak ikal lurus lurus lurus hitam, lurus
konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Masih pucat Tidak anemis
Sclera Tidak ikhterik Tidak ikhterik Tidak ikhterik Tidak ikhterik Tidak ikhterik Tidak
ikhterik
Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris,
ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret, tidak ada
tidak ada polip tidak ada polip tidak ada polip tidak ada tidak ada sekret,
polip polip tidak ada
polip
Mulut Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Sedikit kotor, Bersih, tidak
ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis mukosa ada
bibir kering stomatitis
Telinga Bersih, Bersih, Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
simetris simetris simetris simetris simetris simetris
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid
Dada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris,
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri tidak ada
tekan, tekan, tekan, tekan, tekan, nyeri tekan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing wheezing
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tympani, tidak tympani, tidak tympani, tidak tympani, tidak tympani, tidak tympani,
teraba massa teraba massa teraba massa teraba massa teraba massa tidak teraba
massa
Ekstremitas Atas : baik, Atas : baik, Atas : baik, Atas : baik, Atas : baik, Atas : baik,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada tidak ada tidak ada
tekan, rentang tekan, rentang tekan, rentang nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
gerak tangan gerak tangan gerak tangan rentang gerak rentang gerak rentang gerak
baik. baik. baik. tangan tangan tangan
Bawah : tidak Bawah : baik, Bawah : baik, baik. baik. baik.
baik, tidak ada nyeri tidak ada nyeri Bawah : baik, Bawah : baik, Bawah :
keseimbangan tekan, rentang tekan, rentang tidak ada tidak ada baik, tidak
jalan tidak gerak kaki gerak kaki nyeri nyeri ada nyeri
baik. tidak ada baik. baik. tekan, rentang tekan, rentang tekan,
nyeri gerak kaki gerak kaki rentang gerak
tekan, rentang baik. baik. kaki baik.
gerak kaki
baik.

1. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Anggota Keluarga


a) Nutrisi
Komposisi makanan pada keluarga Tn. W terdiri dari makanan pokok yaitu nasi,
sayur mayur selalu ada, lauk pauk nabati selalu ada dan lauk pauk hewani kadang-
kadang serta buah. Keluarga Tn. W makan bersama-sama anggota keluarga pada
malam hari sekitar jam 19.00 WIB, tetapi Ny. L sering memasak lauk pauk atau
sayur mayur untuk keluarga. Namun An. M tidak suka makan terutama sayur, makan
dalam porsi kecil dan tidak teratur.
Tn. W : makan sehari 3-4 kali, tidak ada pantangan makanan.
Ny. L : makan sehari 3 kali, tidak ada pantangan makanan.
Tn. H : makan sehari 3-4 kali, tidak ada pantangan.
Ny.R : makan sehari 3 kali, tidak ada pantangan
Sdr.E : makan sehari 2 kali, tidak ada pantangan.
An. M : makan tidak teratur, tidak mau makan sayur, dalam porsi kecil terkadang
tidak habis.
b) Intake cairan
Tn. W minum kurang lebih 7-8 gelas per hari air putih dan pagi hari the manis, Ny. L
minum kurang lebih 7-8 gelas per hari air putih, pagi hari teh manis. Tn.H minum 2-
3 botol minum dan sering minum air suplemen dalam tiap mau kerja,Ny.R minum 6-
7 gelas per hari air putih. Sdr.E suka minum 3-4 gelas per hari dan 1 botol minum air
putih. An. M minum kurang lebih 4-5 gelas per hari air putih,dan suka jajan
minuman es.
c) Eliminasi
Tn.W : BAB 1 kali sehari lunak, bau khas. BAK 6-8 kali sehari warna kuning jernih.
Ny.L : BAB 1 kali sehari lunak, bau khas. BAK 5-6 kali sehari warna kuning jernih.
Tn.H : BAB 1 kali sehari lunak, bau khas. BAK 6-8 kali sehari warna kuning jernih.
Ny.H : BAB 1 kali sehari lunak, bau khas. BAK 4-5 kali sehari warna kuning jernih.
Sdr.E : BAB 1 kali sehari lunak, bau khas. BAK 5-7 kali sehari warna kuning jernih.
d) Mobilisasi
Tn. W beraktifitas dengan pekerjaannya sebagai buruh jasa di perusahaan, berangkat
bila masuk pagi pukul 07.30 WIB dengan menggunakan sepeda motor dan pulang
sore hari sekitar pukul 17.30 WIB tergantung selesainya pekerjaan. Tn.H berangkat
kerja menjadi supir angkut tidak menentu kadang dalam 1 bulan 3 minggu kerja dan
pulang tergantung pergantian kerja. Sdr.E suka berangkat sekolah memakai motor
dari pagi jam 07.00 dan pulang jam 03.00. untuk Ny.L dan Ny.R bekerja di rumah ,
apabila ada keperluan ke pasar, suka naik angkutan umum.
e) Personal Hygiene
Tn. W : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 3 kali sehari dengan shampo.
Ny. L : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 2 kali sehari dengan shampo.
Ny. R : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 2 kali sehari dengan shampo.
Tn. H : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 2 kali sehari dengan shampo.
Sdr.E : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 2 kali sehari dengan shampo.
An.M : mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut
setiap 2 kali sehari dengan shampo.
H. ANALISA DATA
NO Simptom Etiologi Problem
1 DS : Sdr E mengeluh badannya Ketidakmampuan Meningkatnya suhu
panas sampai merasa sakit. keluarga untuk mengenal (hipertermi) pada An. E
DO : Bila suhu badan Sdr. E masalah kesehatan (DHF) di keuarga Tn. W
naik, keluarga hanya
mengompres Sdr. E.
2 DS : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
- Keluarga Tn. W mengatakan keluarga dalam nutrisi kurang
Sdr. E masih sering merawat anggota dari kebutuhan tubuh
mual tiap kali makan. keluarga yang pada An. E dikeluarga
- Keluarga mengatakan Sdr. E mengalami DHF Tn. W
nafsu makan berkurang, porsi (Dengue
makan tidak pernah habis. Haemorragic
DO : Fever).
- BB Sdr. E (57 kg)
- TB 165 cm
- Usia 20 tahun
- Mual tiap kali makan
- Porsi makan tidak
pernah habis
- Membran mukosa
kering.
3 DS : Jika gejala timbul Sdr. E Ketidakmampuan Koping keluarga yang
hanya diam, tidak ada keluarga dalam tidak efektif
kesomunikasi dengan keluarga. mengambil keputusan
DO : Sdr. E mengatakan tidak yang tepat
tahu mengenai tanda dan
gejala DHF

I. DIAGNOSA MASALAH
1. Hipertermi pada Sdr.E pada keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan (DHF)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Sdr.E pada keluarga
Tn.W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Sdr. E yang
mengalami DHF (Dengue Haemorragic Fever).
3. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil keputusan
J. SKORING
1. Resiko terjadinya Hipertermi pada Sdr. E pada keluarga Tn. W berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mnda-tanda mengatasi tanda-tanda DHF.

Penghitunga
NO Kriteria Skor Bobot Justifikasi
n
Sifat Masalah
 Aktual
3
 Ancaman 2/3 x 1 = Sdr. E merasa sakit
2
1 1
Kesehatan 2/3 karena panas
 Keadaan 1
Sejahtera
Kemungkinan
Keluarga hanya
masalah dapat
mampu
2 diubah 2 ½x2=1
2 menuntaskan
Mudah
1
Sebagian sebagian
0
Tidak dapat
3 Potensi masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Masih belum bias
untuk dicegah mencegah
 Tinggi 3
 Sedang 2
 Rendah 1
Menonjolnya
masalah
2
 Masalah berat,
harus segera
1 Ketidakmampuan
ditangani
4 4 2/2 x 1 = 1
 Ada masalah, dalam menangani
tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
 Masalah tidak
dirasakan

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. L dikeluarga Tn. A
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat An. L yang mengalami DHF (Dengue
Haemorragic Fever).

Penghitunga
NO Kriteria Skor Bobot Justifikasi
n
Sifat Masalah
 Aktual
3
 Ancaman 2/3 x 1 = Sdr. E terasa mual
2
1 1
Kesehatan 2/3 muntah
 Keadaan 1
Sejahtera
Kemungkinan
Keluarga
masalah dapat
menyatakan
2 diubah 2 ½x2=1
2 pemenuhan nutrisi
 Mudah
1
 Sebagian Sdr. E masih kurang
0
 Tidak dapat
Potensi masalah
untuk dicegah Masalah belum bias
3  Tinggi 3 1 1/3 x 1 = 1/3
2 dicegah
 Sedang
 Rendah 1
Menonjolnya
masalah
2
 Masalah berat,
harus segera
1 Masalah akan berat
ditangani
4 1 2/2 x 1 = 1
 Ada masalah, jika dibiarkan
tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
 Masalah tidak
dirasakan

3. Koping keluarga yang tidakefektif yang berhubungan dengan keperawatan


dirumah
Penghitunga
NO Kriteria Skor Bobot Justifikasi
n
Sifat Masalah
 Aktual
3
 Ancaman Sdr. E diam ketika
2
1 1 3/3 x 1 = 1
Kesehatan gejala timbul
 Keadaan 1
Sejahtera
Kemungkinan
masalah dapat
Keluarga kurang
2 diubah 2 2/2 x 1 = 1
2 komunikasi
 Mudah
1
 Sebagian
0
 Tidak dapat
Potensi masalah
untuk dicegah Keluarga belum bias
3  Tinggi 3 1 2/3 x 1 = 2/3
2 mencegah itu
 Sedang
 Rendah 1
Menonjolnya
masalah
2
 Masalah berat,
harus segera
Keluarga merasa
1
ditangani
4 1 0/2 x 1 = 0 kurang komunikasi
 Ada masalah,
bukan masalah
tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
 Masalah tidak
dirasakan

K. PERENCANAAN

Tujuan Kriteria evaluasi


No Diagnosa masalah
Umum Khusus Kriteria Standar
1 1. Hipertermi pada Setelah 1. Keluarga 1. Mengetahui 1. Lemah, panas
Sdr.E pada keluarga dilakukan mampu tanda dan atau demam
Tn. W berhubungan tindakan selama mengenal gejala. (hipertermi),
dengan 3 hari tanda-tanda sakit kepala,
ketidakmampuan diharapkan DHF anoreksia,
keluarga dalam keluarga nyeri hulu
mengenali masalah mampu hati, pegal-
kesehatan (DHF) mengenali pegal pada
tanda-tanda seluruh tubuh
DHF. dankosntipasi
(sembelit).
2. Keluarga 1. Mengom
mampu pres sesuai
memutuskan suhu tubuh
tindakan Sdr.E
yang tepat
untuk
mengatasi
hipertermi

3. Keluarga
mampu
melakukan
tindakan
keperawatan
untuk DHF
2 1. Ketidakseim Setelah 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Memberi
bangan nutrisi dilakukan mampu harus biasa kan asupan
kurang dari tindakan selama mengenal memberikan vitamin yang
kebutuhan tubuh 3 x 1 hari akan asupan cukup.
pada Sdr.E pada diharapkan kebutuhan nutrisi sesuai
keluarga Tn.W keluarga nutrisi kebutuhan
2. Keluarga
berhubungan dengan mampu mampu tubuh yang
ketidakmampuan memenuhi melakukan cukup
2. Kebutuha
keluarga dalam kebutuhan tindakan
n nutrisi
merawat Sdr. E yang nutrisi Sdr.E pemunuhan
Sdr.E
mengalami DHF nutrisi yang
terpenuhi
(Dengue tepat
3. Keluarga
Haemorragic
mampu
Fever).
mempertaha
nkan
kecukupan
nutrisi
keluarga

3 Koping keluarga Setelah 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Terjalinya


tidak efektif dilakukan mampu harus komunikasi
berhubungan dengan selama 3 hari mengenal mengungkap yang baik
2.
ketidakmampuan diharapkan masalah kan
keluarga dalam keluarga dalam maslahnya
mengambil mampu keluarga (perasaan
2. Keluarga
keputusan membentuk sakit)
mampu 2. Keluarga
mekanisme
memutuskan mampu
koping yang
tindakan mengidentifi
adekuat.
yang tepat. kasi kekuatan
3. Keluarga
dirinya.
mampu 3. Keluarga
melakukan mampu
tindakan mengidentifi
keperawatan kasi koping
mencegah yang baik
4. Keluarga
DHF
4. Keluarga mampu
mampu mengidentifi
memelihara kasi dan
lingkungan memanfaatka
fisik, spikis, n sumber
dan social eksternal.
untuk
mempertahan
kan drajat
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai