PELAYANAN FARMASI
Assalamu’alaikum Wr Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya Alhamdulillah Pedoman Pelayanan RSI Dr.
Subki Abdulkadir telah kita miliki. Pedoman ini diharapkan menjadi acuan dalam
peningkatan mutu pelayanan di lingkungan RSI Dr. Subki Abdulkadir.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami ucapkan kepada para Direksi
RSI Dr. Subki Abdulkadir yang telah memberikan dukungan moril dan materil
dalam pembuatan pedoman ini, para seluruh staf di Instalasi Farmasi RSI Dr. Subki
Abdulkadir yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan,
pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi pedoman ini.
Semoga dengan pedoman ini, dapat menjadikan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit yang terdepan dan terpercaya dalam kualitas pelayanan dan pendidikan
kefarmasian yang islami, aman, profesional, cepat, nyaman, memenuhi standar
mutu, serta berorientasi pada keselamatan pasien, dapat segera terwujud.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tugas Pokok
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi
c. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi
e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
danformularium rumah sakit.
3. Fungsi
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah
sakit.
D. Batasan Operasional
6. Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
Personalia pelayanan farmasi rumah sakit adalah sumber daya manusia yang
melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam bagan
organisasi rumah sakit dengan persyaratan sebagai berikut.
1. Terdaftar di Departeman Kesehatan
2. Terdaftar di Asosiasi Profesi
3. Mempunyai izin kerja.
1. Kompetensi
Apoteker : Sebagai
Pimpinan :
a. Mempunyai kemampuan untuk memimpin
b. Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan
mengembangkan pelayanan farmasi
c. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
d. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain
e. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan masalah
f. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
g. Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian
h. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi
i. Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian
j. Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan
k. Dapat mengoperasionalkan komputer
l. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang farmasi klinik.
b. Beban Kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-
faktor yang berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu
:
1) Kapasitas tempat tidur dan BOR
2) Jumlah resep atau formulir per hari
3) Volume perbekalan farmasi
4) Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)
c. Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan
kebutuhan tenaga harus dipertimbangkan :
1) Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi
2) Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
3) Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas.
d. Waktu Pelayanan
1) Pelayanan 3 shift (24 jam)
2) Pelayanan 2 shift
3) Pelayanan 1 shift
Disesuaikan dengan sistem pendistribusian perbekalan farmasi di rumah
sakit.
B. Pengaturan Jaga
jadwal pengaturan jaga di Instalasi Farmasi
Keterangan Waktu Petugas
Shift 1 07.30 – 14.30
Shift 2 14.00 – 21.00
Shift 3 21.00 – 07.30
Middle 11.00 – 19.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah
Ruang
(terlampir)
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pengkajian resep
Kegiatan ini meliputi upaya pengkajian resep untuk mengidentifikasi Drug
Related Problem baik problem administratif, farmasetis maupun problem klinis.
Problem administratif meliputi:
a. Nama, jenis kelamin, umur pasien
b. Nama dan paraf dokter
c. Tanggal dan unit / ruang asal resep
d. Persyaratan penjamin (untuk pasien relasi)
e. Bentuk dan kekuatan sediaan
f. Dosis dan jumlah obat
g. Stabilitas dan ketersediaan
h. Aturan dan cara penggunaan
i. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
j. Duplikasi pengobatan
k. Alergi, integrasi dan efek samping obat
BAB V
LOGISTIK
2. Produksi
a. Staff Farmasi RSI Dr. Subkhi Abdulkadir diperkenankan memproduksi
obat-obatan yang sering diresepkan dokter dan tidak ada di pasaran,
melakukan pengenceran sediaan cair, melakukan pengemasan
kembali obat-obatan. Staf farmasi bertanggung jawab atas persediaan
obat-obatan racikan yang diperlukan diruang rawat inap, rawat jalan
dan bagian yang membutuhkan ketersediaan farmasi lainnya. Produksi
dilakukan oleh Asisten Apoteker berpengalaman dibawah supervisi
Apoteker
3. Donasi
Obat-obat donasi atau bantuan baik dari lembaga pemerintahan maupun
swasta dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dievaluasi serta
dilaporkan minimal setiap 6 bulan.
D. Penerimaan Perbekalan Farmasi
F. Distribusi
1. Perbekalan farmasi yang didistribusikan oleh Instalasi Farmasi adalah obat
sesuai dengan formularium dan suplemen formularium, alat kesehatan habis
pakai serta perbekalan farmasi lain yang dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan rumah sakit.
2. Sistem distribusi/dispending (peresepan individu) dan Unit Dose
Dispending. Obat hanya bisa diberikan berdasarkan resep/instruksi
pengobatan dari dokter dan resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu
sebelum disiapkan dan diserahkan kepada perawat. Obat persediaan di
ruangan meliputi obat-obat life saving dalam bentuk emergency kit serta
obat simptomatis dan alkes yang sering digunakan. Penentuan jenis dan
jumlah persediaan di ruangan dilakukan oleh staff Farmasi
3. Distribusi /dispensing obat kepada pasien rawat jalan. (Out-patient)
menggunakan sistem Individual Prescription (peresepan individu). Resep
dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum disiapkan dan diserahkan
kepada pasien disertai informasi mengenai aturan pakai, cara
penyimpanan dan informasi lain mengenai penggunaan obat. Apabila
diperlukan dapat dilakukan proses konseling oleh Apoteker kepada
pasien/keluarga pasien. Apoteker diperkenankan mekalukan dispensing
obat-obat bebas, obat bebas terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA) untuk
karyawan rumah sakit dan keluarganya, serta pasien rumah sakit lainnya
setelah melalui proses assesment sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku.
5. Obat dan alat kesehatan yang diperlukan untuk tindakan operasi dan
gawat darurat disediakan di Kamar Operasi dan Unit Gawat Darurat,
dikelola oleh Asisten Apoteker sesuai dengan kebijakan pengelolaan obat
rumah sakit.
]
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
4. Sistem daftar tilik dan cek ulang : alat kontrol berupa daftar tilik dan penetapan
cek ulang setiap langkah kritis dalam pelayanan. Untuk mendukung efektifitas
sistem ini diperlukan pemetaan analisis titik kritis dalam sistem.
B. Standar proses
1. Dilaksanakannya program dan kegiatan pelayanan sesuai pedoman, prosedur
tetap dan instruksi kerja yang sudah ditetapkan
2.Dilaksanakannya peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan
3. Dilaksanakannya evaluasi terhadap input, proses dan output yang disertai
dengan analisis dan tindak lanjut.
C. Standar output
1. Teselenggaranya pelayanan farmasi yang bermutu dan dapat
dipertanggung-jawabkan secara hukum, etika dan moral keislaman
2. Tersedianya perbekalan farmasi yang aman, bermutu baik dan dikelola
secara efektif-efisien sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
3. Terselenggaranya pelayanan farmasi yang berorientasi pada keselamatan
pasien dengan Zero deffect
BAB IX
PENUTUP
Pada saat pedoman ini berlaku semua Instalasi serta unit pelayanan yang
sudah ada harus menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam pedoman
ini.