Merupakan strategi yang dilakukan oleh organisasi dengan cara mempertahankan fasilitas
produksinya di dalam negeri dan menjualnya ke luar negeri.2 Ekpor memungkinkan
perusahaan untuk menawarkan produkny ke negara lain dengan biaya sumber daya yang
relative rendah dan dengan resiko terbatas.
LINGKUNGAN EKONOMI
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di negara tempat organisasi internasinal
beroperasi. Lingkungan ini terdiri dari beberapa faktor, yaitu:
1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi diberbagai negara sangat beragam sehingga menimbulkan
pengelompokan negara-negara yang menjadi negara berkembang dan negara maju.
Kriteria tradisional yang diguanakan untuk pengelompokan tersebut adalah
pendapatan per kapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari produksi barang dan
jasa suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk. 6
2. Infrastruktur
Infrastruktur adalah fasilitas fisik suatu negara yang mendukung aktivitas ekonomi.
Contohnya seperti jalan tol, bandara, saluran telepon, dan sarana pendukung lainnya.
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting dalam mengukur daya saing negara
dalam perekonomian dunia7
3. Pasar Sumber Daya dan Produk
Pasar sumber daya dan produk menjadi hal pentng dalam menjalankan bisnis di
negara lain karena sifatnya yang harus ada jika perusahaan internasional ingin
mendirikan pabrik baru di suatu negara8
4. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Perubahan nilai tukar dapat berdampak besar bagi daya untung bisnis internasional9
LINGKUNGAN POLITIK-HUKUM
1. Risiko politik
Didefinisikan sebagai risiko kehilangan asset daya untung, atau control manajemen
karena peraturan atau tindakan politik dari pemerintah tuan rumah10
2. Undang-undang dan peraturan pemerintah yang berbeda dari masing-masing negara
menjadi tantangan yang sebenarnya bagi bisnis internasional11
Seorang kandidat manajer harus bisa bertanya pada dirinya sendiri, yaitu tentang:
- apakah anda dapat memulai kontak social dengan sebuah Negara yang asing?
- Apakah anda dapat beradaptasi di lingkungan yang berbeda?
- Apakah Anda dapat mengelola masa depan anda di bursa tenaga kerja dengan
membangun jaringan dan hubungan dengan orang-orang di Negara kelahiran
anda? 32
Etika adalah kode prinsip dan niali moral yang membangun perilaku sesorang atau
sebuah kelompok yang berhubungan dengan benar dan salah.38
Sebuah permasalahan etika biasanya muncul dalam situasi ketika tindakan seseorang atau sebuah
organisasi mungkin akan merugikan atau menguntungkan orang lain.39 Namun permasalahan etis
terkadang sangat kompleks. Orang-orang di organisasi secara luas menganut pandangan yang
beragam tentang tindakan etis yang paling sesuai dan tidak sesuai dalam situasi tertentu.40
Dilema etis adalah situasi yang muncul ketika semua pilihan alternatif atau perilaku
yang tidak diinginkan karena konsekuensi yang berpotensi negatif, sehingga sulit untuk
membedakan benar dan salah. Dilema ethis( ethical dilemma) muncul dalam situasi yang
menyangkut benar dan salah ketika nilai-nlai menjadi pertentangan41
salah satu ciri pribadi yang penting adalah tahap pengembangan moral. 46Globalisasi membuat
permasalahan etika menjadi lebih membingungkan bagi manajer saat ini47
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan
melakukan tindakan yang akan berperan terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat
serta organisasi. Tanggung jawab social perusahaan berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut
perusahaan terhadap masyarakat48. Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah
konsep yang sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang berbeda
mengenai tindakan yang bisa mningkatkan kesejahteraan rakyat.49
Adalah kelompok apa pun yang berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil
dalam kinerja organisasi. Kinerja organisasi mempengaruhi pemagku kepentingan, dan
pemangku kepentingan dapat juga sangat mempengaruhi kinerja dan kesuksesan organisasi.
Seperti dalam kasus Monsato, pesaing terdepan dalam industry ilmu pengetahuan hayati.50
Selama lebih dari sekitar satu dasawarsa, Monsato telah berubah dari sebuah firma kimia
menjadi sebuah perusahaan biiteknologi. Perusahaan ini memiliki susunan stakeholder dan
sangat besar di seluruh dunia, yang diantaranya adalah pelanggan, investor, pemasok, rekanan,
organisasi kesehatan dan pertanian, agen pengaturan, institute penelitian, dan pemerintah.
Mansato mengalami beberapa masalah besar belakangan ini karena kegagalannya untuk
memuaskan beragam kelompok pemangku kepentingan.
Berikut adalah tampilan yang menunjukan keterkaitan para pihak pemangku kepentingan yang
sangat berpengaruh bagi Monsato, ini menunjukan bahwa sebuah organisasi secara serupa
dipengaruhi oleh beragam kelompok pemangku kepentingan, di mana perusahaan tidak akan bisa
bertahan tanpa pihak-pihak ini.51
Sejumlah perusahaan di dunia telah memegang ide revolusioner yang disebut ketahan atau
pengembangan yang dapat bertahan. Ketahanan merupakan perkembangan ekonomi yang
mengahsilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga
lingkungan agar generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.51 Dengan filosofi
ketahanan, menajer menjalin keprihatinan lingkungan dan sosial ke dalam setiap keputusan,
merevisi kebijakan dan prosedur untuk mendukung usaha ketahanan, dan mengukur
kemajuannya dalam mencapai tujuan-tujuan ketahanan. Semuanya berinti pada ketahanan yang
menerapkan dukungan alam dengan usaha lebih untuk mencintai alam.52
berbagai nuansa yang mewakili pendekatan perusahaan untuk menangani kepedulian lingkungan
dapat diilustrasikan pada tampilan berikut.
Market: merupakan kesadaran dan kepekaan terhadap kepedulian lingkungan, terutama untuk
memuaskan pelanggan
Stakeholder: perusahaan berusaha untuk menjawab masalah lingkungan dari berbagai kelompok
pemangku kepentingan, seperti pelanggan, komunitas local, rekanan, dan kelompok khusus.
GM menghasilkan lebih banyak uang dari daur ulang daripada pengeluarannya dulu untuk
pembuangan53
tampilan di atas merpakan sebuah model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
social. Model tersebut mencirikan bahwa tanggung jawab social perusahaan dapt dibagi kedalam
empat criteria utama: tanggung jawab ekonomi, hokum, etika, dan kebijaksanaan. Keempat
criteria ini saling sesuai untuk membentuk keseluruhan kemampuan perusahaan dalam bereaksi
terhadap social.54
1. Tanggung jawab ekonomi: menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat,
serta memaksimalkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham institusi tersebut.
Oleh Milton Friedman dinyatakan bahwa tanggung jawab ekonomi adalah “pandangan
pemaksimalan keuntungan” yaitu perusahaan harus berjalan di atas landasan yang
berorientasikan keuntungan. Namun pandangan ini tidak dianggap lagi sebagi criteria
kerja yang memadai karena pendekatan yang hanya berorientasi pada keuntungan ini dapt
membawa perusahaan kepada masalah besar.55
2. Tanggung jawab hukum: diantaranya bisnis diharapkan untuk memenihi tujuan
ekonominya dalam kerangka persyaratan hukum yang ditentuka oleh pemerintah.56
3. Tanggung jawab etika: terdiri dari perilaku-perilaku yang tidak dapt ditempatkan ke
dalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi secara
langsung. Para pembuat keputusan diharapkan bertindak dengan kesetaraan, keadilan,
dan ketidakberpihakan, menghargai hak-hak individu. 57
4. Tanggung jawab diskresionari: bersifat suka rela dan dibimbing oleh hasrat perusahaan
untuk memberikan kontribusi social yang tidak diperintahkan oleh ekonomi, hukum, dan
etika. Dapat berupa penyisihan keuntungan yang dialokasikan sebagai dana amal.58-59
MENGATUR EIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Salah satu langkah penting yang dapat diambil oleh seorang manajer adalah untuk mrnjalankan
kepemimpinan yang beretika. Kepemimpinan yang beretika: bahwa manajer berlaku jujur dan
dapt dipercaya, adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika dalam
kehidupan pribadi dan kehidupan profesionalnya.60
Manajer harus proaktif dalam memengaruhi pegawai untuk mewujudkan dan mencerminkan
nilai-nilai etika61
Manajer juga dapat menerapkan mekanisme organisasi dalam membantu pwgawai dan
oerusahaan untu tetap berada pada jalur yang beretika. Beberapa mekanisme utama adalah kode
etik, struktur etis, struktur etis, whistle-Blowing.
1. Kode Etik : pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang berkaitan
dengan persoalan etika dan social. Kode etik cenderung ada dalam 2 jenis: pernyataan
yang berdasarkan prinsip (sering disebut kredo perusahaan) dan pernyataan yang
berdasarkan kebijakan. Pernyataan yang berdasarkan prinsip menentukan niai-nilai
mendasar dan berisi nahasa-bahasa umum mengenai tanggung jawab perusahaan, kualitas
produk, dan perlakuan terhadap pegawai. Sedangkan pernyataan yang berdasarkan
kebijakan umumnya menguraikan prosedur-prosedur yang digunakan dalam situasi etis
tertentu, seperti praktik pemasaran, konflik kepentingan, ketaatan pada hukum, informasi
kepemilikan, hadiah-hadiah politis, dan peluang yang sama.62
2. Struktur Etis
Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.63 Komite etika: adalah keloompok
eksekitif yang ditunjuk untuk mengatsi etika perusahaan dengan menagtur permasalahan-
permasalahan yang mencurigakan dan menertibkan para pelanggarnya. Banyak
perusahaan yang menyusun kantor-kantor beretika yang dikepalai oleh kepala tugas
etika: yaitu eksekutif perusahaaan yang mengawasi etika dan kepatuhan hukum.64
program etika: program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam menghadapi
persoalan etika dan niali-nilai.65
3. Whistle-Blowing
Merupakan penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas praktik-praktik illegal,
amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi.66 Organisasi tidak dapat hanya
mengandalkan kode etik dan struktur etika semata untuk mencegah terjadinya tindak
penyelewengan, maka manajer dapat mengandalkan orang-orang tertentu yang disebut
Whistle-Blower. perusahaan harus melakukan usaha yang berdedikasi untuk melindungi
para whistle-blower.67 Kejahatan ekonomi global yang paling efektif dalam program etika
adalah audit internal dan dukungan dari whistle-blower.68
Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab social perusahaan dengan kinerja
keuangannya berkaitan dengan manajer dan gelar sarjana manajemennya. hal ini oun telah
menjadi perdebatan yang panas.69 Sejumlah penelitian, yang dilakukan untuk menentukan
apakah etika dan tanggung jawab social yang dijunjung tinggi meningkatkan atau menurunkan
kinerja keuangan, telah memberikan hasil yang beragam tetapi secara umum menemukan
hubungan yang positif antara tanggung jawab social dan kinerja keuangan.70 Meskipun hasil-
hasil dari penelitian ini bukan merupakan bukti, hasil ini memberikan indikasi bahwa
penggunaan sumber daya bagi Erika dan tanggung jawab tidak akan mencelakai perusahaan.71
Selain itu, sebuah survey menemukan bahwa 70 % CEO di seluruh dunia myakini tanggung
jawab social perusahaan adalah hal yang vital bagi profibilitas perusahaan.72
Para peneliti menemukan, misalnya , bahwa orang-orang lebih memilih bekerja di perusahaan
yang menunjukan tingakt etika dan tanggung jawab yang tinggi , karenya organisasi atau
perusahaan yang memiliki etka dan tanggung jawab tinggi dapat mempertahankan pegaawai-
pegawai yang berkualitas tinggi.73 Sebuah penelitian yang dilakuakn oleh walker research
mengemukakan bahwa, harga dan kaulitas setara, dua per tiga pelanggan mengatakan bahwa
mereka akan mengganti merk langganan mereka dengan merk dari perusahaan yang ber etika
dan ber tanggung jawab tinggi.74
END NOTE:
67. Marcia Pamarlee Miceli dan Janet P. 73. Daniel W. Greening dan Daniel B.
Near, “ The Relationship among Turban, “ Corporate social
Beliefs, Organizational Positions and Performance as a competitive
Whistle Blowing Status: A Advantage in Attracting a Quality
Discriminant Analysis”, dalam Workforce”, dalam Business and
Academy of management Journal 27 Society 39, no. 3 (sept 2000), hlm.
(1984), hlm. 687- 705. 254; dan O’sullivan, “Virtue
Rewarded”.
68. Eugene Garaventa, “ An Enemy Of
the people oleh Henrik Ibsen: The 74. The Socially Correct Corporate
Politics of Whistle-blowing “, dalam Business”, dalam Leslie Holstrom
journal of management inquiry 3, no. dan simon Brady, “ The Changing
4 (desember 1994), hlm. 369- 374. Face of Global Business”, dalam
Fortune (24 juli 2000), hlm. S1- S38.
69. Dilaporkan di Rosen, “ A Measure of
success? Ethics after Enron”.