A. Latar Belakang
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya
terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab
kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel
mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan
kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam (Sukardja, 2000).
Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan
dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3
juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah
penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di
negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010).
Kanker payudara merupakan proses keganasan yang terjadi akibat kegagalan
dalam koordinasi fungsi gen. Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian
kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim dan merupakan kanker yang
paling banyak ditemui diantara wanita.
Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita
terdiagnosis menderita kanker payudara, sedangkan sejak tahun 1990 angka kematian
penderita kanker payudara menurun, hal ini disebabkan oleh adanya deteksi dini dan
terapi kanker 2 payudara yang baik. Akan tetapi kanker payudara ternyata bukan
monopoli kaum wanita, kaum pria pun bisa mengalaminya. Meski insendensinya relatif
kecil yakni hanya sekitar 1%. Kanker payudara pada pria harus di waspadai sejak dini
karena menyebabkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Insiden kanker
payudara pada dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang meningkat (Rasjidi,
2009).
Peningkatan insiden kanker payudara disebabkan oleh adanya perubahan keadaan
sosial ekonomi, perubahan gaya hidup, serta perubahan pola menstruasi pada wanita.
Sedangkan resiko kanker payudara disebakan oleh beberapa faktor, yang meliputi riwayat
keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama, dan faktorfaktor lainnya (Rasjidi, 2009).
Obat antikanker merupakan obat spesialistik, di mana indeks terapi obat sempit
sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang
tidak diinginkan atau bahkan efek toksik berat, yang dapat menyebakan kematian baik
secara langsung maupun tidak langsung. Karena obat antikanker umumnya bekerja pada
sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya terutama mengenai jaringan dengan
proliferasi tinggi yaitu sistem hemopoetik dan gastrointestinal (Sukardja, 2010).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan cancer mammae dengan menggunakan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
a. Dapat mengetahui apa itu onkologi.
b. Dapat mengetahui jenis penyakit onkologi pada lansia.
c. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit onkologi pada lansia.
d. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan cancer mammae.
e. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan cancer mammae.
f. Dapat membuat rencana keperawatan pada klien dengan cancer mammae.
g. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan cancer
mammae.
h. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien
dengan cancer mammae.
D. Manfaaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
berharga bagi penulis mengenai cancer mammae, sehingga dapat menerapkan
pengalaman yang diperoleh untuk pada masyarakat luas.
2. Bagi Institusi
Laporan tugas akhir (LTA) diharapkan dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran, khusunya pada keperawatan maternitas yang mempelajari kesehatan
reproduksi dengan cancer mammae, sehingga dapat membantu dalam
mengaplikasikannya di praktik keperawatan klinik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Onkologi
Onkologi adalah sub-bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker. Dokter
yang mendalami onkologi disebut onkolog. Istilah ini berasal dari bahasa yunani : onkos,
yang berarti “massa atau tumor” dan akhiran –ology, yang berarti “mempelajari”
1. Onkologi radiasi
Orang yang mengkhususkan dalam perawatan kanker dengan radiasi, sebuah proses
yang disebut radioterapi.
2. Bedah onkologi adalah orang yang ahli dalam pembuangan tumor, yang dimiliki oleh
bagian:
a. Bedah
b. THT-KL
c. Obsgyn
d. Mata
3. Onkologi medis adalah orang yang menggunakan pengobatan atau kemoterapi untuk
merawata kanker.
Onkologi memperhatikan hal-hal berikut:
1. Diagnosis kanker
2. Terapi (yaitu operasi, kemoterapi, radioterapi dan lainnya)
3. Dan lain-lain
Pada usia lanjut seseorang lebih rentan terkena penyakit kanker dan juga penyakit
lainnya, hal ini disebabkan karena pada usia lanjut metabolisme tubuh cenderung
menurun yang berakibat turunnya kekebalan tubuh yang berperan aktif melawan bibit
penyakit yang tanpa sengaja ataupun diam-diam masuk ke dalam tubuh. Selain faktor
fisik, faktor psikologi lansia juga ikut mempengaruhi rentannya lansia terjangkit kanker,
pada lansia emosi cenderung meledak-ledak tak terkontrol akibat tidak stabilnya hormon
karena menopause. Selain itu, pada usia lanjut resiko penyakit kanker akan meningkat
karena kanker tumbuh dan berkembang memerlukan waktu yang cukup lama dan
seseorang akan sadar bahwa penyakit kanker tumbuh dan berkembang dalam tubuhnya
ketika penyakit kanker tersebut telah menimbulkan gejala, dan itu terjadi di usia-usia
lanjut karena sebagian kanker tidak menimbulkan gejala sama sekali di stadium awal dan
baru memunculkan gejala pada stadium lanjut bahkan stadium akhir. Berikut beberapa
jenis kanker yang umum diderita oleh lansia, yang mungkin bisa dicegah bila kita
menerapkan hidup sehat dan olahraga teratur sejak muda. Minimal, bila kita teratur
menjalankan pola hidup sehat sejak dini, apabila di usia lanjut terdiagnosa kanker, tubuh
akan lebih siap dan recovery setelah treatment kanker menjadi lebih mudah dan cepat.
Kanker pada manula cukup beragam, rata-rata kanker justru menyerang kalangan
manula karena selain metabolisme tubuh yang turun dan faktor kekebalan tubuh, faktor
gaya hidup serta lingkungan berperan serta mempengaruhi terjadinya kanker pada
manula, apabila seseorang pada saat muda gaya hidupnya buruk seperti merokok,
kelebihan berat badan, kurang olahraga, dan sebagainya, menyebabkan faktor resiko
seseorang terkena kanker menjadi meningkat. Faktor resiko terjadinya kanker pada
seseorang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, mutasi gen, pola hidup,
aktivitas fisik, lingkungan tempat tinggal sampai infeksi virus tertentu merupakan faktor
resiko yang umum terjadi di masyarakat. Gejala yang timbul pun sangat bervariasi,
umumnya kanker lansia ataupun kanker yang terjadi di usia dini dan kanker dewasa,
menyebabkan mual, muntah, pusing, dan sebagian kanker menimbul benjolan yang
terlihat oleh mata maupun bersembunyi di balik lapisan kulit dan daging. Pada umumnya
jenis kanker berikut sangat sering ditemukan pada seorang lansia, walaupun hampir
semua jenis kanker rentan menyerang lansia dan golongan umur lainnya, jika faktor
resiko dan gaya hidup seseorang memang bersinggungan langsung dengan penyakit
kanker.
1. Kanker payudara
Jenis kanker ini sangat sering ditemukan pada lansia, namun jarang
ditemukan pada seseorang berumur di bawah 30 tahun. Kanker payudara adalah jenis
kanker nomor dua yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita, setelah
kanker paru-paru. Kanker payudara bisa menyerang wanita maupun pria, setiap tahun
terdapat 2.300 kasus baru kanker payudara pada pria dan 230.000 kasus baru setiap
tahunnya kanker payudara pada wanita. Gejala yang sering ditimbulkan oleh kanker
payudara antara lain, terdapat benjolan di sekitar payudara, kulit pembungkus
payudara kemerah-merahan dan berkerut, keluar cairan asing (bukan ASI) dari puting
payudara, dan payudara berubah bentuk menjadi tak proporsional.
2. Kanker serviks
3. Kanker prostat
Kebanyakan kanker prostat tumbuh secara lambat dan tidak menyebar, bisa
saja pria yang terlihat sehat dan bugar, berkembang sel-sel prostat dalam tubuhnya
karena pada tahap awal kanker prostat tidak memiliki gejala sama sekali, bahkan sel-
sel kanker prostat bisa nonaktif selama bertahun-tahun di dalam tubuh pria, tanpa
menimbulkan gejala sedikit pun. Karena prostat adalah termasuk ke dalam alat
reproduksi pria, gejala yang timbul karena kanker prostat tidak jauh-jauh seperti
disfungsi ereksi, sulit buang air kecil, nyeri ketika buang air kecil, dan urine pasien
kanker prostat biasanya bercampur bercak darah dan sperma.
Umumnya jenis kanker ini terjadi pada seorang lansia, tetapi semua golongan
umur tetap memiliki resiko untuk terserang kanker kolon. Kanker kolon adalah jenis
kanker yang terjadi pada usus besar. Sedangkan kanker rektum adalah kanker yang
menyerang saluran paling akhir dari usus besar (rektum). Awal kanker kolon dan
kanker rektum hanya berupa polip, apabila polip ini tidak teratasi dan terus
berkembang, lama-kelamaan polip-polip yang bersarang di usus besar akan menjadi
kanker yang ganas dan bisa menyebar ke organ tubuh lain melalui saluran darah dan
kelenjar getah bening. Gejala yang timbul akibat kanker kolon dan kanker rektum
antara lain, terdapat bercak darah pada feses, diarea dan/atau sembelit, tidak bisa
buang air besar secara tuntas, dan terasa tidak nyaman pada perut.
5. Kanker paru-paru
Jenis kanker ini merupakan kanker pembunuh nomor satu, baik pada pria
maupun pada wanita. Perokok aktif merupakan seseorang yang memiliki resiko
paling tinggi terserang kanker paru-paru, semakin lama seseorang merokok, semakin
banyak pula rokok yang dihabiskan, semakin besar pula resiko seseorang terserang
kanker paru-paru. Gejala yang timbul karena kanker paru-paru adalah bantuk
menahun atau batuk yang tidak kunjung sembuh, batuk disertai bercak darah, sesak
nafas, nyeri dada, dan gejala kanker umum seperti mual, muntah, kepala pusing, dan
menurunnya berat badan.
6. Kanker kulit
Biasanya kulit yang mengalami kanker kulit adalah kulit yang langsung
terpapar oleh sinar matahari, terdapat tiga jenis tipe dari kanker kulit, pertama
melanoma, kedua basal cell carcinoma, dan squa cell carcinoma. Umumnya gejala
yang timbul karena kanker kulit adalah perubahan pada ukuran, warna, bentuk, dan
teksture pada tahi lalat atau kulit tumbuh lainya.
4. Etiologi
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh
dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih &
Sukaca 2009).
Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara. (Romauli &
indari, 2009).
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran
perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan
oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk
mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung-jawab terhadap
pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer
mammae. (Satmoko, 2008).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada
payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas.
6) Riwayat keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga
inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada anggota
keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit
tersebut menurun.
7) Periode menstruasi
Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia 12
tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase menopause)
setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena cancer mammae yang
sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode menstruasi yang
lebih sehingga lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.
13) Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya cancer
mammae, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga
yang mengidap cancer mammae.
6. Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap
lanjut antara lain :
3) Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah,
darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak
hamil dan menyusui.
6) Nyeri di payudara.
7. Pathway
b. Mucinous Carcinoma
Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker yang memiliki
mukus (lendir) dan biasanya mucul bersama tipe kanker lainnya.
Pertumbuhannya lambat, namun lama-lama dapat meluas.
c. Tubular Carcinoma
f. Phylloides Tumor
1. (T, Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan
dimana lokasinya.
2. (N, Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah
menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
Stadium 1 : T1 N0 M0.
Stadium Keterangan
• Stadium 1
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening.
• Stadium IIA
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan
pada titik-titik saluran getah bening di ketiak.
• Stadium IIB
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah
menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter
tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
• Stadium IIIA
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar pada titik-titik
di pembuluh getah bening ketiak.
• Stadium IIIB
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis
sebagai infalammatory breast cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga
belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
• Stadium IIIC
Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening dalam group N3.
• Stadium IV
Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang
jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
1) Lumpectomy
b. Total Mastektomy
Total mastectomy merupakan operasi pengangkatan seluruh
payudara saja bukan kelenjar ketiak/ axila.
2) Terapi radiasi
b. Fase G1
c. Fase S
d. Fase G2
e. Fase M
4. Terapi hormon
5. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker yang dapat diberikan secara oral atau intervenous. Cara
pemberian obat :
a. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2
minggu, istirahat 1 minggu).
b. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu untuk
yang full dosis.
b. Methotrexate.
d. Paclitaxel (Taxol).
e. Docetaxel (Taxotere).
f. Vinorelbine (Navelbine).
4. Diare
5. Biopsi payudara
c. Open biopsy
6. USG
Cara pemeriksaan :
a. Pasien berbaring pada tempat khusus.
b. Olesi payudara dengan gel.
c. Geser transduser pada payudara.
d. Bentuk dan intensitas pantulan bergantung pada kepadatan jaringan
payudara.
e. Jika sebuah kista, hampir seluruh gelombang suara akan melewati
kista serta menghasilkan pantulan yang lemah.
f. Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari benda
padat tersebut. Sehingga diterjemahkan komputer menjadi gambar
yang diindikasikan sebagai massa.
g. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tertier
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data yang berhubungan dengan
pasien secara sistematis. (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
Menurut Wijaya & Putri (2013), data yang dikaji pada pengkajian mencakup
data yang dikumpulkan melalui riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboraturium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah
pengkajian yang sistematik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data,
anaisa data dan diagnose keperawatan.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan cancer
mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor
hormon antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah menstruasi
± 1 minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang sama tinggi.
e. inspeksi
f. Palpasi
1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh
5. Stadium kanker (system TNM UICC)
g. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologist
2. X-foto thoraks
b. Pemeriksaan laboraturium
c. Pemeriksaan sitologis
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien cancer mammae adalah :
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges & Moorhouse (1999);
Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa perencanaan yang dapat diberikan pada
pasien dengan cancer mammae adalah :
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan cemas berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik
mengontrol cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam waktu
penyembuhan kulit meningkat.
Kriteria hasil :
1. Perfusi jaringan baik.
2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjdinya cedera berulang.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam citra
tubuh kembali efektif.
Kriteria hasil :
1. Gambaran tubuh positif.
Intervensi Rasional
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi Rasional
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang
dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan
perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan
keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges,
Moorhouse, & Burley, 2000).
BAB IV PENUTUP