BAB II
DASAR TEORI
Ada beberapa bahan isolator yang digunakan di transmisi dan distribusi
tegangan tinggi diantaranya sebagai berikut:
II.1.1 Isolasi Gas
1. Pengertian Isolator Gas
Pada umumnya isolator gas digunakan sebagai media isolasi dan penghantar
panas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada isolator gas ini adalah
ketidakstabilan temperatur, ketidaknormalan sifat kedielektrikan pada tekanan
yang tinggi dan resiko ledakan dari gas yang digunakan.
Udara
Nitrogen
Helium
Hidrogen
Gas karbondioksida
Methana
Ethana
Propana
d) Gas Elektronegatif, contohnya :
CH2Cl2
Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai
media
penyalur panas. Bahan isolasi gas yang dibahas dalam makalah ini adalah:
udara,
sulphur hexa fluorida (SF6) sebagai titik berat di damping gas-gas lain yang
lazim digunakan di dalam teknik listrik.
a. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan
tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai antara
lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara yang satu dengan yang lain dipisahkan
dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak linier
seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
b. Sulphur Hexa Fluorida
Sulphur Hexa Fluorida (SF+) merupakan suatu gas bentukan antara unsur
sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis.
Molekul SF6 mempunyai 6 atom Fluor yang mengelilingi sebuah atom
Sulphur, di sini masing-masing atom Fluo mengikat 1buah elektron terluar atom
Sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti
halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai
massa jenis 6,139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu 00 celsius dan
tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut pada air, tidak
beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan bahan isolasi yang
baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara.
c. Gas-gas lain
1. Gas bentukan fluoro organic misalnya C7F14, C7F8, C14, F24
mempunyai tegangan tembus yang tinggi, berkisar antara 6 – 10 kali
tegangan tembus udara. Pemakaian gas ini cocok untuk bahan isolasi
pada alat-alat pemutus.
2. Gas karbon dioksoda (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada
bahan dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi, antara
lain: kabel dan trafo.
3. Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak digunakan sebagai
bahan pengisi lampu-lampu tabung.
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
1. Kekuatan isolasi tinggi.
2. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis yang kecil, sehingga
partikel- partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan.
Jarak elektoda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan autotransformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat
terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bungaapi
dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya
kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukan harga nol). Tegangan tembus
nominal minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877
disebutkan bahwa suatu bahan isolasi har us memiliki tegangan tembus sebesar
kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan
dielektrik bahan isolasikurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM
D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 V untuk
suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang
diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang
dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi.
Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media
pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Untuk
minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau
bertegangan >30 kV.
b. Minyak Kabel
Minyak kabel juga merupakan salah satu hasil pemurnian minyak bumi.
Minyak kabel digunakan untuk memadatkan penyekat kertas pada kabel tenag,
kabel tanah, dan terutama kabel tegangan tinggi, kecuali untuk menguatkan baik
daya sekat mekanisnya, penyekat kertas, juga untuk menjaga atau menahan air
supaya tidak meresap. sekaligus sebagai elektrikum .
Pada dasarnya penyekat bentuk cair digunakan sebagai bahan pembersih pada
alat-alat listrik misalnya pada reustak. Hal ini banyak difungsikan sebagai
pengisolasi atau bahan pengisi seperti pada minyak trafo yang merupakan pemurni
bahan- bahan mineral. Oleh karena itu bahan isolasi bentuk cair banyak digunakan
karena memiliki daya tembus tinggi dan daya hantar yang kuat. Adapun kendala–
kendala yang biasa menghambat kerja yaitu misalnya pada minyak trapo biasa
terdapat air dan asam.
c. Cairan Sintesis
Di samping bahan–bahan tersebut di atas terdapat pula isolasi cair sintesis yang
juga digunakan pada teknik listrik. Isolasi cair sintesis yang sering digunakan pada
teknik listrik adalah cairan yang berisi chloor (hidrokarbon) seperti difenil (CH)
dimana 3 sampai 5. Atom hydrogen diganti dengan atom chloor .Bahan–bahan ini
diantaranya adalah sovol, askarel, araclor, pyralen, shibanol.
Sovol adalah bahan cair yang agak kental ,tidak berwarna, massa jenisnya.
Lebih besar dari minyak trafo. dan tegangan tembusnya hampir sama dengan
minyak trafo dan permiabilitasnya lebih tinggi .
Sovol yang dicampur dengan sedikit trichlobenzena (CHCL)untuk mengurangi
kekentalannya sehingga diperoleh bahan baru yang disebut sovtol. Karena sovol
dan sovtol tidak terbakar bila dengan udara dan tidak menyebabkan ledakan. Maka
itu trafo yang diisi sovtol tidak berisiko kebakaran dan ledakan sehingga sovtol
tidak digunakan pada isolasi pada pemutus dan juga bahan ini beracun sehingga
penggunaanya harus hati –hati.
II.1.3 Isolator Padat
Isolator padat yang digunakan dalam peralatan sistem tenaga listrik adalah
bahan organis, anorganis dan polimer sintetis. Contoh bahan organis adalah kertas,
kayu, dan karet, sedang bahan anorganis adalah keramik dan mika. Contoh polimer
sintetis adalah polyvinyl chloride dan resin epoksi. Bahan isolasi padat yang banyak
digunakan adalah mika, keramik, dan gelas. Kemampuan isolator sangat
dipengaruhi oleh sifat bahan isolator dan besar polutan yang menempel pada
permukaan bahan isolator. Polutan akan menyebabkan permukaan lebih konduktif.
Konduktifitas yang lebih besar ini akan menyebabkan aliran arus apabila diberi
tegangan. Besar arus yang mengalir tergantung pada besar polutan, nilai arus yang
mengalir pada permukaan isolator mempengaruhi nilai Tegangan Flashover,
semakin besar nilai arus yang mengalir maka semakin kecil nilai Tegangan
Flashover. Dalam hal ini intensitas polusi dinyatakan dalam ESDD (Equivalent Salt
Deposit Density).
1. Porselen
Porselen merupakan bahan dielektrik yang paling sering digunakan
pada isolator. Hal ini terjadi karena porselen memiliki kekuatan dielektrik
2. Gelas
mekanik dari isolator gelas bergantung pada kandungan alkali pada isolator
tersebut. Semakin tinggi kandungan alkalinya maka kemampuan dielektrik
isolator akan semakin menurun hal ini dikarenakan isolator memiliki
konduktivitas lebih tinggi. Kekuatan dielektrik gelas alkali tinggi adalah 17,9
kVrms/mm sedangkan kemampuan dielektrik gelas alkali rendah adalah 48
kVrms/mm.
Jika isolator gelas dipasangkan pada suatu sistem tegangan arus searah.
Maka dapat menimbulkan penguaian kimiawi gelas sehingga akan
meningkatkan kandungan alkalinya. Dimana hal ini akan menyebabkan
penurunan kemampuan isolasi dari gelas. Berdasarkan proses pembuatannya
isolator gelas dibagi menjadi 2 yaitu gelas yang dikuatkan (annealed glass) dan
gelas yang dikeraskan (hardened glass)
3. Bahan komposit
Isolator komposit adalah isolator yang dikembangkan untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan dari isolator porselen dan gelas. Bahan komposit
tertua yang dikembangkan adalah isolator kertas. namun, akhir-akhir ini bahan
isolator yang paling banyak diminati adalah karet silikion (silicon rubber).
Struktur suatu isolator komposit diperlihatkan pada gambar
berikut:
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, isolator komposit memiliki
beberapa bagian utama yaitu : inti berbentuk batang (rod) yang terbuat dari
bahan komposit, fitting yang terbuat dari bahan logam dan bahan antar
muka (interface).
II.1.4 Isolator
Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang
memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak
bertegangan ini harus dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak
bertegangan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi aliran arus yang tidak
semestinya ada antara satu bagian dengan yang lainnya. Misalnya pada
suatu jaringan transmisi, antara suatu konduktor penghantar dengan
konduktor lainnya dipisahkan oleh udara. Namun konduktor ini harus
digantungkan pada tower penopang sehingga dibutuhkan suatu isolator
yang cukup kuat untuk menopang konduktor ini sekaligus mengisolasi
antara konduktor dengan menara yang terhubung ke tanah agar tidak terjadi
hubung singkat ke tanah.
Isolator dapat ditemui pada setiap bagian sistem tenaga listrik.
Selain pada transmisi, isolator juga dapat ditemui pada jaringan distribusi
hantaran udara, gardu induk dan panel pembagi daya. Pada jaringan
distribusi hantaran udara isolator digunakan sebagai penggantung atau
penopang konduktor. Pada gardu induk isolator digunakan sebagai
pendukung sakelar pemisah, pendukung konduktor penghubung dan
penggantung rel dengan kerangka pendukung pemisah.
Isolator pendukung ini dibuat untuk menopang batang-batang konduktor
yang ditempatkan baik di dalam maupun luar ruangan. Isoaltor dipakai karena
bagian konduktor yang bertegangan harus dipisahkan dari tiang penopang
yang terhubung ke tanah. Pada setiap bagian atas dari isolator ini terdapat
tegangan kerja. Isolator pendukung terbagi atas tiga jenis yaitu : isolator pin,
isolator post, dan isolator pin-post.
Gambar II.5 Gambar Isolator Pin, Isolator Post dan Isolator Pin-Post
Gambar II.6 pemasangan vertikal dan horizontal
Isolator gantung digunakan pada sistem dengan tegangan kerja
melebihi 33 kV. Isolator gantung ini terdiri dari dua jenis yaitu isolator
piring dan isolator batang tonggak. Untuk transmisi tegangan tinggi, isolator
piring dirangkai berbentuk rantai. Isolator rantai ini juga biasanya
dilengkapi dengan arcing horn (busur tanduk). Hal ini dilakukan untuk
melindungi isolator rantai dari bahaya tegangan lebih yang dapat
menyebabkan isolator rantai pecah.
3. Jika salah satu isolator piring pada suatu renteng isolator rantai rusak. Maka
kita hanya perlu mengganti isolator piring tersebut dengan isolator yang baru.
4. Karna tersusun dari beberapa isolator piring maka isolator rantai memiliki
Mekanisme kegagalan bahan isolasi padat terdiri dari beberapa jenis sesuai
fungsi waktu penerapan tegangannya. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong kantong udara. Kegagalan ini
terjadi jika tegangan yang dikenakan pada bahan dinaikkan sehingga
tekanan listriknya mencapai nilai tertentu yaitu 106 volt/cm dalam waktu
II.4 Polusi Isolator
Kontaminan berupa kotoran umum akan terkikis dan hilang dikarenakan tercuci
oleh hujan yang lebat sedangkan kontaminasi berupa debu akan melekat misalnya
semen, abu batu bara, petrokimia tidak akan terkikis dan hilang . Sedangkan
gerimis, kelembaban yang tinggi, dan kabut akan membuat lapisan polutan menjadi
basah sehingga dapat membuat permukaan isolator semakin konduktif.
Adapun pokok-pokok pengujian tegangan tinggi ac pada peralatan tegangan
tinggi meliputi :
a) Pengujian Ketahanan dalam udara
b) Pengujian Ketahanan dalam minyak atau air
c) Pengujian ketahanan untuk tiap isolator
d) Pengujian lompatan (bunga api) dalam keadaan kering
e) Pengujian lompatan (bunga api) dalam keadaan basah (humidity
tinggi)
f) Pengujian tembus atau breakdown
c. - Kelembaban mutlak ............................. 11 gram / m3
Mengingat pengujian dilakukan pada kondisi suhu, tekanan udara dan
kelembaban
udara di ruangan yang berbeda-beda dengan standard tersebut di atas,
berkurang pada waktu alat-alat tersebut basah karena hujan.. Tegangan lompatan
api basah dipengaruhi oleh sejumlah penyiraman permenit, resistivitas air dan sudut
penyiraman.
sudut penyiraman standar 45°terhadap garis tegak, dengan ketentuan
keadaan hujan. Sedangkan cara pengujian adalah isolator diberi tegangan uji yang
berupa tegangan AC. Tegangan pengujian dapat dinaikkan secara bebas sampai
mencapai
harga 75% dari tegangan lompatan api yang diharapkan;sesudah itu
tegangan dinaikkan sampai lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt per
detik. Pada waktu dilakukan pengujian dilakukan penyiraman pada isolator secara
standar sehingga mewakili kondisi hujan.Hasil Pengujian adalah terjadinya
lompatan listrik pada saat tegangan tertentu.
Diimana ,
U = Tegangan Tembus
Um= Tegangan tembus yang terukur
C = Kapasitor devider
Untuk mendapatkan hasil tegangan tembus yang sebenarnya pada saat
pengujian maka perlu faktor koreksi dengan persamaan sebagai berikut:
0,3816 b 760
= x ................................................................................(2)
273 t 1013
Dimana untuk tegangan tembus pada benda uji didapat dari persaman:
U0 =
U
..........................................................................................................(3)
Dimana ,
U0 = Tegangan Tembus standar
U = Tegangan tembus
= Faktor koreksi