PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari sekelompok individu yang saling berinteraksi satu sama lain hingga
negara. Dengan kata lain negara dibentuk tidak hanya memenuhi kebutuhan
Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergaul antara
1
Soehino, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, 2005, hlm. 14
Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan suatu keharusan yang bersifat
obyektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas negara adalah
menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau para penguasa yang dipilih
secara saksama oleh rakyat. Disinilah tersimpul pikiran Demokratis daripada Socrates. Ia selalu
menolak dan menentang keras apa yang dianggapnya bertentangan dengan ajarannya yaitu menaati
undang-undang.
2
Fitra Waluyandi, Mengapa Manusia membentuk negara?, dikutip dari http://guru-
ppkn.blogspot.com/2014/10/mengapa-manusia-membentuk-negara.html, diakses pada tanggal 12
Maret 2015, pukul 14.08 WIB
akanmelindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. 3Dikaitkan dengan hukum
internasional dengan masyarakat internasional lainnya. 4Hal ini tidak jauh berbeda
dengan unsur suatu negara yang tercantum dalam Pasal 1 Montevideo (Pan
sovereign karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki negara.Bila
3
Samidjo, Ilmu Negara, Bandung: Armico, 2002, hlm. 27
4
Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002, hlm. 2
5
Montevideo (Pan American) Convention on Rights and Duties of States of 1933.
Konvensi Montevideo ini disahkan pada konverensi Internasional negara-negara Amerika di kota
Montevideo yang ke-7 pada 26 Desember 1933. Lima belas negara Amerika Latin yang
menghadiri konvensi ini dan Amerika Serikat juga adalah peserta konvensi ini. Konvensi ini, dan
terutama pasal 1 nya, telah diterima dan dianggap sebagai unsur-unsur yang umum sebagai
prasyarat adanya suatu negara menurut Hukum Internasional.
6
Yang dimaksud dengan pemerintah yang berdaulat yaitu kekuasaan tertinggi yang bebas
dari pengaruh kekuasaan lain di muka bumi. Kedaulatan dalam arti sempit berarti kebebasan
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar batas-batas negeri.
dikatakan bahwa negara itu berdaulat, dimaksudkan bahwa negara itu mempunyai
wilayah negara itu, artinya suatu negara hanya memiliki kekuasaan tertinggi di
dalam batas wilayahnya.Di luar wilayahnya, suatu negara tidak lagi memiliki
kekuasaan demikian. 7
Unsur inilah yang paling penting dari segi hukum internasional.Ciri ini
pula yang membedakan negara dengan unit-unit yang lebih kecil seperti anggota-
luar negerinya dan tidak diakui oleh negara-negara lain sebagai anggota
Sama halnya seperti manusia, negara tidak dapat berdiri sendiri untuk
terhadap negara lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini dirasakan
sebagainya.
7
Mochtar Kusumaatmadja, Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: PT
Alumni, 2003, hlm 16
8
loc.cit, Huala Adolf
Saling membutuhkan antara negara-negara di berbagai lapangan
suatu negara dapat mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian internasional itu
sendiri dengan negara lain atau bahkan dengan suatu organisasi internasional.
Perjanjian internasional yang dimaksud adalah seperti yang tercantum pada Pasal
tertulis.Instrumen tidak tertulis dapat berupa ucapan lisan, tindakan tertentu dari
negara atau subjek hukum internasional lainnya dan tulisan yang pembentukannya
11
F. A. Whisnu Situni, Indentifikasi dan Reformulasi Sumber-Sumber Hukum
Internasional, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989, hlm. 32
12
op. cit, Mochtar Kusumaatmadja, Etty R. Agoes, hlm. 33
13
ibid., hlm. 34
14
Vienna Convention on the Law of Treaties between States and International
Organizations or between International Organizations 1986
capacity of an international organization to conclude treaties is governed by the
merupakan anggaran dasarnya yang biasa disebut piagam, covenan, atau statuta,
atau dengan istilah yang lebih umum disebut juga dengan konstitusi dari
mekanisme bekerjanya. 15
organisasi internasional itu tidaklah diatas negara, melainkan sejajar atau sederajat
negara itulah, maka organisasi internasional dapat mengadakan dan terlibat dalam
organizations are not situated above international relations, but are within the
perjanjian internasional, terbatas pada bidang dan ruang lingkup kegiatannya atau
apa yang menjadi maksud dan tujuan dari organisasi internasional itu
15
I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional Bag:1, Bandung: CV. Mandar
Maju, 2002, hlm. 22
16
ibid
sendiri. 17Misalnya ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sebagai
keempat: “… the association is open for participation to all States in the South-
internasional pun terbatas pada tujuan pembentukan ASEAN itu sendiri yang
17
ibid., hlm. 23
18
Anggota IKAPI, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, PT Alumni, Bandung,
1997, hlm. 83
19
The ASEAN Declaration (Bangkok Declaration), Bangkok 8 Agustus 1967 merupakan
landasan kesepakatan untuk mengadakan kerja sama regional dalam bidang ekonomi, sosial dan
kebudayaan di Asia Tenggara. Deklarasi ini ditandatangani oleh ketua delegasi dari lima negara
yang terdiri dari Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia), Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
Menteri Malaysia), Narciso Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina), S. Rajaratnam (Menteri Luar
Negeri Singapura) dan Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand). Dalam deklarasi tersebut
dinyatakan pendirian perhimpunan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
5. To collaborate more effectively for the greater utilization of their
agriculture and industries, the expansion of their trade, including the
study of the problems of international commodity trade, the
improvement of their transportation and communications facilities and
the raising of the living standards of their peoples;
6. To promote South-East Asian studies;
7. To maintain close and beneficial cooperation with existing
international and regional organizations with similar aims and
purposes, and explore all avenues for even closer cooperation among
themselves. 20
persetujuan yang akan diratifikasi oleh anggotanya melainkan hanya dengan suatu
organsasi. Dalam hal ini, ASEAN telah membentuk badan-badan seperti Sidang
20
Hasnil Basri Siregar, Hukum Organisasi Internasional, Kelompok Studi Hukum dan
Masyarakat, Fakultas Hukum USU, Medan, 1994, hlm. 145
21
op.cit, Henry G. Scohremen, sebagaimana dikutip oleh Anggota IKAPI, hlm. 84
merupakan badan tertinggi dari ASEAN yang diadakan secara bergiliran di
1976 maupun Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia 1976,
negara anggota ASEAN dengan berbagai badan dan komite dalam ASEAN, serta
organisasi lainnya.Oleh karena itu pada KTT ke-1 ASEAN di Bali tahun 1976,
tanggal 7 Juni 1976, dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal, dan berkedudukan
1981.
Selanjutnya untuk memperkuat Sekretariat ASEAN, para Menteri Luar
Di dalam pendirian Sekretariat ASEAN, tentu saja hal ini tidak terlepas
dari perjanjian internasional yang dibuat antara ASEAN dengan negara tuan
rumah (host country) yang mana adalah Indonesia. Perjanjian ini dikenal dengan
tempat, pemberian Privileges and Immunities, serta siapa saja pihak yang
dengan Indonesia dalam hal pendirian Sekretariat ASEAN yang berada di Jakarta
(HCA).
B. Perumusan Masalah
22
Visensia Evitaria, ASEAN, dikutip dari http://visenmargabanjar.blogspot.com/2013
/02/vbehaviorurldefaultvmlo.html, diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul 18.44 WIB
Berdasarkan judul dan latar belakang yang penulis paparkan, adapun
Tujuan Penelitian
Jakarta.
Manfaat Penelitian
menurut hukum internasional. Selain itu, kiranya kehadiran tulisan ini mampu
dan juga menjadi sebuah persembahan bagi masyarakat luas terkhusus untuk
D. Keaslian Penelitian
Penelitian ini adalah asli, sebab ide, gagasan pemikiran dalam penelitian
ini bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang
lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Demikian penelitian ini dapat
E. Tinjauan Kepustakaan
laporan, dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan
memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut
etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun dari
diutarakan di atas perjanjian tidak adil (unequal treaties) yang pernah diadakan di
masa lampau, contohnya serikat-serikat dagang yang besar, seperti East India
putera. 23Dari uraian ini jelaslah dikemukakan bahwa untuk dapat dinamakan
seperti: 24
dua negara, tiga, maupun lebih dari itu.Secara garis besar dapat
berkaitan dengan masalah persyaratan, dan sifat atau hakekat dari kaidah
hukum yang dapat timbul/lahir dari isi perjanjian tersebut. Dalam perjanjian
bilateral, kedua pihak harus tunduk secara penuh atau secara keseluruhan
terhadap semua isi/pasal dari perjanjian tersebut atau sama sekali tidak mau
tunduk sehingga perjanjian tersebut tidak akan pernah mengikat dan berlaku
sepanjang tidak secara tegas dilarang oleh perjanjian itu dan sepanjang tidak
internasional tidak perlu harus secara penuh, tanpa merombak atau merubah
berlaku umum atau yang terbuka bagi pihak ketiga, atau disebut law
Pembentukannya.
wakil para pihak bertemu dalam suatu forum atau tempat yang secara
terakhir ini mempunyai makna sebagai pengikatan diri dari para pihak
ratifikasi ini, barulah perjanjian itu dapat berlaku atau mengikat bagi
dan Thailand. Ke lima negara ini selain merupakan negara pendiri ASEAN,
ASEAN. 25
25
1967-1977 Dasawarsa ASEAN, Sekretariat Nasional ASEAN Departemen Luar Negeri
Republik Indonesia, hlm. 93
Sekretariat adalah bagian organisasi yang menangani pekerjaan dan
didirikan pada Februari 1976 oleh Menteri Luar Negeri ASEAN. Pada
tahun 1981. 27
wilayah kedaulatan dari negara tuan rumah(host state). 28 Dalam hal Host
dan tanggung jawab dari para pihak serta hak istimewa dan kekebalan, yang
F. Metode Penelitian
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, 2008, dimuat dalam
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul
17.40 WIB
27
ASEAN Secretariat http://www.asean.org/asean/asean-secretariat, diakses pada tanggal
15 Mei 2015 pukul 18.08 WIB
28
Andin Aditya Rahman, Tentang Headquarters Agreement dan Kebiasaan Internasional,
dikutip dari http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5055e47a63ce3/tentang-headquarters-
agreement-dan-hukum-kebiasaan-internasional, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 19.09
WIB
29
ASEAN Secretariat News, Indonesia and ASEAN Sign Host Country Agreement, dikutip
dari http://www.asean.org/news/asean-secretariat-news/item/indonesia-and-asean-sign-host-
country-agreement, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 19.13 WIB
1. Jenis Penelitian
2. Sifat Penelitian
atau hubungan baik yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang
tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan dan penelitian deskriptif
tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, serta tidak ada uji
3. Data Penelitian
30
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2001, hlm.
36
perjanjian atau konvensi internasional, misalnya yang terdapat dalam
hasil penelitian.
menulis tentang ASEAN, baik karangan dalam negeri maupun luar negeri,
ASEAN Charter.
5. Analisis Data
konstruksi.
G. Sistematika Penulisan
mengenai isi dari skripsi ini. Skripsi ini terbagi dalam empat bab. Berikut
dijabarkan garis besar atau sistematika penulisan dari penelitian ini yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
ASEAN DI JAKARTA
BAB IV PENUTUP