Anda di halaman 1dari 7

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SIRIH

HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis


Sukriani Kursia1, Julianri Sari L1, Burhanuddin Taebe1, Asril Burhan2 Wa
Ode Rhobia Rahim1, Nursamsiar1
1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
2
Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar

Email : sukriani.winie@yahoo.com

Abstrak
Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan
oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Ekstrak etil asetat daun sirih
hijau mengandung senyawa antibakteri yang terdiri dari senyawa fenol dan
turunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri
ekstrak etil asetat daun sirih hijau terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Sirih hijau diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dan diuji aktivitas
penghambatannya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan metode
difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat ekstrak pada konsentrasi
3% dan 5%, yaitu 9,8 dan 15 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etil asetat memiliki aktivitas antibakteri dalam kategori sedang-kuat.
Kata kunci : Daun sirih hijau, Piper betle L difusi agar, Staphylococcus
epidermidis, etil asetat
Abstract
Green betle (Piper betle L.) leaf is one of the plants used by the people of
Indonesia for traditional herbal medicine. Ethyl acetate extract of green betel leaf
contains antibacterial consisting of phenol compound and its derivatives. This
study was aimed to determine the antibacterial activity of ethyl acetate extracts of
green betel leaf against Staphylococcus epidermidis. Green betel was extracted
using ethyl acetate solvent and assayed the activity on Staphylococcus
epidermidis by the agar diffusion method. The results showed inhibition of the
extract at a concentration of 3 and 5%, which is 9.8 and 15 mm, respectively. The
result showed that the ethyl acetate extract has antibacterial activity on category of
medium-strong
Keywords : Green betle leaf, Piper betle L, agar diffusion, Staphylococcus
epidermidis, ethyl acetate

1
Pendahuluan dalam proses ekstraksi, yang dapat
melarutkan senyawa flavonoid,
Pemeliharaan kesehatan oleh saponin, aglikon flavonoid, steroid
masyarakat di negara-negara dan lain-lain8 9 10 11 12.
berkembang menurut World Health Hasil Penelitian Suliantari
Organization (WHO) 80% (2008) menunjukkan hasil ekstrak
menggunakan tanaman yang etanol daun sirih hijau dapat
mengandung senyawa berkhasiat menghambat bakteri Staphylococcus
obat berdasarkan pengalaman masa aureus dengan kategori sedang,
lalu1. Indonesia adalah salah satu penelitian lain oleh Anang
Negara berkembang dengan iklim Hermawan (2007), bahwa ekstrak
tropis dan memiliki keragaman yang daun sirih hijau dengan pelarut
cukup besar sehingga memiliki DMSO (Dimethyl Sulfoxide) dapat
sumber bahan baku obat khususnya menghambat bakteri Staphylococcus
obat tradisional yang telah aureus dengan kategori kuat. Selain
dimanfaatkan oleh masyarakat secara itu juga memiliki aktivitas sebagai
turun temurun2. antibakteri terhadap
Propionibacterium acnes dan
Sheikh et al., (2012) 13
Staphylococcus aureus .
menyatakan penggunaan ekstrak
Jerawat adalah penyakit yang
tumbuhan yang memiliki aktivitas
banyak diderita masyarakat terutama
antimikroba sangat membantu dalam
remaja. Penyakit ini dapat
penyembuhan. Salah satu tanaman
disebabkan oleh bakteri yaitu
yang dimemiliki kemampuan sebagai
Propionibacterium acnes dan bakteri
antibakteri adalah Sirih hijau (Piper
Staphylococcus epidermidis. Bakteri
betle L.)3. Daun sirih hijau
ini merupakan flora normal di kulit,
digunakan sebagai obat batuk, obat
namun dapat bersifat invasif.
cacing, dan antiseptik luka4. Daun
Penyebab lain adanya zat nutrisi bagi
sirih hijau mengandung bebagai
bakteri yang diproduksi dari sekresi
macam kandungan kimia, antara lain
kelenjar sebasea yakni air, asam
minyak atsiri, terpinen, seskuiterpen,
amino, urea, garam dan asam lemak.
fenilpropan, dan terpen5. Terdapat
Bakteri ini berperan pada proses
pula katekin dan tannin yang
kemotaktik inflamasi serta
termasuk senyawa polifenol6. Selain
pembentukan enzim lipolitik
itu terkandung juga alkaloid,
pengubah fraksi sebum menjadi
flavonoid, fenol dan steroid7.
massa padat, yang menyebabkan
Senyawa-senyawa yang
terjadinya penyumbatan pada saluran
terkandung dalam tumbuhan sirih
kelenjar sebasea14 15.
hijau tidak seluruhnya merupakan
Berdasarkan penelitian-
senyawa polar, namun juga terdapat
penelitian yang telah dilakukan pada
senyawa non polar ataupun semi
beberapa jenis bakteri, seperti
polar dan bersifat lipofil,
Propionibacterium acnes dan
sebagaimana yang terkandung pada
Staphylococcus aureus yang
tanaman tingkat tinggi pada
berperan sebagai antibakteri jerawat,
umumnya. Pelarut etanol, etil asetat
maka telah dilakukan penelitian uji
dan n-heksan merupakan pelarut
aktivitas antibakteri daun sirih hijau
organik yang banyak digunakan

2
dengan berbagai cairan penyari 2,25 L, diaduk kemudian ditutup
terhadap bakteri Staphylococcus rapat. Didiamkan selama 3 hari
epidermidis. terlindung dari cahaya dengan
perlakuan tiap hari diaduk sebanyak
Metode tiga kali sehari. Setelah hari ke 3
Alat dan Bahan sampel disaring dan dipisahkan
Alat-alat yang digunakan yaitu ampas dan filtratnya. Selanjutnya,
autoklaf, bejana maserasi, cawan ampas diremaserasi dengan cairan
petri (normax), Erlenmeyer (Pyrex), penyari n-heksan yang baru dengan
gelas kimia (Pyrex), inkubator jumlah yang sama. Filtrat n-heksan
(memmert), jangka sorong, jarum yang telah diperoleh, dikumpulkan,
ose, Laminar Air Flow (LAF), lampu dipekatkan dengan alat rotavapor
bunsen, mikro pipet, tabung reaksi sampai diperoleh ekstrak kental n-
(Pyrex), oven, pinset, pipet tetes, heksan. Ampas n-heksan dikeringkan
swab, timbangan analitik, waterbath,. sampai semua pelarut menguap dan
Bahan-bahan yang digunakan diperoleh serbuk simplisia kering.
adalah aquadest steril, bakteri uji Kemudian dilakukan perlakuan yang
Staphylococcus epidermidis, daun sama untuk pelarut etil asetat
sirih hijau, etil asetat, etanol 70%, sebanyak 2,5 liter dan etanol
FeCl3, larutan besi (III) klorida 1%, sebanyak 1,5 liter, dengan
HCl, H2SO4, media Nutrien Agar menggunakan ampas yang digunakan
(NA), NaCl 0,9%, paper disc pada pelarut sebelumnya.
tetrasiklin 30µg, paper disc blank,
pereaksi dragendorf, pereaksi mayer, Skrining Fitokimia
pereaksi wagner serbuk mg. Uji Saponin
Ekstrak sebanyak 0,1 g dimasukkan
Pengambilan Sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian
Sampel penelitian adalah ditambahkan 10 mL air hangat atau
daun sirih hijau yang diperoleh dari panas lalu dikocok selama 30 menit.
Pasar Terong Dilihat busanya dan diukur berapa
cm busa yang terbentuk. Dibiarkan
Pembuatan Simplisia selama 5 menit dan jika busanya
Daun sirih hijau disortasi tidak hilang ditambahkan HCl 2 N.
basah lalu dicuci dengan air mengalir Apabila masih terdapat busa yang
untuk menghilangkan kotoran yang konstan maka menunjukan hasil
menempel, lalu ditiriskan, yang positif.
selanjutnya dirajang atau dipotong
kecil-kecil. Kemudian dikeringkan di Uji Flavonoid
lemari pengering dan sortasi kering. Ekstrak sebanyak 0,1 g dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, kemudian
Ekstraksi ditambahkan serbuk Magnesium
Simplisia ditimbang sebanyak sebanyak 0,5 mg lalu ditambahkan
300 gram, kemudian dimasukkan HCl pekat 3 tetes. Warna kuning,
kedalam wadah maserasi, lalu di hijau, hitam dan orange, menunjukan
basahkan dengan sedikit n-heksan positif flavonoid.
dan selanjutnya direndam hingga

3
Uji Alkaloid
Ekstrak sebanyak 0,1 g dimasukkan Sterilisasi Alat
ke dalam tabung reaksi, kemudian Alat-alat gelas dicuci
ditambahkan dengan 2 mL kloroform menggunakan deterjen, kemudian
dan 2 mL ammonia, dikocok dibilas dengan air suling lalu
kemudian ditambahkan HCl 2N. dikeringkan. Alat-alat yang bersifat
Larutan yg diperoleh dibagi menjadi tahan panas dan tidak berskala
3 bagian dalam tabung reaksi dimana disterilkan menggunakan oven pada
masing-masing tabung reaksi suhu 170°C selama 2 jam,
ditambahkan pereaksi Dragendorf, sedangkan alat-alat yang tahan
pereaksi Mayer dan pereaksi Wagner. terhadap pemanasan dan tidak
Untuk pereaksi Dragendorf endapan berskala disterilkan dalam autoklaf
merah/jingga menunjukan positif pada suhu 121°C pada tekanan 1 atm
senyawa alkaloid, pada pereaksi selama 15 menit. Untuk ose,
Mayer endapan putih menunjukan disterilkan dengan cara dipijarkan
positif senyawa alkaloid dan pada dengan menggunakan lampu spiritus.
pereaksi Wagner endapan coklat
menujukan hasil yang positif. Peremajaan Kultur Murni Bakteri
Uji
Uji Tanin
Ekstrak sebanyak 0,1 g Satu koloni biakan murni
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bakteri Staphylococcus epidermidis
kemudian ditambahkan 10 mL air diambil dengan menggunakan ose
hangat dan ditambah 5 tetes NaCl. steril dari kultur murninya, dan
Setelah itu ditambahkan 3 tetes selanjutnya diinokulasikan dalam
FeCl3. Warna hijau kehitaman medium Nutrien Agar (NA) miring,
menunjukan tanin katekol dan biru kemudian diinkubasikan dalam
kehitaman menunjukkan tanin inkubator pada suhu 37°C selama 1 x
pirogalol. 24 jam

Uji Fenolik Pembuatan Suspensi Larutan Uji


Ekstrak sebanyak 0,1 g Hasil peremajaan bakteri
dimasukkan ke dalam tabung, Staphylococcus epidermidis
kemudian ditambahkan beberapa disuspensikan dengan larutan garam
tetes larutan besi (III) klorida 1%. fisiologis (NaCl 0,9%), yang setara
Senyawa kelompok fenol ditandai dengan Mc. Farland 0,5
dengan munculnya warna hijau,
merah, ungu atau hitam. Penyiapan Sampel Uji
Ditimbang masing-masing
Uji Steroid ekstrak daun sirih hijau sebanyak 0,1
Ekstrak sebanyak 0,1 g g; 0,3 g; dan 0,5 g. Lalu dilarutkan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dengan etil asetat sebanyak 10 ml
kemudian ditambahkan dengan 2 mL untuk memperoleh konsentrasi 1%,
H2SO4 pekat. Adanya steroid ditandai 3% dan 5%.
dengan perubahan warna dari ungu
Pengujian Sampel Terhadap
menjadi biru atau hijau.
Bakteri Uji

4
Medium NA sebanyak 15 mL menempel bakteri, menghambat
dimasukkan ke dalam cawan petri pertumbuhan, aktivitas enzim
lalu dibiarkan memadat. Setelah protease dan dapat membentuk
memadat, diambil bakteri ikatan komplek dengan
menggunakan swab, kemudian polisakarida16
digores secara merata pada Pengujian aktivitas
permukaan medium, kemudian antibakteri konsentrasi 1%, 3 % dan
dimasukkan masing-masing paper 5% terhadap Staphylococcus
disc yang telah diteteskan ekstrak etil epidermidis menggunakan metode
asetat secara aseptis menggunakan difusi menunjukkan hasil rata-rata
pinset steril dan sebagai kontrol zona hambat 0 mm, 9,8 mm dan 15
positif (+) digunakan piper dics mm. Sedangkan untuk kontrol
tetrasiklin dan sebagai kontrol negatif 0 mm dan kontrol positif 27
negatif (-) digunakan cairan penyari mm.
yang digunakan. Paper disc yang
telah mengandung ekstrak Tabel 1. Hasil Data Pengukuran
dimasukkan ke dalam permukaan Daya Hambat Ekstrak Daun Sirih
medium dengan jarak paper disc satu Staphylococcus epidermidis
dengan yang lainnya 2-3 cm
dipinggir cawan petri. Kemudian Diameter zona
Diameter
diinkubasi pada suhu 37°C selama hambat (mm) vs
kontrol
1x24 jam. Diamati zona bening yang Replikasi konsentrasi
(mm)
terbentuk dan diukur diameter daerah ekstrak
hambatnya dengan jangka sorong. 1% 3% 5% + -
Perlakuan ini dilakukan sebanyak I 0 9,5 15,3 26,5 0
tiga kali.
II 0 9,8 15,5 27,6 0
Hasil dan Pembahasan II 0 10,1 15,2 27,1 0
Proses ekstraksi ekstrak etil Total 0 29,4 75 81,2 0
asetat daun sirih hijau menghasilkan
Rata-rata 0 9,8 15 27,0 0
% rendamen sebesar 3,1% dan hasil
identifikasi kimia menujukkan
Hasil zona hambat ektrak
bahwa ekstrak mengandung tannin
tersebut masuk kategori sedang-kuat
dan fenolik. Menurut Harapini et al.,
sedangkan kontrol positif kategori
(1996), senyawa dalam ekstrak yang
sangat kuat.
diduga berperan sebagai senyawa
antimikroba adalah senyawa fenolik.
Kesimpulan
Tannin merupakan polimer fenolik
Ekstrak etil asetat pada
yang biasanya digunakan sebagai
konsentrasi 3 % dan 5% memiliki
bahan penyegar, mempunyai sifat
daya hambat sebesar 9,8 mm dan 15
antimikroba terhadap khamir, bakteri
mm (kategori sedang dan kuat).
dan kapang. Kemampuan tannin
sebagai bahan antimikroba diduga
Daftar Pustaka
karena tannin akan berikatan dengan
1 Sheikh, M., Abdullah R.M., M.K.,
dinding sel bakteri, sehingga akan
Meghavanshi and Irshad, M.
menginaktifkan kemampuan
2012, Studies on Some Plant

5
Extract for Their Antimicrobial Universitas
Potential Against Certain Diponegoro:Semarang
Pathogenic Microorganisms.
American Journal of Plant 8 Moeljanto, dan Rini D. 2003,
Sciences. 3. 209-213. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih
Obat Mujarab dari Masa ke
2 Depkes R.I. 2000, Pedoman Masa. PT. Agromedia Pustaka :
Pelaksanaan Uji Klinik Obat Jakarta
Tradisional. Direktorat Jendral
Pengawas Obat dan Makanan. 9 Kusumaningtyas, E., Widiati,
Departemen Kesehatan Republik R.R., dan Gholib, D. 2008, Uji
.Indonesia : Jakarta. Daya Hambat Ekstrak dan Krim
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle)
3 Hoque, M.M., S. Ratttila, M.A., Terhadap Candida albicans dan
Shishir, M.L., Bari, Y. Inatsu, Trichophyton mentagrophytes.
dan S. Kawamoto. 2011, Seminar Nasional Tekhnologi
Antibacterial Activity of Ethanol Peternakan dan Veteriner.
Extract of Betel Leaf (Piper
betle L.). Againts Some Food 10 Harborne, J.B. 1996, Metode
Borne Pathogens. Bangladesh Fitokimia : Penuntun Cara
Journal of Microbiology, Vol. Modern Menganalisa
28(2) : 58. Tumbuhan. Penerbit ITB :
Bandung
4 Priyono, S.H., dan Praptiwi. 2009,
Identifikasi Senyawa Kimia dan 11 Maulida, D. dan Zulkarnaen, N.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak 2010. Ekstraksi Antioksidan
Piper sp. Asal Papua. J. Tek (Likopen) dari Buah Tomat
Ling, Vol.10 (30) : 271-276. dengan menggunakan Solven
Campuran n-Heksana, Aseton,
5 Depkes R.I. 1980, Materia Medika dan Etanol. Skripsi, Jurusan
Indonesia, Jilid IV. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Kesehatan Republik Indonesia : Universitas Diponegoro :
Jakarta Semarang
6 Damayanti, R.M. 2005, Khasiat 12 Angelina, F. S., Agus Sabdono.,
dan Manfaat Daun Sirih Hijau : dan Delianis, P. 2012, Potensi
Obat Mujarab dari Masa ke Antibakteri Ekstrak Rumput
Masa. Agro Media Pustaka : Laut Terhadap Bakteri Penyakit
Jakarta Kulit. Fakultas Perikanan dan
Ilmu kelautan Universitas
7 Srisadono, A. 2008, Skrinning Diponegoro : Semarang
Awal Ekstrak Etanol Daun sirih
hijau (Piper betle Linn) Sebagai 13 Putri, Z.F. 2010, Uji Aktivitas
Antikanker dengan Metode Antibakteri Ekstrak Etanol
Brine Shrimp Lethality Test Daun Sirih Hijau (Piper betle
(BSLT). (Artikel Karya Tulis L.) Terhadap Propionibacterium
Ilmiah). Fakultas Kedokteran acne dan Staphylococcus aureus
Multiresisten. (Skripsi).

6
Universitas Muhammadiyah 17Nuraini, A.D. 2007, Ekstraksi
Surakarta : Surakarta Komponen Antibakteri dan
Antioksidan dari Biji Teratai
14 Djuanda, A., Hamzah, M., dan (Nymphaea pubescens Willd).
Aisah, S. 1999, Ilmu Penyakit Departemen Ilmu dan Teknologi
Kulit dan Kelamin. Balai Pangan Fakultas Teknologi
Penerbit FKUI : Jakarta Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
15 Jawetz, M., dan Adelberg’s.
2005, Mikrobiologi kedokteran. 18 Widowati, Esti.W. 2009,
(Buku 2). Penerjemah: N. Antifungal Activity of Piper
Widorini. Penerbit Salemba betle L. (Sirih) Leaves. Makalah
Medika : Jakarta pada Prosiding The First
International Seminar on
16 Cowan M.M. 1999, Plant
Science and Technology :
Product as Antimicrobial
Yogyakarta.
Agents. J, Microbiology
Reviews. 12(4) : 564-582

Anda mungkin juga menyukai