Anda di halaman 1dari 10

Understanding Work Teams

Pada umumnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang dikerjakan
membutuhkan keterampilan, penilaian, dan oengalaman yang bervariasi. Tim memiliki
kemampuan untuk dengan cepat berkumpulm menyebar dan berfokus ulang.

Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja


- Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
- Kelompok Kerja adalah suatu kelompok yang berinteraksi untuk membagi informasi
dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang
tanggungjawabnya.
- Tim ialah sekelompok orang dengan keahlian yang saling melengkapi yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama yang bertanggung jawab dengan memberikan
yang terbaik.
- Tim kerja adalah kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan suatu
kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-masukan individual.

Tipe-Tipe Tim Kerja


1. Tim pemecahan masalah
Terdiri dari 5 sampai 12 karyawan dari satu departemen yang bertemu selama beberapa jam
tiap pekan untuk membahas cara-cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Tim-tim kerja mempunyai bidang tanggung jawab yang sama dan bertemu secara teratur untuk
membahas masalah kualitas, menyelidiki sebab-sebab masalah, merekomendasikan
pemecahan, dan menggambil tindakan korektif.

2. Tim Kerja Pengelolaan diri


Tersusun atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka.
Lazimnya tim ini mencakup perencanaan dan penjadwalan kerja, pengendalian korektif atas
langkah kerja, pembuatan keputusan operasi dan pengambilan tindakan untuk mengatasi
masalah.

3. Tim Fungsional Silang


Kelompok karyawan dari tingat hierarkis yang sama, tetapi dari bidang kerja kerja yang
berlainan. Mereka berkumpul untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan
memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.
Task Force adalah tim lintas fungsi sementara. Committees adalah anggota-anggota lini lintas
departemen merupakan contoh dari tim lintas fungsi.
4. Virtual Teams
Tim yang diuraikan dalam bagian sebelumnya melakukan pekerjaan mereka dengan muka.
Tim virtual menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota yang tersebar
secara fisik dan mencapai tujuan yang sama. Mereka berkolaborasi secara online —
menggunakan tautan komunikasi seperti jaringan Wide-area, konferensi video, atau e-mail —
Apakah mereka adalah ruang yang jauh atau benua terpisah. Tim virtual begitu meluas, dan
teknologi telah maju sejauh ini, bahwa itu mungkin sedikit keliru untuk menyebut mereka
"virtual." Hampir semua tim hari ini melakukan setidaknya beberapa pekerjaan mereka dari
jarak jauh.

Team Effectiveness Model

Context:

- Adequate resources
- Leadership and structure
- Climate of trust
- Performance evaluation
and reward systems

Composition:

- Abilities of members
- Personality Team effectiveness
- Allocating roles
- Diversity
- Size of teams
- • Member flexibility

Process:

- Common purpose
- Specific goals
- Team efficacy
- Conflict levels
- Social loafing

Team Context : What Factors Determine Whether Teams are successful?


- Sumber Daya yang Memadai Tim
bagian dari sistem organisasi yang lebih besar; setiap tim kerja bergantung pada sumber daya
di luar kelompok untuk mempertahankannya. Kelangkaan sumber daya secara langsung
mengurangi kemampuan tim untuk melakukan tugasnya secara efektif dan mencapai
tujuannya.
- Kepemimpinan dan Struktur
Anggota tim harus setuju sesorang dapat melakukan tugas tertentu dan memastikan seluruh
anggota berkontribusi secara sama dalam pembagian beban pekerjaan. Tim perlu menentukan
bagaimana jadwal kerja tim sebaiknya dirancang, kemampuan apa yang dibutuhkan bagi
kemajuan tim, bagaimana kelompok menyelesaikan konflik, dan bagaimana kelompok
membuat dan memodifikasi keputusan yang sebelumnya pernah dibuat.
- Keterbukaan dan saling mempercayai antar anggota tim.
Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang sama pula serta dapat
berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota tim bebas untuk mengeluarkan ide-idenya.
Eksperimen dan kreativitas selalu digiatkan anggota lainnya wajib untuk menolong anggota
bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan berguna.
- Evaluasi kinerja yang tepat dan Sistem Reward
evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi agar merefleksikan
kinerja tim. Pihak manajemen mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok,
pembagian keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan modifikasi sistem lainnya
yang akan menguatkan upaya dan komitmen tim.

Team Composition
- Kemampuan anggota : Agar dapat bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan
tiga jenis keterampilan. Pertama, memerlukan orang-orang yang memiliki keahlian
teknis. Kedua, tim membutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan sehingga mampu mengidentifikasi
masalah, menghasilkan alternatif, mengevaluasi alternatif-alternatif, dan membuat
pilihan yang kompeten. Ketiga, tim juga membutuhkan orang-orang yang merupakan
pendengar yang baik, mempu memberikan umpan balik, menyelesaikan konflik, dan
memiliki kemampuan interpersonal sehingga bisa berhubungan dengan anggota yang
lain. Sebagai tambahan, jika anggota kelompok memiliki kemampuan yang rendah,
lebih baik membuat tim dengan tipe Cross Functional.

- Personality of Members : Anggota tim memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta


ciri kepribadian yang berbeda-beda pula. Anggota harus memilih tim berdasarkan
kepribadian dan preferensi mereka. Kinerja tim dapat ditingkatkan dengan
menempatkan mereka pada pekerjaan yang cocok dengan kepribadian anggota tersebut.
Hal yang sama berlaku, berkenaan dengan pengisian posisi pada suatu tim kerja.
Misalnya, guru wali murid di sekolah yang sudah lama mengajar murid-muridnya
mengerti dan mampu mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan murid-muridnya.
Guru tersebut mampu menempatkan murid-muridnya pada posisi yang paling cocok
dengan kemampuan muridnya. Ketika pada suatu saat akan diadakan lomba akademik,
guru tersebut bisa memilih murid mana yang akan maju untuk mata pelajaran apa yang
sesuai dengan kemampuan muridnya sehingga murid tersebut bisa memberikan
kontribusi yang maksimal dalam mata pelajaran yang dilombakan.
- Mengalokasikan Peran dan Mempromosikan Keanekaragaman : Anggota tim
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta ciri kepribadian yang berbeda-beda pula.
Anggota harus memilih tim berdasarkan kepribadian dan preferensi mereka. Kinerja
tim dapat ditingkatkan dengan menempatkan mereka pada pekerjaan yang cocok
dengan kepribadian anggota tersebut. Hal yang sama berlaku, berkenaan dengan
pengisian posisi pada suatu tim kerja. Misalnya, guru wali murid di sekolah yang sudah
lama mengajar murid-muridnya mengerti dan mampu mengidentifikasikan kekuatan
dan kelemahan murid-muridnya. Guru tersebut mampu menempatkan murid-muridnya
pada posisi yang paling cocok dengan kemampuan muridnya. Ketika pada suatu saat
akan diadakan lomba akademik, guru tersebut bisa memilih murid mana yang akan
maju untuk mata pelajaran apa yang sesuai dengan kemampuan muridnya sehingga
murid tersebut bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam mata pelajaran yang
dilombakan.
- Size of teams
- Member flexibility
- Member preferences

Team Processes
- Common purpose
- Specific goals
- Team efficacy
- Conflict levels
- Social loafing
Menghubungkan Tim dan Konsep Kelompok:
Menuju Penciptaan Tim Berkinerja Tinggi
Untuk menciptakan tim berkinerja tinggi ada beberapa syarat yang harus diketahui, yaitu
ukuran tim kerja kemampuan anggot, dan mengalokasikan peran dan menggalakan
keanekaragaman
· Ukuran Tim Kerja : Tim kerja yang baik cenderung berukuran kecil. Bila anggotanya
sudah lebih dari 10 sampai 12 anggota, maka akan sulit untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada. Anggota kelompok akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi secara konstruktif
dan membuat kesepakatan dalam banyak hal. Dengan jumlah yang banyak biasanya orang tidak
bisa mengembangkan kekohesifan kelompok, komitmen, dan tanggung jawab bersama yang
diperlukan untuk mencapai kinerja tinggi. Jika Anda ingin membuat tim dengan jumlah
anggota yang banyak, maka tim tersebut harus dipecah menjadi subteams.
· Kemampuan anggota : Agar dapat bekerja secara efektif, sebuah tim membutuhkan tiga
jenis keterampilan. Pertama, memerlukan orang-orang yang memiliki keahlian teknis. Kedua,
tim membutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan sehingga mampu mengidentifikasi masalah, menghasilkan alternatif,
mengevaluasi alternatif-alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim juga
membutuhkan orang-orang yang merupakan pendengar yang baik, mempu memberikan umpan
balik, menyelesaikan konflik, dan memiliki kemampuan interpersonal sehingga bisa
berhubungan dengan anggota yang lain. Sebagai tambahan, jika anggota kelompok memiliki
kemampuan yang rendah, lebih baik membuat tim dengan tipe Cross Functional.
· Mengalokasikan Peran dan Mempromosikan Keanekaragaman
Anggota tim memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta ciri kepribadian yang berbeda-beda
pula. Anggota harus memilih tim berdasarkan kepribadian dan preferensi mereka. Kinerja tim
dapat ditingkatkan dengan menempatkan mereka pada pekerjaan yang cocok dengan
kepribadian anggota tersebut. Hal yang sama berlaku, berkenaan dengan pengisian posisi pada
suatu tim kerja. Misalnya, guru wali murid di sekolah yang sudah lama mengajar murid-
muridnya mengerti dan mampu mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan murid-
muridnya. Guru tersebut mampu menempatkan murid-muridnya pada posisi yang paling cocok
dengan kemampuan muridnya. Ketika pada suatu saat akan diadakan lomba akademik, guru
tersebut bisa memilih murid mana yang akan maju untuk mata pelajaran apa yang sesuai
dengan kemampuan muridnya sehingga murid tersebut bisa memberikan kontribusi yang
maksimal dalam mata pelajaran yang dilombakan.

Key Roles On Teams


1. Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti dan memberikan pengarahan,
momentum dan komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.
2. Menegakkan tujuan spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis,
dapat diukur dan realistik akan membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga
memberi energi kepada tim.Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah komunikasi yang jelas.
Tujuan juga membantu memelihara fokus mereka pada perolehan hasil.
3. Kemalasan sosial dan Akuntabilitas
Tim yang kinerjanya tinggi mengurangi kecenderungan pada kemalasan sosial dengan tetap
memberi mereka tanggung jawab individu dan tim. Akuntabilitas mengenai bagaimana
tanggung jawab seseorang kepada pimpinannya.
4. Kepemimpinan dan Struktur
Anggota tim harus setuju sesorang dapat melakukan tugas tertentu dan memastikan seluruh
anggota berkontribusi secara sama dalam pembagian beban pekerjaan. Tim perlu menentukan
bagaimana jadwal kerja tim sebaiknya dirancang, kemampuan apa yang dibutuhkan bagi
kemajuan tim, bagaimana kelompok menyelesaikan konflik, dan bagaimana kelompok
membuat dan memodifikasi keputusan yang sebelumnya pernah dibuat.
5. Evaluasi kinerja yang tepat dan Sistem Reward
Evaluasi berorientasi individu dan sistem reward harus dimodifikasi agar merefleksikan kinerja
tim. Pihak manajemen mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, pembagian
keuntungan, perolehan saham, insentif kelompok, dan modifikasi sistem lainnya yang akan
menguatkan upaya dan komitmen tim.
6. Mengembangkan rasa saling percaya yang tinggi
Dalam hubungan personal kepercayaan itu cenderung rapuh,butuh waktu yang lama
membangun kepercayaan,namun gampang runtuh dan susah untuk diperoleh kembali

Dimensions of Trust
Ada 5 dimensi kunci yang melandasi konsep kepercayaan yaitu:
Integritas
Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari kelima dimensi kepercayaan, dimensi
ini tampak paling penting ketika seseorang menilai bahwa pihak lain bisa dipercaya atau tidak.
Tanpa pemahaman akan ‘karakter moral’ dan ‘kejujuran dasar’ orang lain, dimensi
kepercayaan lain tidak ada artinya.
Kompetensi
Kompetensi mencangkup pengetahuan serta keterampilan teknis dan interpersonal. Kita harus
mempercayai bahwa seseorang mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk menjalankan
apa yang ia katakana.
Konsistensi
Konsistensi terkait dengan kehandalan, kemampuan memprediksi, dan pertimbangan
seseorang dalam menangani situasi-situasi. Ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan akan
mengikis kepercayaan.
Loyalitas
Loyalitas merujuk pada keinginan untuk melindungi dan menyelamatkan kehormatan orang
lain. Kepercayaan menuntut kita untuk dapat bergantung kepada seseorang yang tidak akan
menghianati kepercayaan yang kita berikan.
Keterbukaan
Kita harus memberikan kepercayaan kepada seseorang yang akan selalu memberikan kita
kenyataan yang sesungguhnya atau dengan kata lain orang tersebut terbuka dengan kita.

The Group / Teamwork


Membanguntim yang solid dan kompak bukan hal yang mudah karena dalam setiap kelompok
ada banyak individu yang mempunyai pemikiran dan anggapan masing-masing mengenai suatu
masalah. Kerjasama tentu sangat diperlukan untuk membangun sebuah tim yang solid, tetapi
kerjasama dalam kelompok atau organisasi tidak akan tercipta jika masing-masing individu
tidak mengetahui cara untuk menahan diri atau memunculkan potensi mereka di saat yang
tepat.
Beberapa tantangan yang sering dihadapi sebuah kelompok untuk mencapai tujuannya
antara lain :
1. Tujuan jelas = Tim membutuhkan tujuan yang ditetapkan dengan benar dan kemampuan
untuk mengklarifikasi dan menjelaskan tujuan mereka agar dapat bertindaksecara efektif.
2. Membagi Bakat Tenaga Kerja dan Memanfaatkan = Setelah tujuan yang jelas telah
ditetapkan, maka selanjutnya adalah pembagian tugas atau pekerjaan. Kecerdasan manajemen
yang penting, artinya pemimpin tim harus memiliki pandangan objektif tentang kekuatan dan
kelemahan masing-masing anggota.
3. Mengetahui Kapan Berhenti = Overplanning dan tindakan berlebihan dapat
menghancurkan momentum tim.
4. Belajar Efektif = Sebuah tim yang ideal tidak hanya melakukan pekerjaan di depan mereka
dengan baik, tetapi menggunakannya untuk meningkatkan proyek-proyek masa depan.
5. Budaya perusahaan = pemikiran individualisme yang berkembang dapat membuat
anggota kelompok sulit bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya.
Kepercayaan merupakan suatu yang amat penting untuk membangun kepercayaan orang
terhadap pemimpin dan sebaliknya. Beberapa cara untuk membangun kepercayaan anggota
kepada pemimpin team yaitu :
1. Miliki kompetensi lebih = Tim biasanya akan percaya kepada pemimpinnya jika
pemimpin itu mempunyai kompetensi, yaitu keterampilan dan pengalaman yang sangat
memadai.
2. Miliki karakter unggul = Karakter adalah tingkah laku dan tindak tanduk kita dalam
menjalankan visi dan misi kita. Kita harus bisa menjadi contoh bagi anggota tim lainnya sesuai
dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam tim.
3. Miliki keberanian untuk melakukan terobosan = Kita harus mempunyai keberanian untuk
membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Untuk itu dibutuhkan kemampuan
fisik, kemampuan berpikir, kemampuan berinteraksi, kemampuan menyelaraskan segala
tindakan kita dengan visi, misi dan sasaran yang telah kita tetapkan.
4. Miliki kepercayaan diri = Sebagai pemimpin kita harus mempunyai kepercayaan diri.
Kepercayaan diri sangat dekat dengan atribut keberanian yaitu berani menghadapi tantangan.
Lebih dari itu, pemimpin juga harus berani menghadapi tantangan dan menyelesaikannya.
5. Miliki loyalitas = Loyalitas menunjuk ke tiga arah, yaitu ke bawah, ke atas, ke samping.
Artinya, pemimpin tidak boleh hanya menuntut loyalitas dari bawahan. Pemimpin juga harus
loyal kepada bawahan dan teman sejawat. Di samping itu, pemimpin juga loyal terhadap
organisasi.
6. Miliki kerelaan berkorban dan empati = Membangun kepercayaan sangat memerlukan
pengorbanan karena pemimpin harus bisa mendengarkan dan menjaga keutuhan tim. Tindakan
ini membutuhkan pengorbanan, seperti waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain.
7. Adil dan konsisten dalam mengambil keputusan = Pemimpin tim harus konsisten dalam
membuat keputusan untuk kebaikan perusahaan dan karyawan dan bersikap adil pada seluruh
bawahannya, contohnya pemberian reward. Sistem pemberian reward yang diterapkan tidak
hanya diberikan pada seorang yang berhasil melakukan pekerjaan secara individual, tetapi juga
pada kelompok jika kelompok dapat mencapai targer atau melakukan tugasnya dengan baik.
Teams and Total Quality Management
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang
diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang
berusaha untuk memberi kan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang
didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Dasar pemikiran peiunya TQM
sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan
global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu, Total Quality
Management (TQM) merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan
organisasi dan personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara
berkesinambungan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan.
Kerjasama Tim (Teamwork), juga merupakan elemen kunci dari TQM untuk menjadi sukses
dalam bisnis. Tim akan mendapatkan solusi lebih cepat dan lebih baik untuk setiap
permasalahan. Tim juga memberikan perbaikan yang lebih Permanen dalam Proses dan
Operasional. Dalam tim, orang merasa lebih nyaman menceritakan masalah yang mungkin
terjadi, dan bisa mendapatkan bantuan dari orang lain untuk menemukan solusi yang tepat.
Tim yang efektif dan menerapkan TQM hendaknya :
- Tidak terlalu besar agar dapat efektif dan efisien
- Telah diberi pelatihan
- Mengalokasikan waktu yang cukup dalam menangani permasalahan
- Diberikan otoritas untuk menyelesaikan masalah dan mengambil tindakan
- Ada pemimpin yang telah dipilih secara sengaja guna membantu jika diperlukan

Shaping team players


Terdapat 3 hal dalam shaping team players :
- Seleksi : Ketika menyeleksi anggota team yang baru, manajer harus mempertimbangkan
tidak hanya kemampuan teknis yang dimiliki, namun juga harus memperhatikan apakah
kandidat tersebut memiliki kemampuan untuk berperan di dalam tim sebaik kemampuan teknis
yang ia miliki.Karena banyak orang tidak memiliki kemampuan untuk bekerja di dalam tim.
Ketika berhadapan dengan calon kandidat, manajer memiliki 3 pilihan, yaitu:
(a) Kandidat tersebut ditraining untuk membuat mereka mampu berperan sebagai anggota
tim yang baik. Dalam training, kemampuan mereka untuk bekerja di dalam tim akan diasah
secara lebih baik. Jika ini tidak berhasil, dapat dilakukan cara yang kedua.
(b) Memindahkan kandidat ini ke divisi lain dalam organisasi yang dapat bekerja secara
individual atau tidak terikat di dalam sebuah tim. Jika tidak ada alternatif ini, manajer harus
mengambil pilihan yang ketiga.
(c) Pilihan terakhir ini adalah dengan tidak menerima kandidat tersebut.

- Training : karyawan yang telah disediakan di dalam suatu teamwork.Training biasanya


ditawarkan dalam bentuk workshop untuk menolong karyawan dalam meningkatkan
kemampuan untuk pemecahan masalah (problem solving), komunikasi, negosiasi, manajemen
konflik, dan skill kepemimpinan.Misalnya juga dalam training biasanya para karyawan
diingatkan untuk lebih bersabar, karena pengambilan keputusan yang dilakukan dalam tim
akan memakan waktu lebih lama dibandingkan jika mereka mengambil keputusan sendiri.
- Reward : memberikan system imbalan bagi karyawan guna mendukung usaha yang
koperatif sambil terut mengali kontribusi individu karyawan tersebut.

Teams and workforce diversity


Perbedaan pada dasarnya akan memunculkan perspektif yang baru dalam menghadapi setiap
masalah, namun perbedaan juga akan mempersulit tim untuk bersatu dalam mencapai suatu
kesepakatan.
Kasus yang paling sulit dihadapi oleh tim yang memiliki banyak perbedaan adalah kasus untuk
pemecahan masalah (problem solving) dan kasus pengambilan keputusan (decision making).
Tim yang bersifat heterogen memiliki beragam perspektif berbeda yang mampu menciptakan
solusi yang unik dan kreatif. Tetapi karena banyaknya perspektif inilah yang membuat tim ini
menghabiskan waktu yang lebih lama untuk berdiskusi.
Tim yang bersifat kohesif (bersatu) akan memiliki rasa puas yang lebih besar dalam bekerja,
tingkat absen yang rendah, dan tingkat keluarnya anggota dalam tim juga sangat rendah.Untuk
itu diharapkan tim yang bersifat berbeda harus saling mensupport dalam segala perbedaan yang
ada, sehingga tim ini dapat memaksimalkan nilai-nilai dalam perbedaan itu sehingga
menjadikan tim ini menjadi tim yang kohesif. Dapat juga mengikuti diversity training untuk
memperkuat tim ini.

Reinvigorating mature teams


Tim yang telah terbentuk lama dan berada dalam tahap kedewasaan/stabil cenderung untuk
menolak berpikir secara kritis dalam tim. Masing-masing anggota mempercayai bahwa mereka
sudah dapat membaca pikiran setiap orang dalam tim tersebut. Hasilnya, para anggota akan
merasa enggan untuk mengemukakan pendapat mereka karena mereka tidak ingin beradu
pendapat dengan yang lain.
Permasalahan lain yang terjadi dalam mature team adalah kesuksesan-kesuksesan yang mereka
capai di awal akan membuat mereka hanya bertumpu pada masalah dan tugas yang sederhana
saja untuk dihadapi. Seharusnya seiring berjalannya waktu, tim ini harus mencoba untuk
memecahkan maslah-masalah dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Tim akan terjebak
dalam proses dan rutinitas belaka yang menjadikan mereka enggan untuk mencapai
kesempurnaan dalam hal yang dilakukan seperti saat dulu mereka pertama kali terbentuk. Ini
juga menyebabkan proses internal dalam tim tidak lagi berjalan mulus. Lebih banyak konflik
yang terjadi dalam tim, komunikasi menurun, dan performa tim akan menurun drastis.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang berada di tahap kedewasaan
ini:
1. Menyiapkan para anggota tim untuk dapat menghadapi masalah ketika nanti tim telah
mencapai tahap kedewasaan.
2. Menawarkan re-fresher training/training yang bertujuan untuk penyegaran kembali dalam
tim.Training ini akan melatih tim dalam komunikasi, manajemen konflik, dan meningkatkan
kepercayaan diri pada setiap orang serta meningkatkan kepercayaan antara yang satu dengan
lainnya.
3. Menawarkan advanced training.Training ini bertujuan untuk mengarahkan anggota tim
untuk mengembangkan kemampuan problem-solving, interpersonal, dan kemampuan teknikal
yang lebih kuat.
Meyakinkan tim untuk memperlakukan perkembangan yang dilakukan sebagai pengalaman
belajar.Sehingga tim tidak cepat puas dengan hasil perkembangan yang dilakukan, namun terus
meningkatkan untuk selalu lebih baik.Mereka juga akan melihat setiap konflik dan ancaman
yang muncul sebagai kesempatan belajar yang baru.

Anda mungkin juga menyukai