Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI

ACARA I

PROYEKSI SILINDER MERCATOR

Dosen Pengampu: Drs. Rudi Hartono, M. Si.

Dibuat oleh:

Nama : Yuanda Iva Alaika Putri

NIM : 170721636587

Offering : L, Hari Selasa Jam 1-4

Asisten Praktikum : Lela Wahyu Ning Tyas

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OKTOBER 2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

PROYEKSI SILINDER EQUIDISTANT

Laporan praktikum yang berjudul “Proyeksi Silinder Mercator” yang disusun oleh:

Nama : Yuanda Iva Alaika Putri

NIM : 170721636587

Jurusan : Geografi

Program Studi : S1 Pendidikan Geografi

untuk memenuhi salah satu kelengkapan penilaian tugas mata kuliah kartografi.

Malang, 20 Oktober 2017

Mengetahui,

Dosen Pengampu Asisten Praktikum

Drs. Rudi Hartono, M. Si Lela Wahyu Ning Tyas


ACARA I

I. TUJUAN
1. Mampu berlatih dalam merancang dan mendesain proyeksi peta terutama
proyeksi mercator.
2. Mampu memahami cara memindahkan bentuk bumi yang bulat (globe) ke
penyajian bidang datar dengan membuat garis-garis parallel dan meridian.

II. DASAR TEORI

Proyeksi peta dapat diartikan sebagai cara pemindahan garis-garis parallel dan
meridian dari globe (bidang lengkung) ke bidang datar. Di dalam pemindahan garis-
garis tersebut tentu tidak mungkin dilakukan tanpa adanya kesalahan. Oleh karena itu,
diperlukan cara agar dalam memindahkan bidang lengkung ke bidang datar itu
dilakukan dengan meminimalkan kesalahan (distorsi) yang terjadi. Selain itu,
proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai suatu cara memindahkan garis-garis paralel
dan meridian dari globe ke bidang datar dengan kesalahan sekecil-kecilnya.

Proyeksi peta dapat dibagi menurut bidang proyeksi, kedudukan bidang


proyeksi, jenis unsur (distorsi), dan modifikasi (gubahan).

1. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :

a. Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal

Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang


datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan
berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan
menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal
dibedakan 3 macam, yaitu:
1. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
2. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan
ekuator.
3. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu
tempat antara kutub dan ekuator.

b. Proyeksi Kerucut

Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari


suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel
melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran
sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan
memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe
kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya.
Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Proyeksi kerucut normal atau standar

Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel
(Paralel Standar).

2. Proyeksi Kerucut Transversal

Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.

3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.

c. Proyeksi Silinder

Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada
proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel
merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus
vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1. Dapat menggambarkan daerah yang luas.


2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah


ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.

Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :

1. Proyeksi normal
2. Proyeksi miring
3. Proyeksi transversal

2. Proyeksi peta menurut modifikasi (gubahan) dibedakan :

a. Proyeksi Bonne (Equal Area)

Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan
pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat
terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.

b. Proyeksi Sinusoidal

Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah
dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak
antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga
untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
c. Proyeksi Mercator

Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh


muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi
Mercatar yaitu:

1. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi
distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
2. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian
vertikal benar menurut skala.
3. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval
jarak makin membesar.
4. Proyeksinya adalah konform.
5. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.

d. Proyeksi Mollweide

Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.

e. Proyeksi Gall

Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati
kutub.

f. Proyeksi Homolografik (Goode)

Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi
pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran.
III. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Potong kertas menjadi dua bagian dengan cutter.
3. Gambar garis tepi dengan panjang dan lebar sebesar 2 cm pada salah satu
kertas manila yang telah di potong menjadi dua bagian tersebut.
4. Hitung dan gambar garis-garis parallel dan meridian dengan interval yang
sudah di hitung sebelumnya.
5. Gambar dan proyeksikan peta dunia pada jaring proyeksi.

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Pensil
2. Penghapus
3. Busur
4. Jangka
5. Cutter
6. Kalkulator
7. Penggaris
8. Peta acuan
B. Bahan
1. Kertas manila

V. PETA HASIL
VI. PEMBAHASAN
Dalam pratikum kali ini, saya menggambar proyeksi silinder mercator.
Proyeksi Silinder Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform,
dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya
berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang
datar. Dalam praktikum kali ini, kita tidak hanya mengenal ilmu tentang
pembuatan peta saja, melainkan cara memindahkan garis-garis parallel dan
meridian dari globe (bidang lengkung) ke bidang datar dengan meminimalkan
kesalahan (distorsi) yang terjadi
Proses pembuatan proyeksi silinder equidistant dimulai dengan
ºpembuatan garis tepi pada tepi bidang proyeksi sebesar 2 cm pada setiap
bagian sisi bidang proyeksi. Penggunaan garis tepi pada bidang proyeksi
bertujuan untuk memberikan batasan agar proyeksi peta yang kita buat tidak
melebihi batas bidang proyeksi. Kemudian menghitung panjang garis lintang
dengan rumus =2. 𝜋. 𝑟 .Disini saya menggunakan jari-jari 6cm sehingga di
peroleh hasil
2. 𝜋. 𝑟 = 2𝑥3,14𝑥6
= 37,7 cm
Selanjutnya menghitung interval garis lintang dengan menggunakan rumus.
2. 𝜋. 𝑟. 𝛾(𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡)
𝑖=
360
2𝑥3,14𝑥6𝑥15)
=
360
=1,6cm
Untuk mencari garis bujurnya dengan cara sudut 180ºdibagi dengan 15 tetapi
pada proyeksi mercator tidak sampai kutub yaitu pada sudut 90º jadi proyeksi
mercator hanya sampai pada sudut 75º. Untuk mencari garis bujurnya di
γ
gunakan rumus 𝑖 = r. log. tan(45 + 2)
o
Sudut 0º = 6. log. tan(45 + 2) = 0 cm
15
Sudut 15º = 6. log. tan(45 + ) = 0,7 cm
2
30
Sudut 30° = 6. log. tan(45 + ) = 1,4 cm
2
45
Sudut 45° = 6. log. tan(45 + ) = 2,3 cm
2
60
Sudut 60°= 6. log. tan(45 + ) = 3,4 cm
2
75
Sudut 75° = 6. log. tan(45 + ) = 5,3 cm
2

Setelah di temukan interval garis bujur dan linang kemudian bisa di


gambar jaring-jaring proyeksi mercator. Pada proyeksi mercator semakin
menjauhi garis equator jaring-jaring proyeksi semakin melebar. Akibatnya
jarak antara Norwegia dan Greenland menjadi terlihat begitu jauh, atau luas
Greenland terlihat lebih besar dari Amerika Selatan, yang sebenarnya lebih
besar dari Greenland.
Untuk menggambar peta kita berpedoman pada peta berskala
1: 60.000.000 dan kemudian menyalin peta pada jaring jaring proyeksi
mercator dengan skala
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘𝑠𝑖
Skala = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛
1,6 𝑐𝑚
= 1 𝑐𝑚 𝑥 60.000.000

= 96.000.000
Jadi pada proyeksi mercator kami menggunakan skala 1 : 96.000.000

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum proyeksi peta pada kali ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan
bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang
sistematik.Proyeksi peta merupakan cara memindahkan garis lintang
atau paralel dan garis bujur atau meridian di bola bumi (globe) ke
bidang datar yang berbentuk peta.
2. proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
cara pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta. Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang
memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan
bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta)Proyeksi peta
adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara
kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan
distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi
dan di peta untuk memenuhi semua ketiga persyaratan perubahan
dari bidang lengkung ke bidang datar rasanya tidak mungkin bangat.
3. Penentuan garis-garis parallel dan meridian harus dilakukan dengan
perhitungan yang matang untuk proses pembuatan proyeksi peta agar
dapat mempertahankan ketiga syarat pemindahan garis-garis parallel
dan meridian dari globe (bidang lengkung) ke bidang datar, yaitu
bentuk (conform), luas permukaan (equivalent) dan jarak (equidistant).
4. Kelemahan proyeksi Mercator adalah proyeksi ini menyimpangkan
luas daerah yang jauh dari khatulistiwa. Contohnya, jarak antara
Norwegia dan Greenland menjadi terlihat begitu jauh, atau luas
Greenland terlihat lebih besar dari Amerika Selatan, yang sebenarnya
lebih besar dari Greenland.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


https://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_peta
https://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_Mercator

Anda mungkin juga menyukai