Disusun oleh:
1. Diemas Ariasena - 19818087
2. Athalla Zaidan Dewanto - 19818112
3. Isanda Misria Thufaila - 19818147
4. Nadhif Altafauzan H - 19818007
5. Putri Kania Nur Tahera - 19818177
6. M. Farhan Aidira - 19818187
7. Kalvin Laurentius - 19818167
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus tentang “Shampoo
batang untuk mengurangi limbah plastik” ini.
ini.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.
Bandung, April
2018
Penusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah menonton film dokumenter lingkungan, “The 11th Hours”, kami sadar bahwa
setiap dari kita perlu mengambil langkah untuk menyelamatkan lingkungan yang dewasa
ini semakin menyedihkan keadaannya. Membludaknya jumlah sampah plastik di Bumi
membuat kami sadar bahwa semua yang kami beli dan konsumsi sehari-hari juga
berperan dalam tingginya jumlah limbah plastik di lingkungan.
Saat ini, sekitar 9 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya, setiap
menitnya sebanyak satu truk sampah dibuang ke laut (1). Pernahkah terpikir oleh Anda,
berapa banyak dari jutaan ton sampah tersebut yang berasal dari kita mencuci rambut?
Kebanyakan shampo yang beredar di pasaran mengandung lebih dari 90% air (2),
sehingga membutuhkan kemasan plastik. Maka dari itu, kami percaya bahwa shampoo
batang adalah salah satu solusi yang dapat mengurangi limbah plastik dari konsumsi
sehari-hari.
Shampoo batang adalah bioproduct ramah lingkungan yang kami yakini dapat
mengurangi kebutuhan akan botol kemasan plastik dan mengurangi limbah plastik.
Produksinya pun sederhana, alami, dan tidak memerlukan banyak energi, sehingga hemat
energi (3). Kebanyakan dari shampoo komersil yang umum dijual di pasaran
mengandung bahan kimia seperti detergen yang dapat mencemari air (4). Oleh karena itu,
kami memiliki gagasan shampoo batang yang mengandung bahan yang alami dan
organik, sehingga tidak mencemari perairan dan baik untuk kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Potensi
Shampoo batang untuk mengurangi limbah plastik sangat memiliki potensi karena
dewasa ini gerakan “go green” sedang ditekankan sekali,mulai dari polusi udara,
energi, hingga sampah. Sampah plastik merupakan masalah yang cukup besar
untuk lingkungan kita, karena sulitnya mengolah atau mengurai sampah plastik.
Dengan penggunaan shampoo batang ini maka penggunaan plastik akan lebih di
minimalisir sehingga dampak negatif terhadap lingkungan akan berkurang.
2. Teknologi
Siapkan bahan-bahan berikut lalu dilarutkan; Minyak Kelapa, Aloe Vera , Minyak
Jarak didapat dari dalam negeri, Minyak Alpukat, Minyak Zaitun, Minyak Sawit.
Step 2:Masukkan minyak kelapa ke dalam slow cooker ke dalam panci, kecilkan api.
Step 3: Gunakan alat keselamatan kerja yaitu masker, sarung tangan, dan google
(opsional). Tuangkan air dan NaOh ke dalam mangkok, aduk dengan sendok hingga
warna menjadi bening. Diamkan selama 5-10 menit.
Step 4: Atur api ke level ‘High’, lalu masukkan campuran ke dalam panci.
Step 5: Aduk sampai campuran tersebut rata dan mengental seperti pada gambar.
Step 6: Tutup panci lalu panaskan dengan api kecil selama 45-60 menit. Aduk beberapa
kali agar campuran tidak membentuk gelombang.
Step 7: Setelah 45-60 menit tes shampoo dengan kertas pH. pH yang ideal adalah 7-10.
Jika lebih, maka harus dipanaskan lagi.
Step 10: Segera potong shampoo batang setelah dingin dan padat.
Step 11: Tempatkan shampoo batang di rak di area dengan sirkulasi udara yang lancar.
Diamkan hingga 2-3 minggu.
MASA PEMAKAIAN
2+ tahun, jika disimpan di tempat yang kering dan dingin.
3. Industri
3.1 Bahan Baku
Bahan baku pembuatan shampoo tanpa plastik itu sama seperti umumnya
bahan shampoo seperi texapon, SLES, garam dapur, gliserin, TEA,
emulgator, tokoferol, pewarna, pengharum dan pengawet alami.
Dikarenakan produknya bernama shampoo tanpa plastik, wadah dari
shampoo cair tersebut tidak akan di plastik melainkan diwadahi pada suatu
lapisan yang mudah larut pada air.
3.2 Proses
Proses produksi dimulai dengan pembuatan SLES (sodium lauryl ether
sulfonat) dari reaksi lauryl ether dengan oleum 20% dengan sulfonator.
Hasil reaksi berupa lauryl ether sulfonat dan asam sulfat dimasukkan ke
dalam mixer dan ditambahkan air untuk mengurangi konsentrasi asam
sulfat. Lalu dimasukkan ke dekanter untuk memisahkan kedua zat
tersebut. Laurty ether sulfonat dinetralisir dengan basa NaOH dalam
neutralizer untuk membentuk SLES.
Lalu SLES hasil produksi tersebut dicampurkan dengan zat-zat lain seperti
TEA, gliserin, asam stearat, tokoferol, dan aloe vera untuk menghasilkan
sabun yang memiliki fungsi untuk mengikat minyak, lemak, kotoran dan
kulit mati pada permukaan rambut dan kulit rambut tanpa menimbulkan
efek merugikan pada rambut dan permukaan rambut.
Sabun cair yang telah diproduksi akan diwadahi pada suatu lapisan tipis
yang mudah larut dalam air.
3.3 LIMBAH PADA PROSES PRODUKSI
Limbah hasil produksi yaitu bahan-bahan organik yang dapat dioksidasi oleh
oksigen dalam kadar tertentu secara kimiawi. Pengolahan dapat dilakukan dengan
pendekatan kimia dan biologi. Pendekatan kimia yaitu dengan koagulasi
menggunakan garam karbonat sebagai pengatur pH, PAC (poly aluminium
klorida) sebagai koagulan, dan polimer anionic. Pendekatan biologi yaitu dengan
proses lumpur aktif, merupakan proses pengolahan berupa mengoksidasi material
organik.
4. Manajemen
Pengertian manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari beberapa
tindakan; perencanaan, pengorganinasian, menggerakkan, dan
pengawasan.(George Robert Terry)
Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran yang
ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Dalam hal ini dibutuhkan pengaturan yg baik
untuk industri shampo batang baik dalam segi manajemen bahan baku,
manajemen distribusi, manajemen keuangan dan manajemen pasar agar target
penjualan dari pihak penjual akan mengenai sasaran dan berjalan secara efektif
dan efisien.
Perencanaan (Planning)
Keberjalanan proses produksi shampo batang tentunya butuh perencanaan yang
matang seperti apakah rencananya akan menambah varian aroma shampo yang
baru atau perencanaan dimana kah akan menempatkan tempat produksi. Biasanya
tempat produksi dibutuhkan tempat yg strategis untuk menekan biaya transport
dan menempatkan produk di tempat yg peminatnya paling tinggi
Pengorganisasian (Organizing)
Jika produksi berjalan tentunya tidak bisa dijalankan oleh satu orang, tentunya
dibutuhkan beberapa orang dan dibutuhkan pengorganisasian yang baik untuk
setiap bagian atau setiap divisi mengurus satu aspek dengan saling berkoordinasi
satu sama lain agar setiap aspek produksi dapat berjalan dengan maksimal tanpa
ada yg terabaikan dan satu sama lain dapat berkoordinasi dengan baik agar tujuan
dan target tercapai.
Penempatan (Staffing)
Pengarahan (Directing)
Pengawasan (Controlling)
A. Suplai
1. Minyak Kelapa didapat dari perkebunan kelapa di Indonesia
2. Aloe Vera didapat dari dalam negeri
3. Minyak Jarak didapat dari dalam negeri
4. Minyak Alpukat didapat dari dalam negeri
5. Minyak Zaitun
6. Minyak Sawit didapat dari dalam negeri
7. Air
8. Glycerin (produk yang terbentuk pada reaksi penyabunan bersama dengan
sabun)
9. Minyak cemara didapat dari dalam negeri
B. Demand
1) Permintaan ada pasar di Eropa dan sekitarnya.
2) Permintaan pada pasar di Indonesia, Asia dan sekitarnya.
3) Ditargetkan kepada masyarakat yang sudah sadar pentingnya menjaga
lingkungan dari pencemaran dan masyarakat yang sadar akan pentingnya kulit
yang bersih
D. Penentuan Harga
Harga mengikuti nilai pada pasar yaitu Rp 106.000/box (domestik) atau
$7,50/box (global)
1 box nya setara dengan 15 pcs
e. Keuntungan
Penghasilan bersih penjualan adalah Rp 60.320.320 (domestik) dan
Rp72.521.484 (global) dengan PPh 1% dari penghasilan kotor sehingga
keuntungan adalah 71796269.16/bulan (domestik) dan Rp 39.433.348/bulan
(global)
6. Kebijakan
Peraturan meteri ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan produksi dan
peredaran kosmetika dan alat kesehatan yang termasuk di dalamnya produk
sampo. Kebijakan tersebut dikeluarkan agar dapat melindungi masyarakat
Indonesia dari barang kosmetik dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan
persyaratan dan dapat merugikan kesahatan dari masyarakat itu sendiri.
Jika produk kami ini bisa menembus pasar dan mendapatkan perhatian konsumen
mainstream, diharapkan juga produk kami dapat meningkatkan kesadaran
konsumen akan dampak dari apa yang mereka beli terhadap lingkungan.
BAB III
KESIMPULAN
Daftar pustaka
1. https://www.nationalgeographic.com.au/travel/4-reasons-to-ditch-your-shampoo-
bottle-for-a-bar.aspx
2. https://www.jenreviews.com/best-natural-shampoo/
3. https://www.google.com/amp/s/amp.mindbodygreen.com/articles/best-shampoo-bars-
2019
4. https://www.jenreviews.com/best-natural-shampoo/
5. https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen.html
6.http://jdih.pom.go.id/produk/Keputusan%20Menteri/KEPMENKES_NO.193_KAB_B.
VII_71%20TAHUN%201971_TENTANG%20PEMBUNGKUS%20DAN%20PENAND
AAN%20OBAT.pdf
7. http://siapik.pom.go.id/apps/files/aturan/2017/6/20170602_062450_aturan.pdf