Kode atau sandi adalah suatu informasi yang tidak berupa kata melainkan bentuk representasi lain. Di era global
saat ini ada alat pemberi kode yang dapat berfungsi meminta bantuan , mengevakuasi, dll. Alat ini terdiri
beberapa jenis yaitu Code Blue , Code Red , Code Black, dan Code Brown Button, setiap Code memiliki
maksud dan simbol tertentu. Baik untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan.
CODE BLUE
Code Blue
Code Blue (Kode Biru) merupakan kode yang dimana menunjukkan pasien yang membutuhkan resusitasi atau
membutuhkan pertolongan medis,paling sering sebagai akibat dari serangan pernapasan atau serangan jantung,
jika tombol Code Blue di tekan maka muncul lampu berwarna biru, dan layar display akan menunjukan tulisan
berwarna biru dan menunjukkan nomor kamar pasien. Di saat itu juga dokter atau suster terdekat akan
melakukan pertolongan pertama ke pada pasien.
CODE RED
Selain Code Blue ada juga Code Red (Kode Merah) yang merupakan kode yang dimana menunjukkan adanya
kebakaran , di saat code red di tekan maka akan menunjukan adanya kebakaran ,dan segera mungkin
melakukan evakuasi dan pemadaman api, sehingga tidak melebar luas kobaran api tersebut.
Code Black
Code Black (Kode Hitam) berguna terhadap adanya Ancaman Bom yang terjadi di di suatu tempat. misalnya
kita mendapatkan laporan bahwa lokasi ini bakal di bom , maka code black harus di tekan , bertujuan untuk
melakukan evakuasi, dan tidak memakan korban.
Code Pink
Dan Terakhir Code Pink (Kode Pink), kode ini biasanya sangat berguna di Rumah Sakit, atau ruang penitipan
Bayi, jika ada nya Bayi Hilang maka Code Pink harus di tekan , bertujuan untuk ada nya tim untuk
mencari bayi yang hilang tersebut.
Apa kata Undang-Undang mengenai kerja shift pagi, siang dan malam?
Pengaturan jam kerja dalam sistem shift diatur dalam UU no.13/2003 mengenai
Ketenagakerjaan yaitu diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :
Jika jam kerja di lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya (selanjutnya
disebut “perusahaan”) ditentukan 3 (tiga) shift, pembagian setiap shift adalah maksimum
8 jam per-hari, termasuk istirahat antar jam kerja (Pasal 79 ayat 2 huruf a UU
No.13/2003)
Jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40 jam per
minggu (Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003).
Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 jam/hari per-shift atau
melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40 jam per minggu, harus sepengetahuan dan
dengan surat perintah (tertulis) dari pimpinan (management) perusahaan yang
diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur (Pasal 78 ayat 2 UU No.13/2003).
Ada pula peraturan khusus yang mengatur mengenai pembagian waktu kerja bagi para Satpam
yaitu SKB Menakertrans dan Kapolri Nomor Kep.275/Men/1989 dan Nomor Pol.Kep/04/V/1989.
Dan juga peraturan khusus mengenai waktu kerja bagi pekerja di sektor usaha energi dan
sumber daya mineral yaitu Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
Kep.234//Men/2003 tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat Pada Sektor Usaha Energi Dan
Sumber Daya Mineral pada Daerah Tertentu.