Anda di halaman 1dari 49

Hukuman yang Bisa Menjerat Penyiksa

Kucing Pakai Ciu

Petugas memberi makan seekor anak kucing hutan (Prionailurus Bengalensis) di ruang transit Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jatim, Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (29/3/2019). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.

Oleh: Widia Primastika - 18 Oktober 2019


Dibaca Normal 2 menit
Seekor kucing disiksa sampai mati oleh AAH. Penyayang hewan berencana membawa kasus
ini ke ranah hukum.
tirto.id - Akun Instagram @azzam_cancel tiba-tiba populer di jagat maya. Seperti banyak
peristiwa serupa, popularitas yang sekonyong-konyong ini didapat karena dia melakukan hal
konyol.

Lewat Instastory, dia mengunggah beberapa video seekor kucing ras anggora yang basah
karena dipaksa--seperti yang ia tulis di keterangan video--minum ciu. Kucing itu kejang-
kejang, tapi terus-menerus dipaksa meminum minuman beralkohol tersebut.
Kucing itu akhirnya mati. “Semoga kau tidak pernah tenang di alam sana.. dendamlah
kepadaku,” katanya.

Rekaman ini beredar luas bahkan hingga ke Twitter. Per Kamis, 17 Oktober 2019 pukul
18.02, ia bahkan jadi topik terpopuler ke-13. @azzam_cancel resmi jadi buruan warganet
yang geram. Akun Instagramnya tak luput dikomentari dengan nada serupa.

Ia bahkan menyita perhatian polisi. Lewat Twitter, Polda Yogyakarta mengatakan sudah tahu
siapa pemilik akun.

Baca juga: Pelaku Penganiayaan Hewan Bisa Diancam Hukuman Pidana

“Berdasarkan komentar dari salah satu netizen, didapati informasi bahwa akun IG
[et]azzam_cancel dipegang oleh AAH, laki-laki 22 tahun,” tulis @PoldaJogja.

“Dari keterangan tersebut, diketahui bahwa Sdr. AAH tinggal di salah satu Café di kawasan
Kalasan. Kemudian Kabid Humas Polda Jogja berkoordinasi dengan Kapolsek Kalasan.”

Pemilik akun @azzam_cancel ternyata mahasiswa di salah satu PTN di Yogyakarta. Kabid
Humas Polda DIY Kombes Polisi Yulianto mengatakan AAH berasal dari Tulungagung dan
saat informasi disebar sedang berada di kota asalnya.

Kepada reporter Tirto, Kamis (17/10/2019, psikolog klinis Kasandra Putranto menjelaskan
perilaku orang seperti AAH “kerap terkait dengan indikasi gangguan perilaku dalam masa
perkembangan anak dan remaja, dan gangguan kepribadian di masa dewasa.”

Apa Hukumnya?
Lewat Instagram, Doni Herdaru Tona, Ketua dan pendiri Animal Defenders, organisasi
penyelamat dan pencinta hewan, mengatakan dia “tidak akan mengampuni dan berdamai
dalam kasus ini.”

“Jahanam ini harus merasakan bui,” tambahnya, menegaskan kalau dia akan membawa
masalah ini ke ranah hukum.

Hukum kita memang mengancam penganiaya hewan. Itu tertera dalam Pasal 302 KUHP. Di
sana dijelaskan siapa saja yang menganiaya hewan dan itu menyebabkan si hewan sakit lebih
dari seminggu, atau cacat, atau menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, “yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, atau pidana denda paling banyak
tiga ratus rupiah.”

Baca juga: Mengapa Sebaiknya Anda Tidak Lagi Menyukai Kucing

Mengutip Hukumonline, baru disebut penganiayaan jika “orang itu sengaja menyakiti,
melukai, atau merusakkan kesehatan binatang,” dan “perbuatan itu dilakukan tidak dengan
maksud yang patut atau melewati batas yang diizinkan.”
Peraturan lain terkait kesejahteraan hewan dimuat dalam pasal 92 Peraturan Pemerintah
Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan
(UU 95/2012). Ada poin-poin yang melarang pemanfaatan hewan di luar kemampuan
kodratnya yang membahayakan keselamatannya.

Di samping itu, pasal 66 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan pun menguatkan aturan tentang pemeliharaan hewan
dengan baik.

Dalam penjelasan pasal itu dikatakan, “yang dimaksud dengan penganiayaan adalah tindakan
untuk memperoleh kepuasan dan/atau keuntungan dari hewan dengan memperlakukan hewan
di luar batas kemampuan biologis dan fisiologis hewan, misalnya penggelonggongan sapi.”

Co-founder Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Karin Franken mengatakan “seperti ada
yang salah dengan pelaku”, sebab jika dia “orang benar”, maka “tidak akan bertindak seperti
itu”.

Penyiksaan hewan bukan hanya terjadi dalam bentuk fisik, tapi juga emosi si hewan, kata
Karin.

Baca juga: Saat Hewan Peliharaan Mampu Mengontrol Emosi dan Bikin Kita Bahagia

Masalahnya, menurut Karin, orang seperti AAH sulit dipenjara. Hukum Indonesia belum
begitu terbiasa dengan kasus ini. Itu dia kenapa selain kasus ini, sebenarnya banyak kasus-
kasus serupa yang ia temui dan selesai begitu saja.

“Kalaupun ada [payung hukum penganiayaan hewan], seringkali kalau misalnya itu terjadi di
rumah pemiliknya sendiri, itu jadi ‘barangnya’ dia, [dan itu] sangat sulit untuk diintervensi,”
ujar Karin saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (17/10/2019) malam.

Contoh kasus terjadi tahun 2017 lalu. Saat itu seorang pria bernama Tommy Prabowo
menunggui seekor anjing yang disimpan di dalam mobil terkunci oleh majikannya. Sang
pemilik tiba lewat tengah malam.

Bukannya berterima kasih, orang itu justru melontarkan kalimat defensif semacam “ini anjing
saya” dan “saya lebih tahu anjing saya.”

Baca juga artikel terkait PERLINDUNGAN HEWAN atau tulisan menarik lainnya Widia
Primastika
(tirto.id - Hukum)

Reporter: Widia Primastika


Penulis: Widia Primastika
Editor: Rio Apinino
Kucing tersebut diberi minum ciu sampai mati.

Populer
Prabowo Gabung Koalisi Jokowi, Buat Apa Reuni PA 212 Digelar? 1
Lukas Enembe: Akar Masalah Politik Papua Harus Diselesaikan 2
Akhir Derita Tuanku Imam Bonjol di Tanah Pembuangan 3
Duduk Perkara Anak Tak Naik Kelas di Gonzaga: Bukan karena Merokok 4
Blunder Gubernur Khofifah: Meragukan Kelayakan Gelora Bung Tomo 5
Persekutuan Skateboard dan Kenyamanan, Alasan Vans Sangat Diminati 6
Ada Komitmen Stop Batu Bara di Balik Status 'Pending' Proyek PLTU 7
Iwan Bule dan Zainudin Amali: Konco Lawas dari Lemhannas 8
Dana Minim Ambisi Besar Proyek Listrik Jokowi 9
Artikel Terkait
Memberi Kucing Antibodi Bisa Kurangi Respons Alergi pada Manusia
Grumpy Cat, Si Kucing Berwajah Cemberut Itu, Meninggal....
Saat Hewan Peliharaan Mampu Mengontrol Emosi dan Bikin Kita Bahagia
Koprofagia & Obesitas, Jangan Sampai Dialami Anjing Kesayanganmu
Sehat dan Bahagia dengan Mencintai Kucing
Bagaimana Cara Kota Mengontrol Populasi Kucing dan Anjing?
Sejarah Ciu: Dianggap Miras Lokal, Dikenal Sejak Zaman Kerajaan
2 Warga Bekasi Jabar Tewas Usai Pesta Miras Oplosan
Kompolnas Kecam Tindakan Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua
Mengapa Milenial di Negara-Negara Maju Setop Minum Alkohol?
Dua Hari Operasi Cipta Kondisi, Polres Bogor Sita 1.984 Botol Miras
Polda Maluku Serahkan 2 Tersangka Peredaran Sopi Lewat Jalur Laut

Infografik Instagram
Dari Sejawat

Warga Barru Apresiasi Kepedulian Suardi Saleh Sejahterahkan Petani-Nelayan news.rakyatku.com

Sekjen PAN Soal Zulkifli Bahas Pilpres 2024: Terlalu Dini Bicara Koalisi Pilpres covesia.com

Menjadi Bijaksana Seperti Ika Natassa mojok.co

AC Milan Terpuruk, Capello Soroti Performa Paqueta dan Rafael Leao suaramerdeka.com

Khotbah Jumat Menag Tak Baca Shalawat Ulama NU Tidak Sah law-justice.co

Tarekat dan Tasawuf Ditakuti Belanda timesindonesia.co.id

Skor-Skor Anomali di Matchday 4 Liga Champions ngopibareng.id

Top Skor Liga Champions Dikuasai Target Transfer Manchester United gilabola.com

Kesenian Tradisional Meriahkan Finish Etape V TDS 2019 di Agam prokabar.com

Lanjutan Kasus Sudikerta, Bakal Hadirkan Mantan Ketua BPN Badung balipuspanews.com
DarkLight
Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami
Metodologi Riset
FAQ
© 2019 tirto.id. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai