Anda di halaman 1dari 14

“FILSAFAT MORAL DAN ETIKA”

OLEH :
SHOKHIBUL MAALI – 9903819033
GILANG VEGA ORIEDHINA – 9903819020

Disusun untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Filsafat


Ilmu

PROGRAM PENDIDIKAN OLAHRAGA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 2


KATA PENGANTAR............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 4
1. Latar belakang........................................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .................................................................................................................................... 5
3. Tujuan........................................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6


A. Pengertian Etika dan Moral ................................................................................................................. 6
B. Faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran Etika dan Moral ................................. 7
C. Solusi untuk mengatasi perubahan etika dan moral............................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................................... 12


A. Kesimpulan.............................................................................................................................................. 12
B. Saran .......................................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................. 13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Filsafat
Moral dan Etika”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
penilaian mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun
ringkasan materi. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Kurnia Tahki, M.Pd dan Bapak Dr. Aan Wasan, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan bimbingan, semangat, dan
motivasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat baik bagi penyusun maupun pembaca.
Akhir kata kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan kata dan
penulisan dalam penyusunan makalah ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Sekian dan terima kasih.

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama
Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi
penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan
mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk
budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih
cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan
yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan
sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan
mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran,
sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang
setiap hari biasa kita lihat.Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang
melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan
setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang
memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika.Sehingga secara langsung para
pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya.Terutama bila
para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal
pengetahuan agama yang kuat.Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan kita
memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi ini.Namun, dari segi
kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem
pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis.Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata
krama, sopan santun, dan etika moral.

4
2. Rumusan Masalah
1. Hubungan etika dan moral ?
2. Cara mengajarkan etika dan moral dalam kehidupan ?

3. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian etika dan moral.
2. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan etika dan
moral.
3. Dapat mengetahui solusi untuk mengatasi perubahan etika dan moral.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Moral


1. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan).
Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran tentang perikelakuan
yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata
Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh
beberapa ahli berikut ini:
 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah lakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu
di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan.

2. Pengertian Moral
Kata moral berasal kata latin ‘’mos’’yaitu kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai

6
positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu berhubungan
dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan
layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia, apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku
di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan
sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat
mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta
nasihat, dll.

B. Faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran Etika dan Moral


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan
Etika, yaitu:
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir
dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai
terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.Dengan longgarnya pegangan
seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada
didalam dirinya.Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur
moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya.
Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan
dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar,
jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan
mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar
peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam

7
masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan
sendirinya orang yang kurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru
melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang
teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-
sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang
sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan
ketentuan-ketentuan Tuhan.Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat
dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu,
dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-
pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah


maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan
menurut semsetinya atau yang sebiasanya.Pembinaan moral dirumah tangga
misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan
kemampuan dan umurnya.Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana
uang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan
moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk
manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh
anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus
dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang
dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral
dari sejak keci.Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak
sebaliknya.Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil
peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik.Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan
perkembangan mental dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan
kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi
anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek
kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang
demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama
yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang.
Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan
moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan

8
dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.
Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam
pembinaan moral anak-anak.Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar
dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya
keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral.Bahkan ketiga
lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan
tidak kondusif bagi pembinaan moral.

3. Derasnya arus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.


Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar
tentang anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau
polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi
seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya
digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral.Namun, gejala
penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar
kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai
agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus
budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui
tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-
prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu
didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk
keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa
memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya
yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam
menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.


Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang,
teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum
menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan
moral bangsa.Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah
sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang,
kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi,
kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk
hilang.
Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya
dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya
bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau

9
mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena
secara moral mereka sudah kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah
moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan.Kekuasaan, uang, teknologi dan
sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara
bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.

Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika


generasi muda saat ini adalah:
a) Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang baik.
b) Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan
anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu
keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c) Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin
terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba
merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks
bebas.
d) Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat
pelarian.

C. Solusi untuk mengatasi perubahan etika dan moral


Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah :
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih
teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika,
moral dan kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari
orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya
perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk
menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan
kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan,
merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif

10
maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya
sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal
pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak
mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
soleha
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, dan pagelaran
seni serta olahraga. Karena hal tersebut juga dapat meminimalisasi untuk
seorang anak terjun ke dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubazir (sia-
sia). Semua jenis kegiatan rutin, selama kegiatan tersebut bersifat positif serta
dapat juga untuk mengukir prestasi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa antara moral, dan
etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik
dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan
pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.Berdasarkan
fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai etika dan moral,
seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika
hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi
masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini
akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang.
Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
Perubahan moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral, akhlak dan
etika. Sehingga kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang
ada, banyak diantara mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang
bebas.

B. Saran
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan
moral dalam kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut
sesuai dengan ajaran agama masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan
perilaku yang tidak baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2016/03/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada tanggal 15

Oktober 2019)

http://berkat-nias.blogspot.com/2016/03/pengertian-moral-dan-etika.html (diakses pada tanggal

15 Oktober 2019)

http://siswatibudiarti.wordpress.com/2016/03/29/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-

mengatasinya/ (diakses pada tanggal 15 Oktober 2019)

http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada tanggal 15

Oktober 2019)

http://bunkslamet.wordpress.com/29/03/2016/pengertian-etika/ (diakses pada tanggal 15 Oktober

2019)

13
14

Anda mungkin juga menyukai