Anda di halaman 1dari 7

Inisiasi 5 MEDIA DISPLAY

CHART
Chart dapat dipresentasikan berupa gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan, misalnya
kronologis, jumlah, dan hierarki. Ada beberapa tipe atau macam chart, diantaranya:.
1. Chart Organisasi (Organization Chart)
Chart ini menunjukkan hubungan atau rantai komando dalam suatu organisasi, misalnya perusahaan,
dan lembaga pemerintah.
2. Chart Garis Waktu (Time line chart)
Chart ini menggambarkan hubungan kronologis antarbeberapa peristiwa. Sering kali dipergunakan untuk
menunjukkan kronologis waktu suatu peristiwa bersejarah.
3. Chart Klasifikasi (Classification chart)
Chart hampir sama dengan chart organisasi, hanya saja chart ini dipergunakan untuk klasifikasi atau
kategorisasi objek, kejadian atau spesies tertentu.
4. Chart aliran (Flowchart)
Chart ini menunjukkan sebuah sekuens, sebuah prosedur atau sebuah proses.
5. Chart Tabulasi (Tabular chart)
Chart ini berisi informasi angka atau data. Chart ini juga sering dipergunakan untuk informasi waktu,
misalnya tabel waktu dari keberangkatan bis kota, pesawat, dan kereta.

GRAFIK
Bahan ajar yang menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Beberapa macam grafik, di antaranya
1. Bar Graphs (Grafik Batang)
Grafik ini termasuk mudah dibaca dan dapat dipergunakan untuk anak usia sekolah dasar. Tinggi batang
menunjukkan jumlah angka yang diwakilinya. Lebar setiap batang harus sama agar tidak menimbulkan
kebingungan..
2. Pictorial Graphs (Grafik Gambar)
Grafik ini menggunakan gambar sederhana (lebih konkret dari grafik lainnya) untuk mempresentasikan
sejumlah angka grafik ini agak lebih sukar dibaca daripada grafik batang karena kadang-kadang kita
harus membuat gambar sebagian (setengah, seperempat, sepertiga, dan lain-lain) dari benda konkret
tersebut untuk menunjukkan jumlah tertentu. Untuk mengurangi kebingungan dalam membacanya kita
harus menuliskan berapa jumlah angka yang diwakili oleh satu gambar, setengah gambar, seperempat
gambar, dan sebagainya.
3. Circle or Pie Graphs (Grafik Lingkaran atau Pastel)
Menggunakan lingkaran menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian tersebut mewakili dari
suatu jumlah keseluruhan.
4. Line Graphs (Grafik Garis)
Grafik garis adalah grafik yang paling presisi (tepat) dalam mewakili angka dan dapat mewakili data yang
lebih kompleks. Grafik ini berada di dalam kawasan garis vertikal dan horizontal yang mempunyai titik-
titik yang berjarak sama satu sama lainnya. Setiap titik mempunyai nilai masing-masing dan garis atau
kurva digambar untuk menghubungkan poin-poin tersebut.
POSTER
Poster bersifat persuasif, yaitu bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna,
tulisan, dan kata-kata. Agar efektif maka poster hendaknya berwarna dan dinamis. Sebuah poster harus
dapat menarik perhatian dan berkomunikasi secara cepat dengan yang melihatnya.
Poster merupakan salah satu media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar
keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak ramai. Poster biasanya dipasang
ditempat-tempat umum yang dinilai strategis seperti sekolah, kantor, pasar, mall dan tempat-tempat
keramaian lainnya. Informasi yang ada pada poster umumnya bersifat mengajak masyarakat.
Macam-macam poster berdasarkan isinya :
1. Poster Niaga, poster ini umumnya menawarkan produk suatu perusahaan.
2. Poster Kegiatan, poster ini menginformasi kegiatan kepada khalayak ramai.
3. Poster Pendidikan, poster ini ditujukan untuk hal-hal bertemakan pendidikan.
4. Poster Layanan Masyarakat, poster mengenai layanan umum pemerintah.

BULLETIN BOARD
Bulletin board adalah media display yang sifatnya umum. Bulletin board dapat berisi berita, pengetahuan,
pesan singkat dan sebagainya. Jadi fungsinya hampir sama dengan majalah dinding, hanya saja bulletin
board banyak dipergunakan untuk pengetahuan yang sederhana

REALIA
Bahan ajar berbentuk tiga dimensi berupa benda nyata (real things) yang dipamerkan disebut dengan
istilah realia. Pada dasarnya realia tidak hanya berbentuk bahan atau hewan yang telah diawetkan, tetapi
dapat juga berupa benda hidup

MODEL
Sebuah model dapat berbentuk sangat terperinci (detail) atau merupakan bentuk yang lebih sederhana
(simplifikasi) dari benda atau objek yang diwakilinya. Sebagai contoh model anatomi jantung manusia
dapat memberikan pengalaman belajar konkret tentang bagian dan struktur jantung manusia.

DIORAMA
Diorama adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang
kejadian nyata atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, sekarang atau masa yang akan datang. Diorama
biasanya berbentuk patung tiga dimensi dengan skala ukuran tertentu.
MERANCANG GAMBAR UNTUK
BAHAN AJAR DISPLAY
Pengertian
Bahan ajar display adalah bahan ajar yang berisi materi tulisan atau gambar yang dapat
ditampilkan di dalam kelas tanpa menggunakan alat proyeksi.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bahan ajar display, yaitu:

1. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Siswa biasanya memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik siswa dapat mencakup perbedaan status sosial, budaya
dan bahkan ekonomi. Selain ketiga perbedaan tersebut, sering pula kita jumpai perbedaan dalam hal
kemampuan intelektual. Faktor karakteristik siswa, sebagai orang yang menjadi sasaran penyampaian
informasi dan pengetahuan, merupakan faktor penting yang dapat menentukan bentuk bahan ajar yang kita
rancang.
Siswa dengan kemampuan tinggi akan dapat dengan mudah menyerap informasi dan pengetahuan yang
terdapat dalam suatu bahan ajar. Sebaliknya siswa dengan kemampuan intelektual yang rendah akan
mengalami hambatan dalam memahami isi bahan ajar yang sama.

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 ranah (domain), yaitu:
A. Ranah kognitif lebih menekankan pada pencapaian kemampuan intelektual. Tujuan yang bersifat
kognitif dimulai dari kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, melakukan analisis, sintesis,
dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan yang dipelajari melalui bahan ajar display. Misalnya,
setelah mempelajari informasi yang terdapat dalam suatu bahan ajar siswa akan mampu
menjelaskan proses fotosintesis yang berlangsung dalam tanaman. Contoh lain dari ranah kognitif,
yaitu siswa mampu menyebutkan organ-organ pernapasan pada tubuh manusia.
B. Ranah afektif lebih menekankan pada sikap yang diharapkan timbul akibat dari mempelajari
informasi dan pengetahuan yang terdapat pada bahan ajar display. Misalnya, setelah mempelajari
dampak dan bahaya penggunaan narkotika, yang diperlihatkan melalui bahan ajar berbentuk poster,
siswa akan menolak jika ditawarkan untuk mencoba obat-obatan berbahaya tersebut. Banyak tujuan
afektif yang dapat dicapai dengan memanfaatkan bahan ajar display, coba berikan contoh yang lain!
C. Ranah psikomotor adalah ranah yang menekankan pada kemampuan untuk melakukan gerakan
tertentu yang diperoleh melalui hasil belajar. Sebuah serial gambar tentang gerakan tertentu dalam
olahraga, misalnya atletik akan membantu siswa menirukan dan menguasai gerakan tersebut.
Contoh lain, serial gambar tentang cara memukul backhand dalam olahraga tenis merupakan contoh
gambar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam ranah psikomotor.

3. Ketersediaan Bahan dan Informasi


Ketersediaan bahan dan informasi untuk membuat bahan ajar display sangat menentukan kualitas
bahan ajar display yang akan kita buat. Pilihlah informasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, namun
mudah diperoleh baik bahan maupun sumber informasinya. Bahan yang dapat dipamerkan sebagai bahan
ajar display dapat bersifat dua dan tiga dimensi.
4. Keterlibatan Siswa
Penggunaan bahan ajar dalam aktivitas pembelajaran akan memberikan kontribusi positif apabila siswa
terlibat dalam kegiatan perancangan dan pembuatannya. Libatkanlah siswa dalam merancang dan membuat
bahan ajar display. Pada umumnya siswa yang terlibat dalam kegiatan perancangan dan produksi bahan ajar
akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap isi (content) bahan ajar tersebut.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan faktor penting yang digunakan untuk menentukan efektivitas bahan ajar yang kita
rancang dan produksi. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan input dan respons yang berasal dari
siswa. Tanyakan kepada siswa, yang dalam hal ini berperan sebagai “target audience” atau sasaran,
misalnya:
a. keterbacaan huruf dan teks;
b. kesesuaian gambar atau visual yang digunakan;
c. keserasian warna yang digunakan;
d. keseimbangan tata letak/layout.

PEMILIHAN BAHAN DAN PRODUKSI


BAHAN AJAR DISPLAY
Langkah yang dapat Anda lakukan untuk menciptakan bahan ajar display dua dimensi, yaitu:
1. Mengumpulkan Bahan/Informasi
Bahan atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan ajar display dua dimensi dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Misalnya, koran, majalah, buku teks, leaflet, brosur, dan lain-lain. Pilihlah bahan dan
informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

2. Perencanaan Visual
Perencanaan visual menyangkut apa yang akan terlihat oleh siswa di depan kelas pada saat presentasi.
Hal ini menyangkut tiga bagian perencanaan, yaitu elemen, pola, dan pengaturan.
a. Elemen
Terdapat 2 elemen dalam suatu media, yaitu:
1. Elemen visual
ada tiga kategori bentuk visual, yaitu realistik, analogik, dan organisasional.
 Visual yang realistik menunjukkan objek yang sebenarnya. Contohnya, adalah photo dari suatu
benda dengan warna aslinya.
 Visual yang analogik menunjukkan sesuatu yang lain yang mempunyai kesamaan dengan benda
yang dianalogikan. Misalnya, dalam mengajarkan arus listrik, kita dapat melakukannya dengan
menunjukkan aliran air pada pipa plastik yang transparan.
 Visual yang organisasional meliputi flowchart, grafik, peta, dan skema. Visual ini menunjukkan
hubungan beberapa hal yang divisualkan dalam media tersebut. Misalnya, bagan organisasi, dan
alur kerja.
2. Elemen verbal
Kebanyakan media display memasukkan informasi verbal sebagai pelengkap visualnya. Untuk itu kita
perlu memperhatikan
a) Bentuk huruf
Bentuk huruf harus konsisten dan harmonis dengan elemen visual. Untuk itu huruf yang sederhana
atau tidak dekoratif sangat disarankan karena mudah dibaca. Banyak orang yang menyukai tipe sans
serif, seperti jenis Helvetica atau Palatino karena kesederhanaannya.
b) Jumlah bentuk huruf
Disarankan untuk menggunakan tidak lebih dari dua macam bentuk huruf dan harus diusahakan
keharmonisan kedua bentuk huruf tersebut. Paling banyak hanya 4 macam bentuk huruf yang
digunakan. Kita dapat menggunakan garis bawah atau cetak tebal untuk variasi ketimbang
menambah bentuk huruf.
c) Huruf besar
Gunakan huruf kecil untuk menuliskan kalimat. Gunakan huruf besar jika diperlukan sesuai kaidah
bahasa. Judul dapat dituliskan dengan huruf besar semua, tetapi judul yang berbentuk kalimat harus
mengikuti aturan bahasa.
d) Warna huruf
Warna huruf harus kontras dengan latar belakangnya. Warna huruf yang kurang kontras akan
menyebabkan sulit dibaca.
e) Ukuran huruf
Media display, seperti bulletin board dan poster sering didesain untuk orang yang melihat dari jarak
satu atau 2 meter lebih. Dalam hal ini ukuran huruf perlu dipikirkan untuk kemudahan membacanya.
Misalnya, untuk ukuran pembaca paling belakang yang berdiri kurang lebih 10 meter, tinggi huruf
minimal 1½ inci.
f) Jarak antarhuruf
Jarak antarhuruf dari masing-masing huruf harus diputuskan berdasarkan pengalaman dan bukan
secara mekanis. Ini karena beberapa huruf (misalnya huruf besar A, I, K dan W) mempunyai bentuk
yang tidak beraturan jika dibandingkan dengan huruf lainnya (misalnya huruf besar H, M, N dan S).
Gabungan huruf-huruf tersebut harus memperhatikan keharmonisan penglihatan kita dan bukan
pada ukuran jarak bentuk luar huruf.
g) Spasi (jarak antarbaris)
Jarak antarbaris juga penting diperhatikan untuk kemudahan membaca. Jika jarak antarbaris terlalu
dekat, akan cenderung menjadi buram pada jarak tertentu. Jika terlalu renggang akan mengesankan
tidak berhubungan satu sama lain.

b. Elemen-elemen yang menambah daya tarik


1) Kejutan
Pikirkan hal-hal yang tidak biasa dalam suatu display. Misalnya kombinasi yang tidak biasa dari bentuk
huruf dan gambar. Warna yang mencolok atau tidak umum dari suatu suasana dan sebagainya.
2) Tekstur
Kebanyakan media display merupakan gambar dua dimensi. Kita dapat memberikan objek 4 dimensi
sebagai variasi, misalnya dengan menempelkan benda-benda yang sebenarnya pada display atau,
misalnya kita menempelkan kapas sebagai bentuk awan putih pada gambar pemandangan.
3) Interaksi
Salah satu cara membuat media menjadi menarik adalah dengan menyediakan kesempatan berinteraksi
bagi siswa dan guru. Misalnya, siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang gambar apa
yang kurang dari suatu display. Display yang gambarnya bisa dipindah-pindah, seperti pada magnetic
board atau flannel board sangat memungkinkan guru mengundang partisipasi siswa.

3. Pola
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan penampilan display adalah

a. Kelurusan
Ketika elemen-elemen utama dalam display diletakkan maka akan tampak dengan jelas hubungan
masing-masing visual. Audience akan terganggu perhatiannya jika kita tidak meluruskan elemen-elemen
tersebut baik secara vertikal maupun horizontal. Kita dapat juga membuat garis bingkai untuk mengesankan
kelurusan.

b. Bentuk
Cara lain untuk mengatur elemen-elemen visual dan verbal adalah dengan meletakkannya dalam bentuk
yang sudah dikenal oleh audience. Figur geometris sederhana, seperti segitiga atau lingkaran merupakan
bingkai yang sangat akrab dengan audience.

c. Keseimbangan
Keseimbangan akan dirasakan secara psikologis oleh audience jika "berat" dari elemen-elemen dalam
display secara rata terbagi. Jika desain menghendaki pembagian dua wilayah pada display maka perlu
digunakan model simetris atau keseimbangan formal. Untuk penyebaran elemen dalam suatu wilayah kita
dapat menggunakan model asimetris atau keseimbangan informal.

d. Gaya
Audience dan setting yang berbeda menghendaki gaya desain yang berbeda. Jangan menggunakan gaya
yang sama untuk tingkat usia yang berbeda atau suasana yang berbeda (formal atau informal).

e. Warna
Pemilihan warna perlu memperhatikan kekontrasan dan keharmonisan. Tujuan memperhatikan
kekontrasan adalah agar mudah dibaca oleh audience. Jangan sampai huruf sulit dibaca karena warna huruf
tidak kontras dengan warna dasar. Apabila warna dasar gelap atau mendekati hitam, sebaiknya kita
menggunakan warna huruf yang agak terang atau mendekati putih. Warna biru tua dan merah merupakan
warna yang kontras, akan tetapi keduanya adalah warna gelap sehingga huruf tidak mudah dibaca.
Sedangkan tujuan memperhatikan keharmonisan adalah agar audience tertarik dengan display yang kita
buat dan mata mereka tidak lelah melihatnya.

4. Menentukan Tata Letak


Setelah Anda berhasil mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang akan di-display maka langkah
selanjutnya adalah menentukan tata letak. Tata letak yang dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan
dalam menempatkan informasi dan pengetahuan ke dalam suatu bidang untuk dipamerkan. Dalam
merancang tata letak, ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Prinsip kesederhanaan (simplicity)


Buatlah tata letak yang sederhana agar informasi pengetahuan yang terdapat dalam bahan ajar display
dapat dengan mudah dipelajari. Hindari keinginan untuk memasukkan terlalu banyak informasi dalam suatu
bidang display. Tata letak yang rumit dan padat akan memberi kesan sulit untuk mempelajari informasi dan
pengetahuan yang terdapat dalam bahan ajar display.

b. Prinsip kesatuan (unity)


Prinsip ini mempunyai arti adanya hubungan antara unsur-unsur gambar (visual) yang digunakan dalam
bahan ajar display. Hubungan antara komponen yang digunakan dalam bahan ajar dilakukan dengan simbol,
seperti tanda panah, garis, dan lain-lain.

c. Prinsip penekanan (emphasis)


Dari seluruh komponen informasi dan pengetahuan yang dikomunikasikan melalui bahan ajar display
ada satu atau beberapa komponen yang lebih penting atau perlu ditonjolkan. Prinsip penekanan (emphasis)
mempunyai makna bahwa komponen informasi yang lebih penting harus ditampilkan dalam bentuk dan
tampilan yang berbeda. Dengan cara ini, komponen informasi yang lebih penting akan lebih menarik
perhatian orang yang melihatnya (audience).

d. Prinsip pemanfaatan warna (color)


Penggunaan prinsip warna dalam bahan ajar yang dipamerkan (display) dimaksudkan untuk
menciptakan kesan tertentu dan memperkuat aplikasi prinsip yang telah dijelaskan sebelumnya.

5. Men-Display Bahan Informasi


Display bahan informasi dan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebaiknya sesuai dengan layout (tata
letak) yang telah dirancang sebelumnya. Gunakan papan tulis, white board atau cloth board untuk
menaruh/menempelkan informasi atau pengetahuan yang akan dikomunikasikan. Prinsip yang perlu
diperhatikan dalam men-display bahan.
a. Gunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.
b. Gunakan gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Jangan terlalu banyak menggunakan warna tanpa tujuan yang jelas. Warna biasanya digunakan untuk
memperjelas arti dari konsep atau pengetahuan yang dikomunikasikan.
d. Warna biasanya digunakan untuk menarik perhatian orang terhadap informasi dan ilmu pengetahuan
yang di-display.
e. Walaupun gambar atau visual mempunyai sifat dua dimensi, Anda dapat menciptakan kesan 3 dimensi
dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut shading atau membuat bayangan, dan sebagainya.
f. Gunakan tanda panah atau tanda lainnya untuk menunjukkan arah atau menunjukkan berlangsungnya
proses atau prosedur.

Anda mungkin juga menyukai