Anda di halaman 1dari 14

Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Pendahuluan

Gambar 1. Sayap pesawat terbang aplikasi asas bernoulli

Perhatikan gambar diatas! Pada gambar menunjukan pesawat terbang berada


diangkasa. Pesawat terbang menerapkan prinsip fluida dinamis tentang asas Bernoulli.
Asas Bernoulli diterapkan pada sayap pesawat terbang untuk menentukan besar gaya
angkat pesawat. Bagaimanaka penjelasan asas Bernoulli? Mengapa asas Bernoulli
termasuk penerapan fluida dinamis? Pertanyaan tersebut akan terjawab setelah anda
mempelajari bab ini.

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

A. Konsep Fluida Dinamis

Pada fluida bergerak, gaya yang bekerja pada bagian dari fluida mungkin sama
dengaan nol atau mungkin tidak sama dengan nol. Hal tersebut disebabkan adanya
pergerakaan fluida dengan laju konstan atau pergerakan fluida mengalami perubaan
kecepatan yang ditandai adanya percepatan konstan. Adanya tekanan dan kecepatan
pada fluida bergerak mempengaruhi bentuk aliran fluida.

1. Fluida Ideal

Fluida bergerak mempunyai sifat kompleks. Akan tetapi, dalam sejumlah situasi
dapat dinyatakan dengan model ideal yang relative sederhana. Adapun model tersebut
dinamakan fluida ideal

Ciri-ciri fluida ideal adalah sebagai berikut :


a. Tidak termampatkan, artinya ketika fluida mendapatkan pengaruh tekanaan,

volume maupun massa jenis fluida tidak akan mengalai perubahan.


b. Tidak kental, artinyaketika fluida mengalir, gesekan antara lapisan fluida satu

dengaan lapisan yang lain ataupun gesekan antara lapisan fluida dengan dinding

tempat mengalirnya dapat dibaikan.


c. Alirannya stasioner, artinya setiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu.

Jika aliran melewati daerah yang memiliki luas penampang sama dengaan luas

penampang semula, aliran fluida aakan memiliki kelaajuan yang sama seperti

kelajuan semula.

Pola yang ditempuh sebuah partikel dalam aliran fluida disebut garis alir. Jika seluruh
pola aliran tidak berubah terhadap waktu disebut aliran tunak. Gambar aliran fluida
ditunjukan pada Gambar 1

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Gambar 1. menunjukkan dua pola aliran air aliran yang berbeda. Pola aliran pertama,
pola air aliran dengan garis arus mengikuti garis-garis yang sejajar atau garis lengkung.
Pada pola ini arah gerak bagian-bagian air teratur. Pola ini disebut sebagai aliran
laminar (stasioner). Pola aliran kedua, pola aliran yang arah gerak bagian-bagiannya
tidak teratur dan banyak pusaran. Pada pola ini garis arusnya akan saling memotong,
Pola demikian disebut sebagai aliran turbulent

2. Asas Kontinuitas

Fluida ideal yang yang mengalir paada


pipa, massa fluida yang memasuki pipa
sama dengan massa fluida yang keluar
dalam pipa dalam selang waktu tertentu.
Hal tersebut sesuai dengan asas
kontinuitas.

Perhatikan Gambar 2. Gambar tersebut


menjelaskan fluida ideal yang memiliki
massa jenis ρ dan memasuki pipa
dengan luas penampang A1 berkecepatan v1. Selanjutnya, fluida ideal keluar dari pipa
dengan luas penampang A2 memiliki kecepatan v2. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut..

Keterangan :
m1 = massa fluida ketika dipipa penampang 1
(kg)
m₁ m₂ m2 = massa fluida ketika dipipa penampang 2
=
t₁ t₂ (kg)
ρV ₁ ρV ₂ t1 = waktu fluida ketika dipipa penampang 1
= (s)
t₁ t₂
V₁ V₂ t2 = waktu fluida ketika dipipa penampang 2
= (s)
t₁ t ₂
V1 = Volume fluida ketika dipipa penampang
1 (m3)
V2 = Volume fluida ketika dipipa penampang
2 (m3)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh persamaan baru yang dinamakan


debit. Debit fluida adalah laju volume atau jumlah volume fluida yang
mengalir setiap satuan waktu.

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Oleh karena itu debit dirumuskan sebagai berikut. V


Q=
t

Keterangan:

Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
Jika konsep debit dihubungakan dengan fluida mengalir pada pipa, dapat
dituliskaan dalam persamaan berikut:
Q₁=Q ₂
v₁ v₂
=
t₁ t₂
Keterangan :
Q1 = debit fluida ketika di pipa penampang 1 (m3/s)
Q2 = debit fluida ketika di pipa penampang 2 (m3/s)

Volume dinyatakan sebagai V = A s, dengan A adalah luas penampang pipa dan s


adalah jarak aliran fluida. Oleh karena itu persamaan debit dapat dituliskan sebagai
berikut:
A ₁ s ₁ A ₂s ₂
=
t₁ t₂

Keterangan:
A ₁v ₁= A ₂ v ₂
A ₁ = Luas pipa penampang 1 (m2)
A ₂ = Luas pipa penampang 2 (m2)
s ₁ = jarak aliran fluida ketika melewati pipa penampang 1 (m)
s ₂ = jarak aliran fluida ketika melewati pipa penampang 2 (m)
v ₁ = kelajuan fluida pada pipa penampang 1 (m/s)
v ₂ = kelajuan fluida pada pipa penampang 2 (m/s)

Hasil persamaan diatas lebih dikenal sebagai


asas Kontinuitas. Asas Kontinuitas menyatakan bahwa
debit fluida yang memasuki pipa sama dengan debit
fluida yang keluar pipa.

3. Asas Bernoulli

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Apabila tekanan fluida dihubungkan dengan kelajun fluida, bagaimanakah


hubungannya? Pertanyaan tersebut dapat terjawab dalam asas Bernoulli. Daniel
Bernoulli, seorang fisikawan dan matematikawan asal Swiss telah membuktikannya.
Menurutnya, semakin besar kecepatan fluida, tekanan yang dihasilkan semakin
kecil. Begitupula sebaliknya,
semakin kecil kecepatan
fluida, tekanan yang
dihasilkan semakin besar.
Pernyataan ini lebih dikenal
sebagai asas Bernoulli.
Gambar 3. Gerakan fluida pada pipa dengan
ketinggian dan luas penampang yang
berbeda
Perhatikan gambar 3.
Pada gambar tersebut, fluida
mengalir melalui pipa yang memiliki katinggian serta luas penampang yang berbeda.
Pada awalnya pipa yang bertekanan p₁ dengan kecepatan v₁ mengalir dari pipa
ujung kiri menuju pipa ujung kanan. Pipa ujung kiri memiliki luas penaampang A₁
dan ketinggian h ₁ dari bidang acuan. Sementara itu, pipa ujung kanan memiliki luas
penampang A₂ dan ketinggian h ₂ dari bidang acuan. Ketika fluida beraadaa di
pipa ujung kanan, fluida bertekanan p₂ dengan kecepatan v ₂ .
Persamaan Bernoulli diturunkan berdasarkan hukum kekekalan energi. Besaran
tekanan P (mewakili usaha). Besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi
kinetik), dan besaran ketinggian terhadap suatu acuah h (mewakili energi potensial),
akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan yang menghubungkan ketiga
besaran ini secara sistematis yaitu, Persamaan Bernoulli.

1 1
p₁ + ρgh₁ + ρv ₁² = p ₂+ ρgh ₂+ ρv ₂²
2 2

Keterangan:
p1 = tekanan fluida dalam pipa penampang 1 (N/m2)
p2 = tekanan fluida dalam pipa penampang 2 (N/m2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h 1 = tinggi pipa penampang 1 (m)
h 2 = tinggi pipa penampang 2 (m)
v 1 = kecepatan fluida dalam pipa penampang 1 (m/s)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

v 2= kecepatan fluida dalam pipa penampang 2 (m/s)

B. Penerapan Fluida Dinamis

1. Penerapan Asas Kontinuitas

a. Selang penyemprotan

Pada selang penyemprotan, keran


mengalir dari keran air menuju ujung
selang. Ujung selang yang ditekan
meneybabkan luas penampang mengecil.
Luas penampang selang yang mengecil
menyebabkan laju aliran fluida semakin
besar.

b. Penyempitan pembuluh darah

Pada pembuluh darah yang mengalami peneympitan, laju aliran darah dalam
pembuluh yang menyempit akan lebih besar daripada laju aliran dalam pembuluh
normal. Penyempitan pembulh darah disebabkan adanya sumbatan pada
pembuluh darah berupa lemak atau zat kapur shingga aliran darah ke berbagai
organ tubuh menjadi terganggu.

2. Penerapan Asas Kontinuitas

a. Teorema Toricelli
Tahukah anda mengapa tendon air diletakan diatas? Pada dasarnya, tendon
air menerapkan teorema toricelli, seperti terlihat pada gambar 4.
Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di
bawah permukaan atas

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Gambar 4. Pancuran fluida dalam
tangki
Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda
yang jatuh bebas dari ketinggian h. Persamaan ini disebut teorema Torricell.

Pada gambar tersebut, tangki memiliki lubang ketinggian h 2


dari dasar tangki. Tekanan yang terletak dipermukaan air disimbolkan
dengan p1 sedangkan tekanan yang terletak pada lubang tangki
disimbolkan dengan p2. Tekanan yang terletak pada lubang tangki
dianggap sama dengan tekanan atmosfir. Diameter luabng kebocoran
tangki memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan diameter
tangki. Akibatnya kecepatan fluida pada lubang kebocoran tangki
bernilai sangat besar dibandingkan dengan kecepatan fluida dalam
tangki. Oleh karena itu, kecepatan fluida dalam tangki dapat
diabaikan (v1 = 0).

Jika semua hal tersebut dihubungkan menggunakan asas Bernoulli,


diperoleh kecepatan fluida yang keluar sebagai berikut:

Keterangan : v =√2 gh
v = kecepatan fluida yang mengalir melalui lubang kebocoran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman lubang dari permukaan fluida (m)

b. Efek Venturi

Gambar 5. Pipa Venturi

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Efek Ventury diterapkan pada sebuah pipa. Efek Venturi terjadi ketika fluida
mengalir melalui pipa berdiameter lebar menuju pipa berdiamaeter sempit pada
ketinggian yang sama (h1=h2) bErdasarkan persamaan Bernoulli dihasilkan seperti
berikut :
1 2
p+ ρ v =konstan
2

Pada pipa dengan luas penapang kecil, laju fluida yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengaan laju fluida pada pipa dengan luas penampang besar.
Berdasarkan persamaan diatas, jika laju pada pipa dengan luas penampang kecil
semakin besar, tekanan pada pipa tersebut akan semakin kecil. Fenomenaa ini
dinamakan efek Venturi yang menyatakan bahwa jika laju fluida bertambah,
tekanannya aakan berkurang.

c. Venturimeter
1.) Venturimeter tanpa Manometer

Gambar 6. Venturimeter tanpa manometer

Perhatikan gambar 6. yang memperlihatkan venturimeter tanpa manometer. Kecepatan


fluida yang memasuki venturimeter tanpa manometer dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:

√( )
p1-p2 = selisih tekanan (N/m2) 2 gh
v ₁= 2
A1
ρ = massa jenis fluida (kg/m ) 3 −1
A2
v1 = laju fluida pada penampang besar (m/s)
v2 = laju fluida pada penampang kecil (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = perbedaan ketinggian fluida pada pipa
vertikal (m)
A1 = luas penampang besar (m2)
A2 = luas penampang kecil (m2)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

2.) Venturimeter dengan manometer


Pada prinsipnya, venturimteter dengan
manometer sama dengan venturimeter tanpa
manometer. Hanya saja, venturimeter dengan
manometer terdapat tabung U yang berisi
raksa seperti gambar 7.

Gambar 7. Venturimeter dengan


manometer

Keterangan:
p1-p2 = selisih tekanan (N/m2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

√( )
2 ρHg gh
ρ Hg = massa jenis air raksa (kg/m3) v ₁= 2
v1 = laju fluida pada penampang besar (m/s) A1
ρ 2 −1
A
v2 = laju fluida pada penampang kecil (m/s)

g = percepatan gravitasi
(m/s2)
h = perbedaan ketinggian
fluida pada pipa vertikal (m)

d. Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran gas
atau udara. Alat ini dilengkapi dengan manometer raksa, seperti yang terlihat pada
Gambar 8.

Gambar 8. Diagram penampang tabung


Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013
Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Kelajuan gas atau udara yang mengalir pada tabung pitot dapat diukur dengaan
persamaan berikut:

Keterangan:
v ₁=
√ 2 ρHg gh
ρ
v1 = kecepatan pada aliran udara (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = perbedaan ketinggian fluida pada pipa vertikal (m)
ρ Hg = massa jenis air raksa (kg/m3)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

e. Alat Penyemprot
Gambar 9. Menunjukan alat penyemprot obat antinyamuk. Batang
pengisap (T) ditekan sehingga udara mengalir dengaan kecepatan tinggi dan
bertekanan kecil melewati ujung penampang A dan ujung penampang B
memeiliki perbedaan yang menyebbkan cairan tendon B akan naik dan
terdorong keluar ketika udara tertekan oleh pengisap pompa.

Gambar 9. Alat penyemprot

f. Gaya angkat pada pesawat terbang

Sebuah pesawat terbang dapat tinggal landas mengudara karena adanya gaya
angkat pada sayap pesawat terbang. Gaya angkat pada pesawat ini disebabkan oleh
adanya aliran udara yang melalui sayapnya. Penampang sayap pesawat terbang
memiliki bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang yang atas melengkung
dari pada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara di
bagian atas lebih besar dari pada di bagian bawah. Seperti yang terlihat pada Gambar
10.

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Gambar 10. Gaya angkat sayap pesawat terbang

Besarnya gaya angkap sayap pesawat terbang dapat dinyatakan dengan


persamaan berikut.

�1 − �2 = (�1 − �2) A

Persamaan gaya angkat tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut.

1
�1 − �2 = ρ ( v ₂2−v ₁ 2 ) A
2
Keterangan:
F1 = gaya pada sayap bagian bawah (N)
F2 = gaya pada sayap bagian atas (N)
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
v1 = kelajuan udara sayap bagian bawah (m/s)
v2 = kelajuan udara sayap bagian atas (m/s)
A = luas penampang sayap (m2)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013


Bahan Ajar (Fluida Dinamis)

Kelas XI SMA / MA Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai