Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGANGKUTAN LAUT

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Individu


Mata kuliah Hukum Dagang

Disusun Oleh:
ELSIFA BINTANG MADANIA
NIM.16340126
Dosen Pengampu:
Dr.H.Selamet B Hartanto, S.H, M.MM

ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangkutan laut memegang peranan penting karena selain
sebagai alat fisik yang membawa barang-barang dari produsen ke
konsumen, juga sebagai alat penentu harga dari barang –barang
tersebut. Disamping itu , jika ditinjau dari beberapa segi pengangkutan
banyak mempunyai manfaat berikut ini.
a. Dari kepentingan pengirim barang
Pengirim memperoleh manfaat untuk konsumsi pribadi maupun
keuntungan komersial.
b. Dari kepentingan pengangkut barang
Pengangkut memperoleh keuntungan material sejumlah uang
ataukeuntungan immaterial berupa peningkatan kepercayaan
masyarakat atau jasa angkutan yang diusahakan oleh pengangkut.
c. Dari kepentingan penerima barang
Penerima barang memperoleh manfaat untuk konsumsi pribadi
maupun keuntungan komersial.
d. Dari kepentingan masyarakat luas
Masyarakat memperoleh manfaat kebutuhan yang merata dan demi
kelangsungan pembangunan terlebih mendorong pertumbuhan bisnis
antar pulau atau antar negara.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian dan Pengaturan tentang Peraturan Laut?
b. Jenis-jenis Usaha Pengangkutan Laut

C. Tujuan
a. Untuk megetahui pengertian dan pengaturan tentang Peraturan Laut
b. Jenis – jenis Usaha Pengangkutan Laut
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pengaturan Tentang Peraturan Laut


Dalam PP No. 17 tahun 1988 pengertian pengangkutan laut yaitu
Setiap kegiatan pelayaran dengan menggunakan kapal laut untuk
mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan untuk satu perjalanan
atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain atau antara beberapa
pelabuhan (Pasal 1 Angka 1 PP No. 17 tahun 1988). Pengaturan
pengangkutan laut pada awalnya hanya diatur dalam KUHD buku II Bab
V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia Belanda, namun
kemudian diganti dan disempurnakan pada tanggal 17 September 1992
dengan UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran. Semua pengaturan
pelaksanaan mengenai pelayaran dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU ini
(Pasal 130 UU No. 21 Tahun 1992).

B. Jenis – Jenis Usaha Pengangkutan Laut


Ada empat macam penyelenggaraan pengangkutan laut, baik
menurut PP 17 Tahun 1988 tentang Penyelenggaraan dan Pengangkutan
Laut maupun menurut UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.

1. Pelayaran Dalam Negeri


Menurut PP No. 17 tahun 1988, pelayaran dalam negeri
merupakan kegiatan angkutan laut antar pelabuhan di Indonesia yang
dilakukan secara tetap dan teratur dengan menggunakan semua jenis
kapal.Selanjutnya pasal 73 UU No. 21 Tahun 1992 menyatakan
bahwa penyelenggaraan angkutan laut dalam negeri ini dilakukan de
ngan menggunakan kapal berbendera Indonesia dan kapal
berbendera asing yang dioperasikan oleh badan hukum Indonesia
dalam keadaan tertentudan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh pemerintah.

2. Pelayaran Rakyat
Menurut PP No. 17 Tahun 1988, pelayaran rakyat merupakan
kegiatan angkutan laut khusus untuk barang atau hewan antar
pelabuhan di Indonesia dengan menggunakan kapal layar motor
sesuai dengan persyaratan di antaranya:.
a. Dilakukan oleh perusahaan dalam satu badan usaha, termasukk
operasi .
b. Memiliki unit perahu layar atau kapal motor dengan ukuran
sampai dengan 850 m3 isi kotor atau kapal motor dengan
ukuran sampaidengan 100m3.
Sementara itu pasal 77 UU No. 21 Tahun 1992 mengatakan
pelayaran rakyat sebagai usaha rakyat yang bersifat tradisional
merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan, mempunyai
peranan yang penting dan karakteristik tersendiri.

3. Perairan Perintis
Menurut Pasal 84 UU No. 21 Tahun 1992, pelayaran perintis
ini berupa angkutan perairan yang menghubungkan daerah-daerah
terpencil dan belum berkembang . Adapun sebagai
penyelenggaraannya adalah pemerintah . Mengenai pelayaran
perintis ini , PP no 17 tahun 1988 menyatakan bahwa pelayaran
perintis merupakan kegiatan angkutan laut yang dilakukan secara
tetap dan teratur.
4. Pelayaran Luar Negeri
Pelayaran luar negeri merupakan pelayaran samudra sebagai
kegiatan angkutan laut ke atau dari negeri yang dilakukan secara
tetap dan teratur atau dengan pelayaran tidak tetap dan tidak dengan
menggunakan semua jenis kapal (Pasal 9 ayat 5 PP No. 17 Tahun
1988) .
Pelayaran luar negeri ini, menurut UU No 21 Tahun 1992
dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia yang menurut UU No.1
Tahun 1985 berbentuk perseroan terbatas dan atau perusahaan asing .
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pengangkutan laut yaitu kegiatan pelayaran dengan menggunakan
kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan untuk
satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain atau
antara beberapa pelabuhan. Pengangkutan laut diatur dalam UU No. 21
Tahun 1992 pasal 130.
Pelayaran laut sangat memegang peranan penting dalam kegiatan
Bisnis terutama dalam bidang ekspor -impor.
Proses pelayaran laut bukan hanya sebagai penunjang tapi merupakan
kebutuhan primer dalam Proses perdagangan barang maupun jasa akan
alat angkutan . Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pelayaran laut
memiliki kelemahan daripada proses pengangutan lainnya (pengangkutan
darat dan udara) yaitu segi kecepatan dan kemudahan proses
pengangkutan.Walaupun demikian secara konkret di lapangan,
pengangkutan laut menjadi sarana yang lebih bayak dipergunakan karena
selain dapat mengangkut lebih banyak barang atau jasa juga dikarenakan
harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Hal ini dapat megurangi cost
yang di keluarkan dan akan berdampak pada harga barang atau jasa itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku
H.M.N.Purwosutjipto.1993.”Pengertian Pokok Hukum Dagang
Indonesia”.Jakarta: Djambatan

b. Peraturan Perundang-undangan
UU no 21 tahun 1992 tentang Pelayaran

c. Internet
 http://duniabirulaut.blogspot.co.id/2012/02/pengangkutan-laut-
dalam-kegiatan-bisnis.html diakses pada Selasa , 20 Maret 2018
pukul 19.00 WIB
 http://mayhamsah-makalah.blogspot.co.id/2011/06/makalah-
transportasi.html diakses pada Kamis , 22 Maret 2018 pukul 20.15
WIB

Anda mungkin juga menyukai