Anda di halaman 1dari 18

Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

CRITICAL BOOK REPORT

DEMOKRASI

DOSEN PENGAMPU:

DRA. YUSNA MELIANTI, M.H

DISUSUN OLEH:

NAMA : GRESTINA WINDA S. MUNTHE

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA B 2018

NIM : 4183131049

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmat-nya
sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book report ini
dengan judul buku pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. adapun critical book
review ini dibuat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan. dalam penulisan critical book review ini, penulis tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu, ibu Dra.Yusna Melianti,M.H selaku dosen mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan dan kepada kedua orang tua dan teman-teman saya yang memberi
dukungan dan doa.

Penulis menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book report yang berbentuk makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi para
pembaca.

Medan, 29 Oktober 2019

Penulis.

2
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................... ..................................................................................... I


Daftar Isi.................................................. ...................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... ....................................2
1.2 Tujuan Penelitian........................................................... ...........................................................2
1.3 Manfaat Penelitian............................................ ........................................................................5
14. Identitas Buku…………………………………….........................................………………...5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Buku Utama………………………………………………......................................………….6
2.3 Buku Pembanding…………………………………….........................................…………….8
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
3.1 Kelebihan .................................. .............................................................................................15
3.2 Kekurangan..............................................................................................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………....................................……………………………..17
4.2 Saran……………………………………..................................……………………………..17
DAFTAR PUSTAKA

3
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan


pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya. Menurut
Abrams, kritik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan dan penilaian karya
sastra. Kritik buku adalah analisa terhadap suatu buku untuk mengamati atau menilai baik
buruknya buku secara objektif. Kritik buku adalah kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian
suatu buku dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau
menganalisis kelebihan dan kekurangan buku dan membantu memperbaiki kesalahan pada
buku agar tidak terjadi kekeliruan kembali.
Kegiatan mengkritik buku sangatlah penting mengingat bahwa pembaca dituntut untuk
memahami suatu buku secara kritis. Setiap buku yang dikritik akan menjadi rujukan pembuatan
buku yang lebih baik kedepannya. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terjadi
kemajuan literasi dalam dunia perbukuan terutama di Indonesia. Karena dari kegiatan ini
kualitas buku yang baik dapat diketahui secara detail dan mendalam. Dalam hal ini pengkritik
akan mengkritik sebuah buku yang berjudul Filsafat Pendidikan. Demi terwujudnya
pemahaman tentang materi pembelajaran Filsafat Pendidikan bagi mahasiswa yang akan
menjadi seorang pendidik.

1.2 TUJUAN

1) Menambah wawasan pembaca mengenai demokrasi


2) Meningkatkan motivasi pembaca dalam melahirkan jiwa masyarakat yang demokrasi
melalui tugas ini
3) Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
Pendidikan Kewarganegaraan dalam kaitannya dengan Demokrasi.

4
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

1.3 MANFAAT

Manfaat dari makalah ini adalah :


1) Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam bab demokrasi.
2) Menjadi salah satu referensi buku untuk para mahasiswa yang dipersiapan untu menjadi
guru.
3) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
4) Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.

1.4 IDENTITAS BUKU

Buku utama Buku Pembanding

Judul Buku PENDIDIKAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN UNTUK KEWARGANEGARAAN UNTUK
PERGURUAN TINGGI PERGURUAN TINGGI

Pengarang Apiek Gandamana, S.Pd, M.Pd Prof. Dr. H. Kaelan, M.S. & Drs. H.
Achmad Zubaidi, M.Si

Tahun 2019 2007


Terbit

Penerbit CV. HARAPAN CERDAS Paradigma

Kota Medan Yogyakarta


Penerbit

Jumlah 180 halaman 208 Halaman


Halaman

5
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 BUKU UTAMA

BAB VI : DEMOKRASI

A. Pendahuluan

Demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem
organisasi politik dan sosial. Dipilihnya demokrasi sebagai sistem kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara karena 2 alasan. Pertama hampir semua warga negara di dunia ini telah
menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental dan kedua, demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.

B. Konsep Demokrasi

Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “ Demokratia”
yang berarti “ Rule Of the People” . Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau
pemerintah ada di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah
kebebasan. Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah
absolut, melainkan memiliki keterbatasan.

Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga ngara turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih.

C. Bentuk Demokrasi

Secara teoritis, Budi Juliardi mengungkapkan demokrasi yang dianut oleh negara-negara
di dunia terbagi menjadi dua yaitu :

a).Demokrasi langsung (direct democracy) yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan undang-undang
b).Demokrasi tidak langsung ( indirect democracy) yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan
melalui sistem perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemilihan umum

6
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

D. Prinsip Prinsip Demokrasi

Ahmad Sanusi menyakinkan 10 pilar demokrasi yang dipesan oleh para pembentuk negara
sebagaimana disebutkan di dalam UUD 1945 sebagai berikut :

1) Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Demokrasi dengan kecerdasan
3) Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
4) Demokrasi dengan rule of law
5) Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
6) Demokrasi dengan hak asasi manusia
7) Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
8) Demokrasi dengan otonomi daerah
9) Demokrasi dengan kemakmuran dan
10) Demokrasi yang ber keadilan sosial

E. Demokrasi di Indonesia

Perlu dipahami bahwa demokrasi yan berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
kemajuan dari segi prosedural, pemilu legisatif, pemilu presiden dan paling penting dalam suasana
damai. Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasilla. Demokrasi pancasilla dapat
diartikan secara luas maupun sempit.

1) Secara luas demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai –
nilai pancasilla
2) Secara sempit demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Miriam Budiarjo, menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi
Indonesia sampai masa orde baru dapat dibagi dalam 4 masa yaitu :

1) Masa pertama RI (1945-1949) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional


2) Masa kedua RI (1959-1965) yaitu masa demokrasi terpimpin yang banyak aspek
menyimpang dari demokrasi konstitusional.

7
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

3) Masa ketiga RI (1965-1998) yaitu masa demokrasi pancasilla yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil.
4) Masa keempat (1998-sekarang) yaitu masa reformasi yan menginginkan tegaknya
demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik – praktik politik yang terjadi
pada masa ketiga RI.

F. Pendidikan Demokrasi

Pada dasarnya Pnedidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara , yaitu :

1) Pendidikan demokrasi secara formal , pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi timbal
balik, presentasi serta studi kasus
2) Pendidikan demokrasi secara informal, pendidikan yang lewat tahap pergaulan di rumah
maupun masyarakat.
3) Pendidikan demokrasi secara non formal, pendidikan yang melewati lingkungan
masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter yang
signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.

2.2 BUKU PEMBANDING

BAB IV : DEMOKRASI INDONESIA

A. Demokrasi dan Implementasinya

Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang demokrasi, ini
karena dua alasan:

1. Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental .

2. Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat
untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan
dalam jalur yang berbeda-beda (Rais, 1955:1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan, demokrasi juga


melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer, sistem

8
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa
Negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer.

B. Arti dan Perkembangan Demokrasi

Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan
rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian negara yang
dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan
rakyat.

C. Bentuk-Bentuk Demokrasi

Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Hal ini dapat
dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara misalnya
dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.

Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung,
sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini
kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden.

Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan
eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada di tangan seorang
perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu, misalnya
di Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya di India.

Prinsip demokrasi perwakilan liberal didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa
manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini
kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.

Kebebasan formal berdasarkan demokrasi liberal akan menghasilkan kesenjangan kelas yang
semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya kapitalislah yang menguasai negara.

D. Demokrasi Indonesia

9
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :


1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi

Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi berarti menegakkan
kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara.
Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan
penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.

Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua warga negara.
Mencakup :

- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara

- Koperasi

- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.

Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat mengandung pengertian tiga hal :

1. Pemerintah dari rakyat (government of the people)

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

10
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa mengandung unsur
yang paling penting dan mendasar, yaitu:

- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.

- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warganegara.

- Suatu sistem perwakilan

- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :

1. Kekuasaan ditangan rakyat

(a) Pembukaan UUD alinea IV

“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD RI yang
berkedaulatan rakyat…”

(b) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

“Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan


perrwakilan” (pokok pikiran III)

(c) UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”

(d) UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)

“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar”

Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam UUD.
Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.

11
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pembagian kekuasaan

Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :

1. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD 1945)

2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD pasal 5 ayat (1), pasal 19
dan pasal 22 C UUD 1945.

3. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal 24 ayat (1) UUD 1945.

4. Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR. Dalam UUD 1945
pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden selaku penguasa
eksekutif”.

5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif, didelegasikan kepada
DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena berdasarkan kenyataan pelaksanaan
kekuasaan Negara fungsinya tidak jelas.

3. Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui mekanisme 5 tahunan
kekeuasaan:

(a) Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”

Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(b) MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wapres,serta
melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar konstitusi.

(c) Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti mengawasi pemerintahan
selama jangka waktu 5 tahun.

12
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

(d) Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR (rangkaian kegiatan 5
tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, “… Oleh karena itu sistem Negara yang
terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas
permusyawaratan/perwakilan.”

(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.

Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :

(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD.”

(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD”

(3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.”

(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”

(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.”

Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.

13
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur sentral,
oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik
pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus
ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam
masyarakat.

14
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 KELEBIHAN

BUKU UTAMA:

 Keadaan fisik buku bagus dan tidak ada lecet


 Peletakan halaman sesuai dengan daftar isi dari buku utama ini
 Dilengkapi dengan soal-soal yang sesuai dengan materi setiap babnya
 Identitas materi buku ini juga sangat lengkap, dimana setiap babnya langsung
dibubuhi daftar pustaka.

BUKU PEMBANDING:

 Identitas materi buku ini juga sangat lengkap, dimana setiap babnya langsung
dibubuhi daftar pustaka.
 Dilengkapi dengan soal-soal yang sesuai dengan materi setiap babnya
 Keadaan fisik buku bagus dan tidak ada lecet

3.1 KEKURANGAN
BUKU UTAMA:
 Buku tidak berwarna sehingga bisa mengurangi minat untuk membaca
 Bahasa yang digunakan ialah sebagian bahasa yang sulit dimengerti dan peletakan
tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat.
 Gambar dari materipun tidak jelas sehingga si pembaca tidak mengerti akan yang
ada gambar di buku tersebut.
 Tidak mempunyai rangkuman sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana
ini telah memahami materi yang telah ia kuasai

15
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

BUKU PEMBANDING:

 Gambar dari materi tidak jelas karena terlihat seperti hasil fotocopy-an sehingga si
pembaca tidak mengerti akan yang ada gambar di buku tersebut.
 Buku tidak memiliki warna sehingga bisa mengurangi minat untuk membaca

16
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan Critical Book Report maka penulis menyimpulkan bahwa isi buku
sangat jelas mengkaji tentang Kewarganegaraan dengan materi demokrasi yang begitu sangat
diperlukan sebagai bekal bagi pendidik didalam proses belajar mengajar dan juga dapat dijadikan
acuan bagi pendidik untuk dapat memahami bahwa proses pembelajaran itu adalah ketika proses
itu dapat membelajarkan. Pembaca mendapat ilmu pengetahuan dan informasi yang penting dan
sangat bermanfaat bagi dirinya yang belum diketahui sebelumnya. Hanya saja masih ada
kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa yang sukar untuk dipahami dan tidak
adanya indeks pada buku ini. Begitu pula dengan peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang
kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman sehingga pembaca tidak bisa
mengukur sejauh mana ini telah memahami materi yang telah ia kuasai

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, penulis menyarankan agar
setiap gambar yang ada dibuku diberikan warna, sehingga pembaca dapat dengan jelas melihat
gambar yang ada di dalam buku dan isi buku kelihatan menarik dan menambah minat pembaca
untuk membaca buku. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya di tingkatkan lagi
agar kualisas buku ini semakin peningkat dan para pembaca semakin semangat untuk membacanya
beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki
agar kesempurnaan buku ini tercapai.

17
Critical Book Report : Pendidikan Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, A. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Medan: CV.


Harapan Cerdas.

Kaelan, H. dan Achmad, Z. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta : Paradigma.

18

Anda mungkin juga menyukai