Anda di halaman 1dari 12

23/10/2013

WAWASAN KEBANGSAAN
Untuk Indonesia yang Gemilang
Kamis, 24 Oktober 2013

Moh. Fadli
Dosen FH UB | Ketua Pusat Penelitian Peradaban UB | Staf Ahli PR II UB

PENGERTIAN
Wawasan Kebangsaan:
cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya
mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD
NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 1 angka 1 Permendagri


No 71 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pendidikan Wawasan Kebangsaan

1
23/10/2013

“Arus sejarah
memperlihatkan dengan
nyata bahwa semua
bangsa memerlukan suatu
konsepsi dan cita-cita.
Jika mereka tak memilikinya
atau jika konsepsi dan cita-
cita itu menjadi kabur dan
usang, maka bangsa itu
adalah dalam bahaya”
(Soekarno)

“Tidak ada dua bangsa yang


cara berjoangnya sama. Tiap-
tiap bangsa mempunyai cara
berjoang sendiri, mempunyai
karakteristik sendiri. Oleh
karena pada hakekatnya
bangsa sebagai individu
mampunyai keperibadian
sendiri. Keperibadian yang
terwujud dalam pelbagai hal,
dalam kebudayaannya,
dalam perekonomiannya,
dalam wataknya dan lain-lain
sebagainya”
(Soekarno)

2
23/10/2013

PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN (PWK)


Tujuan PWK (a.l):
Mengoptimalkan pengembangan dan
pelaksanaan nilai kebangsaan guna
pemberdayaan dan penguatan kesadaran
berbangsa dan bernegara
yang berlandaskan pada nilai Pancasila, UUD
NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI;

> Pasal 3 Permendagri No 71 Tahun 2012 <

SASARAN PWK
1) Organisasi politik
2) Organisasi
kemasyarakatan
(lembaga nirlaba
lainnya)
3) Pegawai negeri sipil
4) Guru atau Pendidik
5) Tokoh
agama/masyarakat
/adat.

3
23/10/2013

1. PANCASILA

4. NKRI
Materi 2. UUD NRI
PWK 1945

3. Bhinneka
Tunggal Ika

1. PANCASILA
1. Perspektif historis.
2. Makna dan fungsi Pancasila
1) Pancasila sebagai dasar negara
2) Pancasila sebagai ideologi
3) Pancasila sebagai falsafah
4) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
5) Pancasila sebagai pemersatu bangsa, dan
6) Wawasan pokok tiap-tiap sila dalam Pancasila.
3. Landasan teoritis sila demi sila Pancasila.
4. Aktualisasi Pancasila.

4
23/10/2013

PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

PERUMUSAN KONSEPTUALISASI PANCASILA


1. Dimulai pada masa Sidang I
BPUPKI (Ketua BPUPKI,
Radjiman Wediodiningrat)
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

2. Rangkaian ini ditutup dengan


Pidato Soekarno (1 Juni) yang
menawarkan lima prinsip dari
dasar negara yang diberi
nama Panca Sila.
3. Rumusan Soekarno tentang
Pancasila kemudian digodok
melalui Panitia Delapan yg
dibentuk oleh Ketua Sidang
BPUPKI.

5
23/10/2013

PERUMUSAN KONSEPTUALISASI PANCASILA


4. Kemudian membentuk
“Panitia Sembilan”, yang
menyempurnakan rumusan
Pancasila dari Pidato
Soekarno ke dalam rumusan
versi Piagam Jakarta pada 22
Juni 1945.
5. Fase “pengesahan”
dilakukan tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI yang
menghasilkan rumusan final
Pancasila yang mengikat
secara konstitusional dalam
kehidupan bernegara.

2. UUD NRI TAHUN 1945


1. Perspektif historis dilihat dari
sudut pandang pembentukan
dan penetapan.
2. Paham konstitusionalisme dan
negara hukum.
3. Pembukaan dan pokok-pokok
pikiran UUD NRI 1945.
4. Tema-tema pokok dalam
batang tubuh
5. Perubahan UUD NRI 1945.
6. Aktualisasi UUD NRI 1945

6
23/10/2013

UUD NRI 1945


• Konstitusi negara
• Landasan konstitusional yang
menjadi hukum dasar bagi setiap
peraturan Perundang-undangan di
bawahnya.
• UUD 1945 sebelum perubahan terdiri
atas:
(1) Pembukaan;
(2) Batang Tubuh;
(3) Penjelasan.
• Setelah perubahan, terdiri dari :
(1) Pembukaan;
(2) Pasal-pasal

PERUBAHAN UUD 1945


 Perubahan UUD 1945 pertama kali dilakukan pada Sidang
Umum MPR tahun 1999 yang menghasilkan Perubahan
Pertama.
 Setelah itu, dilanjutkan dengan Perubahan Kedua pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2000,
 Perubahan Ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001,
 Perubahan Keempat pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.
 Perubahan itu mencakup 21 bab, 73 pasal, dan 170 ayat, 3
pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.

7
23/10/2013

3. BHINNEKA TUNGGAL IKA


1) Perspektif historis, sosiologis, dan antropologis
2) Makna dan fungsi seloka Bhinneka Tunggal Ika
3) Perkembangan Ke-Bhinnekaan
4) Landasan teoritis
5) Aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika.

MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA


• Semboyan negara sebagai modal untuk bersatu.
• Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut,
secara harfiah mengandung arti bhinneka
(beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam
satu itu.
• Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita,
kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi
tantangan bagi kita bangsa Indonesia, baik kini
maupun yang akan datang.
• Kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung
tinggi, kita terima dan kita hormati serta kita
wujudkan.

8
23/10/2013

MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA


• Bung Hatta mengatakan bahwa
Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan
Bung Karno setelah Indonesia merdeka.
• Ketika merancang Lambang Negara RI
(Garuda Pancasila), semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dimasukkan ke dalamnya.

• Muh.Yamin merupakan
tokoh yang pertama kali
mengusulkan kepada
Bung Karno agar Bhinneka
Tunggal Ika dijadikan
semboyan sesanti negara

 Arysio Nunes dos Santos: Atlantis


The Lost Continent Finally Found
(riset 30 tahun-hal 674)
 Prof. Hugues Tertrais (Sarbonne),Perancis
dalam buku Asie du Sud-Est: enjeu
regional ou enjeu mondial? – Asia
Tenggara : pertarungan regional atau
pertarungan global?; menulis “I`Asie du
Sud-Est apparait comme un microcosme
de l`Asie, voire du Monde” – Asia
tenggara merupakan mikrokosmos asia
bahkan dunia.

 Dikenal Peneliti Belanda sebagai


Negara Pusat
Peradaban Masa Lalu

9
23/10/2013

4. NKRI
1) Perspektif historis
2) Makna dan fungsi NKRI
dilihat dari sudut pandang
Geo Strategis dan Geo
Politis.
3) Landasan teoritis.
4) Mencintai dan
mempertahankan NKRI

10
23/10/2013

NKRI
• Bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen
bersama.
• Pilihan tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa.
• Komitmen kebangsaan akan keutuhan NKRI menjadi
suatu “keniscayaan” yang harus dipahami oleh
seluruh komponen bangsa.
• “mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan
perubahan karena merupakan landasan hukum yang
kuat bahwa NKRI tidak dapat diganggu gugat”
(Pasal 37 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945)

11
23/10/2013

SEKIAN & TERIMAKASIH


MOH. FADLI
mfadlifh@ub.ac.id | mfadlifhub@yahoo.com

12

Anda mungkin juga menyukai