Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT UNTUK PELAYANAN PUBLIK

DI PROVINSI BANTEN

THE IMPLEMENTATION OF E-GOVERNMENT FOR PUBLIC SERVICES


IN BANTEN PROVINCE

Yana Suharyana
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten
Jl. Syeh Nawawi Albantani KP3B Palima Curug Kota Serang
tlp. (0254) 267053 fax. (0254) 267052
E-mail: ysuharyana@yahoo.com

ABSTRAK
Implementasi e-government untuk memberikan pelayanan kepada publik sangat diharapkan demi
terjalinnya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Namun demikian masih terjadi
ketidakseimbangan antara informasi yang diharapkan masyarakat dengan informasi yang disajikan
oleh pemerintah terutama informasi melalui media elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis implementasi e-government di Pemerintah Provinsi Banten didasarkan kebijakan
tentang pelayanan publik dan evaluasi kebijakan e-government dengan metodologi penelitian
kualitatif. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan amanat Inpres No. 3 tahun 2003 tentang
pengembangan pelaksanaan e-government, dengan konten pelayanan publik pada situs web
bantenprov.go.id. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah adanya pengelolaan sistem
informasi yang belum terintegrasi dengan unit kerja lainnya, selain itu masih adanya sistem
layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat tetapi masih belum tersedia didalam sistem
tersebut. Untuk meningkatkan pelaksanaan e-government tersebut perlu diberikan rekomendasi
yang mendukung upaya peningkatan dalam pelayanan e-government tersebut melalui penyediaan
regulasi atau kebijakan pengelolaan e-government, penyempurnaan pengelolaan perangkat lunak
(software), perangkat keras (hardware), sumber daya manusia (brainware).

Kata kunci : e-government, pelayanan publik, Provinsi Banten

ABSTRACT
To establish communication between the government and the public about the available ser-
vices, e-government needs to be implemented. There is still, however, imbalance between the
information expected by the society and the information presented by the government, espe-
cially information through electronic media. This study seeks to analyse the implementation of
e-government in the Banten Province based on policies about public services and the evaluation
of e-government policies in the province. This research employs a qualitative method, and data
is collected by comparing the mandate of Presidential Decree number 3 of 2003 about national
strategy and policy for the development of e-government, and the content of public services
available on the bantenprov.go.id website. The study found that the information management
system is not yet integrated with other work units, in addition to the lack of information needed

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


45
by the community about public services. The study further recommended the provision of regu-
lations and policy management of e-government, alongside with improving the management of
software, hardware, and brain ware (Human Resources) to enhance the implementation of e-
government in Banten Province.

Keywords: e-government, province of Banten, public services.

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi informasi


E-Goverment (electronic govern-ment) sekarang ini secara perlahan mengubah pola
adalah suatu pemanfaatan teknologi interaksi dan komunikasi yang modern baik
informasi baik internet maupun non-internet, antar masyarakat maupun pemerintah dengan
untuk menyediakan pelayanan yang lebih masyarakat, hal ini menjadi tugas aparatur
nyaman dan efisien terhadap warga dan pemerintah untuk bisa menyesuaikan
organisasi atas informasi dan pelayanan perkembangan zaman melalui penyediaan
pemerintah (priyatno, 2009). Implementasi informasi dan pola komunikasi yang lebik
e-governmnet untuk meningkatkan baik, efektif dan efisien. Namun didalam
komunikasi antara pemerintah dan perjalanannya, e-government pada
masyarakat merupakan kebutuhan yang Pemerintah Provinsi Banten masih memiliki
sangat mendesak sebagaimana tertuang banyak kekurangan terutama konten yang
dalam Undang-undang no. 14 tahun 2008 berhubungan dengan informasi layanan
tentang keterbukaan informasi publik. Untuk publik, sebagai contoh kekurangan yang ada
menjawab tuntutan tersebut pemerintah di dalam website bantenprov.go.id adalah
Provinsi Banten telah membuat website belum adanya informasi menyangkut data
bantenprov.go.id, selain itu pemerintah perencanaan mulai dari perencanaan jangka
Provinsi Banten juga memayuni tentang pendek sampai dengan jangka panjang pada
keterbukaan informasi ini melalui peraturan tahun berjalan, belum adanya informasi
Gubernur Banten no. 16 tahun 2011 tentang keuangan terutama pelaksanaan anggaran
pedoman pelayanan informasi publik dan tahun berjalan, belum lengkapnya konten
dokumentasi di lingkungan Provinsi Banten. yang menyediakan informasi layanan
Peraturan Gubernur tersebut dimaksudkan masyarakat bidang kesehatan misalnya
sebagai upaya peningkatan layanan informasi pendaftaran pasien di RSUD Banten, bidang
kepada masyarakat. pendapatan daerah misalnya pembayaran

46 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
pajak kendaraan bermotor dan beberapa dalam implementasi e-government di Indo-
layanan lainnya yang berbasis online. Dalam nesia (Edwi Arief Sosiawan, 2008, hal 108)
implementasi e-government untuk pelayanan pada tulisan ini sudah membahas berkaitan
kepada masyarakat, kendala yang sering dengan Sumber Daya Manusia (SDM),
dihadapi tidak hanya menyangkut infrastruktur, dan regulasinya tetapi belum
ketersediaan perangkat keras, perangkat membahas secara detail hal-hal apa saja
lunak atau biaya operasional, regulasi atau harus di evaluasi terkait ketiga faktor
kebijakan operasional layanan informasi tersebut. Maka tulisan ini mengisi
publik online-nya saja tetapi yang tidak kalah kekosongan tersebut dengan membahasn
pentingnya adalah menyangkut komitmen faktor apa saja yang harus menjadi fokus
bersama dalam persoalan manajerial perhatian baik dari aspek sumber daya
(Dwiyanto, 2006). Salah satu faktor yang teknologi informasi, Sumber Daya Manusia
mempengaruhi keberhasilan suatu program (SDM), maupun regulasi pelaksanaan e-gov-
adalah komitmen pimpinan serta kompetensi ernment tersebut yang sesuai dengan aturan
Sumber daya manusia yang mengelolanya pengembangan e-government.
(Faizah dkk, 2009). Penelitian ini sudah Penelitian ini bertujuan untuk melihat
beberapa kali dilakukan oleh peneliti pelaksanaan e-government di Provinsi
diantaranya : analisis pengembangan e-gov- Banten baik dari sisi sumber daya teknologi
ernment di Kota Semarang (Alifian Adi informasi dan regulasi yang menjadi dasar
Prasetyo dkk, 2009, hal 10), framework pelaksanaan e-government di Provinsi
strategi implementasi e-government (Suhono Banten .
Harso Supangkat, 2006 hal 37), E-govern-
ment : studi pendahuluan di kabupaten METODE PENELITIAN
Sragen (Ikhsan Darmawan, 2011, hal 74) dari Penelitian ini menggunakan
ketiga tulisan diatas lingkupnya sudah baik metodologi kualitatif melalui wawancara
dalam membahas strategi pengembangan e- dengan informan sesuai tugas pokoknya
government namun demikian secara khusus dalam mengelola informasi publik melalui
tidak membahas pelaksanaan e-governmnet wawancara dan pengamatan langsung
berdasarkan kebutuhan sumber daya dengan cara mengidentifikasi, menilai dan
teknologi informasinya maupun regulasinya. menganalisis implementasi e-government
Pada tulisan lain : tantangan dan hambatan dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


47
publik melalui situs bantenprov.go.id yang pemerintahan melalui peningkatan
didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor transparansi dan akuntabilitas pada lembaga-
3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi lembaga layanan publik. E-government juga
Nasional Pengembangan E-Government. diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi birokrasi,
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan
PEMBAHASAN inovasi, baik dari pihak penyelenggara
E-government untuk pelayanan publik pelayanan publik ataupun bagi masyarakat.
bertujuan untuk memberikan pelayanan Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003
publik secara penuh kepada masyarakat tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
dalam bentuk penyampaian informasi Pengembangan E-Government, pemerintah
meliputi penyampaian informasi program harus mampu memenuhi dua modalitas
kerja, visi misi, pelayanan publik, hingga tuntutan masyarakat yang berbeda namun
hubungan ke setiap Satuan Kerja Perangkat berkaitan erat, yaitu :
Daerah (SKPD) termasuk pada pihak 1. Masyarakat menuntut pelayanan
eksternal (mustafid dkk, 2014). Pelayanan publik yang memenuhi kepentingan
publik yang berkualitas merupakan amanat masyarakat luas di seluruh wilayah
dari UU RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Indonesia, dapat diandalkan dan
Pelayanan Publik yang didalamnya mengatur terpercaya, serta mudah dijangkau
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik agar secara interaktif;
fungsi-fungsi pemerintahan dalam 2. Masyarakat menginginkan agar
melaksanakan pelayanan publik dapat aspirasi mereka didengar, sehingga
berjalan efektif. pemerintah harus memfasilitasi
Pelayanan publik berbasis e-govern- partisipasi dan dialog publik di dalam
ment dapat mempermudah masyarakat untuk perumusan kebijakan negara.
mengakses berbagai layanan tanpa harus
datang langsung ke kantor pemerintahan Dalam memanfaatkan kemajuan
(Junaidi, 2011). Kelengkapan dan teknologi informasi dan komunikasi, maka
keterbukaan informasi pada e-government pemerintah daerah dituntut secara otonom
yang dapat diakses akan mendorong harus dapat melaksanakan proses
terciptanya good governance dalam transformasi dari penyajian informasi dan

48 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
komunikasi yang konvensional menuju log bagi masyarakat agar dapat
penyajian informasi dan komunikasi secara berpartisipasi dalam perumusan
elektronik hal ini sesuai definisi dari Bank kebijakan negara.
Dunia, e-government merupakan 4. Pembentukan sistem manajemen dan
penggunaan teknologi informasi oleh proses kerja yang transparan dan
pemerintah, yang memungkinkan efisien serta memperlancar transaksi
pemerintah untuk mentransformasikan dan layanan antar lembaga pemerintah
hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pemerintah daerah otonom.
dan pihak yang berkepentingan. Sesuai
dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003, Beberapa faktor utama pada setiap
pengembangan e-government diarahkan dimensi yang menjadi kelemahan dalam
untuk mencapai empat tujuan, yaitu ; implementasi e-government untuk pelayanan
1. Pembentukan jaringan informasi dan publik. Faktor utama tersebut menjadi
transaksi pelayanan publik yang perhatian dalam melakukan perbaikan atau
memiliki kualitas dan lingkup yang penyempurnaan implementasi e-government
dapat memuaskan masyarakat luas yang bertujuan untuk peningkatan kinerja
serta dapat terjangkau di seluruh pelayanan publik diantaranya adalah sebagai
wilayah Indonesia pada setiap saat berikut :
tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan
biaya yang terjangkau oleh Kebijakan
masyarakat. Koordinasi kegiatan dan anggaran
2. Pembentukan hubungan interaktif dalam pengembangan dan pemanfaatan
dengan dunia usaha untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
meningkatkan perkembangan setiap OPD sangat berperan untuk
perekonomian nasional dan melakukan perencanaan dan evaluasi atas
memperkuat kemampuan menghadapi efektifitas dan efisiensi anggaran TIK
perubahan dan persaingan sebagaimana tujuan diselenggarakannya e-
perdagangan internasional. government. Standard Operating Procedure
3. Pembentukan mekanisme dan saluran (SOP) pengadaan, perencanaan,
komunikasi dengan lembaga-lembaga pemanfaatan dan pengendalian hal yang
negara serta penyediaan fasilitas dia- dimaksud diatas tentunya harus didukung

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


49
regulasi di tingkat daerah harus disediakan memiliki sebuah lembaga khusus yang
sebagai dasar pelaksanaannya. Penggunaan menangani TIK untuk pengelolaan e-
SOP pengadaan, perencanaan, pemanfaatan government. Sehingga kewenangan
dan pengendalian terkait dengan pengelolaan TIK menjadi jelas, apakah
pengembangan dan pengelolaan e-govern- pada Bagian Kominfo, Bagian PDE
ment akan mendorong keberhasilan dalam ataupun Bagian Humas. Keberadaan
penyelenggaraan pengadaan dan lembaga ini akan memberikan kontrol
pemanfaatan TIK agar setiap OPD dapat atas pengembangan dan pemanfaatan
menyesuaikan dengan standar anggaran dan TIK, serta kontrol anggaran secara
operasional yang telah ditentukan. terintegrasi agar dapat dilaksanakan
dengan baik, dan mampu menyediakan
Kelembagaan e-government yang efektif dan efisien
a) Organisasi fungsional. Organisasi ini c) Tenaga teknis dalam bidang TIK.
hendaknya dipimpin langsung oleh Adanya tenaga teknis programer,
kepala daerah dengan fungsi yang analis sistem dan teknisi jaringan yang
menentukan kebijakan dan anggaran cukup disertai dengan pelatihan
pengembangan dan pemanfaatan TIK. berjenjang dapat meminimalkan
Belum adanya organisasi fungsional kurang optimalnya layanan
seperti Dewan TIK daerah infrastruktur.
sebagaimana pengarahan dari
Kementrian Komunikasi dan Implementasi e-government
Informasi pada Peraturan Menteri memerlukan sistem terintegrasi, sehingga
Kominfo Nomor 41 Tahun 2007 data dapat diolah dalam sistem yang
(tentang Panduan Umum Tata Kelola terintegrasi antara Organisasi Perangkat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Daerah (OPD) yang satu dengan OPD yang
Nasional) beresiko banyak usulan lain. Resiko yang muncul atas kondisi data
kebijakan dari pejabat Eselon 3 tidak dengan sistem yang terintegrasi antara lain
bisa menjangkau ke seluruh SKPD yang dapat menyebabkan kesulitan dalam
sebagian besar berada di Eselon II. pencarian data, kesulitan dalam pelaporan
b) Lembaga khusus yang menangani data, resiko dalam keamanan data, serta
teknologi informasi seharusnya resiko dalam integritas data.

50 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
Pengelolaan bandwidth. Pengelolaan sosialisasi dan penyeragaman konten website
bandwidth dilakukan secara terintegrasi, tipa OPD oleh dinas kominfo, namun sebagai
sehingga bandwidth yang tersedia dapat gambaran awal bahwa pelaksanaan e-gov-
secara optimal yang dapat digunakan oleh ernment di Provinsi Banten belum
setiap OPD sesuai dengan kebutuhan. menggambarkan sebagai layanan publik
Pengelolaan bandwidth secara tidak sebagaimana terkandung dalam amanat
terintegrasi pada OPD beresiko pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003. Pada
penggunaan sumber daya TI dan kegiaatan kenyataannya memang sulit mengubah
pemanfaatan TIK tidak bisa terkontrol kebiasaan kerja manual ke sistem yang
dengan baik. Perangkat akses, server dan berbasis elektronik sesuai dengan tujuan dan
storage. Perlu dibangun adanya data center fungsi e-government, transformasi proses
yang sesuai dengan standar, sehingga kerja dari sistem secara manual seharusnya
kebutuhan perangkat akses, server dan stor- terjadi perubahan yang disesuaikan untuk
age dapat dikelola oleh OPD tertentu, memungkinkan berjalannya sistem
misalnya pada Kominfo, PDE maupun elektronik secara efektif dan optimal. Hal-
Humas. Pengelolaan data center secara hal yang ditemukan pada proses
mandiri akan mereduksi kerawanan implementasi e-governmnet di Provinsi
keamanan informasi. Banten adalah sebagai berikut :

Evaluasi Implementasi E-Government Aspek Kebijakan


Provinsi Banten Pada aspek kebijakan, di Provinsi
Provinsi Banten merupakan provinsi Banten belum ada regulasi yang secara
pemekaran dari Provinsi Jawa Barat yang operasional mengatur informasi yang
secara legal berdiri sejak tahun 2000. E-gov- dikecualikan, pengelolaan sistem informasi
ernment di Pemerintah Provinsi Banten telah apa saja yang harus disedikan sesuai tugas,
dioperasionalkan dengan situs pokok dan fungsi setiap OPD dalam
www.bantenprov.go.id menggunakan sistem memberikan pelayanan kepada masyarakat
jaringan yang belum efektif terkoneksi antar serta pelaksanaan fungsi pengawasan yang
OPD untuk melaksanakan tugas dan fungsi berkaitan pemberian reward dan punishment
pelayanan publik. Pengembangan sistem e- dalam proses pelaksanaan e-government
government telah dilakukan melalui kegiatan dipemerintah Provinsi Banten.

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


51
6. Belum ada koneksi layanan dengan
Aspek Aplikasi : lembaga penyelenggaran negara
Berdasarkan hasil yang ditemukan hal- lainnya yang menyediakan fasilitas
hal yang berkaitan dengan pengelolaan aspek layanan publik misalnya di wilayah
aplikasi diantaranya sebagai berikut : kewenangan provinsi Banten terdapat
1. Secara umum isi konten website beberapa kantor imigrasi yang tersebar
bantenprov.go.id menggambarkan di kab/kota tetapi pada konten layanan
komunikasi satu arah antara masyarakat di website
pemerintah dengan masyarakat. bantenprov.go.id tidak memfasilitasi
2. Kurangnya informasi berkaitan dengan layanan yang dilakukan kantor
perencanaan program dan kegiatan imigrasi misalnya menu pendaftaran
pada lingkup Pemerintah Provinsi paspor online dsb.
Banten yang meliputi rencana jangka
pendek, menengah, dan jangka Dari gambaran diatas menunjukan
panjang. bahwa masih perlu perhatian dalam
3. Belum ada keseragaman konten pada pengelolaan aplikasi serta upaya
isi website tiap OPD sehingga pengembangan untuk mentigerasikan
pencarian informasi tertentu sulit aplikasi yang satu dengan yang lainnya, baik
ditemukan misalnya pada konten yang aplikasi layanan publik yang ada pada
harus di sediakan oleh setiap OPD. lingkup kewenangan Provinsi Banten
4. Kurangnya informasi rincian belanja maupun aplikasi yang disediakan oleh intansi
berdasarkan program-program yang vertikal yang memberikan pelayanan di
ditangani Provinsi Banten terutama wilayah Provinsi Banten. sehingga
pada tahun berjalan. memudahkan masyarakat untuk
5. Belum terintegrasinya informasi mengaksesnya.
layanan publik antar OPD di lingkup
Pemerintah Provinsi Banten yang Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) /
disampaikan melalui situs web Brainware
bantenprov.go.id sebagai media untuk Berdasarkan hasil wawancara
mempublikasikan semua layanan yang ditemukan hal-hal yang berkaitan dengan
ada di tiap OPD provinsi Banten. pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

52 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
diantaranya sebagai berikut : komitmen sumber daya manusia dalam
1. Belum efektifnya pembinaan Sumber pelaksanaan aturan yang mendukung
Daya Manusia (SDM) yang pelaksanaan e-government yang ideal.
bertanggung jawab pada pengelolaan Aspek Perangkat Keras (Hardware)
bidang teknologi informasi sebagai Berdasarkan hasil pengamatan dan
contoh masih terjadi perpindahan wawancara dilapangan ditemukan hal-hal
pegawai sehingga proses pengelolaan sebagai berikut :
bidang teknologi informasi terganggu. 1. Belum adanya keseragaman spesifikasi
2. Sudah ada pertemuan berkala antara perangkat keras yang digunakan dalam
pengelola sistem informasi utama menunjang pelaksanaan e-government
(misalnya kominfo) dengan pengelola terutama spesifikasi server dan
sistem informasi pembantu (tiap OPD) perangat inti lainnya yang harus di
tetapi belum membahas bagaimana sediakan. Misalnya spesifikasi
upaya perbaikan konten layanan komputer server.
masyarakat. 2. Alokasi bandwidht di tiap OPD
3. Komitmen pimpinan dalam sebagai penunjang pelaksanaan e-gov-
menjalankan konsep dan aturan ernment sering digunakan tidak sesuai
pelaksanaan e-government di setiap dengan peruntukannya sehingga
OPD Provinsi Banten yang diatur oleh menggangu proses pengelolaan sistem
kebijakan yang berlaku dan wajib tersebut.
dilakukan oleh setiap perangkat
daerah. Dari temuan di atas menggambarkan
4. Masih terjadi double job (pekerjaan bahwa harus ada aturan yang mengatur
ganda) pegawai yang melaksanakan tentang spesifikasi perangkat keras
pengelolaan website dengan tugas- (haedware) sehingga kecepatan akses bisa
tugas administrasi lainnya sehingga membantu dalam implementasi e-govern-
proses pengelolaan tidak berjalan ment di Provinsi Banten.
sebagaimana mestinya.
Pengembangan E-Government untuk
Dari situasi diatas menggambarkan Pelayanan Publik
ketidak-konsistenan pola pengelolaan serta Implementasi e-government untuk

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


53
pelayanan publik berdasarkan Inpres No. 3 G2C (Government to Citizen) yang
Tahun 2003 memerlukan beberapa strategi, terintegrasi. Sebagai obyek
antara lain membangun e-government secara layanan, G2G berorientasi layanan
sistematik melalui tahapan yang realistik dan ke intra kelembagaan pemerintah
sasaran yang terukur, sehingga mudah daerah, G2B berorientasi layanan
difahami dan diikuti oleh semua pihak. dikhususkan untuk kalangan
Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2009, bisnis dan dunia usaha, sedangkan
pengembangan dan implementasi e-govern- G2C berorientasi layanan
ment dapat dilaksanakan melalui 4 tahapan ditujukan untuk masyarakat umum
(sosiawan, 2008) yaitu :
Tahap 1 Merupakan tahap persiapan Implementasi e-government
meliputi pembuatan situs Pemerintah Provinsi Banten masih banyak
informasi di setiap lembaga, yang harus di benahi jika mengacu pada
penyiapan sumber daya manusia amanat Inpres no. 3 tahun 2003. Sebagai
(SDM), penyiapan sarana akses salah satu yang menjadi parameter adalah
misalnya jaringan internet. sebagai mana telah digambarkan pada hasil
Tahap 2 Merupakan tahap pematangan, temuan yang sudah tersaji pada pembahasan
meliputi pembuatan situs diatas. Oleh karena itu upaya perbaikan
informasi publik interaktif, dan sistem informasi melalui website
pembuatan antar muka bantenprov.go.id harus lebih diutamakan
keterhubungan dengan lembaga pada penyajian konten-konten yang berkaitan
lain. dengan layanan unit kerja pemerintah
Tahap 3 Merupakan tahap pemantapan, Provinsi Banten yang di tampilkan pada
meliputi pembuatan situs transaksi website tersebut dan dapat diakses secara
pelayanan publik, dan pembuatan elektronik oleh penggunanya/masyarakat.
interoperabilitas. Hal tersebut bisa terealisasi jika aplikasi-
Tahap 4 Merupakan tahapan pemanfaatan, aplikasi tersebut saling terhubung atau
meliputi pembuatan aplikasi untuk terintergrasi dengan semua unit di SKPD,
pelayanan yang bersifat G2G maka akan menjadi sangat powerfull dalam
(Government to Government), pelaksanaan kegiatan administratif maupun
G2B (Government to Busines) dan layanan publik berbasis e-government selain

54 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
itu harus ada dukungan regulasi berupa memusatkan adanya perpindahan data
peraturan gubernur yang membahas secara pada antar aplikasi dengan tujuan
operasional terkait pengelolaan dan membagi data yang sama kepada
pelaksanaan e-government dipemerintah beberapa aplikasi yang berbeda.
Provinsi Banten. Integrasi pada level ini merupakan titik
Dalam mengatasi adanya kelemahan awal dari proses integrasi. Dari sudut
dalam pengelolaan e-government untuk pandang teknis, integrasi data relatif
pelayanan publik, diperlukan adanya sistem sederhana dan tidak memerlukan
informasi terintegrasi atau Enterprise Inte- adanya perubahan aplikasi. Masalah
gration (EI), sebagai konsep untuk membuat yang muncul adalah adanya
setiap aplikasi yang bekerja pada berbagai kompleksitas dan jumlah basis data.
platform berbeda dapat bekerja sama, dan 2. Integrasi aplikasi. Integrasi pada level
berhubungan guna menghasilkan suatu aplikasi menitikberatkan integrasi
kesatuan fungsionalitas, sehingga antara aplikasi yang ada diwebsite
memungkinkan untuk saling berbagi utama (bantenprov.go.id) dengan
informasi di dalam lembaga/ unit maupun aplikasi-aplikasi teknis yang ada di unit
diluar lembaga/ unit. Sistem ini juga kerja masing-masing (OPD).
melibatkan berbagai pihak di dalam dalam 3. Integrasi presentasi. Integrasi
pelaksanaannya, dengan mengakomodir presentasi menghasilkan sistem
hubungan antara G2G (Pemerintah dengan terintegrasi yang menyediakan lapisan
pemerintah), G2B (pemerintah dengan presentasi yang menyatu dimana
pelaku bisnis), G2N (pemerintah dengan pengguna akan dapat mengakses
masyarakat). fungsionalitas dari sistem terintegrasi.
Untuk mengintegrasikan sistem 4. Integrasi B2B. Saat ini integrasi
informasi yang ada di Pemerintah Provinsi aplikasi dalam Pemerintah Povinsi
Banten dapat menggunakan pendekatan yang Banten memerlukan banyak faktor
dipandang sebagai integrasi lapisan (layer) sesuai dengan kebutuhan. Terdapat
yang proses integrasinya dapat dilakukan kebutuhan yang memungkinkan
sesuai arsitektur berikut (Juric, dkk, 2007). integrasi antar instansi yang sering
1. Integrasi data. Integrasi ini diacu sebagai Business to Business

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


55
(B2B) dimana syarat yang harus Banten, selain itu konsep penyajian informasi
dipenuhi untuk B2B yang efisien belum bisa dirasakan secara luas oleh
adalah sebuah sistem informasi enter- masyarakat karena masih banyak konten
prise yang terintegrasi pada level yang tidak tersedia berkaitan layanan apa saja
proses bisnis. yang bisa diberikan oleh pemerintah Provinsi
5. Integrasi sistem pelaporan. Integrasi Banten melalui unit kerjanya. Oleh karena
sistem pelaporan merupakan bagian itu dalam pelaksanaannya perlu dukungan
yang sangat penting dalam proses regulasi tentang pengelolaan dan
integrasi. Sistem pelaporan ada pada pelaksanaan e-government, penyempurnaan
setiap SKPD atau unit pelayanan, aplikasi, penyeragaman perangkat keras baik
misalnya sistem pelaporan bidang yang menyangkut besaran bandwidht yang
kesehatan atau pendidikan yang khusus digunakan untuk mendukung
mencakup data di Kabupaten/Kota. pelaksanaan e-government maupun
spesifikasi hardware lainnya misalnya
KESIMPULAN spesifikasi komputer, peningkatan
Implementasi e-government untuk pengelolaan sumber daya manusia (SDM)
pelayanan publik di Pemerintah Provinsi sehingga penanggung jawab pengelolaan
Banten menggunakan situs bantenprov.go.id dalam pelaksanaan e-government di setiap
masih banyak hal yang harus diperbaharui OPD bisa berjalan maksimal misalnya
sesuai amanat Inpres no.3 tahun 2003. Salah pegawai yang bertanggung jawab di bidang
satu adalah masih banyak aplikasi dan sistem pengelolaan e-government tidak mudah
informasi belum tersedia sebagai bentuk dipindahtugaskan tanpa memenuhi
layanan yang baik kepada pengguna/ persyaratan-persyaratan yang sudah
masyarakat hal ini demi menunjang kinerja ditentukan.
pelayanan kepada masyarakat melalui situs Untuk memandu dan memudahkan
bantenprov.go.id. karena dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan e-government maka
e-government sekarang ini masih belum dapat di identifikasi tahapan-tahapan
adanya integrasi data dan sistem informasi pengembangan pelaksanaannya sehingga
yang ditampilkan melalui website tidak ada tahapan yang terlewati dan pada
baantenprov.go.id dengan website yang ada akhirnya pelaksanaan e-government bisa
di unit kerja lingkup pemerintah Provinsi berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu

56 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik


Di Provinsi Banten - Yana Suharyana
harus ada upaya untuk mengintegrasikan Kelola Teknologi Informasi. Seminar
Nasional Sistem Informasi Indonesia. 2-
antar komponen yang dibutuhkan baik 4 Desember.
menyangkut integrasi data, aplikasi, bahkan
Junaidi. 2011. Dukungan E-Government
komunikasi sistem informasi dengan pihak
dalam Upaya Peningkatan Kualitas
entitas eksternalnya misalnya G2G (Govern- Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah
ment to Government), G2B (Government to : Kasus Best Practices dari Sejumlah
Daerah di Indonesia. Proceeding
Busines) dan G2C (Government to Citizen). Simposium Nasioal Otonomi Daerah.
Lab-ANE FISIP Untirta.

DAFTAR PUSTAKA Raharjo, B. 2001. Membangun E-


Government. Bandung : ITB.
Dwiyanto, A. 2006. Mewujudkan Good
Governance :MelaluiPelayanan Publik. Sosiawan, E. A. 2008. Evaluasi
Yogyakarta : Gadjah Mada University Implementasi E-Government pada Situs
Press. Web Pemerintah Daerah di Indonesia :
Perpektif Content dan Manajemen. http:/
Harso Supangkat Suhono. 2006. framework /edw.dosen.upnyk.ac.id.
strategi implementasi e-government.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Utomo, S. D. 2008. Penanganan Pengaduan
Informasi & Komunikasi untuk Indone- Masyarakat Mengenai Pelayanan Publik.
sia Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi, Bisnis dan Birokrasi. 15 (3).
Arief Sosiawan Edwi. 2008. Tantangan dan
Hambatan dalam Implementasi E-Gov-
ernment di Indonesia

Faizah, N. & Sensuse D. I. 2009. Faktor-


Faktor Sukses Implementasi E-Govern-
ment di Empat Kabupaten di Indonesia.
Digital Information & System Confer-
ence.

Darmawan Ikhsan. 2011. E-Government :


Studi Pendahuluan di Kabupaten Sragen.
Proceeding Simposium Nasional
Otonomi Daerah Untirta

Fitriansyah, A., H. Budiarto, dan J. Santoso.


2013. Metode Pemeringkatan E-Govern-
ment Indonesia (PEGI) Untuk Audit Tata

Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah | Volume 1 Nomor 1 Juni 2017 | 45– 58


57
58 Implementasi e-government untuk Pelayanan Publik
Di Provinsi Banten - Yana Suharyana

Anda mungkin juga menyukai