Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PELAYANAN ASUHAN PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

RUMAH SAKIT CITRA SARI HUSADA


Jl.Raya. Kosambi-Telagasari Km 3 Klari - Karawang (41371)
Telepon (0267) 437507 Fax (0267) 438681
Jl.Raya. Kosambi-Telagasari Km 3 Klari - Karawang (41371)
Telepon (0267) 437507 Fax (0267) 438681
Email :rs_citrasarihusada@yahoo.co.id Website :
Family Health Center www.citrasarihusada.com

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT CITRA SARI HUSADA
NOMOR : 253/PER-DIR/RSCSH/I/2018

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN RISIKO BUNUH DIRI


Menimbang : a. bahwa pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan
pelayanan yang sama berhak mendapat kualitas asuhan yang
sama di rumah sakit
b. bahwa untuk melaksanakan prinsip kualitas asuhan yang
setingkat pimpinan rumah sakit merencanakan dan
mengkoordinasikan pelayanan pasien
c. bahwa untuk maksud tersebut pada butir a dan b maka perlu
ditetapkan dengan peraturan direktur Rumah Sakit Citra Sari
Husada
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
659/Menkes/per/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas
Dunia ( World Class Hospital).
6. Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Nomor
319/PB/A.4/88 tentang Informed Consent
7. Anggaran Dasar PT. Novialiano Husada (Akte Notaris Hindum
Muchsin, SH No. 20 Tahun 2011)
8. Surat Keputusan Direktur PT. Novialiano Husada No. 003 / SK-
DIR / NH / VIII / 2015 tentang Pengangkatan Pejabat Direktur
Rumah Sakit Citra Sari Husada
MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITRA SARI


HUSADA TENTANG PANDUAN PELAYANAN ASUHAN
PASIEN RISIKO BUNUH DIRI RUMAH SAKIT CITRA SARI
HUSADA

Pasal 1
Panduan pelayanan asuhan pasien risiko bunuh diri Rumah Sakit Citra Sari Husada sebagimana
tercantum dalam lampiran peraturan Direktur ini

Pasal 2
Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan asuhan pasien risiko bunuh diri Rumah Sakit Citra Sari
Husada dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Citra Sari Husada

Pasal 3
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 02 Januari 2018
Rumah Sakit Citra Sari Husada,

dr.Tresna Karmila,Sp.PK
Direktur
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITRA SARI HUSADA
TENTANG PELAYANAN ASUHAN PASIEN RISIKO BUNUH DIRI
NOMOR : 253/PER-DIR/RSCSH/I/2018
TANGGAL : 24 JANUARI 2018

BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yangdapat mengancam nyawa. Dalam
sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang
jikatidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap
bentuk aktivitas bunuh diri, niatnyaadalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai
sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita,2009).
a. Tujuan Umum

I. Sebagai pedoman penyelenggaraan panduan resiko bunuh diri pada pasien.


2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien di rumah sakit.
3. Untuk menerapkan konsep pelayanan resiko bunuh diri pada pasien.
4. Untuk melindungi pasien dari pelayanan yang tidak professional
b. Deskripsi program
Program ini dibuat untuk memberikan pemahaman dan pedoman dalam mengimplementasikan
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan faktor risiko bunuh diri, pence gahan, dan
penanganannya.
c. Tujuan khusus
Adapun tujuan dari panduan resiko bunuh diri adalah:
1. Identifikasi pasien yang mempunyai resiko bunuh diri.
2. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko bunuh diri,
pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan-klinis dan kepuasan pasien.
3. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko Bunuh Diri, Pencegahan, dan
Penanganannya.
4. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan Program Faktor
Risiko Bunuh Diri, Pencegahan, dan Penanganaan.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Jenis perilaku bunuh diri


Berdasarkan besamya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga
macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1) Isyarat Bunuh Diri

Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan: "To long jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!" atau
"Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya''. Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki
ide untuk mengakhiri hidupnya. narnun tidak disertai ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa /
tidak berdaya. Pasien Juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah
2) Ancaman Bunuh diri

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati
disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan
reneana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak
disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pemah
meneoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3) Percobaan Bunuh diri

Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan eara
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang
tinggi.
B. Diagnosa keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan
yang mungkin muneul adalah: Harga diri rendah. Bila telah merumuskan masalah ini, maka
tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien
(selengkapnya lihat ASKEP PADA KLIEN DENGAN HDR). Jika ditemukan data bahwa
pasien mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul : Risiko bunuh diri.
Bila telah merumuskan masalah ini, maka perawat perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.

C. Tindakan keperawatan
1. Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
a. Tindakan keperawatan untuk pasien pereobaan bunuh diri
1) Tujuan: Pasien tetap aman dan selamat
2) Tindakan: Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka perawat dapat
melakukan tindakan berikut :
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau,silet, gelas.tali pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan padapasien bahwa perawat akan melindungipasien sampai
tidak ada keinginan bunuh diri.

b. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri


1) Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri
2) Tindakan:
a) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pemah
meninggalkan pasien sendirian
b) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
c) Mendiskusikan dengan keluargauntuk tidak sering melamun sendiri
d) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur

2. Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah


a. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
1) Tujuan:
a) Pasien rnendapat perlindungan darilingkungannya
b) Pasien dapat rnengungkapkan perasaanya
c) Pasien dapat rneningkatkan harga dirinya
d) Pasien dapat rnenggunakan cara penyelesaian rnasalah yang baik
2) Tindakan keperawatan :
a) Mendiskusikan tentang cara rnengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan rnerninta
bantuan dari keluarga atau ternan.
b) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
1. Mernberi kesernpatan pasien rnengungkapkan perasaannya.
2. Berikan pujian bila pasien dapat rnengatakan perasaan yang positif.
3. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
4. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

c) Meningkatkan kernarnpuan menyelesaikan masalah, dengan cara:


1. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
2. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masmg masing cara penyelesaian
masalah Mendiskusikan dengan pasiencara menyelesaikan masalah yang lebih
baik
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri
1) Tujuan: Keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
2) Tindakan keperawatan:
a) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
b) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pemah muncul pada
pasien
c) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien
berisiko bunuh diri.
d) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri
e) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
3) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:
1. Memberikan tempat yang aman
2. Menempatkan pasien di tempat yang mudah diawasi, jangan biarkan pasien
mengunci diri di kamamya atau jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah
3. Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri.
4. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti:
tali, bahan bakar minyak bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang
berbahaya seperti obat nyamuk atauracun serangga.
5. Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda dan
gejala bunuh diri meningkat
6. Jangan pemah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan
tanda dan gejala untuk bunuh diri.
7. Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
8. Mengajarkan keluarga tentang hal-halyg dpt dilakukan apabila pasien melakukan
percobaan bunuh diri, antara lain:
a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tsb.
b) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan
bantuan medis
9. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
10. Memberikan informasi tentang nomortelepon darurat tenaga kesehatan
11. Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrolsecara teratur
untuk mengatasi masalah bunuh dirinya
12. Menganjurkan keluarga utk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima
benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara
penggunaannya, benar waktu penggunaannya

B. Ringkasan tindakan keperawatan untuk paslen berisiko bunuh diri berdasarkan perilaku
bunuh diri.
Tiga macam tindakan keperawatan tindakan keperawatan perilaku bunuh untuk pasien
untuk keluarga isyarat bunuh diri
1. Mendiskusikan cara Melakukan pen kes tentang mengatasi keinginan cara merawat
anggota bunuh diri keluarga yang ingin bunuh
2. Meningkatkan harga diri diri pasien
3. Meningkatkan kemampuan pasien dalam menyelesaikan masalah Ancaman bunuh
Melindungi pasien Melakukan pendidikan diri dan Percobaan kesehatan tentang cara
bunuh merawat anggota keluarga diri yang ingin bunuh diri

C. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. SP ( Pasien)
SP 1 Pasien
a) Mengidentifikasi -benda-benda yang dapatmembahayakan pasien.
b) Mengamankan benda-benda yang dapatmembahayakan pasien
c) Melakukan kontrak treatment
d) Mengajarkan cara mengendalikan doronganbunuh diri
e) Melatih cara mengendalikan dorongan bunuhdiri

SP 2 Pasien
a) Mengidentifikasi aspek positif pasien
b) Mendorong pasien untuk herfikirpositif terhadap diri
c) Mendorong pasien untuk menhargaidiri sebagai individu yang berharga

SP 3 Pasien
a) Mengidentifikasi pola koping yangbiasa diterapkan pasien
b) Menilai pola koping yg biasa dilakukan
c) Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d) Mendorong pasien memilih pola kopingyang konstruktif
e) Menganjurkan pasien menerapkan polakoping konstruktif dalam kegiatan harian

SP 4 Pasien
a) Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b) Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
c) Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan
yang realistis
2. SP ( Keluarga)
SP 1 Keluarga
a) Mendiskusikan masalah yg dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis perilaku bunuh
diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c) Menjelaskan cara-cara merawat pasienrisiko bunuh diri

SP 2 Keluarga
a) Melatih keluarga mempraktekkan caramerawat pasien dg risiko bunuh diri
b) Melatih keluarga melakukan tara merawat langsung kepada pasien risiko bunuh diri

SP 3 Keluarga
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
b) Menjelaskan follow lip pasien setelah pulang
BAB IV
DOKUMENTASI

I. Kemampuan yg diharapkan pada pasien


Pasien dapat :
a. Menyebutkan cara mengamankan benda-benda berbahaya
b. Menyebutkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
c. Menyebutkan aspek positif diri
d. Menyebutkan koping konstruktif untuk mengatasi masalah
e. Menyebutkan rencana masa depan
f. Membuat rencana masa depan

2. Kemampuan yg diharapkan pd keluarga


Keluarga dapat :
a. Menyebutkan pengertian bunuh diri danproses terjadinya bunuh diri
b. Menyebutkan tanda dan gejala resikobunuh diri
c. Menyebutkan cara merawat pasien denganbunuh diri
d. Membuat jadual aktivitas dan minum obatklien di rumah (discharge planning)
e. Memberikan pujian atas kemampuan pasien

Anda mungkin juga menyukai