Anda di halaman 1dari 5

PERANG DINGIN DI AMERIKA LATIN

A. Konflik Amerika Serikat dengan Uni Soviet di Kuba


Krisis Rudal Kuba adalah sebuah krisis yang terjadi antara tahun 1962 yang terjadi
sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Krisis ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori
sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia.
Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai
pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri. Pada bulan September 1962,
Nikita Khruschev, Perdana Menteri Uni Soviet, menyatakan kepada Presiden Amerika
Serikat John F. Kennedy bahwa setiap serangan berikutnya terhadap Kuba akan dinilai
sebagai tindakan perang.
Tidak lama kemudian, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang
yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS
karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam
waktu singkat setelah diluncurkan. Pada tanggal 22 Oktober 1962, Kennedy muncul di
muka publik dan menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan
menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis
Rudal Kuba ini.
Beberapa hal yang terjadi di kuba menyangkut konflik antara amerika serikat dengan
uni soviet, antara lain:
1. Nasionalisasi Perusahaan Oleh Kuba
Penerapan sistem ekonomi Amerika Serikat dilakukan melalui monopoli
perekonomian Kuba tampak pada kasus pemilikan tanah di Kuba. Pada masa
Pemerintahan Fulgencio Batista 75% tanah pertanian di Kuba di kuasai oleh orang
asing atau perusahaan asing terutama milik Amerika Serikat seperti United Fruit
Company. Monopoli perekonomian tersebut berdampak pada eksploitasi para pekerja
yang mengakibatkan penderitaan rakyat Kuba.
Monopoli perekonomian Kuba oleh Amerika Serikat ditandai pula dengan
semakin meningkatnya keberadaan bank asing milik Amerika Serikat di Kuba seperti
The First National Bank of Boston, First National City Bank of New York, Chase
Manhattan dan lainnya, selain itu Amerika Serikat memiliki lebih dari 165 Perusahaan
besar di Kuba, 60% bergerak di bidang jasa dan 40% bergerak di bidang industri gula.
Kondisi perekonomian Kuba semakin mengkhawatirkan setelah adanya
pengaruh mafia Amerika Serikat yang dipimpin Mayer Lansky di Kuba. Mayer
Lansky telah bekerja sama dengan Fulgencio Batista sejak tahun 1940 dalam
pendirian kasino di Kuba. Kerja sama keduanya semakin dipererat sejak Mayer
Lansky diangkat sebagai penasehat pribadi Fulgencio Batista. Mereka kemudian
mengeluarkan kebijakan ekonomi mengenai pengesahan perdagangan alkohol, ganja,
perjudian, dan prostitusi di Kuba sehingga pulau eksotis ini mendapat julukan sebagai
The Latin Las Vegas.
Pelaksanaan kebijakan ekonomi bagi pihak asing telah memberikan
keuntungan yang besar bagi pemilik modal asing dan pejabat pemerintahan Kuba,
sehingga menimbulkan kritikan dari rakyat Kuba. Mereka kemudian menuntut
pembaharuan politik dan ekonomi di Kuba dan menuntut turunya Fulgencio Batista
dari jabatannya sebagai pemimpin Kuba melalui Revolusi Kuba tahun 1959.
Selanjutnya, Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro melaksanakan
pembaharuan politik dengan cara menasionalisasi perusahaan asing di Kuba dengan
tujuan menstabilkan dan meningkatkan perekonomian Kuba melalui Undang-Undang
Reformasi Agraria yang di sahkan pada tanggal 17 Mei 1959.
Berdasarkan Undang-Undang Reformasi Agraria maka, pemerintah Kuba
memiliki hak legitimasi hukum untuk menyita tanah yang dimiliki perusahaan asing.
Pelaksanaan kebijakan ini telah menyebabkan harga saham perusahaan gula jatuh di
pasar bursa New York, dengan demikian Pemerintah Kuba dapat menyita perusahaan
asing khususnya perusahaan Amerika Serikat, seperti United Fruit Company dan King
Ranch, termasuk bank milik Amerika Serikat yang berada di Kuba.
Pada bulan Juni 1960, pemerintahan Kuba menasionalisasikan aset perusahaan
Amerika Serikat sebesar 800 juta dolar Amerika Serikat, kemudian pada bulan
Agustus 1960, pemerintah Kuba menasionalisasi seluruh bisnis Amerika Serikat
seperti perusahaan listrik, perusahaan telepon, penyulingan bensinm, dan penyulingan
gula. Setelah menasionalisasi perusahan dan lahan yang luasnya lebih dari 460 hektar.
Pemerintah Kuba kemudian memberikan tanah tersebut kepada petani. Kebijakan
ekonomi yang dilaksanakan Pemerintah Kuba menimbulkan dampak baik terhadap
Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro karena mendapat dukungan dari seluruh
wilayah Kuba, terutama dukungan dari petani di Kuba.
Selama dua tahun pelaksanaan Reformasi Agraria, pemerintah Kuba telah
mengusai seluruh lahan pertanian maupun haciendas
a. Jumlah lahan yang telah dikuasai telah mencapai lebih dari 700 ribu callabarias
b. Lahan ini selanjutnya dimanfaatkan sebagai lahan milik Negara dan lahan
koperasi seluas 290 ribu callabarias, 270 callabarias diberikan kepada petani yang
tergabung dalam asosiasi produsen kecil nasional dan 140 ribu callabarias
digunakan untuk kelompok petani yang masing-masing mendapat 5-30
callabarias.
Kebijakan reformasi agraria dan nasionalisasi ekonomi serta pemeberian lahan
pertanian bagi rakyat Kuba telah menumbuhkan rasa simpati dan dukungan rakyat
terhadap pemerintah Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro dan memperluas sikap
anti-Amerika di Kuba. Hubungan diplomatik Kuba dan Amerika Serikat semakin
memburuk pasca reformasi agraria dan nasionalisasi ekonomi. Ketegangan semakin
memuncak setelah pelaksanaan kebijakan politik serta ekonomi sosialis di Kuba.
Pada Februari 1960, pemerintah Kuba mengambil alih kilang minyak milik
Amerika Serikat karena kilang minyak milik Amerika Serikat di Kuba menolak untuk
memproduksi minyak.

2. Komunisme di kuba
Konstitusi Kuba menyatakan bahwa, "Partai Komunis Kuba adalah kekuatan
pembimbing utama masyarakat dan negara". Para anggota Partai Komunis Kuba
dipilih partai dalam proses yang ketat yang mencakup wawancara dengan rekan kerja
dan para tetangga. Mereka yang terpilih dianggap sebagai warga negara teladan
karena dipandang sebagai pendukung kuat revolusi.
Partai juga membuat rekomendasi mengenai pembangunan masa depan revolusi,
dan mengkritik kecenderungan-kecenderungan yang dianggap kontra-revolusioner.
Partai ini mempunyai pengaruh yang relatif luas di Kuba, namun otoritasnya lebih
bersifat moral, bukan legal. Partai Komunis Kuba adalah satu-satunya partai politik
yang legal; partai lain tidak diizinkan berdiri.
Pemilihan umum diadakan dengan surat suara rahasia, dan rakyat berusia 16 tahun
ke atas berhak memilih. Rakyat mencalonkan dan memilih kandidat untuk dewan
perwakilan munisipal. Kandidat-kandidat untuk Dewan Nasional dicalonkan oleh
dewan munisipal dan dipilih dengan ya/tidak. Bila calon tidak mendapatkan lebih dari
51% suara, pemilu akan diulang.
Kekuasaan legislatif secara nominal berada di tangan Dewan Nasional Kekuasaan
Rakyat. Namun, kecuali untuk dua sesi dalam setahun, kekuasaan legislatif
dilaksanakan oleh 31 orang anggota dari Dewan Negara yang dipilih oleh Majelis
Nasional dari anggota-anggotanya.Kekuasaan eksekutif resminya berada pada Dewan
Menteri, sebuah kabinet besar yang terdiri dari 8 anggota Dewan Negara, kepala-
kepala departemen nasional, dan orang-orang lainnya. Sebuah Komite Eksekutif yang
lebih kecil, terdiri dari anggota-anggota yang lebih penting dari Dewan Menteri,
mengawasi urusan-urusan biasa.
Sejak 1959 Fidel Castro telah menjadi kepala negara Kuba, pertama-tama sebagai
perdana menteri dan, setelah dihapuskannya jabatan itu dengan disahkannya
Konstitusi 1976, sebagai Presiden Dewan Negara, yang juga berfungsi sebagai kepala
negara. Ia pun menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba, dan sejak
1976, anggota Majelis Nasional dari munisipalitas Santiago de Cuba. (Konstitusi 1976
dan revisinya pada 1992 menyatakan bahwa Presiden Dewan Negara adalah anggota
Majelis Nasional).

3. Konflik Teluk Babi


Pada tanggal 17 Maret 1960, Pemerintahan Eisenhower menyetujui kebijakan
CIA untuk melatih dan memberikan perlengkapan militer kepada para eksil Kuba.
CIA kemudian mulai merekrut dan melatih pasukan gerilya anti-Castro di
pegunungan Sierra Madre, Guetemala. Pasukan penyerang ini dikenal dengan nama
Brigade 2506.
Setelah membentuk pasukan militer, Pemerintah Amerika Serikat dibawah
pimpinan Eisenhower kemudian menyusun rencana untuk mendaratkan Brigade 2506
di Kota Trinidad yang berada di Provinsi Sancti Spritus dengan alasan dikawasan
tersebut terdapat banyak kelompok gerilyawan anti-Castro yang dapat membantu
Brigede 2506, namun operasi ini belum dapat terlaksana karena masa jabatan
Eisenhower sebagai Presiden Amerika Serikat telah berakhir pada November 1960.
Kebijakan Eisenhower kemudian dilanjutkan oleh John F. Kennedy, Presiden
Amerika Serikat yang menggantikan Eisenhower.
Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy menerima penyerahan bendera
Brigade 2506 dan memerintahkan agar pendaratan Brigade 2506 dilakukan di
Semenanjung Zapata di Bahia de Cochinos (Teluk Babi) secara diam-diam tanpa
bantuan militer pasukan Amerika Serikat. Hal ini dimaksudkan agar serangan tersebut
terlihat seperti operasi gerilya dalam negeri dan akan membentuk persepsi
internasional bahwa serangan yang terjadi di Kuba adalah pertempuran yang terjadi
antara orang Kuba sendiri yang saling berselisih memperebutkan kekuasaan.
Sebelum serangan tersebut dilaksanakan, Pemerintah Amerika Serikat
memerintahkan tiga pesawat pengebom Douglas B-26 Invader yang menggunakan
tanda Fuerza Aerea Revolucionaris (FAR atau Angkatan Udara Revolusioner) untuk
menembaki dan mengebom landasan udara di San Antonio de los Banos, bandara
internasional Antonio Maceo dan landasan udara di Ciudad Libertad pada tanggal 15
April 1961.
Adapun maksud penyerangan ini adalah untuk menghancurkan kekuatan
militer udara Kuba. Namun rencana ini gagal karena Pemerintah Kuba telah
mengetahui rencana serangan ini sejak bulan April 1960 melalui agen KGB (dinas
rahasia Soviet) yang bernama Osvaldo Sanchez Cabrera dan Aragon. Dengan
demikian, pemerintah Kuba telah terlebih dahulu menyingkirkan pesawat tempurnya
dari landasan udara Kuba.
Perdana Menteri Kuba Dr. Raul Roa melaporkan tindakan penyerangan udara
ke Majelis Umum PBB, ia menuduh Amerika Serikat bertanggung jawab atas
serangan bom di Havana, San Antonio dan Santiago dan menganggap serangan yang
terjadi merupakan pendahuluan dari sebuah serangan besar yang dirancang,
diorganisir, dibantu, dipersenjatai, dan dibiayai oleh Amerika Serikat, namun tuduhan
itu dibantah oleh Adlai Stevenson, wakil Amerika Serikat di PBB. Ia menyatakan
tidak ada intervensi angkatan bersenjata Amerika Serikat dan tidak ada warga
Amerika yang terlibat dalam segala aksi di Kuba.
Menanggapi sikap Pemerintah Amerika Serikat, maka pada tanggal 16 April
1961 Komisi Pertahanan Revolusi Kuba kemudian melakukan mobilisasi pasukan
militer untuk menahan orang yang dianggap menentang revolusi Kuba.
Selain itu, di Kuba dibentuk pula pimpinan revolusi di Kuba yang memiliki
tanggung jawab atas masing-masing wilayah seperti Raul Castro di Provinsi Oriente,
Che Guevara di Pinar del Rio, Juan Almeida di Santa Clara, Ramiro Valdes
bertanggung jawab atas intelijen dan Guillermo Garsia berada di Managua, Havana.
Setelah pembentukan pemimpin revolusi, Pemerintah Kuba selanjutnya
menyebarluaskan poster pengingatan akan adanya serangan di Kub
Pada tanggal 17 April 1961, terjadi pendaratan empat buah kapal yang terdiri
dari kapal Huston, kapal Rio Escodido, Kapal Caribe, dan kapal Atlantico yang
mengangkut 1.511 Brigade 2506 yang di pimpin oleh Perez San Ramon di Pantai
Teluk Babi. Mereka diperkuat oleh dua unit infantry landing carft milik CIA yang
membawa persediaan makanan dan perlengkapan perang. Setelah mengetahui adanya
pendaratan pasukan penyerang tersebut, Pemerintah Kuba mengumumkan Kuba
dalam keadaan darurat.
Fidel Castro segera memerintahkan angkatan bersenjata Kuba dan pasukan
keamanan Kuba agar menindak tegas aksi sabotase, penembakan, dan serangan di
Kuba. Ia kemudian mengkoordinasikan pasukan pertahanan di sepanjang Pulau Kuba
dan melakukan serangan balasan terhadap para penyerang. Serangan di Kuba berhasil
diatasi oleh pasukan revolusioner Kuba pada tanggal 19 April 1961. Kemenangan
Kuba dalam menghadapi invasi tersebut menjadi simbol kemenangan terbesar Kuba
dalam menghadapi Amerika Serikat.

4. Normalisasi Hubungan Kuba- Amerika Serikat


Pembicaraan rahasia selama 18 bulan yang difasilitasi Vatikan dan Kanada,
akhirnya dapat mengakhiri permusuhan yang berlangsung selama lebih dari 50 tahun.
Obama dan Raul Castro melalui telepon, menyepakati pertukaran tahanan, yang
menandai dimulainya babak baru. Kedua pemimpin mengumumkan secara simultan
di televisi, rencana pembukaan kedutaan, perdagangan, penggunaan kartu kredit dan
debit AS, meningkatkan jumlah uang yang dapat dikirim pada warga Kuba, dan
membuka ekspor perangkat serta jasa telekomunikasi.
Pencabutan embargo AS akan membutuhkan persetujuan kongres, namun
Obama mengatakan dirinya akan mencari persetujuan itu, walau akan menghadapi
penentangan. Menurut jajak pendapat yang dilakukan Reuters, sebagian besar warga
AS terbuka untuk perbaikan hubungan dengan Kuba. Politisi AS juga semakin banyak
yang mendukung normalisasi hubungan, terutama dari kubu Demokrat.
Obama tidak mungkin mencabut embargo tanpa persetujuan Kongres, yang
akan dikuasai oleh kubu Republik mulai Januari 2015. Republik yang akan menguasai
DPR dan Senat, setelah kemenangan dalam pemilu sela, telah menolak normalisasi
hubungan dengan Kuba.
Kuba dan AS memiliki sejarah hubungan yang sangat dekat, sejak perang
kemerdekaan Kuba dari Spanyol. Saat Tomas Estrada Palma dikirim ke Washington,
sebagai diplomat pemerintahan revolusi Kuba, dia sukses membuat Kongres AS
meloloskan resolusi bersama. Resolusi itu merupakan salah satu faktor, yang berujung
pada deklarasi perang AS pada Spanyol, pada 1898, menuntut Kuba dibebaskan dari
pemerintahan kolonial Spanyol. Perang dimenangkan oleh AS, dan Kuba menjadi
negara independen pada 1902.Palma terpilih menjadi presiden pertama Kuba dalam
pemilu.
Pasukan AS kemudian meninggalkan Kuba, setelah negara baru itu
menandatangani Amandemen Platt, serta perjanjian untuk mengurangi pajak atas
produk AS. Amandemen Platt mengatur bahwa Kuba berada di bawah perlindungan
AS, yang dengan begitu memberikan AS hak untuk melakukan intervensi dalam
persoalan Kuba. Pada 16 Februari 1903, Palma menandatangani Perjanjian Kuba-
Amerika. Perjanjian itu mengatur pelepasan wilayah Teluk Guantanamo pada AS,
yang digunakan sebagai pangkalan angkatan laut AS hingga saat ini.
Selama dua generasi Kuba berada di luar jangkauan investasi AS. Perusahaan-
perusahaan AS hanya dapat menyaksikan rival mereka dari Eropa, Amerika Latin dan
Asia, menarik keuntungan dari negara di kepulauan Karibia, yang sebelumnya
didominasi oleh kepentingan AS. Kini setelah tercapainya kesepakatan untuk
memperbaiki hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan AS dapat kembali melirik
kesempatan di Kuba.

B. DAMPAK PERANG DINGIN DI AMERIKA LATIN


Hubungan diplomatik Kuba dan Amerika Serikat semakin memburuk pasca reformasi
agraria dan nasionalisasi ekonomi. Ketegangan semakin memuncak setelah pelaksanaan
kebijakan politik serta ekon Sikap Pemerintah Kuba yang semakin cenderung mengarah
ke politik sosialis ditandai dengan meningkatnya hubungan diplomatik antara Kuba dan
Uni Soviet semakin mengkhawatirkan kedudukan Amerika Serikat di kawasan Amerika
Latin pada umumnya dan Kuba pada khususnya.
Maka, sebagai upaya membendung komunisme dan menentang pemerintahan yang
dipimpin Fidel Castro pada tanggal 19 Oktober 1960, Pemerintah Amerika Serikat
mengeluarkan kebijakan ekonomi yang berisi pelarangan segala macam bentuk
perdagangan produk Amerika Serikat kecuali makanan dan obat-obatan di Kuba.
Tindakan politik Amerika Serikat semakin tegas terhadap Kuba dengan
dikeluarkannya embargo ekonomi Kuba pada tanggal 7 Februari 1962. Selama berada
dalam embargo ekonomi rakyat Kuba mengalami kekurangan bahan pangan dan obat-
obatan. Dalam keadaan ekonomi yang sedang terisolisasi, Pemerintah Kuba menegaskan
bahwa Kuba akan mempererat hubungannya dengan Uni Soviet dalam bidang ekonomi
dan militer omi sosialis di Kuba.

Anda mungkin juga menyukai