OLEH
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini, banyak sekali kekurangan, kami
berharap ada masukan, kritik dan saran yang membangun, sehingga nantinya kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, sehingga memperluas
cakrawala berpikir, dan menjadikan dunia keperawatan menjadi lebih maju.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
III. Analisa......................................................................................................................... 3
A. Pengkajian ................................................................................................................... 6
iii
BAB I
Laporan Pendahuluan
I. Kasus (Masalah Utama)
A. Definisi
1
II. Proses Terjadinya Masalah
Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan
penggunaan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi faktor predisposisi dan
presepitasi.
A. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan meliputi :
1. Faktor biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter yaitu
adanya anggota keluarga yang sering memperlihatkan atau melakukan
perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa, adanya riwayat, trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.
2. Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon terhadap psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal, maupun lingkungan. Perilaku kekerasan
terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila ada
keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau
terhambat. Salah satu kebutuhan manusia adalah berperilaku, apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi melalui perilaku konstruktif, maka
yang akan muncul adalah individu tersebut berperilaku deskruktif.
3. Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan social (Social environment theory) menyatakan bahwa
lingkungan social sangat mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk
asertif atau agresif. Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung
melalui proses sosialisasi (Social learning theory).
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik,
berbeda satu orang dengan yang lain. Sresor tersebut dapat merupakan
penyebab yang berasal dari dalam maupun luar individu.
Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan
dengan orang yang dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian, kematian),
kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik dan lainnya.
Sedangkan faktor luar individu meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan
2
yang terlalu rebut, kritikan yang mengarah pada penghinaan, dan tindakan
kekerasan.
C. Rentang Respon Marah
Marah yang dialami setiap individu memiliki rentang dimulai dari respon
adaptif sampai maladaptive.
Keterangan :
Asertif : Kemarahan yang di ungkapkan tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis / terhambat
Pasif : Respon lanjutan dimana pasien tidak mampu mengungkapkan
perasaannya
Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol
Destruktif : Perilaku amuk tidak terkontrol.
III. Analisa
A. Data Subjektif
1. Ungkapan berupa ancaman
2. Ungkapan kata-kata kasar
3. Ungkapan ingin memukul/melukai
B. Data Objektif
1. Wajah memerah dan tengang
2. Pandangan tajam
3. Mengepalkan tangan
4. Bicara kasar
5. Suara tinggi, menjerit, dan berteriak
6. Mudah tersinggung
7. Tekanan darah dan denyut nadi meningkat
8. Bermusuhan, sinis dan curiga
9. Tidak sabaran
3
C. Pohon Masalah
4
2. SP II
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
3. SP III
Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri pujian
Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat
dan verbal
4. SP IV
Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal. Beri pujian
Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat,
verbal dan spiritual
5
BAB II
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn “R.H”
Insial : Laki-laki
Umur : 18 Tahun, 10 Bulan
Agama : Islam
Informan : Klien
No RM : 02.60.xx
Tanggal 2 Oktober 2019, klien mengamuk dirumah dan mengancam ibunya agar
diberikan uang untuk membeli obat/sabu, serta memukul ibunya sehingga diantar
ke RSJ Sambang Lihum
Keluhan utama :
Pada saat pengkajian klien mengatakan mudah merasa gugup, dan kadang mudah
terkejut saat di panggil, sehingga membuat gugup dan curiga, seolah-olah ada yang
akan melukainya.
6
3. Aniaya fisik
Klien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik pada usia 18 tahun seperti
aniaya kekerasan pada ibunya, dan saudaranya, serta pernah berkelahi dengan
teman sekolah akibat di ejek.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
4. Aniaya Seksual
Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban ataupun pelaku aniaya seksual
Masalah Keperawatan: tidak ada
5. Penolakkan
Klien mengatakan pernah mengalami penolakkan oleh teman-temannya
sewaktu SMA karena di anggap pendiam.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
7. Tindakan Kriminal
Klien mengatakan tidak pernah tidak pernah mengalami dan melakukan
tindakkan criminal
Masalah Keperawatan: tidak ada
1. Tanda-tanda vital
TD = 120/80 mmHg
N = 85x/m
S = 36.5℃
RR = 22x/m
2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
= Perempuan = Klien
Penjelasan :
Klien tinggal serumah bersama saudara dan orang tua, klien mengatakan kalau klien
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakak sedang kuliah, sedangkan adek klien
baru masuk SMK. Pengambilan keputusan dalam keluarga di bebaskan oleh orang tua
memilih keputusan
8
2. Konsep diri:
a. Citra tubuh
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai tubuhnya apa
adanya
b. Identitas diri
Klien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara, klien baru lulus SMK dan
belum bekerja
c. Peran
Klien mengatakan berperan sebagai anak kedua dalam keluarga, klien belum
menikah, klien seringkali bergabung dengan teman-temannya dan jarang di
rumah.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul bersama
keluarganya dan bekerja serta menikah
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain, karena pernah masuk RSJ,
serta malu karena memang pendiam
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien ikut berperan aktif dalam kegiatan kelompok.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
karena merasa malu, dan tidak pandai dalam memulai percakapan.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
4. Spriritual
a. Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai islam dan
klien mengatakan shalat itu wajib.
9
b. Kegiatan Ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat 5 waktu.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan keras, pandangan mata tajam
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat banyak diam, dan kadang mengatakan malu untuk berbicara
bersama teman sesame pasien, karena tidak pandai memulai pembicaraan
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sering gugup apabila dipanggil tiba-tiba membuat klien cemas
dan merasa seakan ada orang yang akan mencelakainya.
5. Afek
Afek klien labil, dan emosi cepat berubah
10
7. Persepsi
Klien mengatakan pernah pernah mendengar bisikan-bisikan aneh dan melihat
bayangan aneh, tetapi saat ini tidak ada lagi.
8. Proses pikir
Proses piker klien adalah bloking, pembicaraan berhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal, kemudian dilanjutkan kembali.
9. Isi Pikir
Klien mengatakan bahwa setiap kejadian yang terjadi dengan lingkungan pasti
terjadi dengan nya.
11. Memori
a. Daya ingat jangka panjang
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, karena
mengingat kejadian lebih dari 6 bulan lalu.
b. Daya ingat jangka pendek
Klien tidak mengalami gangguan jangka pendek, klien masih ingat bagaimana
dia bisa masuk ke RS.
c. Gangguan daya ingat saat ini
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini, dibuktikan klien dapat
menyebutkan kegiatan seperti mandi, makan, mencuci, pertemuan yang di
lakukan setiap pagi.
11
Masalah keperawatan : tidak ada
2. BAK/BAB
Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekuensi kurang
lebih 4x sehari.
3. Mandi
Klien bisa mandi 3 kali sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain.
12
5. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang dari pukul 13.00 -
16.00 WITA. Sedangkan tidur malam pukul 22.00-06.00 WITA, kegiatan
sebelum tidur adalah makan snack malam, pertemuan malam, dan doa.
6. Penggunaan obat
Untuk pengguanaan obat Klien tidak membutuhkan bantuan karena Klien bisa
melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di konsumsi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit akan kerumah sakit atau Puskesmas, klien
mengatakan yang mendukung perawatan nya adalah keluarga.
13
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dukungan kelompok
Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk kesembuhannya
e. Masalah ekonomi
Klien yang menafkahi kehidupan ayahnya, yang bekerja di perusahaan swasta,
dan mengatakan keluarganya masih mampu dan berkecukupan.
14
Terapi medik :
Obat-obatan
1. Clozapine 2 x 25 mg
Clozapine adalah obat yang digunakan untuk mengurangi gejala psikosis.
Clozapine bekerja dengan cara menyeimbangkan dan menekan efek dari reaksi
kimia yang terjadi dalam otak, sehingga mengurangi gejala psikosis. Termasuk
golongan antipisikosis
Efek samping :
Sakit kepala
Mengantuk
Pandangan kabur
Pusing
Mual
Gangguan buang air kecil
Konstipasi
Tubuh merasa panas dan berkeringat
Mulut kering, namun produksi air liur meningkat
Berat badan bertambah, namun nafsu makan berkurang
Tremor
Merasa sangat lelah
Sesak napas.
Jantung berdebar
2. Trifluperazin 2 x 5 mg
Trifluperazin adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati
gangguan mental/ mood, membuat berpikir jernih dan tenang.
Efek samping
Berkedut atau gerak mata, bibir, lidah, wajah, tangan, atau kaki tidak
terkendali
tremor (gemetar tidak terkendali), mengiler, sulit menelan, gangguan
keseimbangan atau berjalan
merasa gelisah, gugup, atau teragitasi
15
otot sangat kaku (rigid), demam tinggi, berkeringat, bingung, denyut
jantung cepat atau berdebar, merasa akan pingsan
penurunan penglihatan di malam hari, tunnel vision, mata berair, sensitif
terhadap cahaya
kejang (black-out atau konvulsi)
mual dan nyeri perut, ruam kulit, dan sakit kuning (kulit atau mata
menguning)
lebih jarang atau tidak buang air kecil
kulit pucat, mudah memar atau berdarah, demam, sakit tenggorokan, gejala
flu
nyeri atau bengkak sendi dengan demam, kelenjar membesar, nyeri dada,
nyeri otot, muntah, pikiran atau perilaku yang tidak biasa dan warna kulit
belang-belang
denyut jantung lambat, nadi lemah, pingsan, napas lambat (dapat henti
napas)
3. Haloperidol 2 x 1,5 mg
Haloperidol adalah obat golongan antipisikosis yang bermanfaat mengatasi
gejala psikosis seperti skizofrenia. Haloperidol bekerja dengan mengembalikan
keseimbangan zat kimia alami dalam otak, sehingga dapat menimbulkan rasa
tenang.
Efek samping :
Disfungsi ereksi.
Gangguan siklus menstruasi.
Keinginan untuk terus bergerak (akathisia).
Gangguan pada gerakan otot (distonia).
Gerakan tidak terkendali pada lidah, wajah, dan bibir.
Berat badan bertambah.
Otot kaku.
Gejala seperti penyakit Parkinson.
Sakit kepala.
Sulit tidur.
Lemas.
16
4. Trihexphenidyl 2 x 2 mg
Trihexphenidyl digunakan untuk mengatasi gejala ekstrapiramidal, baik akibat
penyakit Parkinson atau efek samping obat seperti anti psikotik
Efek samping :
Konstipasi.
Pusing.
Sulit buang air kecil.
Mulut kering.
Pandangan buram.
Mual
17
XII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 DS : Klien mengatakan mudah merasa
gugup dan curiga seolah-olah ada
yang akan melukai nya, klien
pernah melakukan perilaku Resiko Perilaku Kekerasan
kekerasan terhadap saudara dan
ibunya,
DO : Klien berbicara keras, pandangan
mata tajam, afek klien labil.
2 DS: Klien merasa malu dengan orang
lain, karena tidak pandai memulai
percakapan. Klien mengatakan
pernah mengalami penolakkan oleh Harga diri rendah
teman-temannya sewaktu SMA
karena di anggap pendiam.
DO: Klien terlihat banyak diam,
dan kadang mengatakan malu
untuk berbicara bersama teman
sesame pasien, karena tidak pandai
memulai pembicaraan
18
XIII. DAFTAR MASALAH
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Harga diri rendah
3. Koping individu Tidak Efektif
4. Regimen terapeutik in efektif
B. Diagnosis Keperawatan
19
C. Intervensi Keperawatan
Tgl Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
22/ Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. beri salam setiap berinteraksi
keperawatan selama 1x24 jam, 2. perkenalkan nama, dan tujuan
10/ Kekerasan
diharapkan perilaku kekerasan 3. tanyakan dan panggil nama
19 tidak terjadi dengan kriteria hasil : kesukaan klien
- Klien mampu membina 4. tunjukan sikap empati, jujur, dan
- Hubungan saling percaya menepati janji
- klien mau berkenalan 5. tanyakan masalah klien dan
- Ada kontak mata dengan perasaannya sekarang
- klien 6. dengarkan dengan penuh perhatian
- klien bersedia berdiskusi
Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri
keperawatan selama 1x24 jam, pujian
Kekerasan
diharapkan perilaku kekerasan 2. Latih cara mengontrol PK dengan
tidak terjadi dengan kriteria hasil : obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna,
- Klien dapat mengontrol dan dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
menyebutkan cara minum obat)
mengontrol perilaku 3. Masukkan pada jadual kegiatan
kekerasan dengan 6 benar untuk latihan fisik dan minum obat
obat.
Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik &
keperawatan selama 1x24 jam, obat. Beri pujian
Kekerasan
diharapkan perilaku kekerasan 2. Latih cara mengontrol PK secara
tidak terjadi dengan kriteria hasil : verbal (3 cara, yaitu:
- Klien mampu menyebutkan mengungkapkan, meminta, menolak
dan mempraktikkan cara dengan benar)
mengontrol perilaku 3. Masukkan pada jadual kegiatan
kekerasan secara verbal/ untuk latihan fisik, minum obat dan
yaitu: mengungkapkan, verbal
meminta, dan menolak
dengan benar.
20
Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik &
keperawatan selama 1x24 jam, obat & verbal. Beri pujian
Kekerasan
diharapkan perilaku kekerasan 2. Latih cara mengontrol spiritual
tidak terjadi dengan kriteria hasil : (2 kegiatan)
- Klien mampu menyebutkan
3. Masukkan pada jadual kegiatan
dan mempraktikkan cara
untuk latihan fisik, minum obat,
mengontrol perilaku
verbal dan spiritual
kekerasan secara spiritual (2
cara : sholat dan doa)
Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik1,2 &
keperawatan selama 1x24 jam, obat & verbal & spiritual. Beri
Kekerasan
diharapkan perilaku kekerasan pujian
tidak terjadi dengan kriteria hasil : 2. Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Klien mampu mengontrol 3. Nilai apakah PK terkontrol
perilaku kekerasan dengan
fisik, tarik nafas dalam, 6
benar minum obat, verbal,
dan spiritual.
21
BAB III
Strategi Pelaksanaan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
- Klien tampak tenang
- Kooperatif dan mampu menjawab semua pertanyaan perawat
- Pandangan Mata tajam
2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien mampu membina
Hubungan saling percaya
klien mau berkenalan
Ada kontak mata antara perawat dan klien
mengidentifikasikan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan
Klien mampu menyebutkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
Klien dapat mempraktikkan cara latihan fisik nafas dalam
4. Tindakan keperawatan
perkenalkan nama, dan tujuan
tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
tunjukan sikap empati, jujur, dan menepati janji
tanyakan masalah klien dan perasaannya sekarang dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat PK
Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
22
Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan
bantal
23
Implementasi dan Evaluasi
Nama: R.H
Usia : 18 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 23 Oktober 2019 Tanggal : 23 Oktober 2019
Jam : 10.30 WITA Jam : 10.55 WITA
S:
DATA :
S : - Klien mengatakan dapat mengikuti diskusi - Klien mengatakan pernah marah
O: - Klien tampak tenang dan Kooperatif saat karena tidak diberi uang oleh orang
Wawancara tuanya
- Pandangan mata tajam - Saat marah klien merasa panas, tangan
mengepal, dan perasaan deg-degan.
- Klien mengatakan pernah mengancam
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
dan memukul ibunya, serta menampar
Resiko Perilaku Kekerasan
kakaknya
TINDAKAN : - Klien mengatakan setelah melakukan
Memperkenalkan nama, dan tujuan kekerasan, suadaranya menjauhinya.
Menanyakan dan panggil nama kesukaan
klien O:
Menunjukan sikap empati, jujur, dan - Klien tampak Tenang
menepati janji - Klien kooperatif dan menjawab semua
Menanyakan masalah klien dan pertanyaan yang di ajukan
perasaannya sekarang dengarkan dengan - TTV : TD : 120/80 mmHg
penuh perhatian - N : 92X/m S : 36,8℃ RR: 22x/m
Mengidentifikasi penyebab, tanda & A:
gejala, PK yang dilakukan, akibat PK Resiko Perilaku Kekerasan
Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik,
P:
RENCANA TINDAK LANJUT : Lanjutkan Strategi Pelaksanaan I Resiko
Latih cara mengontrol perilaku kekerasan perilaku kekerasan
dengan tarik nafas dalam dan memukul
bantal/ kasur
Perawat
Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik
Jovi
24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
- Klien tampak tenang
- Pandangan mata tajam
- Kooperatif dan mampu menjawab semua pertanyaan perawat
2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien mampu mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik :
tarik nafas dalam dan memukul kasur/bantal
Klien dapat menyebutkan cara mengendalikan perilaku kekerasan
4. Tindakan keperawatan
Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam dan
memuluk kasur/bantal
Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
B. STRATEGI KOMUNIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
4. Fase perkenalan/orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi zal, apa kabar hari ini? Kita akan melanjutkan pembahasan
tentang perilaku kekerasan
b. Evaluasi validasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Ada marah? Atau ada keluhan ?
c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)
Baik hari ini, kita akan melanjutkan pembahasan perilaku kekerasan, hari
ini kita akan mempraktikkan nya, kita akan berdiskusi kurang lebi 10-15
menit. Kita diraung depan TV bagaimana? Ada pertanyaan? Kalau tidak
ada kita mulai ya.
25
5. Fase kerja
Sebelumnya saat kamu marah apa yang kamu lakukan, sesuai yang kita
perbincangkan kemarin? Mari kita belajar cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik. Pertama tarik nafas dari hidung, keluarkan dari mulut. Bisa? Coba
saya liat? Wah sudah bagus kamu bisa mengikutinya, nanti kegiatan ini
dilakukan setiap hari ya zal, sehingga kamu bisa mengontrol kemarahan mu.
Setelah ini saya akan masukan ke dalam jadwal harian mu ya untuk latihan
nafas dalam.
6. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Bagaimana perasaan nya sekarang? Bisa praktikkan cara mengontrol
marah secara fisik? Sebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik.
b. Rencana tindak lanjut
Besok kita akan bertemu kembali membahas cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan obat-obatan
c. Kontrak yang akan datang
Besok pukul 10.30 WITA, saya akan melajutkan diskusi ini, saya permisi
dulu.
26
Implementasi dan Evaluasi
Nama: R.H
Usia : 18 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 24 Oktober 2019 Tanggal : 24 Oktober 2019
Jam : 13.10 WITA Jam : 13.30 WITA
S:
DATA :
S : - Klien mengatakan akan mengikuti diskusi - Klien mengatakan sudah dapat
O: - Pandangan mata klien tajam mengikuti latihan nafas dalam
- Klien tampak tenang dan Kooperatif saat
Wawancara O:
- klien mengepalkan tangan nya - Klien tampak Tenang
- Klien dapat mempraktikkan nafas
dalam secara mandiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
- TTV : TD: 110/80 mmHg
Resiko Perilaku Kekerasan
- N: 85x/m S: 36,5℃ RR: 20x/m
TINDAKAN :
Melatih cara mengontrol perilaku
A:
kekerasan secara fisik : tarik nafas dalam Resiko Perilaku Kekerasan
dan memuluk kasur/bantal
Memasukan pada jadwal kegiatan untuk P:
latihan fisik Lanjutkan Strategi Pelaksanaan II Resiko
perilaku kekerasan
RENCANA TINDAK LANJUT :
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri
pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, Perawat
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan fisik dan minum obat Jovi
27
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
- Klien tampak tenang
- Pandangan mata tajam
- Klien tampak sesekali mengepalkan tangan
2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol dan menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan 6 benar obat.
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 3 benar: jenis, guna, dosis)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
28
8. Fase kerja
Apakah sebelumnya pernah mendengar 6 benar obat? Atau sudah tau? Baiklah
kalau begitu, kita akan membahas 3 benar obat terlebih dahulu. Yang pertama
jenis obat, apakah sudah tau jenis-jenis obat? Obat yang kamu minum setiap
hari obat apa? Ada obat bebas, bebas terbatas, obat kerasa maupun obat
psikotropika. Selanjutnya adalah benar kegunaan, setiap obat punya kegunaan
yang berbeda, contohnya obat yang kamu minum tiap hari itu, berguna sebagai
penekan terhadap obat-obat napza yang kamu konsumsi. Apakah bisa di
pahami? Selanjutnya benar dosis, dosis obat biasanya disesuaikan dengan umur
dan berat badan serta pertimbangan tingkat keparahan penyakit pasien.
9. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Baik, kita cukupkan, bagaimana perasaan mu? Bisa sebutkan apa 3 benar
obat yang kita bahas tadi? Nanti sambil di ingat, saya akan memaskan ke
dalam jadwal kegiatan.
b. Rencana tindak lanjut
Besok kita lanjutkan membahas 3 benar obat yang selanjutnya
c. Kontrak yang akan datang
Besok pukul 11.30 WITA, saya akan melajutkan diskusi ini, saya permisi
dulu.
29
Implementasi dan Evaluasi
Nama: R.H
Usia : 18 Tahun
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 25 Oktober 2019 Tanggal : 25 Oktober 2019
Jam : 12.55 WITA Jam : 13.30 WITA
S:
DATA :
S : - Klien mengatakan dapat mengikuti diskusi - Klien mengatakan pernah mendengar
O: - Pandangan Mata klien tajam 6 benar obat, tetapi lupa
- Klien mengatakan tau beberapa jenis
obat seperti paracetamol dan
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
amoxcilin
Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan paham dan
TINDAKAN : mengerti 6 benar obat : jenis, guna
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri dan dosis.
pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat O:
(jelaskan 3 benar: jenis, guna, dosis) - Klien tampak Tenang
Masukkan pada jadual kegiatan untuk - Klien dapat menjawab ketika ditanya
latihan fisik dan minum obat 3 benar obat (Benar jenis, guna, dan
dosis)
RENCANA TINDAK LANJUT :
Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri A:
pujian
Latih cara mengontrol PK dengan obat Resiko Perilaku Kekerasan
(jelaskan 3 benar lanjutan:, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk P :
latihan fisik dan minum obat Lanjutkan Strategi Pelaksanaan II Resiko
perilaku kekerasan
Perawat
Jovi
30
LAMPIRAN
Nama : R.H
Ruang : Program Khusus Napza Pria
PELAKSANAAN
Waktu KEGIATAN
M B M B M B M B M B M B M B
05.00 Sholat Subuh
06.00 Senam Pagi
07.00 Mandi bersih bersih
08.00 Pemeriksaan TTV dan Fisik
08.30 Makan Pagi
09.00 Minum obat
09.30 Sholat Dhuha berjamaah
09.45 Pertemuan Pagi (TAKS)
10.00 Latihan Nafas dalam
10.15 Konsul Dokter/Perawat
11.00 Latihan Minum Obat
11.20 Rekreasi (Nonton, main kartu)
12.00 Sholat Dzuhur
13.00 Makan siang
13.30 Minum obat siang
14.00 Tidur Siang
16.00 Sholat Azhar
17.00 Mandi
18.00 Sholat Magrib
19.00 Makan malam
20.00 Nonton TV
22.00 Tidur Malam
31
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. 2017. Pendidikan Keperawatan Jiwa, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta ; CV
Andi Offset
Tim Pokja SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta ; PPNI
32