Bedah Buku Ananalisis Kebijakan Publik
Bedah Buku Ananalisis Kebijakan Publik
KELOMPOK VII
1. ISWAN HASAN
2. HIEN ISHAK
3. ISMAIL I. HUNTOYOO
4. IRMA HUSAIN
Setelah kami melihat atau mengamati buku ini Pengelolaan Danau Limboto Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, desain bukunya sangat sederhana dengan cover perpaduan
warna Biru, krem dan putih serta isi buku bernuansa hitam putih. Meskipun tampilan buku
ini terlihat sederhana tetapi menurut kami buku ini sangat menarik untuk dibaca, karena
buku ini menjelaskan tentang manajemen, kebijakan publik, bagaimana pengelolaan
danau limboto hingga implementasi kebijakan pengelolaan danau limboto. Buku ini
diterbikan oleh Deepublish (Grup Penerbitan CV. Budi Utama) dengan cetakan pertaman
Maret 2016. Buku ini didesain dengan ukuran sedang yang memudahkan kita
membawanya kemanapun, sehingga kita dapat membacanya dalam waktu-waktu luang
disela-sela pekerjaan kita.
Cover buku terkesan sangat sederhna akan tetapi menarik. Kami mengatakan
sederhana karena hanya menampilkan foto dari danau limboto yang diceritakan di dalam
buku Pengelolaan Danau Limboto dimana foto yang diberi efek sehingga nampak seperti
sebuah lukisan. Tulisan judul buku yang berwarna hitan dan merah nampak sangat jelas,
begitupun dengan foto pada cover buku.
Buku yang kami bedah dengan judul Pengelolaan Danau Limboto Dalam Perspektif
Kebijakan Publik yang diterbitkan oleh Grup Penerbitan CV. Budi Utama, berukuran
21x16 cm dan ketebalan 1 cm yang terdiri dari 83 halaman.
I. BAB I : PENDAHULUAN
Analisis kebijaan publik adalah ilmu yang mengasilkan informasi yang relevan
dengan kebijakan publik. Produk analisis kebijakan publik adalah nasehat. Kebijakan
yang diambil akan mempunyai biaya dan manfaat sosial tertentu. Kebijakan tertentu dapat
relatif menguntungkan suatu kelompok dan relatif merugikan suatu kelompok lainnya.
Analisis kebijakan publik merupakan upaya untuk mencegah kegagalan dalam
pemecahan masalah melalui kebijakan publik. Oleh karena itu, kehadiran analisis
kebijakan berada pada setiap tahapan dalam proses kebijakan publik.
Analisis kebijakan publik mempunyai tujuan yang bersifat penandaan (designative)
dengan pendekatan empiris (berdasarkan fakta), bersifat penilaian dengan pendekatan
evaluatif dan bersifat anjuran dengan pendekatan normatif.
William N. Dunn (2000) mengemukakan bahwa analisis kebijakan adalah suatu
disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan
argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan
kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kebijakan.
Kebijakan memiliki banyak istilah, bahkan seringkali penggunaannya dipertukatkan
dengan istilah-istilah lain seperti undang-undang, peraturan pemerintah, surar keputusan,
peraturan arah, ketentuan-ketentuan, usulan-usulan dan rancangan besar.
Kebijakan (policy) hendaknya dibedakan dengan kebijaksanaan (wisdom) karena
kebijaksanaan menurut Syafiie (2006:104), merupakan pengejawantahan aturan yang
sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh person pejabat yang
berwenang. Kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya atau kegiatan pemerintah, serta
perilaku negara pada umumnya dan kebijakan tersebut. Kebijakan publik adalah
semacam jawaban terhadap suatu masalah karena akan merupakan upaya
memecahkan, mengurangi, dan mencegah suatu keburukan serta sebaliknya menjadi
penganjur, inovasi, dan pemuka terjadinya kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan
terarah.
Menurut Dye (2008:1) “public policy is what ever govrnments choose to do or not to
do “, Konsep ini menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemenrintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Apabila pemerintah memilih untuk
melakukan sesuatu maka harus ada tujuan dan kebijakna negara tersebut harus meliputi
semua tindakan pemerintah, bukan semta-mata pernyataan keinginan pemerintah atau
pejabatnya. Disamping itu sesuatu yang tidak dilaskanakan oleh pemerintahpun termasuk
kebijakan negara. Hal ini disebankna “sesuatu tidak dilakukan” oleh pemerintah akan
mempunyai pengaruh yang sama besarnya dengan “sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah”.
Sedangkan istilah publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum,
masyarakat atau negara. Sebenarnya, menurut Syafiie (2006:17) dalam bahasa indonesia
sesuai bila diberi terjemahan praja, hanya sejak zaman belanda kata-kata sansekerta
tersebut sudah salah kaprah. Artinya sebenarnya dar kata praja tersebut adalah rakyat,
sehingga untuk pemerintah yang melayani keperluan seluruh masyarakat diberi istilah
pamang praja (pelayan rakyat).
Dengan demikian menurut Syafiie, publik adalah sejumlah manusia yang memiliki
kebersamaan berpikir, perasaaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik
berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.
Dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Gorontalo Nomor 01 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Danau Limboto dalam pasal 1 ayat (16) disebutkan bahwa pengelolaan
danau adalah upaya-upaya untuk mencegah, memulihkan kerusakan, memanfatkan,
melindungi dan melestarikan fungsi-fungsi danau sebagai penyanggah kehidupan pada
masa sekarang dan yang akan datang serta memanfaatkan untuk kesejahteaan
masyarakat. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menagatasi masalah danau
limboto adalah dengan mengintegrasikan tiga kekuatan yang harus saling bersonergis
menurut Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2015, yaitu :
1). Peningkatan koordinasi para penentu kebijakan di pusat maupun provnsi dengan
kabupaten/kota dlam implementasi program penyelamatan yang telah disusun.
2). Pengembangan peran kelembagaan dan instansi terkait sesuai kewenangannya untuk
melaksanakan dan mengawal setiap aktivitas penyelamatan dan pengelolaan danau
limboto
3). Meningkatkan partisipasi masyrakat pengguna dalam melakukan pemanfaatn,
oengelolaan dan konservasi sumber daya hayati danau limboto secara
bertanggungjawab.
Cakupan kawasan danau limboto adalah melipti kawasan inti, dan kawasan
penyangga. Menurut Kepala Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Dinas Pkerjaan Umum
dan Penataan Ruang Provinsi Gorontalo, Sultan Kalupe (2017) dalam draft Perda
Rencana tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi, Danau Limboto dikatakannya kawasan
inti ini meliputi seluruh bagian badan air danau yang dihitung dari ketinggian muka air
yang ditetapkan rata-rata 4,8 meter dari permukaan laut (DPL), Kawasan Sempada
Danau yang ditetapkan 50 meter dari tepi badan air danau yang bertanggul ditambah
area untuk untuk pembangunan kanal dan jalan akses danau denga jarak 40 meter dari
batas sempadan, serta 100 meter dari tepi badan air danau yang tidak bertanggul,
dengan luas total 3.332 hektar. Sedangkan kawasan penyangga adalah meliputi :
A. Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto yang berada di luar kawasan inti
danau, mencakup 1 satuan wilayah pengelolaan subdas dengan luas total 86.831
hektar, meliputi :
1. Satuan wilayah penelolaan sub das Alo, luas 7.600 hektar
2. Satuan wilayah pengelolaan sub das Batulayar, luas 15. 309 hektar
3. Satuan wilyah pengelolaan sub das Biyonga, Bulota luas 9.101 hektar
4. Satuan wilayah pengelolaan sub das Marisa luas 10.715 hektar
5. Satuan wilayah pengelolaan sub das Molamahu, luas 13.122 hektar
6. Satuan wilayah pengelolaan sub das Payunga, luas 5.104 hektar
7. Satuan wilayah pengelolaan sub das Pilolalenga, luas 4,980 hektar
8. Satuan wilayah pengelolaan sub das Pone, luas 3.278 hektar
9. Satuan wilayah pengelolaan sub das Pulubala, luas 10.578 hektar
10. Satuan wilayah pengelolaan sub das Tabongo, luas 2.150 hektar
11. Satuan wilayah pengelolaan sub das Talumelito, luas 1.278 hektar
12. Satuan wilayah pengelolaan sub das Tuladenggi, luas 3.711 hektar
B. Kawasan Cekungan Air Tnah (CAT), meliputi CAT Gorontalo dan CAT Molombulahe
C. Kawasan untuk pengembangan jaringan prasarana/sarana, kawasan untuk fungsi
lindung, dan kawasan pengembangan budidaya pertanian, perkebunan, perikanan,
pariwisata dan pemukiman, yang menunjang pengelolaan, pemanfaatan dan
pelestarian danau limboto.
Mengenai hak, kewajiban dan peran masyarajat menurut perda ini, pada pasal 12
menyebutkan hak masyarakat dalam pengelolaan danau meliputi : memanfaatkan zona
budidaya dan zona penyangga danau sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
memperoleh data dan informasi tentang keadaan danau, memperoleh kompensasi
apabila kegiatan pengelolaaan danau berdampak negatif pada masyarakat, sepanjang
hak ini tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, mengajukan gugatan
(class action) terhadap pengelolaan dan pelestaris danau ke pengadilan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu pada pasal 13 Perda Provinsi Gorontalo Nomor 1 Tahun 2008 memberi
aturan bahwa kewajiba masyarakat dalam pengelolaan danau meliputi : meindungi danau
dan daerah daerah aliran sungai dengan cara tidak melakukan kegiatan yang
menimbulakan kerusakan dan pencemaran danau, memelihara danau dan daerah aliran
sunga dengan cara melakukan kegiatan konservasi dan rehabilitasi baik secara mandiri,
berkelompok dan atau bekerja sama dengan pemerintah, meaporkan kegiatan yang
memiliki dampak merusak danau kepada pemerintah setempat dan/instansi pengelola
lingkungan hidup baik di kabupaten dan kota maupun provinsi.
Saat ini kondisi danau limboto sangat memprihatinkan yang diakibtkan oleh
kompeksnya permasalahan danau terutama akibat eksploitasi manusia yang berlebihan
dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Permasalahan itu bukan saja terjadi
di area perairan danau tetapi juga dikarenakan dalam 10 tahun terakhir diketahui 54 km²
wilayah hutan di DAS Limboto telah berubah menjadi tanah pertanian dan pemukiman.
Dengan melihat kondisi danau limboto, maka pemerintah pusat memasukan danau
limboto ke dalam kawasan strategis nasional. Mengingat maslah pemanfaatn danau
limboto oleh masyarakat, sulit untuk dilakukan inventarisasi terhadap penduduk yang
tinggal di bantaran danau limboto tersebut.
Dari buku yang kami baca ini penulis menjukkan bahwa pada tahun 1993,
kedalaman danau limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha. Pada tahun 1995 kedalaman
danau 16 meter. Pada tahun 1961 kedalaman 10 meter dan luasan 4.250 Ha. Pada tahun
1990–2008 kedalaman 2,5 meter luasnya 3.000 Ha. Dan terakhir pada tahun 2010–2014
luas danau tinggal 2010 rata-rata penyusutan luas sekitar 70 Ha/tahun.