Anda di halaman 1dari 4

Jadi yang menjadi dasar Allah memilih Abraham adalah:

1. Atas perkenanan-Nya sendiri

Kenapa bukan Nahor atau Haran tetapi Abraham yang dipilih? jawabannya sederhana
karena Allah memilih oarang-orang yang “mendapat perkenanan-Nya”[4]. Pemilihan
Allah atas Abraham tidak didasarkan oleh bakat, kemampuan dan kehebatannya,
tetapi dengan suka rela, menurut kedaulatan, kehendak dan pertimbangan-Nya
sendiri[5].

2. Karena Abraham seorang yang taat

Rela meninggalkan usahanya, teman-temannya dan kesenangannya di Ur-Kasdim


hanya untuk mengikuti tuntunan Tuhan yang belum jelas arah atau tempat tujuannya,
dia hanya taat tanpa ada keraguan dan mulai bertindak (Ibrani 11:8). Launce C.
Wibbels dalam bukunya berkata: “Bagaimana Terah dibujuk untuk meninggalkan
tanah pilihannya dan tanah diman anaknya dikuburkan, kita tidak bisa
mengatakan”[6].

3. Abraham memiliki iman yang kokoh

Tuhan tidak salah memilih Abraham, karena terbukti dia memiliki iman yang teruji.
Pada saat Tuhan memanggilnya untuk pergi ke suatu tempat yang asing, dia tidak
hanya taat tetapi juga percaya dan menaruh imannya kepada Allah, sehingga ia
mengikuti firman Tuhan. Dan tidaklah berlebihan apabila ia juga layak disebut
sebagai pahlawan iman karena ia telah membuktikannya pada saat harta termahal
yang dia miliki yaitu Ishak, anaknya, yang telah lama mereka harap dan nantikan
dari Tuhan tetapi tiba-tiba Tuhan berfirman dan menyruh Abraham untuk
membersembahkan anaknya tersebut sebagai korban dan ia melaukaknnya, walau
pada akhirnya Malaikat Tuhan mencegahnya di detik-detik ia hendak menyembeli
Ishak (Kejadian 22:1-15).
4. Allah mempunyai tujuan besar melalui Abraham

Ketika Allah memilih dan menetapkan seseorang pasti memiliki sebuah tujuan atau
ilahi. Demikian juga yang menjadi dasar bagi Allah untuk memilih Abraham agar
melalui kehidupannya dan keturannya kelak semua kaum mendapat berkat. Mengutip
apa yang dipaparkan oleh W.S Lasor dan temannya, bahwa pada saat Ia memilih
Abraham dan keturunannya, Allah mempunyai suatu tujuan: “olehmu semua kaum di
muka bumi ini akan mendapat berkat” (Kej 12:3)[7]. Dan terbukti sampai hari ini
semua kaum mendapat berkat dari Allah karena perjanjianNya dengan Abraham
digenapi.

Abraham bukanlah pahlawan, bukanlah seorang yang gagah berani, bukanlah juara,
melainkan seorang yang terpanggil oleh Allah kepada suatu kehidupan baru yang
direncanakan oleh Allah untuk semua manusia[8].

4. Makna teologis dari tindakan Allah mengganti nama Abram menjadi


Abraham

Nama yang diberikan oleh orang tua biasanya memiliki makna atau arti, terlebih pada
zaman dahulu, setiap nama punya pengertian. Puluhan tahun lamanya nama Abram
melekat dan menjadi panggilannya, namun suatu saat ketika usianya sudah 90 tahun,
Tuhan menampakakn diri dan berfirman kepadanya serta mengganti namanya dari
Abram menjadi Abraham (Kejadian 17:1-5). Nama Abram yang berarti Bapa yang
diluhurkan[9] diganti oleh Tuhan menjadi Abraham yang berarti Bapa banyak
orang[10] atau bapa segala bangsa. Allah memliki tujuan dibalik tindakanNya
mengganti nama Abraham dan memiliki makna teologis:

1. Tuhan membawa Abraham memasuki babak baru dalam hidupnya


Seringkali dalam kitab suci, orang-orang diberi nama baru pada tahap penting hidup
mereka. Allah mengubah Abram menjadi Abraham untuk menuntun Abraham
memasuki babak baru dalam hidupnya[11]. Babak yang baru bagi Abraham karena ia
akan menjadi Bapa segala bangsa melalui keturunanya, yang luarbiasa sesaat ketika
Allah mengubah nama Abraham, Dia mulai mengikat perjanjian dengan Abraham
mengenai keturunannya.

Tuhan ingin menunjukkan dan melakukan hal yang lebih besar lagi bagi Abraham
dimasa yang akan datang. Ketika dia tetap dengan nama Abram, maka tidaklah
mungkin bisa bapa yang universal, dimana hampir seluruh umat manusia di dunia
mengakui sebagai keturunannya. Alkitab mengisahkan bahwa setelah namanya
diganti oleh Allah dia mendapat janji Tuhan itu melalui kelahiran Ishak.

2. Menyatakan hubungan yang baru dengan Allah

Allah mengganti nama Abraham bukan agar lebih enak diucapkan, bukan hanya
Abraham sebetulnya yang namanya diganti oleh Tuhan, Sarai isterinya juga diganti,
kemudian Yakub, Simon dan yang lain, semua itu untuk menyatakan hubungan baru
mereka dengan Allah sebagai akibat dari perjanjian[12]. Hubungan yang semakin erat
dan dekat lagi dengan Tuhan, hubungan yang terljalin seperti orang tua dan amak.

3. Memberikan jaminan kepada Abraham bahwa Allah akan menepati


janji-janji-Nya

Dari awal ketika Allah memanggil Abram, banyak janji-janjiNya yang diberikan
kepada Abram. Untuk memberikan jaminan kepada Abram dan isterinya, maka Allah
mengubah namanya menjadi Abraham. Dr. F.L. Bakker menulis, dalam hal
pergantian nama Abram menjadi Abraham itu, Allah hendak memberi jaminan bahwa
Abraham akan menjadi Bapa sejumalah besar bangsa-bangsa. Pertukaran nama itu
memberi jaminan kepada Abram dan Sarai, bahwa Allah akan menepati
janji-janji-Nya[13]. Sebenarnya perjanjian Allah tidak hanya ditujukan kepada
Abraham, melainkan juga kepada semua keturunannya. Dia bukan hanya sebgai
Allahnya Abraham tetapi juga Allahnya keturunan Abrham. Perjanjian itu berlaku
untuk keturunan Abraham yang beriman, itu merupakan peraturanNya.

Anda mungkin juga menyukai