Undang undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang pelaksaannya dijelaskan lebih lanjut dalam
Peraturan Kepala LAN No. 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Dasar Kader PNS Golongan III menekanakan bahwa dalam rangka pewujudan cita-cita bangsa dan merealisasikan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibentuk Aparatur Sipil Negara yang memiliki nilai-nilai pribadi seperti integritas, professional, netral, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. ASN dituntut cakap menyelenggarakan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat dan sanggup berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Kehadiran ASN dalam pembangunan Nasional sangatlah penting, sehingga pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur harus dilaksanakan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Pendidikan sebagai suatu proses untuk untuk mengggali dan mengembangkan sumber daya manusia sebaik mungkin seharusnya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran, serta harus berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan dan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan bangsa dan negara. Dalam operasionalnya, pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Dalam UUSPN No 2 Tahun 1989 dijelaskan bahwa jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui Kegiatan Belajar Mengajar secara berjenjang dan bersinambungan .Jalur pendidikan luar sekolah melalui Kegiatan Belajar Mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambung. Jalur pendidikan sekolah dilakukan di sekolah-sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah salah satu diantaranya adalah keluarga. Dalam lingkungan keluarga ini anak didik sejak kecil dengan berbagai ilmu pengetahuan baik dari segi aqidah, akhlak, maupun ibadah. Dari segi aqidah ditanamkan iman dalam jiwa anak, yang tercermin dalam akhlaknya sehari-hari dan juga ibadahnya kepada Allah SWT.Dalam segi ibadah anak dilatih untuk shalat, puasa, membaca Al-Quran dan masih banyak lagi ibadah yang lainnya. Penanaman nilai-nilai keagamaan seharusnya memang dilakukan sejak anak usia dini, oleh sebab itu faktor keluarga dan sekolah di sini mempunyai peranan yang sangat penting. Pendidikan nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini, hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri anak, diperlukan berbagaima macam metode dan pendekatan. Salah satunya yaitu melaksanakan kegiatan kegamaan di sekolah contohnya kegiatan berdoa dan membaca asmaul husna setiap pagi sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai, kegiatan sholat dzuhur berjamaah, kegiatan hafalan surat Al-Qu’an dan sebagainya.